Penyergapan kafilah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(39 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Pertempuran Muhammad}}
[[Berkas:The Camel Train.jpg|300px|
'''Penyergapan kafilah''' adalah serangkaian serangan penyergapan yang dilakukan oleh
|isbn=9780806138602|page=73}}</ref> Muslim menyatakan bahwa serangan itu dibenarkan dan bahwa Allah memberi mereka izin untuk mempertahankan diri dan membalas [[Penganiayaan Muslim di Mekkah|penganiayaan umat Islam di Mekkah]].<ref>Welch, ''Muhammad'', Encyclopedia of Islam</ref><ref>Watt (1964) hlm. 76</ref><ref>Peters (1999) hlm. 172</ref><ref>Michael Cook, ''Muhammad.'' Dalam ''Founders of Faith,'' Oxford University Press, 1986, hlm 309.</ref>
== Latar belakang ==
<!--{{Pertempuran Muhammad}}-->
Para pengikut [[Nabi Islam|Nabi]] [[Muhammad]] mulai mengalami kemiskinan setelah melarikan diri dari penganiayaan di Mekkah dan berhijrah ke [[Madinah]]. Kaum Muslim meninggalkan Mekkah dengan meninggalkan harta benda dan kekayaan mereka di sana, dan setelah mereka pergi, harta benda kaum Muslim dirampas oleh orang-orang Mekkah. Sejak bulan Januari tahun [[623]], beberapa orang Muslim berusaha menyerang kafilah Mekkah yang melakukan perjalanan sepanjang pantai timur [[Laut Merah]] dari Mekkah ke [[Suriah]].
Kehidupan berkelompok sangat penting untuk kelangsungan hidup di daerah gurun, karena orang-orang saling membutuhkan satu sama lain dalam mempertahankan hidup dari lingkungan dan kondisi yang keras. Dengan demikian, pengelompokan dalam suku didorong oleh kebutuhan untuk bertindak sebagai sebuah kesatuan. Persatuan itu didasarkan pada kekerabatan hubungan darah.<ref>Watt (1953), hlm. 16-18</ref> Orang-orang Arab hidup [[nomaden]] atau menetap.<!--Yang pertama-->Hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain guna mencari air dan [[padang rumput]] untuk hewan ternak mereka, sementara yang menetap hidup dengan melakukan [[perdagangan]] dan [[pertanian]]. Keberlangsungan kehidupan nomaden (atau [[badui]]) sebagian penduduk juga tergantung pada perampasan kafilah-kafilah dan [[oasis]], sehingga mereka tidak melihat ini sebagai sebuah kejahatan.<ref name="Rue">Loyal Rue, ''Religion Is Not about God: How Spiritual Traditions Nurture Our Biological'', 2005, hlm.224</ref><ref name="Esposito4">John Esposito, ''Islam'', Expanded edition, Oxford University Press, hlm.4-5</ref>
== Penyerangan ==
=== Serangan
Berdasarkan ''[[Ar-Rahiq Al-Makhtum]]'' ("khamar yang dilak"), sebuah [[hagiografi]] Muhammad yang ditulis oleh penulis Muslim asal [[India]], [[Saif ur-Rahman Mubarakpuri|Shafi ar-Rahman Mubarakfuri]], Muhammad memerintahkan penyerbuan kafilah pertama yang dipimpin oleh [[Hamzah bin Abdul-Muththalib]], salah seorang paman Muhammad, antara tujuh sampai sembilan bulan setelah Hijrah. Sekitar tiga puluh sampai empat puluh orang berkumpul di daerah pesisir dekat al-Is, antara Mekkah dan Madinah, di sana [[Amr bin Hisyam|Abu Jahal]] (Amr bin Hisyam), pemimpin kafilah itu berkemah dengan tiga ratus penunggang unta dan kuda Mekkah.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 127.</ref><ref name="Mubarakpuri p. 147">Mubarakpuri, ''When the Moon Split'', hlm. 147.</ref><ref name="Haykal 1976"/><ref name=hawarey>{{cite book|last=Hawarey|first=[http://mosab.hawarey.org/ Dr. Mosab]|url=http://www.islamic-book.net/ar/Rihlat-Alnobowwah.htm|title=The Journey of Prophecy; Days of Peace and War (Arabic)|publisher=Islamic Book Trust
[[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Hamzah]] bertemu [[Amr bin Hisyam|Abu Jahal]] di sana, dengan maksud untuk menyerang kafilah itu,
=== Serangan
{{Infobox military conflict
|conflict=Penyergapan kedua terhadap Kafilah Mekkah: Buwat
Baris 32:
|casualties2=Tidak diketahui (1 panah ditembakkan)
}}
[[Ubaidah bin Harits]] memimpin serangan kedua. Serangan ini dilakukan sembilan bulan setelah hijrah, beberapa minggu setelah serangan yang pertama di [[al-Is]].<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"
Sekitar satu bulan setelah kegagalan penjarahan pertama yang dilakukan oleh Hamzah, Muhammad mempercayakan enam puluh [[Muhajirin]] yang dipimpin oleh [[Ubaidah bin Harits|Ubaidah]] untuk melakukan serangan lain terhadap kafilah Quraisy yang baru kembali dari Suriah. Kafilah itu dilindungi oleh dua ratus orang bersenjata. Pemimpin kafilah ini adalah [[Abu Sufyan|Abu Sufyan bin Harb]].
