Arnold Verstraelen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k wafat di dekkat seminari mataloko |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|see = [[Keuskupan Agung Ende|Vikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]]
|elected =|appointed = [[13 Maret]] [[1922]]<br/>({{age in years and days|1882|
|term=|term_start =|quashed =|term_end = [[15 Maret]] [[1932]]<br/>({{age in years and days|1882|
|predecessor = [[Petrus Noyen]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]] |opposed = |successor = [[Heinrich Leven]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = [[24 Februari]] [[1907]]<ref name = CH>{{cite web|url = http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bversa.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=12 Januari 2013}}</ref><br/>({{age in years and days|1882|
|consecration = [[1 Oktober]] [[1922]]<br/>({{age in years and days|1882|
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
|birth_name = Arnold Verstraelen
|birth_date = {{birth date|1882|
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Sevenum]], [[Limburg (Belanda)|Limburg]], [[Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1932|
|death_place = [[Mataloko, Golewa, Ngada]] {{flagcountry|Hindia Belanda}}
|buried =
Baris 37:
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
== Latar belakang dan pendidikan ==
Verstraelen dilahirkan dari anak seorang kepala sekolah dasar. Ia menjalani studi di seminari menengah SVD di [[Steyl]], [[Belanda]], dan melanjutkan pendidikan [[filsafat]] dan [[teologi]] di [[Wina]] yang saat itu merupakan wilayah [[Austria-
== Karya ==
Verstraelen ditahbiskan menjadi [[imam]] pada tanggal [[24 Februari]] [[1907]]. Sebagai misionaris [[Serikat Sabda Allah]], ia bertugas di [[Togo]] sejak 1907 hingga 1912. Ia kemudian ditugaskan ke Kepulauan Sunda Kecil sesuai permintaan Pastor Petrus Nuyen S.V.D. Ia tiba pada [[14 Mei]] [[1913]] di Pelabuhan Atapupu, bersama dengan Br. Lusianus Mulken, S.V.D.<ref>{{Cite web |url=http://svdtlnewsleter.blogspot.co.id/2012_01_01_archive.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-08-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160814235417/http://svdtlnewsleter.blogspot.co.id/2012_01_01_archive.html |dead-url=yes }}</ref> Ia menjadi imam kedua yang tiba di Kepulauan Sunda Kecil. Bersama dengan Prefek Apostolik saat itu, [[Petrus Noyen]], S.V.D., mereka melaksanakan karya misi melalui pendekatan antropologis dan kultural, dan berhasil menciptakan "rasa memiliki" masyarakat Timor terhadap iman Katolik.<ref>{{
Seiring dengan peningkatan status Kepulauan Sunda Kecil dari [[Prefektur Apostolik]] menjadi [[Vikariat Apostolik]], pada keesokan harinya, Verstraelen ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik. Ia diberi gelar Uskup Tituler Myriophytos ''in partibus infidelium''. Ia ditahbiskan menjadi [[uskup]] pada 1 Oktober 1922. [[Keuskupan Roermond|Uskup Roermond]], [[Laurentius Schrijnen|Laurentius Josephus Antonius Hubertus Schrijnen]] menjadi Uskup Konsekrator, sementara [[Keuskupan Breda|Uskup Breda]], [[Pieter Adriaan Willem Hopmans]] dan [[Keuskupan 's Hertogenbosch|Uskup 's Hertogenbosch]], [[Arnold Frans Diepen]] menjadi Uskup Ko-konsekrator. Selain untuk menerima tahbisan, kepulangan ke Belanda bertujuan untuk penggalangan dana bagi Vikariat yang dipimpinnya.<ref name="g129"/> Dengan menjadi Vikaris Apostolik, ia memiliki kedudukan yang setara dengan [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] dan juga wilayah lainnya yang telah diangkat menjadi vikariat apostolik. Namun, hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda tetap lebih banyak dijalin oleh [[Edmundus Luypen]], [[Yesuit|S.J.]] yang berkedudukan di Batavia.<ref name="gemor">{{Cite web|url=http://gemor2011.blogspot.
