== Sejarah ==
Istilah "melankolia" berasal dari kepercayaan medis kuno bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam satu atau lain dari empat cairan dasar tubuh, atau disebut juga humor. Tipe kepribadian sama-sama ditentukan oleh humor yang dominan pada orang tertentu. Menurut [[Hippocrates]], melankolia disebabkan oleh kelebihan empedu hitam.<ref>Hippocrates, ''De aere aquis et locis'', 10.103.</ref> Maka orang yang konstitusinya cenderung memiliki dominan empedu hitam (μέλας (melas) = gelap, hitam + χολή (khole) = empedu) memiliki disposisi melankolis.
== Kaitan dalam pustaka Islam ==
Dalam [[bahasa Arab]] dikenal istilah ''ḥuzn ''dan ''hazan ''yang mengacu pada rasa sakit dan kesedihan atas kehilangan atau kematian kerabat dalam kasus [[Al-Qur'an]]. Ada dua tafsir utama. Yang pertama melihatnya sebagai tanda bahwa seseorang terlalu terikat dengan dunia material, sedangkan yang kedua, tasawuf, melihatnya sebagai wakil perasaan ketidakmampuan pribadi, yang tidak cukup dekat dengan Tuhan atau tidak bisa melakukan sesuatu yang cukup bagi Allah di dunia ini.<ref>Orhan Pamuk''. Istanbul'', bab 10, (2003) </ref>
Selaras dengan kedokteran Yunani klasik, dokter dan psikolog Arab kuno juga mengkategorikan ''ḥuzn'' sebagai penyakit. [[Al-Kindi]] (801-873 M) menghubungkannya dengan keadaan mental seperti kemarahan, gairah, kebencian dan depresi. Sedangkan dokter Persia [[Ibnu Sina]] (980-1037 M) mendiagnosis ''ḥuzn'' pada seorang pria yang sedang mabuk cinta, yang denyut nadinya meningkat secara drastis ketika nama gadis yang dicintainya diucapkan.<ref>Ibnu Sina, Fi'l-Ḥuzn, (tentang Ḥuzn)</ref> Ibnu Sina meyakini, dalam kemiripan yang luar biasa banyak dengan Robert Burton, penyebab melankolia meliputi rasa takut akan kematian, intrik seputar kehidupan seseorang, dan [[Cinta yang Hilang|cinta yang hilang]]. Sebagai solusi, ia menyarankan perawatan medis dan filosofis dari melankolia, termasuk pemikiran rasional, moral, disiplin, puasa dan berdamai dengan bencana.
== Rujukan ==
|