Bayang, Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k perbaiki subst
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kata Sumatra menjadi Sumatera, per diskusi
 
(115 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Pesisir Selatan
|luas=- km²²
|penduduk=-
|kelurahan=-
|nama camat= Masri S.Pd, |kepadatan=- jiwa/km²
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=Sumatera Barat
}}
'''Bayang''' adalahmerupakan sebuahsalah satu [[kecamatan]] yang terletak di [[Kabupaten Pesisir Selatan]], Provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]].
 
Kecamatan ini terletak sekitar 75 km dari kota [[Padang]] arah ke selatan, yaitu sesudah kecamatan [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]] dari arah kota Padang menuju kota [[Painan]].
 
== Wilayah Administrasi ==
{| class="wikitable" border="1"
|-
| Utara
| Kecamatan [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]]
|-
| Selatan
| Kecamatan [[IV Jurai, Pesisir Selatan|IV Jurai]]
|-
| Barat
| [[Kabupaten Kepulauan Mentawai]] dan [[Samudera Indonesia]]
|-
| Timur
| [[Kabupaten Solok Selatan]]
|}
<!--SEMENTARA DISEMBUNYIKAN MENUNGGU REFERENSI
== Sejarah Kecamatan Bayang ==
Sebelum pemerintahan kecamatan terbentuk dahulu kecamatan Bayang terdiri dari dua [[nagari]] yaitu Nagari Bayang Nan Tujuh Koto dan Nagari Koto Nan Salapan yang keduanya disebut saja sebagai Nagari Bayang.
 
Nagari Bayang Nan Tujuh Koto terdiri atas [[koto]]-koto (sekarang dikenal sebagai [[Kampung]]) sebagai berikut:
# Kubang
# Koto Baru
# Kapujan
# Kapencong Lubuk Gambir
# Koto Berapak
# Lubuk Aur – Lubuk Begalung
# Jambak Kapeh Panji
 
Koto-koto dalam Nagari Koto Nan Salapan sebagai berikut:
# Pulut-pulut
# Teratak Pisang
# Teratak Teleng
# Teratak Baru
# Koto Ranah
# Muara Air
# Pancung Tebal
# Ngalau Gadang Silimau-limau
 
== Pemekaran Nagari Bayang Nan Tujuh Koto ==
Karena semakin bertambah jumlah penduduk, Nagari Bayang dimekarkan sehingga memunculkan beberapa koto yang baru sebagai berikut:
# Koto Jua – Lubuk Anau
# Tanjung Durian
# Pasar Baru
# Api-Api
# Gurun Panjang – Tanah Kareh
# Sungai Putih, Karang Pauh dan Teluk Bakung
# Lumpo (Amban Puruik)
 
== Asal Usul Nama Nagari Bayang ==
Berdasarkan [[Tambo]] [[Adat]] Bayang Nan Tujuh yang ditulis oleh Haji Kutar (Mukhtar) pada tahun 1915, disebutkan bahwa terjadi [[migrasi]] besar-besaran penduduk Nagari [[Muaro Paneh]], Nagari [[Koto Anau]] dan Nagari [[Kinari]] yang disebut juga Nagari Nan Tigo di darek menuju lembah Bayang sekitar tujuh generasi sebelumnya (diperkirakan awal abad 16).
Pada waktu itu mereka menyusuri pinggir danau Diatas dan Danau Dibawah (dikenal sebagai [[Danau Kembar]]) di kaki [[Gunung Talang]], hingga ke [[Alahan Panjang]] dan terus mengikuti aliran sungai Batang Bayang. Sesampainya mereka di Bukit Karang Calik, mereka membatalkan rencana mereka untuk menempati Lembah [[Tarusan]] karena mereka melihat tanda-tanda lembah itu sudah dihuni oleh orang lain yang lebih dulu datang lalu mereka turun ke lembah Bayang dan bermukim disana.
Ketika mereka meninjau dari puncak Bukit Karang Calik itu ke arah lembah Bayang, kelihatan oleh mereka hamparan yang bewarna seperti hamparan padi yang menguning dan membuat mereka terbayang akan padi yang menguning di negeri asal mereka, yang ternyata bukanlah hamparan padi melainkan hamparan ilalang yang telah tua akibat musim kemarau. Dari kata ‘terbayang’ itulah nama Nagari Bayang diambil.
 
