Max Horkheimer: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
Carotisque (bicara | kontrib) k +image #WPWP |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
<!-- Image and Caption -->
|image_caption = Horkheimer di sebelah kiri depan , [[Theodor Adorno]] (kanan depan), dan [[Jürgen Habermas]] (di bagian kanan belakang) di [[Heidelberg]] tahun 1965.|
Baris 34:
== Pemikiran ==
Dimulai dari tahun [[1931]] ketika Horkheimer menjabat sebagai Direktur Sekolah Frankfurt menggantikan Carl Grunberg, dia berpidato tentang [[filsafat sosial]] sebagai "interpretasi filosofis tentang nasib manusia sejauh manusia bukan dipandang sebagai individu, tetap sebagai anggota [[masyarakat]].<ref name="Shidunata"/> Jadi, objek filsafat sosial sekarang adalah semua kelembagaan yang bersifat material dan spiritual dari kemanusiaan secara menyeluruh", bukan filsafat yang memaksa nilai filosofis manusia dalam pengangguran, keterasingan dan penindasan yang dilakukan oleh kelas penguasa.<ref name="Shidunata"/> Dia memakai pandangan [[Karl Marx]] dalam anggapan bahwa ke[[jiwa]]an manusia, kepribadian juga [[hukum]], [[kesenian]], filsafat sebagai semata-mata [[cermin]] dari bidang ekonomi, dan bukan dengan vulgar memakai sumbangan [[Hegel]] tentang kendali [[Roh]], tetapi pada dialektika antara [[realitas]] [[material]] dan [[mental]].<ref name="Shidunata"/> Dalam pikiran yang bergerak di bidang [[ideologi]] inilah, ideologi dipandang sangat berperan dalam ikut mengacaukan kenyataan [[sosial]].<ref name="Shidunata"/> Dua hal yang menjadi perhatian teori kemasayarakatan Horkheimer adalah bidang sosiolgi politik dan ke[[budaya]]an.<ref name="Shidunata"/>
Ini adalah salah satu kutipan karya Horkheimer dalam buku ''Eclipse of Reason'' pada tahun 1933 ketika dia di Amerika dalam puncaknya menentang kapitalisme.<ref name="Shidunata"/>
Baris 44 ⟶ 43:
== Dialektika Pencerahan ==
Karya yang terkenal dari Horkheimer adalah buku berjudul ''Dialektika Pencerahan'' yang ditulis bersama dengan [[Theodor Adorno|Adorno]] pada tahun [[1944]].<ref name="Simon"/><ref name="Stirk">{{en}}Peter M. R. Stirk., ''Max Horkheimer - A New Interpretation'', Great Britain: Harvester Wheatsheaf, 1992</ref> Isi buku tersebut adalah kritik terhadap [[modern]]itas, yang dipandang oleh Adorno dan Horkheimer, sebagai [[sejarah]] dominasi atau [[kekuasaan|penguasaan]].<ref name="Simon"/> Pemikiran ini mirip dengan kritik [[Marx]].<ref name="Simon"/> Perbedaannya adalah Adorno dan Horkheimer tidak menjelaskan sejarah penguasaan dari hubungan [[produksi]], melainkan dari dorongan [[psikologi]]s [[manusia]], yakni kehendak untuk berkuasa.<ref name="Simon"/> Paham kehendak berkuasa tersebut diambil alih dari [[Nietzsche]].<ref name="Simon"/> Karena itu, Adorno dan Horkheimer mengkritik kesadaran yang ada pada masyarakat itu sendiri, yakni kesadaran [[modern]] dengan [[rasio]] sebagai alat utama dominasi.<ref name="Simon"/> Selanjutnya, mereka juga menyimpulkan bahwa [[Pencerahan]] yang dipandang sebagai kemajuan dari cara pandang [[mitologis]], sebenarnya telah menjadi [[mitos]] itu sendiri.<ref name="
Dalam ''Dialectics of Enlightenment'' (1972), Horkheimer dan Adorno seolah memakai teori sebelumnya (Marx dll) namun juga mengkritiknya.<ref name="
Horkheimer dan Adorno mengkritik 'dominasi' yang biasa dilakukan olehj filsafat barat, bahkan karena terlalu mementingkan kemajuan dan rasionalisasi, maka alam begitu saja menjadi objek untuk dikuasai.<ref name="Stirk"/>
