Pancoran, Jakarta Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WikiDarma (bicara | kontrib)
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 114.125.29.226 (bicara) ke revisi terakhir oleh CommonsDelinker
Tag: Pengembalian
 
(26 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect3Tentang|Pancoran|Lihatsebuah pulakecamatan di [[PasarJakarta PancoranSelatan]]|artikel mengenai pasar di [[Jakarta Barat]]|Pasar Pancoran}}
{{kecamatan
{{kecamatan|nama=Pancoran|provinsi=Jakarta|dati2=Kota|namapeta dati2=Jakarta Selatan|peta=[[Berkas:Locator Kecamatan Pancoran di Jakarta Selatan.png|180px|center]]|
nama camat=-|luas=-km²|penduduk=-|kepadatan=- per km²|kelurahan=6}}
|nama = Pancoran
'''Kecamatan Pancoran''' terletak di [[Jakarta Selatan]].
|provinsi = Daerah Khusus Ibukota Jakarta{{!}}DKI Jakarta
|dati2 = Kota Administrasi
|nama dati2 = Jakarta Selatan
|nama camat = -
|kode pos = 12700
|luas= -8,5 km²
|penduduk = -
|kepadatan=- per km²
|kelurahan = 6}}
'''Kecamatan Pancoran''' adalah sebuah kecamatan di [[Jakarta Selatan]]. Dahulu, kecamatan ini merupakan bagian dari kecamatan Mampang Prapatan.<ref>{{Cite web|last=Novianti|first=Fenty|title=Asal Usul Pancoran Jakarta: Dibuat sebagai Tantangan Sang Pangeran Selama 30 Hari? - Bandung Raya|url=https://prbandungraya.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-264544757/asal-usul-pancoran-jakarta-dibuat-sebagai-tantangan-sang-pangeran-selama-30-hari|website=prbandungraya.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-11-09}}</ref> Pada tahun 1987, dibentuk kecamatan perwakilan Mampang Prapatan di Pancoran. Kemudian, pada tahun 1991, kecamatan Pancoran resmi menjadi kecamatan yang pisah dari kecamatan Mampang Prapatan.<ref name=":0">{{Cite web|date=1990-12-18|title=PP No. 60 Tahun 1990 [JDIH BPK RI]|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/63582/pp-no-60-tahun-1990|website=peraturan.bpk.go.id|access-date=2022-11-09}}</ref>
 
== SejarahAsal Usul Nama Pancoran ==
Nama Pancoran berasal dari sebuah dongeng Betawi yang menceritakan sebuah kerajaan di selatan Jakarta yang memiliki seorang raja yang dikaruniai tiga pangeran. Ketiga pangeran tersebut bernama Pangeran Jaya, Pangeran Suta, dan Pangeran Gerinda.
<<Ambigu: Artikel dalam subjudul ''Sejarah'' berikut ini adalah mengenai daerah / Jalan Pancoran di Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, bukan Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Buktinya adalah di artikel berikut ini disebutkan bahwa di daerah ini terdapat pancuran yang digunakan untuk memasok air bagi kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan Batavia (Pasar Ikan), berarti lokasi Pancoran ini haruslah dekat dengan Pelabuhan Batavia di Pasar Ikan. Tidaklah mungkin Pancoran yang dimaksud dalam subjudul ini adalah Pancoran di Jakarta Selatan, karena jaraknya dari Pasar Ikan adalah sekitar 15 km.>>
 
Pada suatu hari, sang raja berencana memilih penerus takhta dan memerintahkan ketiga putranya untuk pergi dari istana untuk menempuh ujian. Ketiga putra itu pun, meninggalkan istana dan melakukan perjalanan. Di tengah perjalanan, ketiga putra tersebut kehausan. Kedua putra raja, Pangeran Suta dan Pangeran Gerinda sudah terlalu haus, maka mereka meminum air dari pancuran tersebut, meskipun sudah dilarang sang kakak, Pangeran Jaya. Setelah meminum air tersebut, kedua pangeran tersebut tewas di tempat.
Pancoran berasal dari kata Pancuran. Di kawasan itu pada tahun [[1670]] dibangun semacam [[waduk]] atau ''aquada'' tempat penampungan air dari kali [[Ciliwung]], yang dilengkapi dua buah pancuran itu mengucurkan air dari ketinggian kurang lebih 10 kaki.
 
