Banjir Jakarta 2007: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GilliamJF (bicara | kontrib)
k typo
Matabulanhari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(97 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox flood
{{aktualitas}}
|image location=Flood 2007 - Taxi drowned.jpg
|image name=Sebuah taksi yang tenggelam dalam banjir di Jakarta, 2007
|name=Banjir Jakarta 2007
|duration=2 Februari–12 Februari 2007
|total damages (USD)=$400&nbsp;juta<ref>{{cite news
|title =Jakarta Flood Insurance Claims Seen At US$400&nbsp;Million
|work =Bernama
|publisher =Malaysian National News
|date =2007-02-08
|url =http://www.bernama.com.my/bernama/v3/news.php?id=245832
|accessdate =2007-03-08
|archive-date =2007-09-29
|archive-url =https://web.archive.org/web/20070929102600/http://www.bernama.com.my/bernama/v3/news.php?id=245832
|dead-url =yes
}}</ref>
|total fatalities=80
|areas affected=[[Jabodetabekpunjur]]
}}
'''Banjir Jakarta 2007''' adalah [[bencana]] [[banjir]] yang menghantam [[Jakarta]] dan sekitarnya sejak [[1 Februari]] [[2007]] malam hari. Selain sistem [[drainase]] yang buruk, banjir berawal dari [[hujan]] lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume [[air]] 13 [[sungai]] yang melintasi Jakarta yang berasal dari [[Jonggol]]-[[Bogor]]-[[Puncak, Bogor|Kawasan Puncak]]-[[Cianjur]], dan air [[laut]] yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.
 
Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik [[Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika]] (BMKG) (saat itu masih bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 &nbsp;mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 &nbsp;mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 &nbsp;mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.
[[Berkas:Jakarta Metro Taxi.jpg|thumb|Sebuah [[taksi]] yang terbalik dan terendam [[banjir]] di [[Jakarta Selatan]] pada banjir [[Jakarta]] [[2007]].]]
 
Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun [[Banjir Jakarta 2002|2002]] dan [[1996]]. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.
'''Banjir Jakarta 2007''' adalah [[bencana]] [[banjir]] yang menghantam [[Jakarta]] dan sekitarnya sejak [[1 Februari]] [[2007]] malam hari. Selain sistem [[drainase]] yang buruk, banjir berawal dari [[hujan]] lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume [[air]] 13 [[sungai]] yang melintasi Jakarta yang berasal dari [[Bogor]]-[[Puncak]]-[[Cianjur]], dan air [[laut]] yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.
 
== Sebab ==
Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik [[Badan Meteorologi dan Geofisika]] (BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.
Sebab utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi, [[musim hujan]] di Indonesia di mulai pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.
 
Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun [[Banjir Jakarta 2002|2002]] dan [[1996]]. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.
 
== Antisipasi ==
=== Sistem Pengendali Banjir Jakarta ===
Untuk menangani [[banjir]], Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian Sistem Pengendali Banjir Jakarta. Berikut adalah Sistem Kawasan Pengendali Banjir dan Drainase Jakarta sampai 2010: <ref name="sistem">[http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/19/nrs,20040319-06,id.html Sistem Pengendali Banjir Jakarta]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{col-begin}}
{{col-3}}
Baris 59 ⟶ 77:
# [[Kali Cipinang]]
# [[Kali Sunter]]
# [[Kali BuaraBuaran]]
# [[Kali Jati Kramat]]
# [[Kali Cakung]]
Baris 68 ⟶ 86:
{{col-end}}
 
== Lokasi-lokasi banjir ==
[[Berkas:Transportasi Banjir.jpg|ka|jmpl|Pengguna Kendaraan menggunakan jasa gerobak untuk menyeberangkan mereka]]
Gubernur DKI Jakarta [[Sutiyoso]] menyatakan, sebagian wilayah Jakarta Barat di sekitar [[Kali Angke]] berstatus siaga satu karena tinggi air 3,75 meter dari ambang batas 3 meter. Wilayah lain berstatus siaga dua dan tiga.
 
Kemacetan akibat banjir juga terjadi di daerah [[Cipinang, Pulo Gadung|Cipinang, Jakarta Timur]]. Di Jalan DI Panjaitan, sepeda motor yang tidak dapat melewati jalan itu berbalik arah dan naik ke jalan tol yang lebih tinggi.
 
