Pewarnaan Giemsa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
membetulkan ejaan
membetulkan ejaan
 
Baris 4:
Aplikasi utama pewarnaan Giemsa adalah sebagai teknik standar untuk mewarnai parasit [[plasmodium]] penyebab malaria, selain itu teknik ini juga digunakan dalam [[histologi]] karena mampu mewarnai [[kromatin]], [[membran inti sel]], [[metachromasia]], dan komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai memuaskan.<ref name="B"/> Selain itu, teknik pewarnaan Giemsa juga merupakan teknik dasar untuk mengklasifikasikan [[sel limfoma]] dalam [[klasifikasi Kiel]].<ref name="B"/> Lebih jauh lagi, teknik pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk membedakan [[bakteri]] dengan [[fungi]].<ref name="C"/> Dalam tampilam mikroskop, [[hifa]] milik kapang akan menunjukkan warna ungu atau biru, setelah dilakukan pewarnaan.<ref name="C">{{en}} Foster CS. Azar DT. Dohlman CH. 2005.Smolin and Thoft's The Cornea: Scientific Foundations and Clinical Practice. Lippincott Williams & Wilkins. ISBN 9780781742061.</ref>
 
TehnikTeknik pewarnaan Giemsa juga umum digunakan untuk mendeteksi [[nematoda]] penyebab [[filariasis]] (kaki gajah).<ref name="A">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve</ref>
 
Tinta Giemsa tersusun atas campuran pewarna [[eosin]], [[methylene blue]], dan [[methylene azure]].<ref name="B"/> Campuran methylene azure dan methylene blue akan membentuk [[eosinat]] yang membuat hasil pewarnaan menjadi lebih stabil.<ref name="B"/>