Durga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gunkarta (bicara | kontrib)
ganti foto yang lebih jelas
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(17 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| image = Durga by Raja Ravi Varma.jpg
| god_of = Dewi kekuatan dan perlindungan
| name = Durga
| day =
| mantra = [[Om Śrī Durgayai Namah]]<ref name="DharmNewsArticle">{{cite web|url=https://m.punjabkesari.in/dharm/news/article-353210|title=Dharm News Article by Punjab Kesari|access-date=28 April 2022|website=Punjab Kesari|date=9 April 2015|language=hi|archive-date=1 October 2022|archive-url=https://web.archive.org/web/20221001134415/https://m.punjabkesari.in/dharm/news/article-353210|url-status=live}}</ref>
Baris 10 ⟶ 9:
| weapon = [[Cakra Sudarsana|cakra]], [[sangkakala]], [[trisula]], [[gada]], [[pedang]] [[tameng]], [[genta]] atau [[busur]]<nowiki></nowiki>
| devanagari = दुर्गा
| other_names = Mahishasura Mardini, Marikamba, Bhawani, Dewi Maa, Mata Rani, Adi Sakti , Ghattamma
| mount = [[singaSinga]] ataudan [[harimauHarimau]]{{sfn|Robert S Ellwood|Gregory D Alles|2007|p=126}}{{sfn|Wendy Doniger|1999|p=306}}
| festivals = [[Durgapuja]], [[Durga Ashtami]], [[Nawaratri]], [[Vijayadashami]]
| equivalent1 = [[Panthoibi]]<ref>{{Cite web|url = https://books.google.com/books?id=LVpuAAAAMAAJ&q=panthoibi+Durga|title = Recent Researches in Oriental Indological Studies: Including Meiteilogy|last1 = Singh|first1 = Moirangthem Kirti|year = 1998|access-date = 3 May 2021|archive-date = 19 August 2021|archive-url = https://web.archive.org/web/20210819070413/https://books.google.com/books?id=LVpuAAAAMAAJ&q=panthoibi+Durga|url-status = live}}</ref>|
Baris 17 ⟶ 16:
| abode = [[Manidwipa]]
| texts = [[Dewi-Bhagawatapurana]], [[Dewimahatmya]]
|image_size=|image_upright=|caption=Lukisan Durga dibuat oleh [[Raja Ravi Varma]] [[abad ke-10]].}}
Menurut kepercayaan umat [[Hindu]], '''Durga''' adalah shakti [[Siwa]]. Dalam [[agama Hindu]], Dewi Durga (atau Ida Betari Durga) adalah ibu dari [[Dewa]] [[Batara Kala|Kala]], [[Dewa]] [[Ganesa]], [[Dewa]] [[Kartikeya|Kumara]] ([[Kartikeya]]), [[Dewi]] [[Asokasundari]], [[Dewi]] [[Manasa]], [[Dewa Srani]], [[Dewa]] [[Agni]] Ashokasundari.
 
Ia kadang kala disebut Uma atau [[Parwati]]. Dewi Durga biasanya digambarkan sebagai seorang wanita cantik berkulit kuning keputihan yang mengendarai seekor harimau. Ia memiliki banyak tangan dan memegang banyak tangan dengan posisi [[mudra]], gerak tangan yang sakral yang biasanya dilakukan oleh para [[pendeta]] [[Hindu]], di perwujudan keduanya ia digambarkan mendapat kutukan akibat perbuatan dewa lain yang membuatnya memiliki penampilan yang sangat buruk.
Baris 29 ⟶ 28:
== Perwujudan Durga dalam kesusastraan ==
[[Berkas:018 Durga (39551493135).jpg|jmpl|Arca Durga Di [[Candi Penataran]], [[Indonesia]]]]
[[Berkas:Durga LoroMahisasuramardini Jonggrang copyPrambanan.jpg|jmpl|Arca Durga Di [[Candi Prambanan]], [[Indonesia]]]]
Terjadinya peperangan pada zaman dahulu yang berlangsung selama ratusan tahun lamanya antara para dewa dan bala tentara Asura menyebabkan hawa amarah dan kemurkaan dewa-dewa memberikan sebuah akibat yaitu terciptanya Durga. Para dewa yang di pimpin oleh Indra yang saat itu sebagai Raja, sedangkan pasukan tentara Asura  dikepalai oleh Mahisa. Tentara dewa dikalahkan dalam peperangan tersebut oleh pasukan para tentara Asura yang akhirnya menyebabkan Mahisa menjadi seorang Raja. Para dewa yang akhirnya kalah akhirnya mengangkat Brahma sebagai pemimpin dan menghadap Siva dan Visnu untuk menyampaikan sebuah kabar. Para dewa yang mendapatkan kabar tersebut marah yang mengakibatkan keluarnya kekuatan yang sangat dahsyat dari badan Siva (Siwa) dan Visnu (Wishnu) serta para dewa lainnya, yang kemudian bersatu.sehingga terciptalah seorang wanita cantik akibat dari peristiwa tersebut.<ref>T.A Goninatha Rao 914 : 334</ref>
[[Berkas:Arca Durga Mahishasuramardini Candi Merak, Mei 2022.jpg|jmpl|Arca Durga Di [[Candi Merak]], [[Indonesia]]]]
Dalam mitosnya diceritakan bahwa wajah dari wanita itu terbentuk dari tenaga Dewa Siva. Rambut dari tenaga Dewa Yama. Tangan - tangannya timbul dari tenaga Dewa Visnu. Dada nya terbentuk dari tenaga Dewa Candra. Perutnya terbentuk dari tenaga Dewa Surya. Jarinya berasal dari Wasu. Giginya tumbuh karena kekuatan fajar. Sedangkan Vayu dengan kekuatanya menumbuhkan telinga pada wanita itu.<ref>J. Knebel 1906 : 237</ref>
Baris 39 ⟶ 38:
Tertulis dalam kitab lanjutan dari Sudamala yaitu Sri Tanjung, yang menggambarkan Durga turun ke bumi untuk menolong makhluk (Sidapaksa dan Sri Tanjung) yang sedang kesusahan dan berputus asa. Pada kitab ini juga digambarkan Durga yang berambut gimbal/kusut dan bertaring.<ref name=":1" />
 
