Hari Sabat dalam Gereja Advent: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 10 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(36 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Hari Sabat merupakan bagian yang penting dalam kepercayaan [[Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]]. Ajaran ini diperkenalkan pada pendiri Gereja Advent pada pertenganan abad 19 oleh [[Rachel Oakes Preston]].<ref>{{Cite web |url=http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Sabbath_in_Seventh-day_Adventism |title=Salinan arsip |access-date=2007-11-16 |archive-date=2023-05-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230511143806/https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Sabbath_in_Seventh-day_Adventism |dead-url=no }}</ref>
 
== Pemeliharaan Hari Sabat ==
[[kategori:Gereja di Indonesia|{{Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]]}}
{{adventisme}}
 
Orang-orang Advent percaya, hari Sabat merupakan hari khusus berhubungan dengan AllahJesus dan di dalamnya semua manusia diundang supaya merayakannya dengan penuh kegembiraan atas perbuatan Tuhan dalam penciptaan dan penebusan. Pada hari Sabat mereka menghindani apapun yang cenderung menghilangkan suasana kesucian itu. Mereka menghindari segala pekerjaan yang bersifat mencari nafkah dan segala transaksi bisnis (Nehemia 13:15-22). Mereka juga menghindarkan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri, melibatkan diri dalam pelbagai keperluan yang bersifat sekularsekuler, dengan omong kosong, atau percakapan mengenai olah ragaolahraga . <ref>Laurel Damsteegt, ”Apa yang anda perlu ketahui tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah”, Indonesia Publishing House, cetakan 4, 2002. Hal 306</ref>
 
“Sabat tidak dimasukkan untuk menjadi saat yang tanpa aktivitas secara sia-sia. Hukum melarang pekerjaan-pekerjaan sekularsekuler pada hari Tuhan itu; pekerjaan untuk mencari nafkah harus dihentikan; tidak ada upaya untuk kesenangan diri atau keuntungan duniawi yang diizikan pada hari ini; tetapi sebagaimana Tuhan berhenti dari pekerjaan penciptaan-Nya, dan beristirahat pada hari Sabat dan memberkatinya, demikianlah manusia harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari kehidupannya dan menyerahkan jam-jam yang kudus itu kepada perhentian yang menyehatkan, untuk berbakti, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang suci.” .<ref>The Desire of Ages, hlm. 207</ref>.
 
Hari Sabat dimulai pada saat matahari terbenam pada hari Jum’at petang dan berakhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang (Kejadian 1:5; Markus 1:32). Pada hari Jum’at orang-orang Advent menyediakan makanan untuk hari Sabat sehingga selama jam-jam hari yang kudus itu mereka dapat berhenti dan segala pekerjaan mereka ( Kel 16:23; Bil 11:8). <ref>Laurel Damsteegt, ”Apa yang anda perlu ketahui tentang 27 Uraian Diktrin Dasar Alkitabiah”, Indonesia Publishing House, cetakan 4, 2002. Hal 307</ref>
 
Pada hari Jum’at senja, apabila hari Sabat itu mendekat, anggota keluarga atau kelompok umat percaya berkumpul bersama¬-sama sebelum matahanimatahari terbenam, dengan menyanyi, berdoa dan membaca Firman Allah, supaya dengan demikian mereka mengundang Tuhan datang sebagai tamu yang dihormati. Begitu pula mereka lakukan pada penutupan Sabat, mengadakan kebaktian bersama pada had Sabat, Sabtu petang, seraya memohon kepada Allah agar hadir dan menuntun sepanjang minggu berikutnya. <ref>Idem. Hal 307</ref>
 
== Ajaran tentang Hari Sabat ==
 
=== Pernyataan Resmi ===
Dalam dasar-dasar kepercayaan, [[Gereja Mesehi Advent Hari Ketujuh]] memberikan pernyataan sebagai berikut:
 
