Jan Pieter Karel van Eechoud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Matabulanhari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove|date=September 2020}}
{{Infobox Officeholder
|office = [[Gubernur Nugini Belanda]]<br/><small>Pejabat
Baris 11 ⟶ 12:
|successor = [[Stephan Lucien Joseph van Waardenburg]]
|name = Jan Pieter Karel van Eechoud
|image = Jan Pieter Karel van Eechoud.jpg
|imagesize =
|caption =
Baris 19 ⟶ 20:
|nationality = {{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|birth_date = {{Birth date|1904|08|10}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Horst (kota)|Horst]], [[Belanda]]
|location =
|occupation =
Baris 33 ⟶ 34:
 
== Pendidikan dan keluarga ==
Eechoud bersekolah di Nijmegen Kolese Kanisius [[Nijmegen]] dan meraih diploma [[HBS|HBS-A]]. Lalu ia mengikuti pelatihan pilot. Pada tahun 1929 ia pergi ke Hindia Belanda dan mengikuti pelatihan polisi di [[Sukabumi]]. Pada tahun 1931 ia menjadi komisaris kelas tiga polisi di [[Batavia]]. Ia menikah dan memiliki dua anak dari pernikahannya.
 
== Karier ==
Pada tahun 1936, iaEechoud berpangkat komisaris kelas dua polisi di [[Manokwari]]. Dia memimpin ekspedisi dan beberapa penelitian etnografi yang memetakan Papua Belanda lebih dekat. Hey ookIa mendirikan pos administrasi di [[Danau Paniai]]. DiaIa menulis tiga buku tentang ini. Selama [[Perang Dunia II]], ia dipekerjakan sebagai intelijen dari [[Australia]].
 
Selama [[Perang Dunia II]], ia dipekerjakan intelijen dari [[Australia]]. Setelah kembali, iaEechoud menjadi residen sekaligus administrator (''bestuur'') untuk Nugini/Papua. DiaIa ingin Nugini Belanda berkembang sendiri sebagai koloni terpisah yang independen dari Hindia Belanda. SetelahMenurut penyerahan[[Gerry kedaulatanvan HindiaKlinken]], Eechoud berargumen bahwa budaya di Papua sangat primitif dan beragam, sehingga wilayah itu harus dikecualikan dari dekolonisasi. Belanda harus lebih dulu dan lebih lama mendidik orang-orang Papua, karena bila tidak orang-orang non-Papua akan membanjiri Papua dan menenggelamkan semua budaya Papua.<ref>{{cite web |last1=van Klinken |first1=Gerry |title=Membaca Sejarah Tragedi Papua: Catatan untuk Drooglever |url=https://prismajurnal.com/issues.php?id=c9af91e0-56bf-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa&bid=2b18be46-56b8-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa |website=Prisma - Resource Center |accessdate=23 September 2020 |archive-date=2020-10-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201001205349/https://prismajurnal.com/issues.php?id=c9af91e0-56bf-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa&bid=2b18be46-56b8-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa |dead-url=yes }}</ref> Setelah penyerahan kedaulatan ke [[Indonesia]] pada 1949, NuginiPapua tetap terpisah dari Indonesia. Eechoud memiliki ambisi untuk menjadi gubernur Nugini Belanda, ia kemudian ditunjuk hinggaoleh duapemerintah kaliBelanda.
 
Sejak tahun 1950, iaEechoud melakukan perjalanan secara teratur bolak-balik antara Belanda dan Nugini Belanda. Dia menulis beberapa buku. Pada tahun 1958 ia meninggal di Nugini Belanda.
 
Pada 27 Mei 1961, sebuah monumen untuk mengenang Eechoud diresmikan di kota kelahirannya, Horst.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{start box}}
Baris 50 ⟶ 54:
{{S-aft|after=[[Stephan Lucien Joseph van Waardenburg]]}}
{{end box}}
 
{{DEFAULTSORT:Eechoud, Jan Pieter Karel van}}
[[Kategori:Tokoh dari Horst aan de Maas]]
[[Kategori:Politikus Hindia Belanda]]