Jalan Pemuda (Depok): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(32 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''
== Sejarah ==▼
=== Abad ke-17 ===
Pada akhir [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-17]], seorang saudagar asal [[Belanda]] yang bernama [[Cornelis Chastelein]] keluar dari ''[[Perusahaan Hindia Timur Belanda|Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]]''. Bersamaan dengan keluarnya ia dari ''VOC'', maka Cornelis Chastelein langsung membeli 6 bidang tanah di wilayah [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], [[Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur|Kampung Melayu]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]], [[Pejambon, Sumber, Cirebon|Penjambon]], [[Mampang,
=== Pembentukan marga ===
Wilayah Depok yang menjadi rekaman penting terdapat banyaknya peninggalan sejarah bangsa Belanda dan jalannya pemerintahan pada masa [[Hindia Belanda|kependudukan Belanda]] ialah Depok Lama. Salah satu yang ''familiar'' adalah pemilihan, pembentukan, dan penempatan ke-12 [[marga]] asli Depok oleh Cornelis Chastelein yang dalam perkembangan berikutnya menjadi penerima hak waris atas tanah di Depok Lama.<ref name="Kawasan Depok Lama">[http://depoklik.com/kawasan-depok-lama-diusulkan-jadi-cagar-budaya/ Kawasan Depok Lama Diusulkan Jadi Cagar Budaya]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} depoklik.com</ref>▼
Cornelis Chastelein kemudian menempatkan ke-12 marga yang merupakan orang-orang pilihan Cornelis Chastelein di wilayah [[Depok, Pancoran Mas, Depok|Depok, Kecamatan Pancoran Mas]] untuk mengelola lahan yang [[Hukum waris|diwariskan]] kepada mereka. Ke-12 marga ini adalah para mantan budak kepercayaan Cornelis Chastelein yang dikumpulkannya sewaktu ia masih bekerja untuk ''VOC'' dan didapatinya dari beberapa [[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|pulau di Indonesia]]. Dalam perjalanan pengelolaan dan pengembangan tanah yang diwariskan, salah satu marga menghilang.<ref name="Belanda Depok">{{Cite web|url=http://www.tokoh-lingkarberita.com/2011/10/dedengkot-belanda-depok-menjaga-warisan.html|title=Dedengkot Belanda Depok Menjaga Warisan}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} tokoh-lingkarberita.com</ref>▼
▲== Sejarah ==
▲Pada akhir abad ke-17, seorang saudagar asal Belanda yang bernama Cornelis Chastelein keluar dari [[VOC]]. Bersamaan dengan keluarnya ia dari VOC, maka Cornelis Chastelein langsung membeli 6 bidang tanah di wilayah [[Jatinegara]], [[Kampung Melayu]], [[Karanganyar]], [[Pejambon, Sumber, Cirebon|Penjambon]], [[Mampang, Pancoran Mas, Depok|Mampang]] dan [[Kota Depok|Depok]]. Namun, Depok menjadi wilayah yang lebih dimaksimalkan oleh Cornelis Chastelein, karena Cornelis Chastelein melihat Depok sebagai daerah yang asri.<ref name="Sejarah Kota Depok">{{Cite web|url=http://depoknews.com/sejarah-kota-depok|title=Sejarah Kota Depok}} depoknews.com</ref>
Menurut
▲Wilayah Depok yang menjadi rekaman penting terdapat banyaknya peninggalan sejarah bangsa Belanda dan jalannya pemerintahan pada masa kependudukan Belanda ialah Depok Lama. Salah satu yang familiar adalah pemilihan, pembentukan, dan penempatan ke-12 marga asli Depok oleh Cornelis Chastelein yang dalam perkembangan berikutnya menjadi penerima hak waris atas tanah di Depok Lama.<ref name="Kawasan Depok Lama">[http://depoklik.com/kawasan-depok-lama-diusulkan-jadi-cagar-budaya/ Kawasan Depok Lama Diusulkan Jadi Cagar Budaya]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} depoklik.com</ref>
Belanda Depok ini memiliki 12 marga keluarga, yang menyandang nama keluarga Loen, Leanders, Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Laurens, Tholense, Soedira, Samuel, dan Zadokh. Menurut Dr. Van Fraassen, seorang
▲Cornelis Chastelein kemudian menempatkan ke-12 marga yang merupakan orang-orang pilihan Cornelis Chastelein di wilayah Depok untuk mengelola lahan yang diwariskan kepada mereka. Ke-12 marga ini adalah para mantan budak kepercayaan Cornelis Chastelein yang dikumpulkannya sewaktu ia masih bekerja untuk VOC dan didapatinya dari beberapa pulau di Indonesia. Dalam perjalanan pengelolaan dan pengembangan tanah yang diwariskan, salah satu marga menghilang.<ref name="Belanda Depok">{{Cite web|url=http://www.tokoh-lingkarberita.com/2011/10/dedengkot-belanda-depok-menjaga-warisan.html|title=Dedengkot Belanda Depok Menjaga Warisan}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} tokoh-lingkarberita.com</ref>
=== Era Modern ===
▲Menurut Ketua Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Valentino Jonathans, garis keturunan orang Depok asli ialah [[patrilineal]], dalam artian marga turun dari laki-laki. Oleh karena itu, satu marga yang hilang dikarenakan tidak mendapati kembali keturunan laki-laki. Depok Lama kini dianggap sebagian masyarakat sebagai pusat apabila ingin mengetahui sejarah dari Kota Depok.<ref name="Ketua YLCC">[http://www.tnol.co.id/liputan/14243-hari-depok-ke-298-tahun-ylcc-gelar-baksos.html Hari Depok ke-298 Tahun, YLCC Gelar Baksos] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140618035818/http://www.tnol.co.id/liputan/14243-hari-depok-ke-298-tahun-ylcc-gelar-baksos.html |date=2014-06-18 }} tnol.co.id, Diakses 28 Juni 2012</ref>