:''Khalik yang penuh kemurahan, setelah enam hari [[Penciptaan]], berhenti pada han ketujuh dan melembagakan hari Sabat bagi semua umat sebagai satu peringatan Penciptaan. Perintah keempat dan Hukum AllahYesus yang tak dapat berubah itu mengharuskan pemeliharaan [[Sabat]] hari ketujuh ini sebagai hari istirahat, berbakti, dan melayani sesuai dengan ajanan dan praktik yang dilakukan [[Yesus Kristus]], [[Tuhan]] atas hari SabatjSabat itu. Hari Sabat adalah hari perhubungan yang menyenangkan dengan Tuhan Allah, dan juga dengan sesama. Sabat merupakan sebuah lambang penebusan kita di dalam Kristus, satu tanda penyucian kita, sebuah pernyataan bahwa kita tunduk dan taat, sebuah gambaran mendatang tentang kehidupan yang [[abadi]] di dalam kerajaan AllahYesus. Sabat merupakan tanda [[Allah]] yang kekal, abadinya perjanjian-Nya antara Dia dan umatNya. Pemeliharaan dengan rasa gembira atas hari yang kudussuci ini dari [[senja]] kepada senja, dan [[matahari]] terbenam sampai matahari terbenam, adalah sebuah perayaan atas karya kreatif dan tindak perbuatan yang menebus yang dilakukan Tuhan''.<ref>{{Cite web |url=http://www.adventist.org/beliefs/fundamental/index.html |title=Salinan arsip |access-date=2007-11-16 |archive-date=2006-03-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060310104717/http://www.adventist.org/beliefs/fundamental/index.html |dead-url=no }}</ref>
 
== = Hari Sabat dan Sejarah Kekristenan= ==
 
Perubahan dari hari [[Sabat]] kepada [[Minggu]] sebagai Hari berbakti muncul perlahan-lahan. Tidak ada bukti perbaktian [[Kristen]] pada hari Minggu dalam minggu itu sebelum [[abad]] kedua, akan tetapi bukti menunjukkan bahwa pada pertengahan abad itu beberapa orang [[Kristen]] secara sukarela memelihara Hari Minggu sebagai hari perbaktian, bukan sebagai hari perhentian. <ref>Justin Martyr, '''First Apology dalam Ante-Nicene Fathers''' (GrandRapids: Wm. b. Eerdsinans 1979),jilid 9, hlm. 186</ref>
 
Pada abad-abad pertama, di [[Roma]], yang menjadi ibukotaibu kota [[Kekaisaran Romawi]], rasa anti [[Yahudi]] sangat kuat, dan dan waktu ke waktu semakin kuat saja. Reaksi terhadap sentimen kebangsaan ini, orang-orang Kristen yang diam di kota itu berusaha membedakan diri mereka dari orang Yahudi. Mereka mulai meninggalkan beberapa kebiasaan yang dilakukan orang Yahudi dan mulai cenderung menjauh dan pemeliharaan hari Sabat sehingga menuju kepada pemeliharaan hari Minggu secara eksklusif. <ref>Bacciocchi, '''From Sabbath to Sunday''' (Rome: Pontifical Gregorian University Press, 1977), hlm. 223-232.</ref>
 
Dan abad kedua sampai abad kelima, pengaruh hari Minggu mulai bangkit, orang-orang Kristen masih terus memelihara Sabat Hari ketujuh di hampir seluruh Kerajaan Roma. Sejarawan abad kelima, Socrates, menulis sebagai berikut: “Hampir semua gereja di seluruh dunia memelihara Sabat yang kudus setiap minggu, namun orang Kristen yang di AleksandniaAlexandria maupun di
Roma, dengan alasan bebenara tradisi kuno, berhenti melakukannya.” <ref>Socrates,'''Ecclesiastical History''', buku 5, bab 22, terjemahan dalam ''Nicene and Post-Nicene Fathers'' seri kedua (Grand Rapids: Wm.B. Eerdmans, 1979),jilid 2, hlm. 132.</ref>
 
