Gosip: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
|||
(27 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Gosip''' atau '''gunjing''' adalah sebuah obrolan atau [[rumor|desas-desus]] kosong, yang biasanya berkaitan tentang urusan pribadi atau orang lain.<ref>{{cite web|url=http://dictionary.reference.com/browse/gossip?s=t|title=Gossip - Define Gossip at Dictionary.com|work=Dictionary.com|access-date=2018-09-24|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304100930/http://dictionary.reference.com/browse/gossip?s=t|dead-url=no}}</ref>
[[Berkas:No chat.jpg|jmpl|ka|Poster perang Soviet yang menyatakan: "Jangan bergosip! Gosip termasuk [[pengkhianatan]]" (1941).]]
==Dalam agama==▼
<!--Beberapa orang melihat gosip sebagai hal yang sepele, menyakitkan dan secara sosial dan / atau secara intelektual tidak produktif. Sebagian orang memandang gosip sebagai cara yang ringan untuk menyebarkan informasi.-->
=== Dalam Yudaisme ===▼
Yudaisme menganggap gosip yang diucapkan tanpa tujuan yang konstruktif (dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai ''[[Lashon hara]]'', "Lidah jahat") sebagai dosa. Berbicara secara negatif tentang orang-orang, bahkan walau sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dianggap sebagai dosa, karena hal itu merendahkan martabat manusia - baik pembicara maupun subjek gosip tersebut. Menurut [[Kitab Amsal|Amsal]] 18:8, "Perkataan si pemfitnah adalah seperti sesuatu yang ditelan dengan rakus, yang turun ke bagian-bagian perut yang paling dalam.".▼
▲== Dalam agama ==
=== Dalam Islam ===
Islam menganggap memfitnah (gosip dengan tujuan buruk) setara dengan memakan daging dari saudara yang sudah mati. Bagi Muslim, memfitnah hanya merugikan korbannya tanpa menawarkan mereka kesempatan untuk membela diri, sama seperti orang mati yang tidak dapat bertahan daging mereka dimakan orang lain. Seorang Muslim dituntut untuk memperlakukan orang lain seperti saudara sendiri (terlepas dari keyakinan, warna kulit, jenis kelamin, atau etnis mereka).
=== Dalam Kepercayaan Bahai ===
Bahai menganggap memfitnah (gosip dengan tujuan buruk) sebagai "kualitas manusia terburuk dan dosa yang paling besar".<ref>{{cite web|url=http://www.bahaiquotes.com/quotepage.php?Quotes%2FBackbiting|website=Bahai Quotes.com|accessdate=11 November 2017|title=Salinan arsip|archive-date=2018-09-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20180924224839/http://www.bahaiquotes.com/quotepage.php?Quotes%2FBackbiting|dead-url=yes}}</ref> Oleh karena itu, bahkan pembunuhan akan dianggap kurang tercela daripada memfitnah. [[Baha'u'llah]] menyatakan, "Memfitnah meredupkan cahaya hati, dan memadamkan kehidupan jiwa".
▲=== Dalam Yudaisme ===
==Referensi==▼
▲Yudaisme menganggap gosip yang diucapkan tanpa tujuan yang konstruktif (dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai ''[[Lashon hara]]'', "Lidah jahat") sebagai dosa. Berbicara secara negatif tentang orang-orang, bahkan walau sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dianggap sebagai dosa, karena hal itu merendahkan martabat manusia - baik pembicara maupun subjek gosip tersebut. Menurut [[Kitab Amsal|Amsal]] 18:8, "Perkataan si pemfitnah adalah seperti sesuatu yang ditelan dengan rakus, yang turun ke bagian-bagian perut yang paling dalam.".
▲== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Isu]]
* [[Penindasan]]
* [[Ghibah]]
{{jurnalisme-stub}}
[[Kategori:Akhlak tercela]]
[[Kategori:Komunikasi manusia]]
|