Energi ramah lingkungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan bahan dan material ramah lingkungan
 
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Revolusi industri dimulai sejak dua abad yang lalu, yakni saat ditemukan cara meningkatkan efisiensi kerja menggunakan sumber energi fosil. Energi murah ini telah menjadi bagian dari kemajuan yang terjadi dalam beberapa abad terakhir. Industri berkembang pesat menjadikan kehidupan semakin baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, akses energi merupakan salah satu dasar kekuatan yang mendorong pembangunan. [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] menyatakan bahwa “Energi sangat penting untuk hampir setiap tantangan dan peluang besar yang dihadapi dunia saat ini.” Namun, meskipun sumber energi fosil membawa banyak manfaat, sayangnya juga membawa dampak negatif yang signifikan.<ref name=":0">{{Cite web|title=What are the safest and cleanest sources of energy?|url=https://ourworldindata.org/safest-sources-of-energy|website=Our World in Data|access-date=2021-12-13}}</ref> Hal ini membuat sumber energi fosil dikategorikan sebagai energi yang tidak ramah lingkungan.
[[Berkas:Greenpark wind turbine arp.jpg|thumb|right|200px|Sebuah [[kincir angin]] di [[Green Park, Berkshire|Greenpark]], [[Reading, Berkshire|Reading]], [[Inggris]], menghasilkan listrik ramah lingkungan kira-kira untuk 1000 rumah.]]
 
Istilah '''Energienergi ramah lingkungan''' atauhingga saat ini dikenal luas sebagai '''energi hijau'''yang ([[Inggris]]:bersumber ''greendari energy'')alam adalahdan suatubukan istilahenergi yangfosil, menjelaskanseperti energi apaterbarukan yang dianggapdidefinisikan sebagai sumber [[energi]] yang dapat diperbarui dan [[tenaga]]tidak yangpernah habis. Energi ramah terhadap [[lingkungan]]. Khususnya,kerap istilahpula inididefinisikan merujuksebagai ke sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan. SelainHal [[air]],ini [[sinardikaitkan matahari]]dengan emisi karbon dan [[angin]]gas terdapatrumah pulakaca energilainnya yang berasaldiyakini darisebagai [[makhlukpenyebab hidup]].utama Termasukdari dalam kategoriefek yang terakhir sering disebut jugadikenal sebagai [[biomassapemanasan global]], yang sebagai salah satu contohnyamendorong adalahterjadinya [[minyakperubahan jelantahiklim]].
 
Terdapat sebuah kajian akademik berjudul '''“Nuklir Sebagai Solusi dari Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan untuk Mengejar Indonesia Sejahtera dan Rendah Karbon pada Tahun 2050'''<ref name=":1">{{Cite web|title=Pendaftaran lomba {{!}} Login|url=http://nuklirenergihijau.id/Login|website=nuklirenergihijau.id|access-date=2021-12-13|archive-date=2021-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20211213051235/http://nuklirenergihijau.id/Login|dead-url=yes}}</ref>'''”''' yang disusun oleh tim dari [[Universitas Sebelas Maret]] (UNS). Kajian akademik ini telah menghasilkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai seberapa ramah lingkungan sebuah sumber energi.
Secara umum jenis energi ini termasuk ke dalam [[energi terbaharui]].
{{teknologi-stub}}
Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah tetapi tetap kuat.
 
Kriteria energi ramah lingkugan tersebut adalah:
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
 
# '''Rendah emisi gas rumah kaca'''
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
# '''Minim penggunaan lahan'''
# '''Tidak membahayakan ekosistem'''
# '''Penanganan limbah yang tepat'''
# '''Berkelanjutan secara sumber daya alam (bahan baku dan bahan bakar)'''
# '''Berkelanjutan secara ekonomi'''
 
== Rendah emisi gas rumah kaca ==
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
Gas rumah kaca merupakan pendorong utama [[perubahan iklim]]. Komponen terbesar dalam gas rumah kaca adalah [[karbon dioksida]] (CO<sub>2</sub>). Pada tahun 2018, 87% emisi CO<sub>2</sub> global berasal dari bahan bakar fosil dan industri.<ref name=":0" /> Selain itu, komponen terbesar kedua adalah [[metana]] (CH<sub>4</sub>). Metana memiliki kemampuan mengikat panas 30 kali lebih tinggi dari pada CO<sub>2</sub>. Energi ramah lingkungan seharusnya mengemisikan CO<sub>2</sub> maupun gas rumah kaca lainnya dalam jumlah yang rendah, bahkan hampir tidak ada. Baik pada proses pra-pembangunan pembangkit, saat beroperasi, hingga dekomisioning. Sumber energi yang mengemisikan gas rumah kaca paling rendah antara lain: tenaga hidro, tenaga surya, tenaga angin, tenaga geothermal, dan tenaga nuklir.
{| class="wikitable"
|+Emisi gas rumah kaca dari beberapa sumber energi (Sumber: [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim|IPCC]])
!'''Sumber energi'''
!'''Siklus hidup emisi gas rumah kaca'''
'''(gram CO<sub>2</sub> equivalen per kWh)'''
|-
|Surya
|48
|-
|Geothermal
|38
|-
|Hidro
|24
|-
|Nuklir
|12
|-
|Angin
|11
|}
 