▲Dalam ''Dialectics of Enlightenment'' (1972), Horkheimer dan Adorno seolah memakai teori sebelumnya (Marx dll) namun juga mengkritiknya.<ref name="Stirk"/><ref name="Horkheimer"/> Jika Marx hanya pada kapitalisme, maka Horkheimer dan Adorno memiliki lebih banyak aspek yang dipikirkan; politik, alam, kamausiaan dsb.<ref name="Stirk"/>
▲Horkheimer dan Adorno mengkritik 'dominasi' yang biasa dilakukan olehj filsafat barat, bahkan karena terlalu mementingkan kemajuan dan rasionalisasi, maka alam begitu saja menjadi objek untuk dikuasai.<ref name="Stirk"/> Walau pun demikian, Horkheimer dan Adorno tetap mengakui bahwa manusia membutuhkan [[makanan]], [[pertanian]] dan [[industri]] bagi teknologi, tetapi semua itu haruslah dikendalikan agar tidak menjadikan martabat manusia mengalami kemunduran.<ref name="Stirk"/>
Namun yang terjadi adalah identitas manusia justru direndahkan karena keinginan para penguasa, pada pemilik industri, manusia menjadi alat bagi kemajuan teknologi.<ref name="Stirk"/> Dalam hal ini, selain kemajuan teknologi, kakuasaan manusia juga sudah mengalami kealpaan untuk menghargai martabat manusia lain.<ref name="Stirk"/> Hal ini terjadi dalam peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh [[Nazi]] di bawah kekuasaan [[Hitler]] yang membantai manusia layaknya objek saja.<ref name="Stirk"/>
Baris 56 ⟶ 54:
''Aufklarung'' atau pencerahan sumbangan [[Kant]] dalam diri manusia dimanfaatkan sebagai optimisme oleh Horkheimer.<ref name="Horkheimer"/> Manusia yang berakal budi dapat mengeluarkan dirinya sendiri dari keterpurukan akibat pihak di luar dirinya.<ref name="Horkheimer"/> Di sini, akal budi dianggap sebagai bekal untuk mengentaskan manusia yang menurut Horkheimer irasional, padahal manusia haruslah rasional.<ref name="Shidunata"/><ref name="Horkheimer"/> Lalu Horkheimer memulai teori kritisnya dengan pertanyaan-pertanyaan; "dapatkan teori rasional tentang diri manusia dalam [[lingkungan]]nya?", "bagaimanakah teori ini menjadi emansipatoris?", "manakah teori yang mampu mengembalikan manusia menjadi rasional kembali?", "di mana [[martabat]] dan kepenuhan individu dapat terpenuhi?" dsb.<ref name="Shidunata"/> Dari pertanyaan-pertanyaan inilah, dia berteori berbagai bidang sosial dalam usaha menyadarkan manusia agar tidak terjerat proses kapitalisme yang sedang memonopoli kemanusiaannya.<ref name="Shidunata"/>
Kritik-kritik yang dipakai Horkheimer adalah kritik [[tradisional]] di mana terdapat tiga hal yang harus dilakukan; 1. dia harus curiga dan kritis terhadap masyarakat, 2. ia harus berpikir [[historis]], 3. ia harus tidak memisahkan teori dan praksis.<ref name="Shidunata"/> Namun pada akhirnya terori ini gagal menurutnya.<ref name="Shidunata"/> Kegagalan itu terletak pada ketidakmampuan memberikan pengertian rasional tentang manusia dalam alam lingkungannya.<ref name="Shidunata"/> Namun sebaliknya, justru membiarkan individu terbelenggu dalam masyarakat irasional.<ref name="Shidunata"/> Dari kegagalan inilah, maka teori kritis haruslah menjadi [[emansipatoris]].<ref name="Shidunata"/>
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
{{lifetime|1895|1973|}}▼
▲{{lifetime|1895|1973|Horkheimer, Max}}
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]
[[Kategori:Filsuf Jerman]]
[[Kategori:Mazhab Frankfurt]]
[[Kategori:Yahudi-Jerman]]
[[Kategori:Tokoh dari Stuttgart]]
|