== Negeri asal penduduk Bayang ==
Penduduk Bayang sekarang berasal dari Nagari Nan Tigo di Darek yaitu Nagari Muaro Paneh, Koto Anau dan Kinari, yang semuanya terletak di Kabupaten Solok sekarang ini. Ketiga nagari itu terletak di lereng Gunung Talang dan masuk dalam wilayah [[Luhak Kubung Tigo Baleh]] atau [[Solok]] sekarang.
 
== Susunan Adat Nagari Bayang ==
Pada tanggal 18 sampai 22 Mei 1915, pemuka adat Bayang mengadakan musyawarah untuk merumuskan tambo adat dan susunan adat di Nagari Bayang. Musyawarah ini diadakan atas usulan asisten residen Kepala [[Demang]] Painan, Si Musa Ibrahim dan rapat dipimpin oleh kedua pimpinan lembaga kerapatan adat, Datuk Setia dan [[Datuk]] Bagindo Sutan Basa. Rapat yang berlangsung selamat empat hari di Koto Berapak dan Pulut-pulut itu dihadiri juga oleh demang Painan dan asisten demang Bayang.
Adat [[Minangkabau]] di Nagari Bayang menganut perpaduan kedua system adat Minangkabau yaitu Kelarasan [[Koto Piliang]] dan [[Bodi Caniago]].
 
Sebelum [[Belanda]] menguasai Nagari Bayang, lembaga adat yang disebut kerapatan adat dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:
# Kerapatan kaum
# Kerapatan Adat
# Kerapatan adapt nagari
# Kerapatan adapt bayang Nan tujuh
# Kerapatan adapt koto nan salapan
# Kerapatan adata bersama ([[majelis]] tertinggi)
 
apabila setelah melalui keenam kerapatan ini masih belum ada keputusan terhadap suatu masalah adat di Bayang maka akan diajukan ke kerapatan tertinggi di Koto Nan Tigo di Darek yaitu Muaro Paneh, Koto Anau dan Kinari.
 
== Pemekaran Nagari Bayang di zaman VOC Belanda ==
Pada masa Belanda, Nagari Bayang dimekarkan menjadi delapan Nagari dan masing-masing nagari dikepalai oleh seorang [[wali nagari]]. [[Lumpo]] yang merupakan wilayah Bayang Nan Tujuh dipisahkan dan dimasukkan kedalam wilayah Pasar Borongan Salidah ([[Salido]] sekarang, [[kecamatan Empat Jurai]]).
 
== Perang Bayang (1663 – 1771) ==
Penduduk Bayang terlibat dalam perang melawan [[VOC]] ketika [[Aceh]] mundur dari wilayah Salido, yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaan [[Kesultanan Inderapura]]. Akibat perjanjian yang dibuat antara rakyat Pesisir Selatan dengan VOC yang disebut dengan ‘kontrak Painan’ terjadi pro-kontra di tengah masyarakat Pesisir Selatan. Sebagian memihak Belanda dan sebagian memihak Aceh. Maka terjadilah pertempuran antara Belanda dengan pasukan Aceh. Aceh mundur dari Pesisir Selatan.
Di saat itulah kemudian rakyat Bayang malah menentang pasukan VOC dan mendapat dukungan dari penguasa Batang Kapas dan Inderapura. Penduduk Bayang banyak yang mengungsi ke benteng Belanda di Pulau Cingkuk. Pada tahun 1663 pasukan Bayang menyerang kantor pimpinan VOC Groenewengen di Salido. Pada tahun 1703, pasukan Bayang berhasil merebut salido dari tangan Belanda dan mengusir Belanda ke Pulau Cingkuk.
 
Pada tahun 1660, Aceh memberikan peluang kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di Padang sehingga mulai saat itu Belanda mulai mempengaruhi pemuka-pemuka masyarakat Pesisir untuk melepaskan diri dari Pagaruyung maupun Aceh. Sultan Muhammadsyah berkomplot dengan Belanda untuk melawan Pagaruyung dan Aceh tapi rakyat tidak menyukai tindakannya ini dan akibatnya menuduhnya sebagai pengkhianat lalu memberontak. Rakyat lebih pro pada Aceh daripada pro Belanda.
 