Para Muslim bergerak menuju [[Thanyatul-Murra]], sebuah tempat minum di [[Hijaz]]. Tidak ada pertempuran yang terjadi, karena kaum Quraisy berada cukup jauh dari tempat para penyerang berada, sehingga tidak memungkinkan melakukan penyergapan. Namun [[Sa'ad bin Abi Waqqas]] sempat menembakkan panah ke arah kaum Quraisy. Panah ini kemudian dikenal sebagai panah Islam pertama.<ref>{{Hadith-usc|Bukhari|usc=yes|5|57|74}}</ref> Meskipun demikian, tidak ada pertempuran yang terjadi, dan orang-orang Muslim kembali dengan tangan kosong. Diyakini bahwa Ubaidah adalah orang pertama yang membawa panji Islam, yang lainnya mengatakan Hamzah sebagai yang pertama.<ref
Kejadian ini sebagian disebutkan dalam kumpulan hadits [[Shahih Bukhari]]:<ref name="Wahhāb p. 345"/>
Baris 51:
Meski gagal menyerang kafilah Quraisy, namun kaum Muslim berhasil mencegat kafilah-kafilah milik [[Bani Dzamrah]].<ref name=sn244/> Kedua belah pihak melakukan negosiasi dan akhirnya kedua pemimpin menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang. Bani Dzamrah berjanji untuk tidak menyerang para Muslim atau bersekutu dengan kaum Quraisy, dan [[Muhammad]] berjanji untuk tidak menyerang kafilah-kafilah Bani Dzamrah atau merampas barang-barang mereka.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 127"/>
Menurut sejarawan Muslim [[al-Zurqani]], isi dari pakta atau perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:<ref name="Wahhāb p. 345"/><ref name=pre-badr/><ref name="pre-badr"/><ref name=sn244/><ref>[http://books.google.co.uk/books?id=r_80rJHIaOMC&pg=PA244#v=onepage&q&f=false Al Mawahibul Ladunniyah 1/75, and its commentary by Az-Zurqani, as referenced in the "Sealed Nectar
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Surat ini adalah dari Muhammad, Rasullulah, mengenai Bani Dzamrah. Yang mana ia [Muhammad] menjaga keselamatan dan keamanan nyawa dan harta mereka. Mereka dapat meminta bantuan dari pihak Muslim, kecuali bila mereka menentang agama Allah. Mereka juga diharapkan untuk memberikan tanggapan positif jika sang nabi meminta bantuan mereka}}
=== Pencegatan di Buwat ===
{{Main|Invasi Buwat}}
Pada serangan yang kelima, Muhammad kembali menjadi komandannya.<ref name="Haykal 1976">{{citation|title=The Life of Muhammad|url=http://books.google.co.uk/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA218&dq=raid+on+quraysh+caravan#v=snippet&q=first%20raids&f=false | first=Husayn |last=Haykal|year=1976|publisher=Islamic Book Trust |isbn=9789839154177|pages=217–218}}</ref> Sebulan setelah serangan di al-Abwa, ia secara langsung memimpin dua ratus orang Muhajirin dan [[Anshar]] menuju Buwat, sebuah jalur yang dilewati oleh pedagang-pedagang Quraisy. Ini adalah serangan yang diikuti oleh beberapa orang Ansar ambil bagian untuk pertama kalinya.<ref name=hawarey/><ref name=pre-badr/><ref name="pre-badr"/><ref name="Wahhāb p. 346">Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb, Mukhtaṣar zād al-maʻād, p. 346.