Hujan deras juga menyebabkan tanggul jebol di [[Banjir Kanal Barat]] (BKB) persis di aliran [[Kali Sunter]]. Air meluber langsung ke perkantoran dan perumahan warga. Tanggul BKB jebol Jumat dini hari, sementara Kali Sunter baru Jumat siang. Akibat tanggul jebol, kawasan Jatibaru-Tanah Abang dan Petamburan tergenang air hingga setinggi 2 meter. Evakuasi warga di Petamburan mengalami kesulitan karena banyak permukiman terletak di antara gang sempit, bahkan tidak muat untuk dilewati perahu karet.
 
Jalan Kampung Melayu Besar di Jakarta Timur tidak bisa dilewati kendaraan, tetapi warga menyewakan gerobak untuk mengangkut pengendara dan kendaraan roda dua. Sebagian besar Jakarta Utara, mulai dari [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], [[Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara|Rorotan]], [[Koja, Jakarta Utara|Koja]], [[Kelapa Gading, Jakarta Utara|Kelapa Gading]] hingga ke barat, yakni [[Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara|Sunter]], [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Pademangan, Jakarta Utara|Pademangan]], [[Angke, Tambora, Jakarta Barat|Angke]], [[Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara|Pluit]], dan [[Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara|Kapuk]] pun terendam banjir. Tinggi genangan bervariasi, 30 sentimeter hingga 1 meter.
 
DigenangiDi Jalan Raya Kembangan, Jakarta Barat digenangi air setinggi lutut orang dewasa hingga lalu lintas yang setiap hari macet dan ramai pada saat itu menjadi sepi dan gelap gulita dimalamdi malam hari. Hanya kendaraan dengan roda besar, gerobak dan delman yang mampu melewati wilayah itu. Listrik padam selama 3 hari. Air Baru surut pada hari ke empat (Selasa).
Jl Raya Kembangan, Jakarta Barat
Digenangi air setinggi lutut orang dewasa hingga lalu lintas yang setiap hari macet dan ramai pada saat itu menjadi sepi dan gelap gulita dimalam hari. Hanya kendaraan dengan roda besar, gerobak dan delman yang mampu melewati wilayah itu. Listrik padam selama 3 hari. Air Baru surut pada hari ke empat (Selasa).
 
== Korban ==
Hingga tanggal [[8 Februari]] [[2007]], menurut data Polda Metro Jaya jumlah korban meninggal akibat banjir di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi mencapai 48 orang; dan di Bogor sebanyak 7 orang.<ref>[http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0702/08/202820.htm Kompas Cyber Media: ''Korban Banjir jadi 55 Orang''], Jakarta: 8 Februari 2007, 20:28 WIB </ref>
 
Pada tanggal [[9 Februari]] [[2007]] meningkat menjadi 66 orang, sebagaimana dicatat Kantor Berita Antara:
''Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) menyatakan sebanyak 66 orang meninggal akibat bencana banjir yang terjadi di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.''<ref>[http://www.antara.co.id/seenws/?id=52816 Kantor Berita Antara. ''66 Orang Meninggal Akibat Banjir Jakarta Sekitarnya'']{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Jakarta: 9 Februari 2007, 00:37</ref>
 
Pada tanggal 10 Februari jumlah korban meningkat menjadi 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan Banten 13 orang. <ref>{{cite web |url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/11/UTAMA/3307609.htm |title = Pascabanjir: Korban Tewas Mencapai 80 Orang | accessdate = 16 Februari|February |accessyear = 2007 }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{sect-stub}}
 
== Dampak dan kerugian ==
 
[[Berkas:JakartaFlood Metro2007 - Taxi drowned.jpg|thumbjmpl|Sebuah [[taksi]] yang terbalik dan terendam [[banjir]] di [[Jakarta Selatan]] pada banjir [[Jakarta]] [[2007]].]]
Seluruh aktivitas di kawasan yang tergenang lumpuh. Jaringan [[telepon]] dan [[internet]] terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
 
Seluruh aktivitas di kawasan yang tergenang lumpuh. Jaringan [[telepon]] dan [[internetInternet]] terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
 
Puluhan ribu warga di Jakarta dan daerah sekitarnya terpaksa mengungsi di posko-posko terdekat. Sebagian lainnya hingga Jumat malam masih terjebak di dalam rumah yang sekelilingnya digenangi air hingga 2-3 meter. Mereka tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri karena perahu tim penolong tidak kunjung datang.
Baris 97 ⟶ 117:
Di dalam kota, kemacetan terjadi di banyak lokasi, termasuk di Jalan Tol Dalam Kota. Genangan-genangan air di jalan hingga semeter lebih juga menyebabkan sejumlah akses dari daerah sekitar pun terganggu.
 