== Pemekaran Kecamatan Bayang di zaman sekarang ==
Beberapa tahun terakhir, Kecamatan Bayang telah dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Bayang (wilayah Nagari Bayang Nan Tujuh Koto) dan Kecamatan Bayang Utara (dulunya Nagari Koto Nan Salapan).
 
== Referensi ==
# Haji Kutar, Tambo Adat Bayang Nan Tujuh, 1915
# Makalah Yulizal Yunus ; Bayang kea rah Serambi Mekah, Bayang, 2001
# AA Navis, Alam terkembang jadi Guru, Bandung, 1982
-->
 
== Asal Usul Penduduk ==
Berdasarkan [[Tambo]] Adat Nagari Bayang Nan Tujuh, nenek moyang orang Bayang berasal dari 3 nagari di [[Kubuang Tigo Baleh]] atau [[Solok]] sekarang yaitu: Kinari, Muaro Paneh dan Koto Anau. Mereka datang setelah nenek moyang orang [[Koto XI Tarusan]] dari nagari [[Guguk]], Solok menempati lembah di sekitar Sungai Batang Tarusan. Peristiwa hijrah ini terjadi sekitar pertengahan abad 16.
 
== Sejarah ==
 
Di era Hindia Belanda (hingga pertengahan abad 20), distrik Bayang terdiri dari dua nagari saja yaitu Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan. Koto Nan Salapan sekarang menjadi kecamatan sendiri yaitu kecamatan IV Nagari Bayang Utara. Sementara Bayang Nan Tujuh menjadi kecamatan Bayang, dimekarkan menjadi beberapa nagari.
 
Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.
 
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
 
Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa migrasinya orang Muaro Paneh ke lembah Bayang. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Karang Caliak ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti [[padi]] yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput [[ilalang]] yang sudah hangus oleh [[kemarau]]. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang.
 
Jadi kuat dugaan, bahwa migrasi besar-besaran itu terjadi pada musim kemarau panjang jauh sebelum abad 20 (tepatnya pada tahun 1915 ketika Tambo Adat Bayang Nan Tujuh dirumuskan dan dituliskan).
 
Di kecamatan Bayang telah terjadi pemekaran nagari menjadi 17 (tujuh belas nagari) khususnya di Nagari Talaok, sekarang telah dimekarkan menjadi 3 nagari yaitu Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok, Nagari Aur Begalung Talaok, dan Nagari Talaok. Nagari Talaok sebagai nagari induk, nagari Kapeh Panji Jaya Talaok adalah nagari penghubung beberapa [[Kampung]] yaitu Kampung Jambak dengan Kampung Ganting, Kampung Jambak dengan Kambung Apa Jaya dan Kampung Jambak dengan Kampung Lubuk Pasing. Kampung Lubuk Pasing inilah tempat berdirinya Kampus Termegah Pesisir Selatan yang didirikan oleh aktivis Bayang yaitu Buya [[Afdil Salim]],M.Sc.(Alm)yang memiliki gedung 4 tingkat dan lapangan parkir yang sangat luas, dan kampus tersebut diberinama STAI MA BAYANG atau [[Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah Bayang]], guna untuk mendidik anak-anak kabupaten Pesisir Selatan khususnya Bayang menjadi khader mubaligh yang beriman kepada [[Allah]] SWT.
 
== Tokoh ==
 
Dari kecamatan Bayang dikenal tokoh-tokoh antara lain Haji [[Ilyas Ya'kub]] ([[Daftar Pahlawan Nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]]), Tuanku Bayang (Syeikh Buyung Muda) (seorang ulama, ahli ilmu bahasa dan Sintaksis, murid [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdurrauf Singkil]]), Syekh Bayang atau [[Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi|Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammd Fatawi]] (1863-1928) (ayah dari Syeikh Buyung Muda, tokoh pejuang kelahiran Pancuang Taba, Bayang, dan dimakamkan di [[Kota Padang|Padang]], dekat mihrab [[Masjid Raya Ganting]]).
 
