Greg Shackleton: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Agogoatmaja (bicara | kontrib) →Peristiwa Balibo: menambah identitas saksi beserta referensi |
Rescuing 6 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Gregory John Shackleton''',<ref name=":0">{{Cite book|last=Gifford|first=Peter|url=http://adb.anu.edu.au/biography/shackleton-gregory-john-11661|title=Australian Dictionary of Biography|location=Canberra|publisher=National Centre of Biography, Australian National University|access-date=2020-12-01|archive-date=2023-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230329195148/https://adb.anu.edu.au/biography/shackleton-gregory-john-11661|dead-url=no}}</ref>
Greg Shackleton adalah seorang reporter dan presenter berita yang bekerja untuk Channel 7. Bersama dengan juru kamera Gary Cunningham, dan juru rekam suara, Tony Steward, serta turut bergabung bersama mereka, reporter Malcolm Rennie dan juru kamera Brian Petersen dari Channel 9. Mereka berlima bergabung melakukan tugas peliputan investigasi invasi [[Indonesia]] terhadap Timor Portugis.<ref name=":0" />
==
Gregory John Shackleton mengawali
Pada 10 Oktober 1975, ia dikirim untuk melakukan tugas peliputan perang yang terjadi Timor Portugis antara Fretelin dan partai-partai lain yang diduga mendapat dukungan Indonesia untuk melawan [[Fretilin|Fretelin]]. Kelima jurnalis Autralia ini mendapatkan akses dan pengawalan dari [[José Ramos Horta|Ramos Horta]] untuk melakukan peliputan berkeliling ke wilayah-wilayah Timor Portugis, hingga ke Kota Balibo.<ref>{{Cite web|title=The Balibo Five and Roger East|url=http://balibohouse.com/history/balibo-five-roger-east/|website=Balibó House Trust|language=en-US|access-date=2020-12-01|archive-date=2023-04-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230417080441/https://balibohouse.com/history/balibo-five-roger-east/|dead-url=no}}</ref>
Sebelum pertepuran terjadi, mereka berpikir bahwa sebagai jurnalis, mereka tidak akan menjadi target sasaran perang. Greg Shackleton sempat terekam menggambar bendera dan tulisan Australia di tembok rumah yang mereka tinggali dengan tinta merah sebagai penanda bahwa mereka adalah warga Australia dan tidak terlibat dalam konflik perang. Tahun 2003, rumah yang dikenal dengan nama Balibo House itu dijadikan pusat kajian komunitas (Balibo Community Learning Center) atas inisiasi Pemerintah Negara Bagian [[Victoria, Australia|Victoria]] serta stasiun televisi Channel 7 dan Channel 9.<ref>{{Cite web|date=2016-10-20|title=Developing capabilities that enhance life choices. - Balibó House Trust|url=
Pada saat pertempuran terjadi antara Fretelin dan lawan politiknya yang didukung tentara Indonesia, kelima jurnalis melakukan peliputan dari daerah perbukitan. Fretelin yang dipukul mundur hingga ke daerah perbukitan membuat kelima jurnalis ini berlari dan berlindung ke dalam rumah yang mereka tempati. Terjebak ditengah pertempuran, mereka dinyatakan tewas di rumah tersebut.