Pada [[abad ke-4]] dan [[abad ke-5]] banyak orang Kristen yang berbakti baik pada hari Sabat
maupun hari Minggu. [[Sozomen]], seorang sejarawan lain pada kurun waktu yang sama, menulis, “Penduduk [[Konstantinopel]], dan hampir semua dimana-mana pun, berkumpul bersama-sama pada hari Sabat, dan juga pada hari pertama dalam minggu itu, kebiasaan yang tidak pernah dipelihara di Roma atau di [[Aleksandria]].” <ref>Sozomen, '''Ecclesiastical History''', buku 5, bab 22, terjemahan dalam ''Nicene and Post-Nicene Fathers'' seri kedua (Grand Rapids: Wm.B. Eerdmans, 1979),jilid 2, hlm 390.</ref>
 
Para Ahli [[sejarah]] menduga kepopuleran dan pengaruh penyembahan [[matahari]] dari [[budaya]] kekafiran Kekaisaran Romawi memegang penanan penting dalam pemeliharaan Hari Minggu, yang semakin bertumbuh penerimaannya sebagai hari perbaktian. Penyembahan matahari memegang peranan penting selama sejarah purbakala. Ini merupakan “sebuah komponen yang paling tua dari [[agama]] Romawi....dan bagian awal abad kedua [[Masehi]], aliran ''[[Sol Invictus]]'' sangat dominan di Roma dan di pelbagai bagian kerajaan itu.” <ref>Gaston H. Halsbcrghe, '''The Cult of Sol Invictus''' (Leiden: EJ. Brill, 1972), hlm. 26, 44.</ref>
 
Agama populer ini memberi dampak pada [[jemaat]] Kristen yang mula-mula melalui orang-onang yang baru bertobat. “Orang-orang Kristen yang ditobatkan dan kafir tetap tertarik pada pemujaan matahari. Ini diindikasikan bukan hanya oleh betapa seringnya penghakiman atas praktik semacam ini dan pihak bapa-bapa gereja tetapi juga oleh refleksi yang begitu bermakna dan penyembahan Matahani
di dalam liturgi [[Kristen]].” <ref>Bacciocchi, '''Rise of Sunday Observance''', hlm. 140.</ref>
 
Pada abad keempat [[undang-undang]] hari Minggu mulai diperkenalkan. Undang-undang hari Minggu yang pertama dikeluarkan dan kemudian menjadi undang-undang hari Minggu yang bersifat [[religius]]. Undang-undang [[sipil]] pertama mengenai hari Minggu didekritkan oleh kaisar [[Konstantinus I]] pada tanggal 7 Maret [[321 M]]. Dengan melihat bahwa hari Minggu itu sangat populer di kalangan pemuja matahari dan juga di kalangan Kristen, sehingga Konstantin berharap bahwa dengan menjadikan hari Minggu itu sebagai hari libur, ia dapat memastikan dukungan dan kedua konstituensi ini bagi pemerintahannya. <ref>H.G. Heggtveit, '''Illustreret Kirkehistorie''' (Chnistiana/Oslo/:Cammer-meyers Boghandel, 1891-1895), hlm. 202, sebagaimana diterjemahkan dalam ''SDA Bible Students’Source book'', edisi
revisi., hlm. 1000.</ref>
 
Undang-undang hari Minggu Konstantin membayangkan latar-belakangnya selaku penyembah matahari. “Pada Hari pemujaan Matahari (''venerabili die Solis'') hendaknya para [[hakim]] dan [[penduduk]] yang tinggal di kota-kota beristirahat dan tempat-tempat kerja ditutup. Di pedesaan, penduduk yang berhubungan dengan [[pertanian]] dapat dengan bebas dan didukung undang-undang meneruskan usaha mereka.” <ref>'''Codex JustinianusYustinianus''', buku 3, judul 12, hal 3, terj. dalam Schaff, History of the Christian Church edisi kelima (New York: Charles Scnibuer, 1902),jilid 3, hlm, 380, catatan 1).</ref>
 