== Ekonomi dan Budaya ==
Sebagian besar masyarakat memiliki sumber mata pencaharian dari bertani, berladang dan sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat di wilayah Minang lainnya.
 
== Pendidikan ==
Di Bayang terdapat sebuah Institut Agama Islam swasta yang juga sekaligus Madrasah Arabiyah yang dikenal dengan nama [[Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah]]
 
== Tempat Wisata ==
 
Daerah ini memiliki potensi wisata bahari, dengan pantai yang indah. Selain itu tempat wisata yang paling terkenal lainnya adalah air terjun (sarasah) Bayang Sani yang dulu dikenal dengan nama 'walakum', konon kabarnya nama walakum itu dari bahasa inggris welcome (selamat datang) yang dibuat Belanda di pintu masuk Bayang Sani tersebut, namun kata welcome oleh penduduk setempat di-eja-nya dengan kata walakum, mungkin ejaan seperti itu biar mudah di ucapkan saja, belakangan ini nama walakum sudah hilang.
 
Kemudian Jembatan Akar. Jembatan akar ini berada di Pulut-Pulut,yang sekarang secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Bayang Utara, jembatan yang terbuat dari akar pohon beringin yang melintasi Sungai Batang Bayang yang lebarnya sekitar +- 10 M, di perkirakan jembatan ini di buat pada tahun 1897. Sayang kondisi akar itu sekarang sudah mulai melapuk dimakan usia, juga sedikit kurang perawatan dari Pemda setempat.
 
== Isu Pembangunan ==
 
Yang menjasi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang ([[Solok]]/[[Solok Selatan]]) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung [[Taman Nasional Kerinci Seblat]] (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka.
 
== Pemekaran Nagari ==
Dari sebelumnya yang berjumlah 4 Nagari,yaitu:
 
1 Pasar Baru
Pj Wali Nagari: YUDI ANDRI SY,SH,MM
Sekretaris Nagari: Ira Titit Madani
2 Talaok
Wali Nagari : SYAMSURIJAL.SH
Sekretaris Nagari: Kamaruddin
3 Koto Berapak
Wali Nagari : NAZPI,SH, Dt. Tan Panghulu
Sekretaris Nagari: Yenti Noviza,AMd
4 Gurun Panjang
Wali Nagari : ANDI REFLINDO
Sekretaris Nagari: Dedi Toria SIP
 
Nagari yang ada di Kecamatan Bayang sekarang sudah dimekarkan lagi menjadi beberapa nagari baru sebagai berikut:
 
1 Api-Api Pasar Baru,
Wali Nagari : Aziyul Nafri
Sekretaris Nagari: Rino Rizal
2 Tanjung Durian Pasar Baru,
Wali Nagari : Syafrianto,SE
Sekretaris Nagari: Yasmainar
3 Sawah Laweh Pasar Baru,
Wali Nagari : Nasri A
Sekretaris Nagari: Try Yeni Ramadhani
4 Asam Kamba Pasar Baru
Wali Nagari : Syafruddin Dt.R.Kaciak,
Sekretaris Nagari: Yessi Reswita
5 Kapeh Panji Jaya Talaok,
Wali Nagari : Iswandi,
Sekretaris Nagari: Huria Keffen
6 Aur Begalung Talaok,
Wali Nagari : Awaluddin,
Sekretaris Nagari: Risdawati
7 Kapelgam (Kapencong Lubuk Gambir) Koto Berapak,
Wali Nagari : Darusman,
Sekretaris Nagari: Reyza Y Putra
8 Kapujan Koto Berapak,
Wali Nagari : Bahrun,
Sekretaris Nagari: Dariasman
9 Koto Baru Koto Berapak,
Wali Nagari : Dedi Nofrianto,
Sekretaris Nagari: Dilla Permata Putri
10 Kubang Koto Berapak,
Wali Nagari : Indra Suherman,
Sekretaris Nagari: -
11 Gurun Panjang Barat,
Wali Nagari : Amran Busmanto Dt.R.Lelo,
Sekretaris Nagari: Japrial
12 Gurun Panjang Utara,
Wali Nagari : Zainul Arifin
Sekretaris Nagari: Dasliantoni
13 Gurun Panjang Selatan,
Wali Nagari : Yusrizal
Sekretaris Nagari: Hendrizal
 