== Minim penggunaan lahan ==
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia di permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan penggunaan lahan dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan akan memengaruhi kebutuhan hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sering kali mengorbankan fungsi lahan sebagai ekosistem, hutan, dan habitat biologis. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan energi membutuhkan teknologi pembangkit listrik yang menggunakan lahan semininal mungkin. Namun harus menghasilkan output dalam skala besar agar fungsi lahan untuk kebutuhan lain tetap dapat terpenuhi.<ref name=":1" /> Energi yang ramah lingkungan seharusnya memiliki densitas energi yang tinggi sehingga penggunaan lahan menjadi minimal.
{| class="wikitable"
|+Densitas energi dari beberapa sumber energi (Sumber: <ref>{{Cite journal|last=Layton|first=Bradley E.|date=2008|title=A Comparison of Energy Densities of Prevalent Energy Sources in Units of Joules per Cubic Meter|url=https://www.drexel.edu/~/media/Files/greatworks/pdf_sum10/WK8_Layton_EnergyDensities.ash|journal=International Journal of Green Energy|volume=5|pages=438–455|doi=10.1080/15435070802498036}}</ref>)
!'''Sumber energi'''
!'''Densitas energi'''
'''(Joule per meter kubik)'''
|-
|Surya
|0,0000015
|-
|Geothermal
|0,05
|-
|Hidro
|0,5 – 50
|-
|Nuklir
|1.500.000.000.000.000
|-
|Angin
|7
|}
 
== Tidak membahayakan ekosistem ==
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
[[Ekosistem]] melibatkan komponen biotik (makhluk hidup meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan komponen abiotik (tidak hidup). Menjaga keseimbangan ekosistem menjadi penting karena setiap ekosistem memiliki kekuatan untuk menjaga keseimbangan bumi. Pemanfaatan energi dalam sebuah pembangkit listrik di suatu wilayah pasti membawa dampak pada ekosistem di sekitarnya.<ref name=":1" /> Besaran dampak tentu akan berbeda-beda. Dampak terhadap ekosistem dari proses pembangkitan listrik dapat dinilai berdasarkan data empiris. Data tersebut diperoleh dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar pembangkit.
 
Diketahui bahwa [[tenaga angin]] berpotensi mengancam populasi burung dan kelelawar. Tenaga angin mengeluarkan [[polusi suara]], efek kedipan cahaya (''shadow flicker effect''), dan derau suara frekuensi rendah dari putaran turbin serta beberapa dampak lainnya yang berpengaruh pada kesehatan manusia maupun lingkungan di sekitarnya. Tenaga surya juga berpotensi mengancam populasi burung. Bahkan ladang tenaga surya yang berada di gurun dapat mengancam populasi reptil dan kura-kura gurun. Pemasangan [[panel surya]] juga memerlukan pembukaan lahan yang luas, sehingga dapat menimbulkan risiko [[erosi]] dan pemadatan tanah.
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
 
Sementara itu, [[Pembangkit listrik tenaga air|tenaga hidro]] juga memerlukan lahan yang sangat luas untuk dijadikan bendungan. Habitat alami bagi hewan, tumbuhan, bahkan penduduk menjadi rentan terganggu. Bendungan juga dapat mengubah suhu air alami, kimia air, beban lumpur, dan karakteristik aliran sungai. Pegalihan sistem aliran juga dapat mengganggu jalur migrasi ikan. [[Energi panas bumi|Tenaga geothermal]] berpotensi menyebabkan kerusakan geiser dan lansekap akibat pengeboran ke bawah permukaan. Pencemaran sumber air dan penyakit gangguan pernapasan yang disebabkan oleh paparan gas asam sulfida. Selain itu juga berpotensi menyebabkan ''fracking'' dan gempa minor serta amblesan.
Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
 
[[Daya nuklir|Tenaga nuklir]] memiliki potensi dampak dari penggunaan air sebagai pendingin. Selain itu, kemungkinan kontaminasi akibat zat radioaktif jika terjadi kebocoran maupun kecelakaan yang menyebabkan zat radioaktif lepas ke lingkungan. Seperti kecelakaan Chernobyl (1986) yang terjadi mengakibatkan pelepasan zat radiaoaktif ke lingkungan. Namun, UNSCEAR mengatakan bahwa "selain peningkatan kasus kanker tiroid, tidak ada bukti adanya dampak kesehatan masyarakat yang besar akibat paparan radiasi 20 tahun setelah kecelakaan”. Selain itu, hal yang berkaitan dengan zat radioaktif sangat ketat diatur dan diawasi oleh regulator nasional maupun internasional.
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
 