Beberapa [[dekade]] kemudian gerejapun mengikuti teladan itu. [[Konsili]] [[Laodikea]] ([[364 M]]), yang tidak merupakan konsili [[universal]] [[pertama]] kalinya mengeluarkan undang-undang pemeliharaan hari Minggu. Dalam [[Kanon]] 29 ketentuan gereja menyatakan bahwa orang-orang Kristen haruslah memuliakan hari Minggu dan “jika mungkin janganlah bekerja hari itu,” sementanasementara itu mencela praktik pemeliharaan hari Sabat, dan mengatakan supaya orang-orang Kristen janganlah “berpangku tangan pada Sabtu (kata [[Yunani]] sabbaton, “Sabat”), dan hanusharus bekenjabekerja pada hari itu.” <ref>Konsili Laodikea, Kanon 29, dalam Charles J. Hefele, '''A History of the Councils of the Church From the Original Documents''', terj. dan editor Henry N. Oxenham (Edinburgh: T and T Clark, 1876),jilid 2, hlm. 316. Lihat juga SDA Bible Student’s Source book edisi revisi, hlm. 885.</ref>
 
Pada tahun [[538 M]], Konsili [[ketiga]] [[Gereja Katolik Roma]] mengeluarkan sebuah undang-undang yang lebih keras dari yang dikelurkan Konstantin. Kanon 28 dan konsili ini mengatakan bahwa pada hari Minggu “pekerjaan pertanian pun harus disingkirkan agar dengan demikian orang-orang tidak terhalang datang ke [[gereja]]” <ref>Giovanni Domenico Mansi, ed., '''Sacronum Conciliorum''' jilid 9, col. 919, dikutip oleh Maxwell, God Cares I, hlm 129. Dikutip sebagian dalam Andrews, History of the Sabbath and First Day of the Week hlm. 374.</ref>
 
== Sejarah ==
 
Pengkudusan hari Sabat diperkenalkan kepada [[pergerakan Adventis]] yang dipimpin oleh [[William Miller]] oleh pengikutnya yang berasal dari [[Baptis Hari Ketujuh]]. Kelompok "Adventism pemelihara hari Sabat" muncul 1845-1849 dari kalangan pergerakan Adventis, yang dikemudian hari menjadi Advent Hari Ketujuh . [[Joseph Bates]] adalah penganjur utama pengkudusan hari Sabat di antara kelompok ini.
{{terjemah|Inggris}}
 
Seorang awam dari Baptist Hari Ketujuh bernama [[Rachel Oakes Preston]] berperan dalam memperkenalkan Sabat pada Millerite Advent. Karena pengaruhnya, [[Frederick Wheeler]] mulai memelihara hari ketujuh sebagai hari perhentian setelah mempelajari masalah ini. Wheeler kemudian terkenal sebagai pendeta Advent hari ketujuh pertama yang berkhotbah dalam mendukung hari Sabat. Beberapa anggota gereja di [[Washington, New Hampshire]] dimana ia kadang-kadang melayani juga mengikuti keputusannya, membentuk gereja Advent Sabat pertama. Anggota-anggota pertama termasuk [[William Farnsworth]] dan saudaranya [[Cyrus T. M Preble]]. Kejadian-kejadian ini berlangsung sebelum "Kekecewaan Besar" yang tak lama kemudian, ketika Yesus tidak kembali seperti yang diharapkan pada 22 Oktober 1844.
The Sabbath was introduced to the Adventist movement of William Miller and his followers by the Seventh Day Baptists. The group of "sabbatarian Adventists" emerged from 1845 to 1849 from among the Adventist groups, later to become the Seventh-day Adventists. Joseph Bates was the foremost proponent of the Sabbath amongst this group.
 