== Referensi ==
* http://pelaminanminang.com/fakta-menarik/pasukan-gajah-minangkabau.html{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=55931
* http://nasional.kompas.com/read/2008/01/15/19115393/{{Pranala mati|date=Januari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://www.padangmedia.com/index.php?mod=berita&id=61064
 
== Pranala luar ==
* [http://www.pesisirselatan.go.id/ Situs web resmi Kabupaten Pesisir Selatan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101223161630/http://www.pesisirselatan.go.id/ |date=2010-12-23 }}
{{Bayang, Pesisir Selatan}}
{{Kabupaten Pesisir Selatan}}
 
<!--PINDAHAN DARI NAGARI BAYANG
{{kecamatan-stub}}
'''Asal usul Nagari Bayang'''
 
Nagari Bayang terletak di [[Kabupaten Pesisir Selatan]], [[Sumatera Barat]]. Penduduk negeri ini berasal dari [[Nagari]] [[Muaro Paneh]], Nagari [[Koto Anau]] dan Nagari [[Kinari]]. Menurut catatan dari [[Haji Kutar]], seorang [[tokoh]] masyarakat dari Nagari Bayang, pada tahun 1915, dibuatlah [[Tambo Adat Nagari Bayang Nan Tujuah]] yang menerangkan asal usul [[orang Bayang]].
 
Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa hijrahnya orang Muaro Paneh ke [[lembah Bayang]]. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama [[Bukit Karang Caliak]] ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti [[padi]] yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput [[ilalang]] yang sudah hangus oleh [[kemarau]]. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang.
Jadi kuat dugaan, bahwa migrasi besar-besaran itu terjadi pada musim kemarau panjang sebelum tahun 1900-an.
 
Sebelum migrasi mereka, sudah duluan terjadi perpindahan besar-besaran dari [[Luhak Kubuang Tigo Baleh]] juga. Mereka menempati [[Lembah Tarusan]], yang kemudian membentuk [[Nagari Sebelas Koto Tarusan]], bersebelahan dengan Nagari Bayang.
 
'''Penyebaran Orang Bayang'''
 
Orang Bayang berkembang dan menyebar ke daerah [[Lumpo]], [[Salido]] hingga [[Painan]].
 
'''Tempat wisata terkenal di Bayang'''
 
[[Jembatan Akar]]'Di Nagari Bayang yang beribukota [[Pasa Baru]] terdapat sebuah [[jembatan]] [[unik]] yang terbuat dari akar pohon [[beringin]] atau masyarakat disana menyebutnya "[[punago]]". Jembatan ini terkenal dengan nama Jembatan Akar atau [[Titian]] Akar. Di kedua ujung jembatan tersebut tumbuh pohon beringin yang sudah berusia tua. Diperkirakan umur Jembatan Akar ini sudah ratusan tahun, semenjak kedatangan [[orang Bayang]]. Tempat wisata ini ramai dikunjungi oleh [[turis]] asing maupun wisatawan domestik, terletak di [[Nagari Pulut-Pulut]] (sekarang termasuk dalam wilayah kecamatan [[Bayang Utara]]). Dari [[Simpang Tiga Pasa Baru]] (Jalan Padang - Painan)menempuh jarak sekitar 15 km menyusuri [[Sungai Batang Bayang]].
 
'''Sarasah Bayang [[Sani]]'''
 
Merupakan tempat [[wisata]] berupa air terjun tiga tingkat, ada air terjun ekor kuda (ikua kudo) yang begitu derasnya dan air terjun dinding karang atau [[sarasah]]. Disini juga didapati bekas [[pemandian]] zaman Balanda. Sarasah ini terletak sebelum [[Jembatan Akar]].
 
'''Goa Batu Istana Dewa'''
 
Merupakan [[goa]] di hutan yang berada di [[Gunung Kulit Manis]] yang menurut kepercayaan masyarakat diduga sebagai tempat tinggalnya [[dewa]]-dewa. Goa ini selalu dalam keadaan bersih dan masih menjadi misteri.-->
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Kecamatan di Sumatera Barat|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:{{PAGENAME}}| ]]