Arus banjir menggerus jalan-jalan di Jakarta dan menyebabkan berbagai kerusakan yang memperparah kemacetan. Diperkirakan sebanyak 82.150 meter persegi jalan di seluruh Jakarta rusak ringan sampai berat. Kerusakan beragam, mulai dari lubang kecil dan pengelupasan aspal sampai lubang-lubang yang cukup dalam. Kerusakan yang paling parah terjadi di [[Jakarta Barat]], tempat jalan rusak mencapai 22.650 m&sup2;², disusul [[Jakarta Utara]] (22.520 m&sup2;²), [[Jakarta Pusat]] (16.670 m&sup2;²), [[Jakarta Timur]] (11.090 m&sup2;²). Kerusakan jalan paling ringan dialami [[Jakarta Timur]], yang hanya menderita jalan rusak seluas 9.220 m&sup2;². Untuk merehabilitasi jalan diperkirakan diperlukan dana sebesar Rp. 12 miliar. <ref>{{cite web
|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/13/metro/3314920.htm
|title = Rusak Setelah Banjir: Kehancuran Jalan Mencapai 82.150 Meter Persegi}}</ref>
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Banjir juga membuat sebagian jalur kereta api lumpuh. Lintasan kereta api yang menuju [[Stasiun Tanah Abang]] tidak berfungsi karena jalur rel di sekitar stasiun itu digenangi air luapan Sungai Ciliwung sekitar 50 sentimeter.
 
Sekitar 1.500 rumah di Jakarta Timur hanyut dan rusak akibat banjir. Kerusakan terparah terdapat di Kecamatan [[Jatinegara]] dan [[Cakung]]. Rumah-rumah yang hanyut terdapat di Kampung Melayu (72 rumah), Bidaracina (5), Bale Kambang (15), Cawang (14), dan Cililitan (5). Adapun rumah yang rusak terdapat di Pasar Rebo (14), Makasar (49), Kampung Melayu (681), Bidara CinaBidaracina (16), Cipinang Besar Selatan (50), Cipinang Besar Utara (3), Bale Kambang (42), Cawang (51), Cililitan (10), dan Cakung (485). <ref>{{cite web
|url = http://www.kompas.co.id/ver1/Metropolitan/0702/14/055833.htm
|title = Sekitar 1.500 Rumah Hanyut dan Rusak
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
}}</ref>
 
Kerugian di [[Kabupaten Bekasi]] diperkirakan bernilai sekitar Rp 551 miliar. Kerugian terbesar adalah kerusakan bangunan, baik rumah penduduk maupun kantor-kantor pemerintah. Selain itu jalan kabupaten sepanjang 98 kilometer turut rusak. Sedikitnya 7.400 hektarhektare sawah terancam puso. <ref>{{cite web
|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/13/metro/3315156.htm
|title = Bencana banjir: Kerugian di Kabupaten Bekasi Mencapai Rp 551 Miliar}}</ref>
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Penyakit ===
Setelah banjir penyakit infeksi saluran pernafasanpernapasan, diare, dan penyakit kulit menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian. Ini disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk <ref>[http://www.antara.co.id/seenws/?id=52741 Penyakit Mulai Jangkiti Pengungsi Banjir Jakarta]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Kantor Berita Antara, 7 Februari 2007</ref>
 
Ditemui pula beberapa kasus [[demam berdarah]]<ref>[http://www.antara.co.id/seenws/?id=53743 Antara News. ''Tiga Korban Banjir Meninggal Akibat Leptospirosis''.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Jakarta: 20 Februari 2007 20:22</ref> dan [[leptospirosis]]<ref>[http://ampl.or.id/detail/detail01.php?row=1&tp=artikel&ktg=banjirdalam&jns=&kode=129 Sekretariat Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. ''Masyarakat Bisa Terhindar dari Penyakit Banjir''.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Jakarta: diunduh pada 25 Februari 2004 03:16 WIB</ref> Sebagai akibat genangan air setelah banjir.
{{sect-stub}}
 
== Pasca bencana ==
Hingga hampir sepekan pascabanjir, [[14 Februari]] 2007, 20 lampu lalu lintas di seluruh DKI Jakarta masih tidak berfungsi. Matinya lampu lalu lintas menyebabkan arus kendaraan di beberapa kawasan terganggu dan menimbulkan kemacetan. Di Jakarta Pusat lalu lintas di beberapa perempatan tidak dipandu lampu lalu lintas. Di kawasan Roxy, misalnya, lampu lalu lintas tidak berfungsi. Akibatnya, kemacetan terjadi sepanjang pagi hingga menjelang sore. Situasi serupa tampak di kawasan Kramat Bunder.
 