[[Berkas:Fm nasa yanbu saudi arabia - rotated.jpg|200px|
=== Serangan
{{Main|Invasi Dul Ashir}}
Dua atau tiga bulan setelah kembali dari Buwat, Muhammad menunjuk [[Abu Salamah bin Abd al-Assad]] untuk menggantikannya di Madinah sementara ia pergi memimpin serangan lainnya. Antara 150 dan 200 pengikut Muhammad ikut serta dalam operasi ini menuju al-Ushayra, sebuah daerah di [[Yanbu]], pada [[Jumadil awal]] atau [[Jumadil akhir]].<ref name="Haykal 1976"/><ref name=hawarey/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Mubarakpuri p. 148">Mubarakpuri, ''When the Moon Split'', hlm. 148.</ref> Ekspedisi ini dilaksanakan pada
Mereka memiliki tiga puluh unta yang mereka kendarai secara bergantian.
Dalam operasi ini, Muhammad mengadakan aliansi dengan Banu Madlaj, suatu suku yang tinggal di sekitar al-Ushayra.
=== Serangan Nakhla ===
Baris 81:
|combatant1=[[Muslim]] [[Madinah]]
|combatant2=[[Suku Quraisy|Quraisy]] [[Mekkah]]
|commander1=[[
|commander2=[[Amr al-Hadrami]]{{KIA}}
|strength1=8-12
Baris 88:
|casualties2=1 tewas<br />(2 ditawan)
}}
[[Penyergapan Nakhla]] adalah pencegatan kafilah yang ketujuh dan merupakan serangan pertama yang meraih keberhasilan dalam menyergap kafilah Mekkah.
|year=2008}}</ref>
Baris 98:
Abdullah bin Jahsy adalah sepupu Muhammad dari pihak ibu. Dia berangkat bersama Abu Haudhayfa, Ukkash bin Mihsan, Utba bin Ghazwan, Sa'ad bin Abi Waqqas, Amir bin Rabia, Abdullah bin Waqid dan Khalid bin al-Bukayr.
Salah satu anak buah Abdullah bin Jahsy, yaitu Ukas bin Mihsan, mencukur kepalanya untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari perjalanan mereka dan untuk menipu Quraisy dengan memberi kesan bahwa mereka akan melaksanakan [[Haji]] kecil ([[Umrah]]), karena saat itu merupakan bulan Rajab, ketika peperangan dilarang.
Ketika orang Quraisy melihat kepala gundul Ukas, mereka berpikir bahwa kelompok tersebut sedang dalam perjalanan untuk haji dan mereka merasa lega dan mulai mendirikan kemah. Karena saat itu sedang bulan Rajab, baik pada awal Rajab, atau pada akhir (pendapat para ahli sejarah berbeda-beda), yang merupakan satu dari empat bulan suci adanya larangan total bagi peperangan dan pertumpahan darah di Semenanjung Arab, Abdullah bin Jahsy pada awalnya ragu untuk menyerang kafilah Mekkah itu. Namun, setelah berunding dan memikirkan banyak pertimbangan, para Muslim tidak ingin kafilah itu melarikan diri. Jadi mereka memutuskan untuk melakukan perampasan demi harta jarahan yang banyak.
Sementara kaum Quraisy sedang sibuk menyiapkan makanan, para Muslim menyerang mereka. Kaum Quraisy kemudian melawan. Dalam pertempuran singkat yang terjadi, Waqid bin Abdullah membunuh Amr bin Hadrami, pemimpin kafilah Quraisy, dengan panah. Naufal bin Abdullah melarikan diri. Para Muslim menangkap Usman bin Abdullah dan al-Hakam bin Kaysan sebagai tawanan. Abdullah bin Jahsy kembali ke Medina dengan jarahan dan dengan dua orang tawanan Quraisy. Para Muslim berencana untuk memberikan seperlima dari harta rampasan kepada Nabi Muhamamd.
