Tidak banyak yang diketahui tentang Muhammad di masa mudanya karena informasi yang tersedia terfragmentasi, sehingga sulit untuk memisahkan sejarah dari legenda.{{sfn|Watt|1974|p=8}} Dia dilaporkan menjadi seorang pedagang dan "terlibat dalam perdagangan antara Samudera Hindia dan Laut Mediterania."<ref name="BerkWorldHistory">''Berkshire Encyclopedia of World History'' (2005), v. 3, p. 1025.</ref> Reputasinya menarik lamaran pada tahun 595 dari Khadijah, seorang pengusaha wanita yang sukses. Muhammad menyetujui pernikahan tersebut, yang menurut semua laporan adalah pernikahan yang bahagia.<ref name="BerkWorldHistory" />
Pada tahun 605, orang-orang Quraisy mulai membangun atap [[Ka'bah]], yang sebelumnya hanya terdiri dari empat dinding. Upaya ini membutuhkan rekonstruksi menyeluruh dari seluruh bangunan untuk memastikan integritas strukturalnya di bawah beban tambahan. Muncul kekhawatiran bahwa langkah ini akan membuat para dewa-dewi mereka murka. Akhirnya, seorang pria melangkah maju, memegang beliung[[belencong]], dan berseru, "Wahai dewi! Jangan takut! Niat kami hanya untuk yang terbaik," sambil mulai merobohkannya. Penduduk Mekkah tetap waspada pada malam itu, merenungkan apakah azab ilahi akan menimpa dia yang berani merusak tempat suci mereka. Ketika mereka melihatnya kembali bekerja keesokan paginya, dengan membawa beliungbelencong, penduduk Mekah menafsirkan hal ini sebagai tanda setujunya dewa-dewi mereka, menantikan akomodasi yang lebih baik. Menurut sebuah riwayat yang dikumpulkan oleh [[Ibnu Ishaq]], ketika rekonstruksi mencapai titik pemasangan kembali [[Hajar Aswad]], muncul perselisihan mengenai klan mana yang akan menempatkannya. Oleh karena itu, diputuskan bahwa orang pertama yang memasuki pelataran Ka'bah akan menjadi penengah. Muhammad kemudian tiba, meletakkan sebuah jubah di atas tanah dan meletakkan batu itu di atasnya. Dia menginstruksikan seorang perwakilan dari setiap suku untuk memegang ujung jubah dan secara kolektif mengangkat batu tersebut ke ketinggian yang dibutuhkan. Dia kemudian meletakkannya di dinding dengan tangannya sendiri.{{sfn|Glubb|2001|p=79-81}}{{sfn|Wensinck|Jomier|1990|p=319}}
==== Beginnings of the Quran ====
{{See also|Muhammad's first revelation|History of the Quran|Wahy}}
[[Berkas:Cave_Hira.jpg|ka|jmpl|The cave [[Cave of Hira|Hira]] in the mountain [[Jabal al-Nour]] where, according to Muslim belief, Muhammad received his first revelation]]
Muhammad beganmulai tomenyendiri praydi alonesebuah ingua a cave namedbernama [[Cave ofGua Hira|Hira]] ondi [[Jabal al-Nour|MountGunung Jabal al-Nour]], neardekat [[Mecca]]Makkah, forselama severalbeberapa weeksminggu everysetiap yeartahun.<ref>Emory C. Bogle (1998), p. 6.</ref><ref>John Henry Haaren, Addison B. Poland (1904), p. 83.</ref> AsPada per Islamic tradition, intahun 610 CEMasehi, whensaat he wasberusia 40 years oldtahun, theMuhammad angelmengaku [[Gabriel]]kalau appearedmalaikat beforeJibril himmenampakkan duringdiri hisdi visithadapannya tosaat theberkunjung cave.ke Thegua angeltersebut. showedMalaikat himtersebut amenunjukkan clothkepadanya withsebuah [[Āyah|Quranickain verses]]yang onbertuliskan itayat-ayat andAl-Quran instructeddan himmemerintahkannya tountuk readmembacanya. WhenKetika Muhammad confessedmengaku hisbuta illiteracyhuruf, GabrielJibril chokedmencekiknya himdengan forcefullypaksa, nearlyhampir membuatnya suffocatingmati himlemas, anddan repeatedmengulangi theperintah commandtersebut. AsKetika Muhammad reiteratedkembali hismenegaskan inabilityketidakmampuannya tountuk readmembaca, GabrielJibril chokedmencekiknya himlagi againdengan inpola ayang similar mannersama. ThisKejadian sequenceini tookberlangsung placesekali oncelagi moresebelum beforeJibril Gabrielakhirnya finallymembacakan recitedayat-ayat the versestersebut, allowingsehingga Muhammad to memorizedapat themmenghafalnya.{{Sfn|Peterson|2007|p=51}}{{sfn|Klein|1906|p=7}}{{sfn|Wensinck|Rippen|2002}} TheseAyat-ayat versesini laterkemudian constitutedmenjadi [[Al-Quran 96:1-5]].{{sfn|Rosenwein|2018|p=148}}
