Haji Buyasin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(10 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=27|m=02|y=2021|i=7|ket=}}
'''Hadji
Nama lengkap beliau adalah Haji Muhammad Jasin. lahir di
Pada suatu hari beliau pernah menyusup ke dalam markas Belanda di [[Martapura]]. Di sana ia mengamuk dan banyak membunuh musuh-musuhnya, kemudian berhasil meloloskan diri dari kepungan Belanda. Selanjutnya ia bertempur pula di Cempaka, Sungai Paring, Gunung Landak dan Tabanio.
Peristiwa
Pertempuran-pertempuran selanjutnya sejak tahun 1860-1864 terus-menerus terjadi di Pelaihari, Bati-bati, Tabanio, Satui, Maluka, Tambak Linik, Salingsing, Liang Anggang, Awang Bangkal, Tiwingan dll. Haji Boejasin melakukan taktik gerilya, yaitu menyerang secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Bahkan karena saking sulitnya Belanda menangkap Haji
Peristiwa bulan Mei 1864 yang terjadi di Tambak Linik dan Salingsing (pedalaman Bati-bati) dialami bersama istri dan 9 orang pengikutnya. Mereka terkurung dalam kepungam musuh selama 10 hari lamanya, sampai-sampai mereka kehabisan bekal makanan, pada saat itu mereka hanya makan umbut-umbut muda dan buah-buahan hutan. Musuh telah menjepit mereka di Pelaihari, Martapura dan Banyu Hirang dengan115 orang serdadu, dan ditambah lagi pasukan pengkhianat yang membela Belanda daripada rakyat kurang lebih 50 orang. Namun berkat ketabahan, keuletan dan pertolongan dari Yang Maha Kuasa akhirnya mereka dapat meloloskan diri dari pihak musuh. Akan tetapi pada saat mereka sampai di rumah mereka di Sabuhur, mereka telah mendapati rumah mereka yang hangus dibakar Belanda. Tetapi hal ini tidak menyustkan semangatnya untuk terus berjuang dan berjuang.
Setelah kejadian itu menyusul kejadian di [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-asam]] dan Batu Tungku. Di sini
Perlawanannnya yang terakhir adalah ketika ia menjelajah ke [[Tanah Dusun]] sungai Lintuni di Kal-Teng, ia bertemu Pembakal Bonang yang telah lama mencarinya. Pelurupun menembus kulit tubuhnya, darahpun tumpah di Bumi Pertiwi dan saat itulah ia menghembuskan nafas terakhirnya. Peristiwa ini terjadi pada [[26
Bidang PSK ( Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan : sekarang ) telah melakukan Survei di lokasi ini, tetapi tidak menemukan Makam Haji Buyasin di antara makam – makam yang ada. Mungkin hal ini di sebabkan adanya kerusakan tanah akibat erosi Sungai Martapura. Lokasi makam – makam di tempat ini mengalami perubahan yaitu menyempit banyak makam – makam yang runtuh dan hilang yang semula berada di tanah sekarang lenyap ke tengah sungai martapura.
Sumber: https://tanahlautonline.blogspot.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230626010921/https://tanahlautonline.blogspot.com/ |date=2023-06-26 }}
<ref name"
| lang= nl
| pages=
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Verzameling_der_merkwaardigste_vonnissen/Os9SAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA53&printsec=frontcover
| title= Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin▼
| first=
▲Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin
|
| publisher= Ter-Landsdrukkerij
| year= 1865
| access-date= 2021-09-06
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012604/https://www.google.co.id/books/edition/Verzameling_der_merkwaardigste_vonnissen/Os9SAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA53&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name="Tijdschrift 1864">{{cite book
| lg= nl
| pages= 391
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Tijdschrift_voor_Indische_taal_land_en_v/CpNUAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA391&printsec=frontcover
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde
| contribution= Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
| location= Batavia
| publisher=
| year= 1864
| volume= 14
| access-date= 2021-09-06
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012605/https://www.google.co.id/books/edition/Tijdschrift_voor_Indische_taal_land_en_v/CpNUAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA391&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name="Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indië 1869">{{cite book
| lg= nl
| pages= 19
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Verslag_van_bestuur_en_staat_van_Nederla/TD9BAQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA25&printsec=frontcover
| title= Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indië
| contribution= Netherlands. Departement van Zaken Oversee
| location= Netherlands
| publisher= Departement van Zaken Oversee
| year= 1869
| volume= 1
| access-date= 2021-09-06
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012605/https://www.google.co.id/books/edition/Verslag_van_bestuur_en_staat_van_Nederla/TD9BAQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA25&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name"Verzameling1865">{{cite book
|lang = nl
|pages = 95
|url = https://books.google.co.id/books?id=vF2uaK87bm8C&pg=PA95&dq=Hadji-Boejasin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjnuejYtMr_AhXX-zgGHcQjBOcQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=Hadji-Boejasin&f=false
|title = Indische oorlogen: een boek ten dienste van den jongen
|first = Klaas
|last = Maaten
|publisher = Ter-Landsdrukkerij
|year = 1896
|access-date = 2023-06-17
|archive-date = 2023-06-17
|archive-url = https://web.archive.org/web/20230617133523/https://books.google.co.id/books?id=vF2uaK87bm8C&pg=PA95&dq=Hadji-Boejasin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjnuejYtMr_AhXX-zgGHcQjBOcQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=Hadji-Boejasin&f=false
|dead-url = no
}}</ref>
== Pemakaman==
Setelah tertembak dan mwninggal, mayatnya dibawa Pangeran [[Soeria Winata]], Bupati Martapura ke Banjarmasin untuk diserahkan kepada pemerintah Belanda. Kemudian jasad yang telah kaku itu dikebumikan di dekat Masjid [Jami] Lama Banjarmasin pada tanggal [[27 Januari]] [[1866]]. Sayangnya, orang-orang sekarang kehilangan jejak di mana kuburan Haji Buyasin berada, sebab di situ banyak kuburan tua tanpa identitas, yang mungkin salah satunya adalah kuburan pahlawan muda Kalimantan ini.
Namnya diabadikan sebagai nama RSUD Hadji Boejasin di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.
== Pranala luar==
|