Daun pisang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Starr 050826-4195 Musa sp..jpg|jmpl|ka|250px|Pohon pisang]]
'''Daun pisang''' adalah daun dari [[pohon pisang]] yang digunakan sebagai bahan dekoratif pada berbagai kegiatan keagamaan atau sebagai bahan pelengkap dalam kuliner, seperti yang dilakukan beberapa negara di [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]]. Daun pisang mengandung [[polifenol]] dalam jumlah besar yang sama seperti pada [[daun teh]], berbentuk [[EGCG]], sehingga menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan pelengkap makanan.
[[Berkas:Banana leaf close up.jpg|jmpl|Gambar daun pisang dari dekat]]
'''Daun pisang''' adalah daun yang dihasilkan tumbuhan [[pisang]]. Daun pisang dalam kuliner Nusantara memiliki peran utama sebagai pendukung dekorasi, pelengkap, dan pengemas bahan makanan; selain itu juga digunakan pada berbagai kegiatan keagamaan. Tradisi seperti ini juga dikenal di banyak tempat di [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]].
 
'''Daun pisang''' adalah daun dari [[pohon pisang]] yang digunakan sebagai bahan dekoratif pada berbagai kegiatan keagamaan atau sebagai bahan pelengkap dalam kuliner, seperti yang dilakukan beberapa negara di [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara]]. Daun pisang mengandung [[polifenol]] dalam jumlah besar yang sama seperti pada [[daun teh]], berbentuk [[EGCG]], sehingga menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan pelengkap makanan.
Makanan khas Indonesia yang menggunakan daun pisang sebagai pelengkap, umumnya sebagai pembungkus atau alas, adalah:
 
Sebagai pengemas makanan, dikenal berbagai teknik pelipatan daun pisang untuk fungsi yang berbeda-beda. Dalam khazanah kuliner Jawa dikenal teknik-teknik berikut:
* [[pincuk]] (pengganti piring untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk nasi liwet, pecel, dan sate)
* [[pinjung]] (pembungkus makanan berkuah, tertutup, untuk [[bothok]], meniran)
* [[takir]] (pengganti mangkuk untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk jenang)
* [[terpelang]] (pembungkus satuan nasi atau ketan, tertutup)
* [[tum]] (pembungkus untuk wadah makanan berkuah, tertutup)
* [[samir]] (alas makanan berbentuk lembaran)
* [[sudi]] (alas makanan kecil, wadah jajanan)
* [[sudu]]/siru/suru (potongan memanjang daun pisang untuk digunakan seperti sendok)
* [[sumpil (kemasan)|sumpil]] (pembungkus berbentuk segitiga, biasanya untuk mengemas tempe)
 
Daun pisang yang digunakan untuk kemasan biasanya adalah daun pisang yang telah mengembang sempurna (bahasa Jawa: ''ujungan''). Pada beberapa penganan juga digunakan daun pisang yang masih muda dan lunak (''pupus''). Apabila keindahan tidak dipentingkan, daun pisang yang menguning juga digunakan, tetapi belum mengering. Untuk digunakan biasanya direndam terlebih dahulu di air agar menjadi lentur.
 
Makanan khas Indonesia yang menggunakan daun pisang sebagai pelengkap, umumnya sebagai pembungkus atau alas, adalah:
* [[Arem-arem]]
* [[Apem]]
* [[Bandeng presto]]
* [[Barongko]]
* [[Bebek betutu]]
* [[Cabuk rambak]]
* [[Botok]]
* [[Cabuk rambak]]
* [[Dadiah]]
* [[Kasuran]]
Baris 28 ⟶ 47:
* [[Rujak petis]]
* [[Sega Jamblang]] (meski saat ini lebih sering dibungkus [[daun jati]])
* [[Sumping waluh]] (sejenis jajanan tradisional yang terbuat dari tepung beras)
* [[Tempe]]
* [[Timpan]]
* [[Tumpeng]]
 
{{botani-stub}}
 
[[Kategori:ZingiberalesMusaceae]]
[[Kategori:Pisang]]
 
[[Kategori:Peralatan dapur Indonesia]]
[[en:Banana leaf]]
[[Kategori:Daun|pisang]]
[[es:Hoja de banana]]
[[Kategori:Wadah saji]]