Zhao Dengyu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode) |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
Keesokan harinya, tanggal 11, Zhao memerintahkan agar pasukannya bersembunyi menunggu pasukan Jepang yang hendak melakukan serangan balasan mendekat hingga beberapa ratus meter. Begitu mendengar perintah menyerbu, pasukan Tiongkok keluar dari persembunyian dan menyerang pasukan Jepang. Setelah ledakan [[granat]] mengacaukan barisan Jepang, pasukan Tiongkok mendekati mereka dan terlibat pertempuran jarak dekat yang sengit dengan golok dan [[bayonet]]. Dalam situasi sedemikian kacau alat-alat berat seperti [[meriam]] dan [[tank]] Jepang tidak dapat berfungsi efektif. Dalam pertempuran itu, paha Zhao terluka oleh pecahan bom, tetapi ia tetap memimpin pasukannya dan bertempur dengan gagah berani. Menjelang malam, Zhao memanfaatkan situasi pasukan Jepang yang masih dilanda kepanikan dengan memimpin 3000 orang melakukan serangan kejutan dari dua arah terhadap garis belakang Jepang. Pasukan Jepang kocar-kacir, banyak dari mereka yang terluka dan tewas, sejumlah besar peralatan perang seperti senapan dan mesiu ditinggalkan begitu saja dan berhasil direbut pasukan Tiongkok. Serangan Jepang selama beberapa hari ke depan pun selalu berhasil dipatahkan oleh Tiongkok sehingga semangat mereka akhirnya jatuh dan mengundurkan diri. Dengan demikian Tiongkok berhasil memenangkan pertempuran ini, total kerugian di pihak Jepang mencapai 5-6 ribu pasukan. Atas prestasinya, Zhao dipromosikan menjadi komandan Divisi 132 dari Pasukan XXIX, ia dikirim ke [[Chahar]], [[Mongolia Dalam]], untuk memperkuat pertahanan di sana.
Agustus [[1935]], Zhao dan pasukannya dipindahkan ke Beiping (nama lama [[Beijing]]). Pada 7 Juli [[1937]], meletus [[Insiden Jembatan Lugou]]/ [[Jembatan Marco Polo]], pasukan Jepang menyerang dan menduduki Kota Wanping (sekarang [[Distrik Fengtai]], Beijing). Komandan Tentara XXIX, [[Song Zheyuan]], mengangkat Zhao sebagai komandan penjaga Nanyuan dan [[Tong Lin'ge]] sebagai wakilnya. Keduanya bertanggung jawab penuh atas pertahanan kota [[Nanyuan]], sebuah kota kecil 10
Belakangan keluar perintah dari pusat yang memerintahkan Zhao dan pasukannya mundur ke [[Dahongmen]] untuk melakukan konsolidasi dan menyiapkan serangan balasan. Sayangnya rencana mundur ini diketahui oleh Jepang, mereka pun mempersiapan penyergapan di sepanjang jalan dari Nanyuan menuju Dahongmen. Untuk meningkatkan moral pasukannya, Zhao memerintahkan mobil yang ditumpanginya berjalan di paling depan. Ketika akan menyeberangi jembatan di Sungai Yu, tidak jauh dari Dahongmen, pasukan Jepang menyergap mereka dan meledakkan jembatan itu. Zhao terluka parah, tetapi ia menolak ketika pengawalnya hendak melarikannya ke tempat aman, ia tetap melawan musuh dan membuka jalan bagi sisa pasukannya untuk mundur. Akhirnya Zhao terkena bom yang membuatnya pingsan dan kehilangan kedua kakinya. Ia sempat sadar sebentar dan menyampaikan pesan terakhir sebelum menutup mata selama-lamanya, katanya pada pengawalnya, ''“Jangan pedulikan aku, kau cepatlah kembali ke Beiping untuk memberitahu ibuku, katakan padanya jangan khawatir karena putranya telah gugur demi membela negara dan juga telah membuat bangga para leluhurnya!”''
Baris 23:
{{lifetime|1898|1937|}}
[[Kategori:Artikel mengandung aksara Han]]
[[Kategori:Kelahiran 1898]]
Baris 29 ⟶ 28:
[[Kategori:Marga Zhao]]
[[Kategori:Meninggal usia 39]]
[[Kategori:Tokoh Tiongkok]]
[[Kategori:Tokoh militer Tiongkok]]
|