Kesimpulannya, energi ramah lingkungan seharusnya yang berdampak sangat minim terhadap keseimbangan ekosistem, terutama pada saat beroperasi. Perkembangan teknologi juga merupakan faktor yang menentukan besaran dampak suatu pembangkit terhadap lingkungannya. Serta energi ramah lingkungan seharusnya memiliki pengawasan yang jelas dan ketat oleh pihak berwenang. Sehingga memberikan kejelasan beban tanggung jawab terhadap dampak yang dihasilkan.
Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
 
Energi ramah lingkungan seharusnya yang berdampak paling sedikit terhadap keseimbangan ekosistem, terutama pada saat beroperasi. Karena tidak mungkin ada pemanfaatan energi yang sama sekali tidak memberi dampak pada lingkungan di sekitarnya. Jadi, keputusan yang paling penting adalah memilih jenis energi untuk pembangkit yang memiliki dampak seminimal mungkin. Solusi terhadap permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan penelitian dan pengembangan teknologi.
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
 
== Penanganan limbah yang tepat ==
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Salah satu penyumbang limbah utama dunia adalah kegiatan industri. Semua kegiatan industri termasuk pembangkit listrik menghasilkan limbah, baik limbah berbahaya maupun tidak berbahaya. Energi yang ramah lingkungan seharusnya memiliki limbah dengan '''volume yang sedikit''', '''terkungkung atau tidak terbuka bebas ke lingkungan''', '''dikelola dengan tepat''' oleh pihak yang bertanggung jawab, serta '''diawasi dengan ketat''' oleh pihak berwenang. Makin kecil volume limbah yang dihasilkan tentu akan makin mudah untuk ditangani, makin ekonomis, dan makin kecil pula dampak negatifnya terhadap lingkungan. Limbah menjadi isu karena pada konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia.<ref name=":1" /> Seperti limbah abu batu bara yang lepas ke lingkungan diketahui berdampak pada kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Limbah yang dihasilkan sumber energi nuklir adalah satu-satunya yang dikungkung dan dikelola dengan aturan yang sangat ketat. Pengelolaan limbah nuklir dilakukan dengan prinsip “''from cradle to grave''”.
 
== Berkelanjutan secara sumber daya alam ==
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Ketersediaan [[sumber daya alam]] (SDA) untuk energi berkelanjutan harus menjamin untuk pemakaian jangka panjang. Pemanfaatan SDA sangat erat kaitannya dengan kegiatan penambangan. Sementara kegiatan ini memiliki dampak tersendiri terhadap lingkungan dan masyarakat. Mulai dari menipisnya sumber daya yang tidak terbarukan, rusaknya ekosistem, pencemaran, berbagai gangguan kesehatan, dan sebagainya. Hal ini tentu saja mengurangi atau mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
 
Dalam pemenuhan energi untuk pembangkit listrik, SDA digunakan sebagai bahan bakar dan material bakan baku. Penggunaan SDA untuk keduanya sangat dipengaruhi oleh densitas energi dari sumber energi yang digunakan. Semakin tinggi densitas energinya maka semakin sedikit pula kebutuhan SDA sebagai bahan bakar maupun material bahan baku. Artinya, akan semakin sedikit pula kegiatan penambangan yang dilakukan untuk memperoleh SDA tersebut. Serta akan menjamin ketersediaan SDA untuk pemakaian jangka panjang.
 
== Berkelanjutan secara ekonomi ==
Energi merupakan penggerak utama roda perekonomian sebuah negara, yakni sebagai aspek penting dalam kegiatan industri. Pertumbuhan sektor industri memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian dan peningkatan kesejahteraan. Agar hal tersebut terjadi, dibutuhkan akses terhadap penyediaan energi yang terjangkau alias murah. Namun dalam praktiknya, energi yang murah diperoleh dengan bantuan subsidi. Dan subsidi tersebut diperoleh dari pajak yang dibebankan kepada rakyat. Terlebih melakukan subsidi pada dua sisi, yakni subsidi terhadap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dan subsidi terhadap harga jual. Hal ini tidak akan menciptakan keberlanjutan.
 
== Kesimpulan ==
Telah dilakukan kajian yang mencoba menjabarkan definisi baru dari energi ramah lingkungan, yaitu energi yang mengemisikan sedikit gas rumah kaca, menggunakan lahan yang minimal, tidak mengancam keseimbangan ekosistem pada saat beroperasi, dan memiliki penanganan limbah yang terstandar dan diawasi. Serta memenuhi aspek berkelanjutan baik secara '''sumber daya alam''' (mencakup '''bahan baku''' maupun '''bahan bakar''') maupun '''ekonomi''' yang tidak membebani lingkungan, negara maupun masyarakat.
 
== Referensi ==
<references />
{{teknologi-stub}}
{{Authority control}}
 
Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat  baik jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
[[Kategori:Lingkungan]]