Sang kakak, Pangeran Jaya kebingungan, karena kedua adiknya tewas. Tiba-tiba, seorang kakek muncul. Dia pun berkata bahwa kedua adiknya telah meminum air dari telaga pancuran tanpa meminta izin dan hal itu membuat kedua pangeran tersebut tewas. Pangeran Jaya sangat sedih mendengar adiknya tewas. Ia pun meminta sang kakek mengembalikan nyawa kedua adiknya.
Dari sana air diangkut dengan perahu oleh para penjaja yang menjajakannya disepanjang saluran – saluran (''grachten'') di kota. Dari tempat itu pula kelasi- kelasi biasa mengangkut air untuk kapal – kapal yang berlabuh agak jauh dilepas pantai, karena dipelabuhan [[Batavia]] kapal tidak dapat merapat. Karena banyaknya yang mengambil air dari sana, sering kali mereka harus antri berjam – jam. Tidak jarang kesempatan itu mereka manfaatkan untuk menjual barang – barang yang mereka selundupkan.
 
Kemudian, sang kakek menawarkan Pangeran Jaya mengganti nyawanya untuk menghidupkan kedua adiknya. Pangeran Jaya pun menyetujui tawaran sang kakek. Ia pun meminum air pancuran tersebut dan kedua adiknya kembali bangkit. Namun, setelah meminum air pancuran tersebut, Pangeran Jaya masih tetap hidup. Hal itu membuat kaget kedua adiknya.
Dari penampungan di situ kemudian air disalurkan ke kawasan kastil melalui Pintu Besar Selatan. Rancangannya sudah dibuat pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[Durven]] ([[1728]] – [[1732]]), tetapi dilaksanakan pada awal masa [[Van Imhoff]] berkuasa ([[1743]] – [[1750]]). Dengan demikian maka pengambilan air untuk keperluan kapal menjadi tidak terlalu jauh sampai melewati kota.
 
Lalu, sang kakek meminta ketiga pangeran tersebut untuk mencabut tongkat yang ia tancapkan dan berkata bahwa ahli waris kerajaanlah yang dapat mencabut tongkat tersebut. Pangeran Suta dan Pangeran Gerinda tidak berhasil mencabut tongkat tersebut. Pada akhirnya, Pangeran Jaya mencoba mencabutnya dan ia berhasil mencabut tongkat tersebut.
Dengan adanya saluran air dari kayu itu, maka di halaman Balikota (''Stadhuis'') dibuat pula air mancur. Sisa – sisa salurannya masih ditemukan pada tahun [[1882]], yang ternyata berbentuk balok kayu persegi empat yang dilubangi, disambung – sambung satu sama lain direkat dengan [[timah]] (De Haan 1935; 299 – 300).
 
Dari hasil ujian tersebut, Pangeran Suta dan Pangeran Gerinda percaya bahwa sang kakaklah yang mampu menggantikan takhta sang ayah. Mereka pun pulang dan mengabarkan hal tersebut kepada sang ayah. Maka terpilihlah Pangeran Jaya sebagai pemimpin baru kerajaan tersebut. Pada akhirnya, tempat air pancuran tempat ketiga pangeran tersebut minum disebut Pancoran.<ref>{{Cite web|last=A|first=Maharani Nur|title=Kisah dari Jakarta Selatan: Sejarah Nama Pancoran - Jaksel News - Halaman 2|url=https://jakselnews.pikiran-rakyat.com/jaksel-hits/pr-614228224/kisah-dari-jakarta-selatan-sejarah-nama-pancoran?page=2|website=jakselnews.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-11-09}}</ref><ref>{{Cite web|title=Cerita Rakyat Betawi: Asal-Usul Nama Pancoran dan Legenda Kampung Condet|url=https://kumparan.com/kabar-harian/cerita-rakyat-betawi-asal-usul-nama-pancoran-dan-legenda-kampung-condet-1wo648smnaG|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2022-11-09}}</ref>
 
