Haji Buyasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=27|m=02|y=2021|i=7|ket=}}
 
'''Hadji Boeijasin''' atau '''Hadjie Boeyasin''' adalah salah seorang pahlawan [[Perang Banjar]] yang berjuang pada masa kerajaan[[kesultanan Banjar]]. Beliau berjuang bersama [[Demang Lehman]] dan Kiai Langlang Buana. Beliau terkenal sebagai pahlawan muda yang dijuluki oleh pihak Belanda sebagai “Berandal Licin” , karena pergerakan beliau yang sangat susah ditebak dan beliau pada saat melakukan penyerangan suka membakar tangsi-tangsi Belanda.
 
Nama lengkap beliau adalah Haji Muhammad Jasin. lahir di desa [[Sabuhur, Jorong, Tanah Laut| Sabuhur]] (Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) pada tahun 1837. Nama aslinya Muhammad Yasin. Masa kecil dan remaja dilalui dengan belajar agama dan taat beribadah. Muhammad Yasin berangkat haji dalam usia muda, dan karena itulah, pada waktu berjuang namanya disebut Haji Buyasin. Sementara orang mengatakan bahwa dia juga penghulu, ahli agama, jadi untuk sezamannya prestasinya cukup menonjol. Karena masih muda, sudah naik haji, tahu ilmu agama, dan berasal dari keluarga kaya (sebab tidak mungkin haji kalau tidak kaya). Ketika ia muncul dalam barisan perjuangan bersama Demang Lehman dan [[Pangeran Antasari]], ia baru berusia kira-kira 20 tahun. Jadi nyatanya ia masih muda sekali. Tetapi Demang Lehman telah melihat adanya sifat-sifat kepahlawanan yang dimiliki oleh Hadji Boeijasin yang masih sangat muda itu.
Baris 7:
Hadji Boeijasin sebagai pemimpin perlawanan di daerah Tanah Laut ini mempunyai pengikut yang cukup banyak dan teratur. Keistimewaan Haji Boejasin adalah dalam setiap pertarungan melawan Belanda, ia tidak membiarkan anak buahnya saja yang maju ke depan, tetapi malah ia sendiri yang berjuang paling depan.
 
Pada suatu hari beliau pernah menyusup ke dalam markas Belanda di [[Martapura]]. Di sana ia mengamuk dan banyak membunuh musuh-musuhnya, kemudian berhasil meloloskan diri dari kepungan Belanda. Selanjutnya ia bertempur pula di Cempaka, Sungai Paring, Gunung Landak dan Tabanio.
 
Hadji Boeijasin Mempunyai benteng yang cukup ampuh di suatu tempat yang bernama Telaga, letaknya antara [[Sabuhur, Jorong, Tanah Laut| Sabuhur]] dan [[Batu Tungku, Panyipatan, Tanah Laut|Batu Tungku]]. Pada tanggal 27 Juli 1859, benteng Telaga ini pernah dikepung oleh Belanda dengan kekuatan yang besar. Tetapi sayangnya disekitar benteng itu telah dipasang jebakan, ketika pasukan Belanda mulai beraksi maka jadilah mereka umpan yang empuk bagi jebakan-jebakan yang mematikan tadi.
Baris 19:
Setelah kejadian itu menyusul kejadian di [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-asam]] dan Batu Tungku. Di sini Hadji Boeijasin berhadapan dengan pasukan Bugis dari Pagatan (Kalimantan tenggara). Mereka itu adalah kaum yang memihak dan dibantu olah Belanda. Namun kali inipun Haji Boeijasin berhasil mengalahkan musuh-musuhnya. Bahkan ketika pertempuran Pematang Damar, November 1865 pundaknya yang penuh darah karena peluru yang menembusnya, Haji Boeijasin masih dapat meloloskan diri dan bertempur kembali di Gunung Anjal.
 