ThePengalaman experienceitu terrifiedmembuat Muhammad ketakutan, buttetapi hedia wassegera immediatelydiyakinkan reassuredoleh by his wifeistrinya, [[KhadijaKhadijah bintbinti KhuwaylidKhuwailid|KhadijaKhadijah]], anddan hersepupunya Christianyang cousinberagama Kristen, [[Waraqah ibnbin NawfalNaufal|WaraqaWaraqah ibnbin Nawfal]].{{sfn|Brown|2003|p=73}} KhadijaKhadijah instructedmenginstruksikan Muhammad tountuk letmemberitahukannya herjika knowJibril if Gabriel returnedkembali. WhenKetika heJibril appearedmuncul duringselama theirwaktu privatepribadi timemereka, KhadijaKhadijah conductedmelakukan teststes bydengan havingmeminta Muhammad sitduduk ondi herpaha left thighkirinya, rightpaha thighkanan, andlalu lappangkuannya, inquiringbertanya Muhammadsetiap ifsaat thekepada Muhammad beingapakah wasmakhluk stillitu presentmasih eachdi timesana. AfterSetelah KhadijaKhadijah removedmelepaskan herpakaiannya clothes withdengan Muhammad ondi her lappangkuannya, heMuhammad reportedmelaporkan thatbahwa GabrielJibril leftpergi atpada thatsaat veryitu momentjuga. KhadijaKhadijah thuskemudian toldmemberitahu himMuhammad tountuk rejoicebergembira askarena sheia concludedmenyimpulkan itbahwa wasitu not abukanlah [[Satansetan]], but anmelainkan angelmalaikat visitingyang himmengunjunginya.{{Sfn|Phipps|2016|p=37}}{{sfn|Rosenwein|2018|p=146}}{{sfn|Brown|2003|p=73}}
Kondisi Muhammad pada saat-saat menerima wahyu dari Allah sering kali memunculkan dugaan dari orang-orang sezamannya bahwa ia berada di bawah pengaruh [[jin]], peramal, atau penyihir, yang menandakan bahwa kondisi-kondisi yang dialaminya tersebut memiliki kemiripan dengan karakteristik orang-orang yang dikira kerasukan jin, peramal, atau juga penyihir pada masa itu. Meski demikian, kondisi kejang-kejang yang dialami Muhammad tersebut kemungkinan pula telah menjadi bukti meyakinian bagi para pengikutnya kalau wahyu yang diterimanya memang berasal dari Tuhan. Beberapa sejarawan menyatakan bahwa deskripsi grafis tentang kondisi Muhammad dalam kejadian-kejadian tersebut kemungkinan besar adalah asli, karena tidak mungkin dibuat-buat oleh umat Islam di kemudian hari.{{sfn|Buhl|Welch|1993|p=363}}{{Sfn|Peterson|2007|p=53–4}}
Muhammad's demeanor during his moments of inspiration frequently led to allegations from his contemporaries that he was under the influence of a [[jinn]], a soothsayer, or a magician, suggesting that his experiences during these events bore resemblance to those associated with such figures widely recognized in ancient Arabia. Nonetheless, these enigmatic seizure events might have served as persuasive evidence for his followers regarding the divine origin of his revelations. Some historians posit that the graphic descriptions of Muhammad’s condition in these instances are likely genuine, as they are improbable to have been concocted by later Muslims.{{sfn|Buhl|Welch|1993|p=363}}{{Sfn|Peterson|2007|p=53–4}}
[[Berkas:Miniatura_Maometto.jpg|kiri|jmpl|A 16th-century [[Siyer-i Nebi]] image of angel [[Gabriel]] visiting Muhammad]]Tak lama setelah kematian Waraqah, wahyu tidak kunjung datang kepada Muhammad selama beberapa waktu, menyebabkan Muhammad stres berat dan berpikir untuk bunuh diri.{{sfn|Wensinck|Rippen|2002}}{{efn|''See:''
Shortly after Waraqa's death, the revelations ceased for a period, causing Muhammad great distress and thoughts of suicide.{{sfn|Wensinck|Rippen|2002}}{{efn|''See:''
* Emory C. Bogle (1998), p. 7.