Kitab   yang ketiga yaitu Ghatotkacasraya. Daripada kitab – kitab sebelumnya, kitab inilah memiliki gambaran Dewi Durga paling lengkap. Jikapada kitab Jawa kuno lain hanya menggambarkan tentang raut muka Durga saja. Maka pada kitab ini disebutkan juga tentang jumlah tangan dan warna dada dari Durga. Dalam kitab ini, digambarkan Durga bertangan 8, menakutkan, berkepala 3, dadanya berwarna belang, memiliki mata yang melotot, giginya bertaring, memiliki lubang hidup yang besar dan memiliki rambut yang berombak.<ref name=":1" />
 
Yang terkahir atau pada kitab ke empat hanya menjelaskan Durga sebagai Nalamala yang memiliki 3 kepala dan sangat kuat.Bentuk dari Durga sendiri tidak dijelaskan pada kitab ini.<ref name=":1" />
Baris 47 ⟶ 46:
 
== Atribut Senjata pada Durga ==
Dewi Durga Mahisasuramardini diwujudkan membawa berbagai jenis atribut senjata. Dalam mitologinya, para dewa menciptakan Dewi Durga Mahisasuramardini untuk mewakili para dewa untuk  berperang melawan asura yang pada saat itu berusaha untuk menyerang khayangan milik para dewa. Oleh karena itu, Dewi Durga Mahisasuramardini diciptakan sebagai dewi perang. Karena Dewi Durga mewakili para dewa untuk berperang, para dewa memberikan Dewi Druga hadiah berupa beberapa senjata. Sehingga semua senjata yang dibawa oleh Dewi Durga merupakan pemberian dari para dewa yang digunakan untuk melawan asura. Dewi Durga Mahisasuramardani telah mengembalikan keseimbangan alam dengan membunuh asura.<ref>Hariani Santiko 1987: 6</ref>
 
Dalam kisah pergulatan Durga dengan Mahisasura, Durga dilengkapi dengan senjata pemberian dari dewa-dewa seperti :
Baris 54 ⟶ 53:
* Varuna memberi sankha
* Agni menyerahkan sakti
*  Maruta menghadiahkan dhanudan setabung sara
*  Indra memberikan wajra dan genta
*  Yama menghadiahkan tongkat yang diambil dari tongkatnya sendiri
*  Vayu memberi pasa
*  Prajapati menghadiahkan kalung dari kerang
*  Brahma memberikan kendi amrta dari tanah
*  Surya memberi sinar
*  Kala menghadiahkan khadga dan khetaka
*  Lautan susu memberikan kalung manik-manik yang bersinar dan beberapa pakaian perang
*  Wiswakarman menghadiahkan anting-anting, gelang, hiasan bulan sabit yang gemerlap
*  Kuwera memberikan cangkir berisi anggur
*  Sesa, raja ular menghadiahkan upavita terbuat dari ular dengan batu permata di dalamnya
*  Himawati memberi seekor singa sebagai tunggangan, sehingga Durga siap untuk menghadapi Mahisasura<ref>Pargiter 1904 : 414 – 575</ref>
 
Sedangkan untuk senjata utamanya sendiri yaitu Cakra dan sangkha.Sangkha memiliki beberapa makna simbolis seperti: sebagai simbol keselamatan, kebebasan kesadaran hakiki, simbol dari alam jagat raya dan sebagai kekuatan hukum. Sedangkan stribut lainnya seperti dhanus (busur) merupakan simbol kerajaan yang melambangkan kedudukan jabatan seorang raja. Selain tiu juga memiliki simbol sebagai aspek penghancur dari keinginan kesadran hakiki setial individu. Sara sebagai pelengkap dhanus sendiri merupakan arti dari anak panah. Senjata pedang (Khadga) merupakan simbol dari kekuatan sebagai penghancur serat simbol dari ilmu pengetahuan yang pada hakikatnya adalah sebagai simbol kebijaksanaandan sebagai lambang kerajaan. Senjata lainnya yaoitu perisai (khetaka) merupakan alat untuk menangkis senjata dan untuk melindungi diri dari serangan lawan.<ref name=":1" />