Preble adalah orang yang pertama dari pengikut Millerit yang mempromosikan Sabat dalam bentuk cetak; melalui risalah yang berjudul "Hope of Israel" tanggal 28 Februari 1845 di Portland, Maine. Pada bulan Maret 1845, dia menerbitkan ajaran Sabat dalam risalah "A Tract, Showing that the Seventh Day Should be Observed as the Sabbath".<ref>{{Cite web |url=http://www.aloha.net/~mikesch/tract.htm |title=Salinan arsip |access-date=2010-02-05 |archive-date=2010-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100706072258/http://www.aloha.net/~mikesch/tract.htm |dead-url=yes }}</ref> Ini menyebabkan pertobatan JN Andrews dan keluarga Adventis lainnya di Paris, Maine, serta dengan Joseph Bates (tahun 1845). Orang-orang ini kemudian meyakinkan James dan Ellen White, serta Hiram Edson dan ratusan orang lainnya.<ref>Light Bearers to the Remnant</ref> Preble telah memelihara Sabat hari ketujuh hingga pertengahan 1847. Dia kemudian menolak Sabat dan menentang Advent Hari Ketujuh.
A young Seventh Day Baptist layperson named Rachel Oakes Preston living in New Hampshire was responsible for introducing the Sabbath to the Millerite Adventists. Due to her influence Frederick Wheeler began keeping the seventh day as the Sabbath after personally studying the issue in March 1844 following a conversation with Preston, according to his later report. He is reputed to be the first ordained Adventist minister to preach in support of the Sabbath. Several members of the church in Washington, New Hampshire he occasionally ministered to also followed his decision, forming the first Sabbatarian Adventist church. These included William Farnsworth (biography) and his brother Cyrus. T. M. Preble soon accepted it either from Wheeler, Oakes, or someone else at the church. These events actually preceded the "Great Disappointment" which followed shortly after, when Jesus did not return as expected on October 22, 1844.
 
Bates mengusulkan bahwa pertemuan harus diselenggarakan bagi pengikut Millerit di New Hampshire dan Port Gibson. Pada pertemuan ini, pengikut Millirate di Port Gibson menerima pesan Sabat dan pada saat yang sama Bates menjalin hubungan dengan dua orang dari New Hampshire yang kemudian menjadi sangat berpengaruh di Gereja Advent, James dan Ellen G. White. Antara April, 1848 dan Desember 1850, diselenggarakan 22 rapat tentang Sabat di New York dan New England. Pertemuan-pertemuan ini digunakan para pemimpin seperti James White, Joseph Bates, Stephen Pierce dan Hiram Edson untuk mendiskusikan dan untuk mencapai kesimpulan tentang isu-isu doktrinal.<ref>Neufield, D (1976). Sabbath Conferences. pp. 1255–1256.</ref>
Preble was the first Millerite to promote the Sabbath in print form; through the February 28, 1845 issue of the Hope of Israel in Portland, Maine. In March he published his Sabbath views in tract form as A Tract, Showing that the Seventh Day Should be Observed as the Sabbath". This tract led to the conversion of J. N. Andrews and other Adventist families in Paris, Maine, as well as to Joseph Bates (in 1845). These men in turn convinced James and Ellen White, as well as Hiram Edson and hundreds of others.[2] (Preble is known to have kept the seventh day Sabbath until mid-1847. He later repudiated the Sabbath and opposed the Seventh-day Adventists).
 