Perlawanannnya yang terakhir adalah ketika ia menjelajah ke [[Tanah Dusun]] sungai Lintuni di Kal-Teng, ia bertemu Pembakal Bonang yang telah lama mencarinya. Pelurupun menembus kulit tubuhnya, darahpun tumpah di Bumi Pertiwi dan saat itulah ia menghembuskan nafas terakhirnya. Peristiwa ini terjadi pada [[26 JanuaryJanuari]] [[1866]]. Haji Buyasin gugur sebagai pahlawan dan sekaligus mujahid. meninggal dalam usia muda, 29 tahun. Jenazah Haji Buyasin yang pernah menguasai dan memimpin [[Benteng Tabanio]] di serahkan kepada Belanda di Banjarmasin oleh Pangeran Nata[[Soeria Winata]] Bupati Martapura. Kemudian oleh masyarakat di makamkan di lokasi makam Mesjid Jami Lama di tepi Sungai Martapura, Pasar Lama.
 
Bidang PSK ( Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan : sekarang ) telah melakukan Survei di lokasi ini, tetapi tidak menemukan Makam Haji Buyasin di antara makam – makam yang ada. Mungkin hal ini di sebabkan adanya kerusakan tanah akibat erosi Sungai Martapura. Lokasi makam – makam di tempat ini mengalami perubahan yaitu menyempit banyak makam – makam yang runtuh dan hilang yang semula berada di tanah sekarang lenyap ke tengah sungai martapura. Mesjid[[Masjid Jami Banjarmasin]] sendiri telah lama di pindahkan lebih ke tengah yang sekarang ini berada di pinggir jalan Mesjid. Kelurahan Mesjid Jami / Surgi Mufti Kecamatan Banjar Utara Banjarmasin ( Dahulu lebih di kenal dengan Kampung Masigit ).
 
Sumber: https://tanahlautonline.blogspot.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230626010921/https://tanahlautonline.blogspot.com/ |date=2023-06-26 }}
<ref name"Verzameling1865">{{cite book
| lang= nl
| pages= 53
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Verzameling_der_merkwaardigste_vonnissen/Os9SAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA53&printsec=frontcover
| title= Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin
| title=
| first=
Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin
| firstlast=
| last=
| publisher= Ter-Landsdrukkerij
| year= 1865
| access-date= 2021-09-06
}}</ref><ref name="Tijdschrift 1864">{{cite book
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012604/https://www.google.co.id/books/edition/Verzameling_der_merkwaardigste_vonnissen/Os9SAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA53&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name="Tijdschrift 1864">{{cite book
| lg= nl
| pages= 391
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Tijdschrift_voor_Indische_taal_land_en_v/CpNUAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA391&printsec=frontcover
| title= Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde
| contribution= Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
| location= Batavia
| publisher=
| year= 1864
| volume= 14
| access-date= 2021-09-06
}}</ref><ref name="Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indië 1869"> {{cite book
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012605/https://www.google.co.id/books/edition/Tijdschrift_voor_Indische_taal_land_en_v/CpNUAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA391&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name="Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indië 1869"> {{cite book
| lg= nl
| pages= 19
Baris 50 ⟶ 57:
| title= Verslag van bestuur en staat van Nederlandsch-Indië
| contribution= Netherlands. Departement van Zaken Oversee
| location= Netherlands
| publisher= Departement van Zaken Oversee
| year= 1869
| volume= 1
| access-date= 2021-09-06
| archive-date= 2023-08-13
| archive-url= https://web.archive.org/web/20230813012605/https://www.google.co.id/books/edition/Verslag_van_bestuur_en_staat_van_Nederla/TD9BAQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Hadji+Boeijasin&pg=PA25&printsec=frontcover
| dead-url= no
}}</ref><ref name"Verzameling1865">{{cite book
|lang = nl
|pages = 95
|url = https://books.google.co.id/books?id=vF2uaK87bm8C&pg=PA95&dq=Hadji-Boejasin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjnuejYtMr_AhXX-zgGHcQjBOcQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=Hadji-Boejasin&f=false
|title = Indische oorlogen: een boek ten dienste van den jongen
|first = Klaas
|last = Maaten
|publisher = Ter-Landsdrukkerij
|year = 1896
|access-date = 2023-06-17
|archive-date = 2023-06-17
|archive-url = https://web.archive.org/web/20230617133523/https://books.google.co.id/books?id=vF2uaK87bm8C&pg=PA95&dq=Hadji-Boejasin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjnuejYtMr_AhXX-zgGHcQjBOcQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=Hadji-Boejasin&f=false
|dead-url = no
}}</ref>