* Rodinson (2002), p. 71.}} OnPada onesuatu occasionkesempatan, heia reportedlydilaporkan climbedmendaki asebuah mountaingunung intendingdan toberniat jumpuntuk offterjun. HoweverNamun, uponsaat reachingmencapai the peakpuncak, GabrielJibril appearedmenampakkan todiri himkepadanya, affirmingmemastikan hisbahwa statusia asadalah thebenar-benar trueutusan Messenger of GodAllah. ThisPertemuan encounterini soothedmenenangkan Muhammad, anddan heia returnedpun homekembali ke rumah. LaterBeberapa waktu kemudian, whenketika thereterjadi waslagi anotherjeda longyang breakcukup betweenlama revelations,di heantara repeatedwahyu-wahyu thisyang actionturun, butMuhammad Gabrielkembali intervenedmengulangi similarlyaksi tersebut, calmingnamun himJibril andlagi-lagi mengintervensi dengan cara yang sama, menenangkan Muhammad causingdan himmenyuruhnya tokembali returnke homerumah.{{Sfn|Murray|2011|p=552}}{{Sfn|Rāshid|2015|p=11}}
Muhammad wasyakin confidentbahwa thatia hedapat couldmembedakan distinguishpikirannya hissendiri owndari thoughts fromwahyu-wahyu theseyang messagesditerimanya.<ref>Watt, ''The Cambridge History of Islam'' (1977), p. 31.</ref> TheAyat-ayat earlyawal QuranicAl-Quran revelationsmengaplikasikan utilizedstrategi approachesmemperingatkan oforang-orang cautioningyang non-believerstidak percaya kepadanya withdengan divinehukuman punishmentilahi, whiledan promisingmenjanjikan rewardspahala tobagi believersorang-orang yang percaya. TheyWahyu-wahyu conveyedtersebut potentialmenyampaikan consequenceskonsekuensi likepotensial famineseperti andkelaparan killingdan forpembunuhan thosebagi whomereka rejectedyang menolak Tuhannya Muhammad's Goddan andmenyinggung alludedtentang tobencana pastdi andmasa futurelalu calamitiesdan masa depan. TheTeks textini alsojuga stressedmenekankan thehari imminentkiamat finalyang judgmentakan andsegera theterjadi threatdan ofancaman api neraka bagi hellfiremereka foryang skepticsskeptis.{{sfn|Brockopp|2010|p=40–2}} AccordingMenurut totradisi Muslim tradition, istri Muhammad's, wifeKhadijah, [[Khadijaadalah bintorang Khuwaylid|Khadija]]pertama wasyang thepercaya firstbahwa to believe heMuhammad wasadalah aseorang prophetnabi.{{sfn|Watt|1953|p=86}} SheIa wasdiikuti followedoleh bysepupu Muhammad's ten-year-oldyang cousinberusia sepuluh tahun, [[Ali|Ali ibnbin Abi TalibThalib]], closesahabat frienddekatnya [[Abu BakrBakar ash-Shiddiq|Abu Bakar]], anddan adoptedanak sonangkatnya [[Zayd ibn Harithah|Zaid]].{{sfn|Watt|1953|p=86}}<references />
|