Pada tahun 1846, sebuah pamflet yang ditulis oleh Bates menciptakan minat luas kalangan pemelihara hari Sabat. Tak lama kemudian Bates, James White, Ellen Harmon, [Hiram Edson], Frederick Wheeler dan [SW Rhodes] memimpin promosi ajaran Sabat melalui penerbitan-penerbitan berkala.<ref>"Seventh-day Adventists" section (p. 270–273) in Frank S. Mead, Samuel S. Hill and Craig D. Atwood, Handbook of Denominations in the United States, 12th edn. Nashville: Abingdon Press</ref>
Bates proposed that a meeting should be organized between the believers in New Hampshire and Port Gibson. At this meeting, which occurred sometime in 1846 at Edson's farm, Edson and other Port Gibson believers readily accepted the Sabbath message and at the same time forged an alliance with Bates and two other folk from New Hampshire who later became very influential in the Adventist church, James and Ellen G. White. Between April, 1848, and December of 1850 twenty-two "Sabbath conferences" were held in New York and New England. These meetings were often seen as opportunities for leaders such as James White, Joseph Bates, Stephen Pierce and Hiram Edson to discuss and reach conclusions about doctrinal issues.[3]
 
Pada awalnya diyakini bahwa hari Sabat dimulai pukul 6 petang, tetapi pada 1855 secara umum diterima bahwa Sabat dimulai pada Jumat petang, saat matahari terbenam.
Also in 1846, a pamphlet written by Bates created widespread interest in the Sabbath. Shortly afterwards Bates, James White, Ellen Harmon (later White), Hiram Edson, Frederick Wheeler and S. W. Rhodes led the promotion of the Sabbath, partly through regular publications.[4]
 
Majalah [[Present Truth]] yang diterbitkan sebagian besar ditujukan untuk mempromosikan pemeliharaan hari Sabat. JN Andrews adalah orang Advent pertama untuk menulis buku sehubungan dengan hari Sabat, yang diterbitkan pada tahun 1861.
While initially it was believed that the Sabbath started at 6pm, by 1855 it was generally accepted that the Sabbath begins at Friday sunset.[citation needed]
 
== Referensi ==
The Present Truth magazine was largely devoted to the Sabbath at first. J. N. Andrews was the first Adventist to write a book-length defense of the Sabbath, first published in 1861.
{{reflist|2}}
 
== Pranala Luarluar.. ==
Two of Andrews' books include Testimony of the Fathers of the First Three Centuries Concerning the Sabbath and the First Day and History of the Sabbath. The most prominent early critic of the Adventist church was former Adventist D. M. Canright. Books he wrote include The Lord's Day From Neither Catholics nor Pagans: An Answer to Seventh-Day Adventism on this Subject, and Seventh-day Adventism Renounced which is largely about the Sabbath.
* SDAnet AtIssue - [http://www.sdanet.org/atissue/sabbath/index.htm Sabbath articles] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220526151009/http://www.sdanet.org/atissue/sabbath/index.htm |date=2022-05-26 }} and [http://www.sdanet.org/atissue/covenants/index.htm Covenants articles] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220819020548/http://www.sdanet.org/atissue/covenants/index.htm |date=2022-08-19 }}
 
* [http://www.adventistbiblicalresearch.org/documents.htm#sabbath Sabbath articles from the Biblical Research Institute] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061011110908/http://www.adventistbiblicalresearch.org/documents.htm#sabbath |date=2006-10-11 }}
== Lihat Juga==
* "[http://www.atsjats.org/publication_file.php?pub_id=148&journal=1&type=pdf Sabbath and the New Covenant] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927041021/http://www.atsjats.org/publication_file.php?pub_id=148&journal=1&type=pdf |date=2007-09-27 }}" by Roy Gane
 
* [http://www.andrews.edu/library/ASDAL/sabbath.html Sabbath articles] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929133205/http://www.andrews.edu/library/ASDAL/sabbath.html |date=2007-09-29 }} in the Seventh-day Adventist Periodical Index (SDAPI)
== Referensi==
* ''[[Adventist Today]]'' 4:4 (July/August 1996), [http://www.atoday.com/magazine/archive/1996/julaug1996/index.html "Revisiting the Sabbath Doctrine"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070930015225/http://www.atoday.com/magazine/archive/1996/julaug1996/index.html |date=2007-09-30 }}. Articles by three defrocked ministers - Desmond Ford, Dale Ratzlaff and Jerry Gladson, as well as by [[Raymond Cottrell]] and other authors
<references/>
* "[http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-19.htm The Sabbath] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230415095637/http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-19.htm |date=2023-04-15 }}" (chapter 19) and "[http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-18.htm The Law of God] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210314171402/http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-18.htm |date=2021-03-14 }}" (chapter 18) in {{cite book
 