=== Penanganan sampah ===
{{sect-stub}}
Setelah banjir surut volume sampah yang harus ditangani meningkat. Sampah-sampah yang terbawa sungai pada sampai tanggal 8 Februari berlipat ganda dari 300 m&sup3;³ menjadi 600 m&sup3;³ per hari. Sampah-sampah tersebut berupa antara lain berupa puing bangunan, kayu dan perabotan hanyut. <ref>{{cite web| url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/09/UTAMA/3303305.htm | title = Sampah Berserakan di Jakarta| accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear = 2007}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Selain itu banyaknya sampah yang dikirim ke tempat penampungan akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, juga bertambah. SampaiHingga tanggal 15 Februari, kiriman sampah dari sisa banjir ini diperkirakan mencapai 1.500 ton per hari.<ref> {{cite web|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/16/metro/3327077.htm|title = Sampah di TPA Tambah 1.500 Ton Per Hari | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear = 2007}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
 
== Banjir susulan ==
Hujan deras sejak Selasa pagi, [[13 Februari]], di [[Depok]] dan sebagian wilayah [[Jakarta Selatan]] menyebabkan air kembali menggenangi sebagian rumah-rumah warga yang baru saja kering dari terpaan banjir pekan sebelumnya. Hujan tersebut menyebabkan [[Kali Krukut]] yang melintasi kawasan [[Kemang, Jakarta|Kemang]] dan [[Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Petogogan]], Jakarta Selatan meluap.
 
Luapan itu meluas dan menggenangi rumah-rumah warga di perkampungan tersebut hingga sebatas lutut orang dewasa. Kontur tanah perkampungan yang menjorok rendah ke arah sungai menyebabkan wilayah itu mudah sekali terbanjiri luapan air dari sungai. Di kawasan Kemang, tepatnya di [[Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan|Kelurahan Bangka]], air menggenangi sekitar seratusan rumah petak di belakang deretan kafe-kafe elit di Jalan Kemang Raya. Semakin mendekati Kali Krukut, air sudah memasuki bagian dalam rumah hingga sebetis. Banjir besar pekan lalu telah menerpa kampung tersebut hingga ketinggian dua meter.
 
Banjir serupa juga kembali menimpa warga Perumahan Pondok Payung Mas, [[Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan|Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten]].
 
Hujan yang turun pada hari Sabtu [[17 Februari]] menyebabkan sebanyak 2.761 warga Jakarta dari 612 kepala keluarga (KK), terpaksa mengungsi kembali karena rumah mereka tergenang air. Genangan ini terjadi di beberapa pemukiman di [[Pancoran, Jakarta Selatan|Pancoran]], [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]], [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], dan [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]]. Ketinggian genangan berkisar antara 40-120 40–120&nbsp;cm. <ref>[http://www.antara.co.id/seenws/?id=53510 Sebanyak 2.761 Warga Jakarta Mengungsi Kembali]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Kantor Berita Antara, 18 Februari 2007</ref>
 
== Komentar pihak berwenang ==
==Kritik==
 
Gubernur DKI Jakarta [[Sutiyoso]] menanggapi kritikan dengan mengatakan bahwa banjir ini adalah fenomena alam, <ref>{{cite web|url = http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/02/070206_jktfloodtuesday.shtml |title = Hujan Ganggu Penanganan Banjir | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear= 2007}}</ref>, dan merupakan banjir lima tahunan. Sutiyoso menganggap pemerintah sudah berusaha maksimal menangani banjir.<ref> {{citeCite webnews|url = http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=32806 |title = SUTIYOSO: INI FENOMENA ALAM, MENUNGGU SURUT SAJA | accessdate = 16 FebruariFebruary |accessyear accessyear= 2007}}</ref> Pernyataan|work ini= dapat[[MetroTV|Metrotvnews.com]] dinilai}}{{Pranala sebagaimati|date=Februari suatu2021 usaha|bot=InternetArchiveBot melarikan|fix-attempted=yes diri dari tanggung jawab karena tidak ada bukti bahwa banjir merupakan gejala alam yang terjadi setiap lima tahun.}}</ref> Banjir besar sebelumnya terjadi dipada tahun 1996 dan 2002 yang berarti interval pertamanya adalah enam tahun. Pengakuan usaha maksimal juga sangat tidak tepat karena dalam kurun waktu 2004 s/d 2006 pemerintahan Sutiyoso terfokus pada pengembangan proyek busway yang sebagian dananya mengambil dari alokasi dana pemeliharaan dan pengembangan tanggul pencegah banjir.
 