Baris 107:
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Aku tidak menyuruh kalian untuk berperang pada bulan haram.}}
Muhammad pada awalnya tidak menyetujui tindakan itu dan menunda tindakan apapun yang berkaitan dengan unta dan dua orang tawanan itu sehubungan dengan bulan haram. Orang-orang Quraisy, di lain pihak, memanfaatkan kesempatan emas ini untuk memfitnah kaum Muslim dan menuduh mereka telah menodai hukum yang sakral. Permasalahan ini sangat memusingkan para sahabat, sampai akhirnya mereka merasa lega ketika Muhammad mengungakpan suatu ayat berkaitan dengan bertempur
{{cquote|bgcolor=#F0FFF0|Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah.|4=Al-Qur'an 2:217}}
Karena pertumpahan darah ini terjadi pada bulan suci, Muhammad sangat marah atas apa yang terjadi dan dia menolak menerima bagian harta rampasan. Dia membebaskan tawanan untuk tebusan dan membayar uang darah untuk korban yang tewas. Para Muslim di Madinah juga mencela peristiwa ini.<ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 128"/><ref name="Mubarakpuri p. 148"/> Kemudian, Muhammad mengklaim bahwa Allah telah menurunkan ayat yang isinya adalah: ''
Segera setelah dibebaskan, al-Hakam bin Kaysan, salah satu dari dua orang tawanan yang ditangkap, menjadi seorang Muslim.<ref name=pre-badr/>
<ref name="Wahhāb p. 346"/><ref>[http://www.tafsir.com/default.asp?sid=2&tid=5727 Tafsir ibn Kathir, on 2:217] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100109200814/http://www.tafsir.com/default.asp?sid=2&tid=5727 |date=2010-01-09 }}, free online text version</ref> Mubarakpuri menyebutkan bahwa Al-Qur'an ayat 47:20 juga diturunkan, mengecilkan semangat orang munafik dan pengecut yang takut bertempur, dan menyemangati orang Muslim untuk bertempur.<ref>Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 130</ref>
[[Berkas:Tuwaiq Escarpment-14h38m25s-k.jpg|230px|
=== Penyergapan kafilah Najd ===
{{Main|Penyergapan kafilah Najd}}
Penyergapan yang kedelapan, yaitu '''Penyergapan karavan Nejd''', terjadi di Jumad at Thaniya, pada tahun 3 H. Kafilah Quraisy melakukan perdagangan karena musim panas sudah dimulai dan itu merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk pergi ke Suriah untuk melaksanakan bisnis pergangan musiman mereka.{{fact}}
Orang Quraisy Mekkah sebenarnya sudah kehilangan jalur untuk melakukan perdagangan, karena kaum Muslim berhasil menyerang banyak kafilah mereka dan memotong jalur perdagangan mereka yang sebelumnya. Dengan demikian, mereka berusaha jalur perdagangan lainnya bagi kafilah mereka.<ref name="stoat">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 290.</ref>
Sekelompok orang Quraisy yang dipimpin oleh Safwan bin Umayyah mengambil
Setelah memperoleh informasi dan diberi perintah oleh Muhammad, [[Zaid bin Haritsah]] pergi mendatangi kafilah orang Quraisy itu. Mereka berhasil menyergapnya dan memperoleh rampasan uang senilai 100.000 dirham. Sementara Safan, pemimpin kafilah tersebut, dan para penjaganya melarikan diri. Akibatnya, kaum Muslim berhasil menggagalkan usaha orang Quraisy untuk menemukan jalur perdagangan lainnya.<ref name=hawarey/><ref>Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 153</ref
=== Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is ===
Baris 143:
Penyergapan yang kesembilan, yaitu '''Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is''', berlangsung pada bulan September tahun 627 M, atau bulan kelima tahun 6 H dalam kalender Islam.<ref name=hawarey/>
Zaid bin Haritsah, memimpin 170 penunggang kuda, berangkat ke sebuah tempat yang disebut Al-is. Dia mencegat kafilah orang Quraisy yang dipimpin oleh Abu al-As, kerabat Muhammad (suami Zainab) dan mengambil unta-unta mereka sebagai harta rampasan.<ref name= zaid/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 205"/>