| title = Seventh-day Adventists Believe...
== Pranala Luar==
| author = [[Ministerial Association]], [[General Conference of Seventh-day Adventists]]
* SDAnet AtIssue - [http://www.sdanet.org/atissue/sabbath/index.htm Sabbath articles] and [http://www.sdanet.org/atissue/covenants/index.htm Covenants articles]
|year = 1988
* [http://www.adventistbiblicalresearch.org/documents.htm#sabbath Sabbath articles from the Biblical Research Institute]
| publisher = [[Review and Herald Publishing Association|Review and Herald]]
* "[http://www.atsjats.org/publication_file.php?pub_id=148&journal=1&type=pdf Sabbath and the New Covenant]" by Roy Gane
| location = Hagerstown, Maryland
* [http://www.andrews.edu/library/ASDAL/sabbath.html Sabbath articles] in the Seventh-day Adventist Periodical Index (SDAPI)
| url = http://www.sdanet.org/atissue/books/27/index.htm
* ''[[Adventist Today]]'' 4:4 (July/August 1996), [http://www.atoday.com/magazine/archive/1996/julaug1996/index.html "Revisiting the Sabbath Doctrine"]. Articles by three defrocked ministers - Desmond Ford, Dale Ratzlaff and Jerry Gladson, as well as by [[Raymond Cottrell]] and other authors
|access-date = 2007-11-16
* "[http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-19.htm The Sabbath]" (chapter 19) and "[http://www.sdanet.org/atissue/books/27/27-18.htm The Law of God]" (chapter 18) in {{cite book
|archive-date = 2023-06-11
| title = Seventh-day Adventists Believe...
|archive-url = https://web.archive.org/web/20230611103149/http://www.sdanet.org/atissue/books/27/index.htm
| author = [[Ministerial Association]], [[General Conference of Seventh-day Adventists]]
| yeardead-url = 1988 no
| publisher = [[Review and Herald Publishing Association|Review and Herald]]
| location = Hagerstown, Maryland
| url = http://www.sdanet.org/atissue/books/27/index.htm
}}
* "Section V. Questions on the Sabbath, Sunday, and the Mark of the Beast" in ''[http://www.sdanet.org/atissue/books/qod/index.htm Questions on Doctrine] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210513084729/http://www.sdanet.org/atissue/books/qod/index.htm |date=2021-05-13 }}''
* ''[http://www.andrews.edu/~jonp/colossians2.htm An Exegetical Overview of Col 2:13-17: With Implications for SDA Understanding] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929131832/http://www.andrews.edu/~jonp/colossians2.htm |date=2007-09-29 }}'' by [[Jon Paulien]]
* [http://www.bible.ca/7-Bacchiocchi-lewis-debate.htm Samuele Bacchiocchi debate with John Lewis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210330143413/https://www.bible.ca/7-Bacchiocchi-lewis-debate.htm |date=2021-03-30 }}
* "[http://www.quango.net/brinsmead/Sabbatarian.htm Sabbatarianism Re-Examined] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928102025/http://www.quango.net/brinsmead/Sabbatarian.htm |date=2007-09-28 }}" by former Adventist [[Robert Brinsmead]], in ''Verdict'' 4:4, June 1981
* [http://www.adventist.org/beliefs/other_documents/other_doc6.html Guidelines for Sabbath Observance] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100611162326/http://www.adventist.org/beliefs/other_documents/other_doc6.html |date=2010-06-11 }}, document voted by the [[General Conference Session]] of 1990
 
 
[[kategoriKategori:Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh|Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]]
[[kategori:Gereja di Indonesia|Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]]
[[kategori:Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh|Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]]