75 persen dari [[Kolonialisme|bangunan kolonial]] Depok telah dihancurkan untuk membangun hunian dan bangunan [[komersial]]. Oleh karena itu, Alqiz Lukman, Ghilman Assilmi, dan Ide Nada Imandiharja membuat situs web [http://www.depoklamaproject.com/ Depok Lama Project] untuk melestarikan sejarah Depok Lama secara [[digital]], yang terdiri dari rekaman audio dari wawancara dengan YLCC, tetua lokal, keturunan budak Chastelein, ahli ''heritage'', dan [[sejarawan]] disertai foto-foto.<ref>{{cite journal |last1=Lukman |first1=Alqiz |last2=Assilmi |first2=Ghilman |last3=Imandiharja |first3=Ide Nada |title=Cultural Heritage Digitization in Indonesia: A New Perspective on Preserving Depok Colonial Heritage |journal=Kapata Arkeologi |date=1 Juni 2020 |volume=15 |issue=1 |pages=15–24 |doi=10.24832/kapata.v15i1.15-24}}</ref>
Gereja yang tertua di Depok Lama
Namun
Di kalangan marga
Menurut penuturan
▲Menurut Dr. Van Fraassen, seorang antropolog dan guru besar di [[Universitas]] [[Leiden]], terdapat kemungkinan yang besar bahwa nama-nama tersebut adalah nama tambahan baptisan mereka yang baru berdasarkan rekomendasi Cornelis Chastelein, setelah mereka menganut agama Kristen dan dituju sebagai para calon penerima hak waris dari Cornelis Chastelein. Sayangnya, kini hanya tersisa 11 marga saja karena marga Zadokh telah habis. Hal ini karena keturunan penerusnya kebanyakan adalah perempuan.
Namun lonceng bersejarah yang asli ini hilang pada peristiwa Gedoran Depok.<ref>{{Cite web|date=2016-03-30|title=Peristiwa Gedoran Depok, Perampokan Massal Terhadap Duabelas Marga?|url=https://merahputih.com/post/read/peristiwa-gedoran-depok-perampokan-massal-terhadap-duabelas-marga|website=MerahPutih|access-date=2022-11-09}}</ref>
▲Gereja yang tertua di Depok Lama adalah Gereja [[GPIB]] Immanuel Depok yang bertempat di Jalan Pemuda. Gereja ini dibangun beberapa tahun setelah kedatangan Cornelis Chastelein dan para pekerjanya di Depok Lama. Pada mulanya, gereja di Depok Lama ini dibangun secara sederhana, terbuat dari kayu dan bambu.
<blockquote>"Banyak yang hilang. Peristiwa Gedoran Depok, hampir serupa dengan [[Kerusuhan Mei 1998|Peristiwa Mei '98]]. Barang berharga banyak yang hilang, salah satunya lonceng bersejarah," kata Ferdy Jonathans di kantor Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein.</blockquote>
▲Namun, akibat pelapukan yang terjadi pada tahun 1715 dan 1792 gereja ini direnovasi. Pada tahun 1834, sebuah gempa besar terjadi meruntuhkan seluruh bangunan sehingga akhirnya gereja ini didirikan kembali dengan komponen batu-batuan pada tahun 1854. Seiring berjalannya waktu, gereja ini mengalami pemugaran kembali pada tahun 1980 dan 1998 untuk menjadikan bangunan ini lebih luas dan bergaya modern.<ref name="Gereja Immanuel Depok">[http://gpibimmanueldepok.org/ GPIB Immanuel Depok] gpibimmanueldepok.org</ref>
Selain lonceng, tambah Ferdy, masih banyak lagi yang hilang usai peristiwa tersebut.
▲==== Lonceng Depok ====
▲Di kalangan marga Asli Depok, Lonceng Depok lebih dikenal sebagai bel gereja. Lonceng itu digunakan sebagai tanda dimulainya ibadah di Gereja Immanuel Depok, lonceng ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengabarkan berita duka, alias berfungsi sebagai lonceng kematian.
<blockquote>"Ada pula uang, emas, perak, peralatan pecah-belah, perangkat gamelan, dan lainnya," tambahnya.</blockquote>
▲Menurut penuturan Bapak Reinhalt Leander, lonceng ini telah berfungsi melampaui 4 generasi lebih dan hingga sekarang masih dibunyikan, jika salah satu anggota jemaat dari Gereja GPIB Immanuel meninggal dunia. Lonceng ini diindikasi oleh Gerrit Schimel telah ada sejak masa kehidupan Cornelis Chastelein dan para pejabat Belanda lainnya yang menetap di Depok Lama.
Terhadap peristiwa tersebut, Ferdy katakan sangat memakluminya. Selain itu, dirinya dan beberapa marga lainnya juga sudah memaafkan segala perbuatan atas peristiwa memilukan itu.
== Lihat Pula ==▼
<blockquote>"Kami sangat memakluminya. Pada saat itu, keadaan masyarakat luas sedang susah. Sedangkan kami, hidup serba berkecukupan. Kami telah memaafkan apa yang sudah terjadi. Namun, kami tidak akan pernah melupakan peristiwa memilukan itu", katanya lirih</blockquote>
* [[Margonda]]
* [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok|DPRD Kota Depok]]
* [[RTRW Kota Depok]]
* [[Cornelis Chastelein]]
* [[Hari Jadi Kota Depok]]▼
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.depoklamaproject.com/ Depok Lama Project]
[[Kategori:Kebudayaan Kota Depok]]
[[Kategori:Kota Depok]]
|