[[Daftar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] [[Aburizal Bakrie]] berkomentar bahwa para korban banjir "masih dapat tertawa" dan peristiwa banjir ini hanya dibesar-besarkan media "seolah-olah dunia mau kiamat"<ref name="bakrie-kiamat">[http://www.liputan6.com/view/3,137049,1,0,1170777891.html "Aburizal Bakrie: Media Membesar-besarkan soal Banjir"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''[[Liputan 6]]'', 6 Februari 2007</ref> sehingga ia dikritik para korban dan anggota [[DPR]].<ref name="jpost-bakrie">[http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070208.B07 "Survivors say floods are nothing to laugh about"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929111309/http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070208.B07 |date=2007-09-29 }}, ''[[The Jakarta Post]]'', 8 Februari 2007</ref> Padahal kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa banyak korban banjir yang bahkan tidak mampu berkomentar akibat dari tekanan stress serta buruknya kondisi hidup di tempat-tempat pengungsian. Sifat rakyat Indonesia yang cenderung berusaha ramah dan tersenyum apabila diwawancarai telah dijadikan sebagai alasan untuk menolak tanggung jawab dalam kegagalan mengatasi bencana banjir.
 
{{sect-stub}}
 
== Daerah lain ==
*=== [[Karawang]] ===
Banjir akibat luapan [[sungai Citarum]] yang terjadi awal Februari 2007 telah menggenangi 17.000 hektarhektare sawah di Kabupaten [[Karawang]], [[Jawa Barat]]. Kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,7 miliar. Banjir yang menggenangi 25 dari 30 kecamatan di Karawang diperparah dengan jebolnya tanggul Sungai Citarum. Tanggul yang jebol ada di Kaceot I dan II, Tangkil, serta saluran induk Tarung Utara. Hingga 10 Februari, ada lima kecamatan yang masih dianggap rawan banjir, yakni Pakisjaya, Batujaya, Rengasdengklok, Jayakerta, dan Tirtajaya. Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang mencatat, sawah yang terendam banjir tersebar di 22 kecamatan. Ketinggian genangan bervariasi antara 20 hingga 70 sentimeter.
 
*=== [[Subang]] dan [[Indramayu]] ===
Banjir juga hampir sepekan merendam sawah dan permukiman di [[Subang]] dan [[Indramayu]] yang masih termasuk wilayah pantai utara Jawa Barat. Setidaknya 18.488 hektarhektare sawah dipastikan rusak. Berdasarkan pantauan, di Kabupaten Subang, kerusakan terluas terjadi di Kecamatan Pamanukan (2.101 ha), Pusakanegara (1.275,5 ha), dan Legon Kulon (2.792 ha), sedangkan di Kabupaten Indramayu banjir menggenangi areal sawah di Kecamatan Kandanghaur. <ref>{{cite web
|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/10/metro/3306028.htm
|title = Banjir Masih Genangi Belasan Ribu Hektar Sawah di Karawang
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar wilayah rawan banjir di Jakarta]]
* [[Banjir Kanal Jakarta]]
* [[Sistem pencegahan banjir Jakarta]]
 
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/mbmtempo/free/utama.html Ke Jakarta Banjir Kembali]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://ampl.or.id/detail/detail01.php?row=&tp=artikel&ktg=banjirdalam&jns=&kode=295 Pusingnya Mengurus Banjir di Ibu Kota]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0702/02/155955.htm Daftar Titik Banjir dan Genangan Air di Jakarta] Sebaran banjir di Jakarta pada 2 Februari 2007.
* {{id}} [http://www.bbc.co.uk/indonesian/inpictures/story/2007/02/070204_jakartaflooding.shtml Foto-foto banjir Jakarta 2007 dari BBC]
{{Susilo Bambang Yudhoyono}}{{Bencana di Indonesia}}
 
[[Kategori:Banjir|Jakarta 2007di Jakarta]]
{{jakarta-stub}}
[[Kategori:PeristiwaIndonesia dalam tahun 2007]]
 
[[Kategori:Bencana alam tahun 2007]]
[[Kategori:Banjir|Jakarta 2007]]
[[Kategori:Peristiwa 2007]]
 
[[en:2007 Jakarta flood]]