== Sejarah ==
Kecamatan Pancoran merupakan bagian dari [[Mampang Prapatan, Jakarta Selatan|Kecamatan Mampang Prapatan]] sampai tahun [[1985]]. Saat itu, Pancoran masih berstatus sebagai kecamatan perwakilan di dalam Mampang Prapatan. Hingga pada tanggal 18 Desember 1990, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 1990 yang mengatur pembentukan kecamatan baru di wilayah DKI Jakarta. Kecamatan Pancoran bersama dengan kecamatan [[Johar Baru, Jakarta Pusat|Johar Baru]] di [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], kecamatan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], kecamatan [[Kalideres, Jakarta Barat|Kalideres]], dan kecamatan [[Kembangan, Jakarta Barat|Kembangan]] di [[Kota Administrasi Jakarta Barat|Jakarta Barat]], kecamatan [[Pesanggrahan]] dan kecamatan [[Jagakarsa, Jakarta Selatan|Jagakarsa]] di [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], kecamatan [[Duren Sawit, Jakarta Timur|Duren Sawit]], kecamatan [[Makasar, Jakarta Timur|Makasar]], kecamatan [[Cipayung, Jakarta Timur|Cipayung]], dan kecamatan [[Ciracas, Jakarta Timur|Ciracas]] di [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur,]] dan kecamatan [[Kelapa Gading, Jakarta Utara|Kelapa Gading]] dan kecamatan [[Pademangan, Jakarta Utara|Pademangan]] di [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]] dimekarkan dari kecamatan induk yang membawahi wilayah kecamatan tersebut. Kelurahan yang masuk wilayah kecamatan Pancoran antara lain:
 
# Kelurahan Pancoran
# Kelurahan Cikoko
# Kelurahan Pengadegan
# Kelurahan Rawajati
# Kelurahan Kalibata
# Kelurahan Duren Tiga
 
Selain itu, PP Nomor 60 Tahun 1990 menetapkan pusat pemerintahan Kecamatan Pancoran berada di Kelurahan Pancoran.<ref name=":0" />
 
== Kelurahan ==
Baris 22 ⟶ 46:
# Kelurahan [[Pengadegan, Pancoran|Pengadegan]], dengan kode pos 12770
# Kelurahan [[Pancoran, Pancoran|Pancoran]], dengan kode pos 12780
 
Kecamatan Pancoran merupakan bagian dari Kecamatan Mampang Prapatan sampai tahun [[1985]], waktu itu bernama kecamatan perwakilan Pancoran.
 
== Batas kecamatan ==
* Barat dengan [[Mampang Prapatan, Jakarta Selatan|Mampang Prapatan]],
* Selatan dengan [[Pasar Minggu, Jakarta Selatan|Pasar Minggu]],
* Timur dengan [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]] dandengan [[Sungai Ciliwung]] sebagai batas
* Utara dengan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]].
 
Baris 37 ⟶ 59:
# [[SMP Negeri 155 Jakarta]] di Cikoko
# [[SMP Negeri 182 Jakarta]] di Kalibata
# [[SMP Negeri 238 Jakarta]] di KalibataDuren Tiga
 
== Lihat pula ==
* [[Patung Dirgantara]]
 
== Referensi ==
{{Kota Jakarta Selatan|state=show}}
{{Reflist}}{{Pancoran, Jakarta Selatan}}{{Kota Administrasi Jakarta Selatan}}
{{Batavia}}
{{Jakarta}}
{{Jakarta-stub}}
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Pancoran, Jakarta Selatan| ]]
 
 
{{Jakarta-stub}}