== Peristiwa Balibo ==
Peristiwa tewasnya kelima jurnalis Australia, Balibo Five, masih menjadi misteri yang belum benar-benar terungkap. Jendral [[Yoga Soegomo]], mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Indonesia (BAKIN; kini [[Badan Intelijen Negara Republik Indonesia|BIN]]) mengatakan tewasnya kelima jurnalis karena terjebak berada di tengah-tengan medan pertempuran akibat serangan mortir, yang artinya tanpa ada kesengajaan meski kerusakan rumah yang diserang relatif kecil.<ref name=":1">{{Cite web|title=Companion to East Timor - Blood Sacrifice at Balibo {{!}} School of Humanities and Social Sciences {{!}} UNSW Canberra|url=https://www.unsw.adfa.edu.au/school-of-humanities-and-social-sciences/timor-companion/balibo|website=www.unsw.adfa.edu.au|access-date=2020-12-01|archive-date=2020-12-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20201202231634/http://www.unsw.adfa.edu.au/school-of-humanities-and-social-sciences/timor-companion/balibo|dead-url=yes}}</ref>
Tom Sherman, mantan pengacara pemerintah Australia, menyampaikan temuannya pada tahun 1996. Laporannya mendukung skenario tewasnya kelima jurnalis dikarenakan tembakan atau kematian tidak disengaja akibat pertempuran yang terus berlanjut di saat itu. Kesimpulan Sherman bergantung pada kesaksian dari salah satu saksi dari [[Lisboa|Lisbon]] dengan kode “L1”. Skenario peristiwa ini sangat mirip dengan versi yang dikemukakan pada tahun 1975 dalam sebuah pernyataan dari seorang pejuang pro-Indonesia bernama Guilherme Tomas Goncalves yang merupakan anak dari [[Guilherme Maria Gonçalves]].<ref>{{Cite
Andrew McNaughtan, seorang praktisi dan aktivis medis Australia, mencoba melacak keberadaan saksi “L1”. Dalam melakukan pelacakan terhadap “L1” di Portugal, ia berkenalan dengan Lorenco Hornai, seorang mantan komandan pasukan pro-Indonesia. Hornai mengatakan kepada McNaughtan bahwa personel militer Indonesia membunuh kelima jurnalis karena tidak ingin peristiwa penyerangan terliput oleh media.<ref name=":1" />
Baris 21:
Pada Desember tahun 2000, saudari Brian Petersen, Maureen Tolfree, mengajukan pengaduan resmi kepada Pengadilan Koroner New South Wales tentang tewasnya Brian Petersen beserta keempat jurnalis lainnya. Pemeriksaan dimulai pada tahun 2007 oleh Deputi Pemeriksa Dorelle Pinch. Pemeriksaan itu melibatkan 66 saksi, termasuk 12 orang Timor Leste yang awalnya berjuang di pihak Indonesia, serta meninjau bukti-bukti dari penyelidikan sebelumnya dan mengevaluasi setiap inkonsistensi temuan. Pinch menemukan bahwa para jurnalis tewas karena luka yang diderita akibat tembakan dan/atau tusukan dengan sengaja oleh pasukan khusus Indonesia (KOPASSANDHA/[[Komando Pasukan Khusus|KOPASSUS]]) atas perintah Kapten [[Muhammad Yunus Yosfiah|Yunus Yosfiah]]. Penyelidikan tersebut menduga ada perintah dari Kepala Komando Pasukan Sandi Yudha ([[Kopassandha|KOPASSANDHA]]) saat itu, Mayjen [[Leonardus Benyamin Moerdani|Benny Moerdani]], hingga Kolonel [[Dading Kalbuadi]] yang saat itu menjadi komandan pasukan khusus di Timor Portugis, hingga akhirnya perintah eksekusi itu sampai kepada Kapten Yunus Yosfiah yang memimpin penyerangan di Balibo. Karena peristiwa itu dikaitkan dengan konflik Internasional, petugas merujuk kasus itu ke otoritas federal untuk kemungkinan penuntutan atas [[Kejahatan perang|kejahatan peran]]<nowiki/>g.<ref name=":1" />
Pada tanggal 20 November 2014, Polisi Federal Australia menghentikan penyelidikan kasus kematian kelima jurnalis karena masalah yurisdiksi, dan kesulitan menghadirkan saksi dan terduga.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|date=2014-10-22|title=Sutiyoso: Balibo Pantas Dihentikan|url=https://republika.co.id/berita/koran/pro-kontra/14/10/22/ndtxw835-sutiyoso-balibo-pantas-dihentikan|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-12-04|archive-date=2022-03-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220311043123/https://republika.co.id/berita/koran/pro-kontra/14/10/22/ndtxw835-sutiyoso-balibo-pantas-dihentikan|dead-url=no}}</ref>
== Referensi ==
Baris 29:
[[Kategori:Balibo]]
[[Kategori:1975]]
[[Kategori:
|