Abu al-As dibebaskan atas desakan dari putri Muhammad, Zainab.<ref name= zaid/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 205"/> Seluruh kafilah itu, termasuk sejumlah besar perak, dirampas dan beberapa penjaganya ditawan.<ref>Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, hlm. 6.</ref>
=== Ekspedisi
{{Main|Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah}}
Penyergapan yang kesepuluh, yaitu '''Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah''',<ref name="Abu Khalil p. 218">Abu Khalil, Atlas of the Prophet's biography: places, nations, landmarks, hlm. 218.</ref> juga dikenal sebagao '''Ekspedisi Ikan'''<ref>Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, Hlm. 104.</ref> atau '''Invasi al-Khabt''',<ref name="witness-pioneer.org">[http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/SM_tsn/ch4s11.html "The invasion of Al-Khabt", Witness-Pioneer.com]</ref> terjadi pada bukan Oktober tahun 629 M atau bulan ketujuh tahun 8 H dalam kalender Islam.<ref name="Abu Khalil p. 218"/> Beberapa sejarawan berpendapat bahwa waktu kejadiannya adalah bulan keempat tahun 7 H.<ref name=hawarey/><ref name="Mubarakpuri, The Sealed Nectar p. 206">Mubarakpuri, ''The Sealed Nectar'', hlm. 206</ref>
Baris 166:
== Izin untuk menyerang ==
[[Berkas:Muhammad Salat.svg|200px|
Hingga titik ini, Muhammad meminta kaumnya untuk menahan penghinaan dan pelecehan yang dilakukan oleh orang Quraisy. Karena disiksa secara berat dan harta benda mereka dirampas, Muhammad mengklaim bahwa [[Allah]] memberinya izin untuk memerangi orang kafir Quraisy disebabkan oleh penghinaan, penyiksaan, dan macam-macam penderitaan yang ditimpakan kaum Quraisy kepada umat Muslim yang dipimpin oleh Muhammad.{{Fact}}
Izin untuk menyerang itu diberikan dalam beberapa tahap selama misi kenabian Muhammad:
* Pada awalnya, kaum Muslim diizinkan untuk menyerang orang Quraisy [[Mekkah]] karena orang-orang itulah yang dulu menyiksa kaum Muslim
* Kemudian Muhammad dan para Muslim diizinkan untuk menyerang suku-suku penyembah berhala yang bersekutu dengan kaum Quraisy dengan beberapa syarat.
* Kemudian Muhammad dan kaum Muslim diizinkan untuk menyerang kaum [[Yahudi]] di Madinah setelah orang Yahudi melanggar [[Piagam Madinah]] dan kesepakatan mereka dengan kaum Muslim
* Selanjutnya, Muhammad dan kaum Muslim
* Kaum Muslim diharuskan untuk berdamai dengan para penyembah berhala, orang Yahudi, ataupun orang Kristen yang telah berpindah ke agama Islam, dan kaum Muslim harus menganggap mereka sebagai saudara sesama Muslim.<ref>Mubarakpuri, ''When the Moon Split'', hlm. 145.</ref>
Baris 181:
== Bacaan lebih lanjut ==
{{refbegin|1}}
* {{citation|title=When the Moon Split|url=http://books.google.co.uk/books?id=xJL6gxPUV4EC&pg=PA147|
* {{citation|title=The Sealed Nectar (Free Version)|url=http://books.google.co.uk/books?id=-ppPqzawIrIC&printsec=frontcover|
* {{citation|title=The sealed nectar: biography of the Noble Prophet|url=http://books.google.co.uk/books?id=r_80rJHIaOMC&pg=PA244
* {{cite book|last=Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb|first=Imam|url=http://books.google.co.uk/books?id=8JRzr6mC55IC&printsec=frontcover|title=Mukhtaṣar zād al-maʻād|year=2003|publisher=Darussalam publishers Ltd|isbn=978-9960-897-18-9}}
* {{cite book|last=Abu Khalil|first=Shawqi|url=
* {{citation|title=
{{refend}} == Pranala luar ==
* {{en}} [http://seekersguidance.org/ans-blog/2010/06/02/explaining-the-caravan-raids-by-early-muslims/ Explaining the Caravan Raids by Early Muslims]
* {{en}} [http://heritageinstitute.com/zoroastrianism/history/islamichistory1.htm Early Islamic History: Raids on Caravans]
[[Kategori:Sejarah Islam]]
|