Pada 13 Mei 1924, Verstraelen menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. [[Anton Pieter Franz van Velsen]], [[Yesuit|S.J.]] saat menjadi [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] bergelar Uskup Tituler Aezani.<ref>{{Cite web|url=http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bvve.html|title=Bishop Anton Pieter Franz van Velsen [Catholic-Hierarchy]|website=www.catholic-hierarchy.org}}</ref>
Selama ekspansi yang cepat, Verstraelen melanjutkan perencanaan dan pembiayaan terpusat yang telah dilakukan Noyen. Ia memprakarsai perkebunan di [[Nangahale]] dan [[Riangwulu]], sebagai upaya untuk bergerak menuju kemandirian dalam bidang finansial. Misionaris keturunan Jerman menganggapnya terlalu dekat dengan politik kolonial Belanda. Dalam debat dengan superior agama asal Jerman, B. Glanemann, Glanemann akhirnya harus mengakui otoritas vikaris apostolik.<ref name="g129">{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA129&lpg=PA129|title=Catholics in Indonesia, 1808-1942: A Documented History. Volume 2: The Spectacular Growth of a Self Confident Minority, 1903-1942|first=Karel|last=Steenbrink|date=1 Jan 2007|publisher=BRILL|via=Google Books}}</ref>
Verstraelen juga menjadi inisiator pendirian [[Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero]]. Ia berpikiran bahwa dengan jumlah umat yang telah mencapai 100.000 orang, maka perlu didirikanlah sebuah seminari. Hal ini sekaligus menjadi tanggapan ensiklik ''[[Maximum Illud]]'' yang dikeluarkan oleh [[Paus Benediktus XV]] pada tahun [[1919]]. Ia menugaskan Pastor Frans Cornelissen, seorang imam yang belum lama tiba di Flores dan sebelumnya telah memiliki ijazah [[guru]], untuk mendirikan seminari. Hal ini juga memberi gambaran jelas bagaimana Verstraelen hendak mengadakan pembinaan bagi para calon imam pribumi.<ref>{{Cite web|url=http://derosaryebed.blogspot.
Verstraelen mengikuti strategi misi umum seperti yang dirancang oleh pendahulunya. Ende-Ndona tetap menjadi pusat misi. Ekspansi sekolah secara cepat dari 137 ke 287 dan cabang misi menghasilkan pertumbuhan umat yang dibaptis dari sekitar 60.000 tahun 1921 menjadi 200.000 pada awal 1932. Jumlah gereja dan kapel turut meningkat dari 96 hingga 333.<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246&lpg=PA246|title=A History of Christianity in Indonesia|first1=Jan Sihar|last1=Aritonang|first2=Karel Adriaan|last2=Steenbrink|date=15 Apr 2008|publisher=BRILL|via=Google Books}}</ref> Ia memperlihatkan pertumbuhan sebagaimana yang telah dirancang Noyen secara stabil.<ref name="g129"/> Ia juga rutin menulis dalam bulanan SVD, De Katholieke Missien, untuk mengucapkan terima kasih kepada para donatur, menunjukkan foto-foto gereja yang telah dibiayai, serta meminta lebih banyak dana. Ia juga bertolak ke Eropa dan Amerika pada Juli 1930 hingga Agustus 1931 untuk menjamin keuangan para misionaris.
Pada 1932, ia mengirim dua orang imamnya, yakni Simon Buis dan P. Beltjens ke akademi film di New York dan pelatihan di Hollywood untuk membuat film Ria Rago dan Amorira, demi pengumpulan dana di Eropa bagi tanah misi di sana.<ref name=g129/> Ia menekankan pada dua hal dalam pembuatan film tersebut, yakni ketepatan detail etnografis dan perlakuan secara peka terhadap warga lokal.<ref>{{Cite web |url=http://www.marlin-bato.com/2015/04/lembah-ndona-di-dunia-maya-roman-adat_22.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-10-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161012012338/http://www.marlin-bato.com/2015/04/lembah-ndona-di-dunia-maya-roman-adat_22.html |dead-url=yes }}</ref>
Segera setelah pengangkatannya pada tahun 1922, Verstraelen mengunjungi Belanda untuk ditahbiskan sebagai uskup, tetapi juga untuk mengumpulkan dana. Dia menulis secara teratur dalam SVD bulanan De Katholieke Missien, di mana ia berlimpah mengucapkan terima kasih kepada orang-orang percaya yang murah hati di Belanda dan Amerika, menunjukkan foto-foto gereja-gereja mereka telah dibiayai, dan juga tanpa malu-malu meminta lebih banyak uang. Dari Juli 1930 sampai Agustus 1931 ia kembali berpaling ke Eropa dan mengunjungi Amerika untuk menjamin dasar keuangan untuk perusahaan misionaris.
Mgr. Verstraelen juga menjadi pencetus berdirinya [[Gereja Katedral Ende|Gereja Kristus Raja]], sebagai suatu tempat ibadah dan juga pusat vikariat apostolik. Peletakan batu pertama dilakukan pada 18 Mei 1930 dan ditahbiskan pada 7 Februari 1932. Kedua bagian pembangunan tersebut dilakukan oleh Mgr. Verstraelen. Pembangunan gereja ini dipercayakan kepada Pater Huijlink selaku Pastor Paroki setempat.<ref>{{Cite web|url=http://kekunaan.blogspot.
Verstraelen menjabat sampai wafat pada tanggal 15 Maret 1932 (sejumlah pihak menulis juga pada 16 Maret 1932<ref name="g129"/><ref name="gemor"
== Referensi ==
Baris 74:
{{s-aft|after=[[Heinrich Leven]], [[S.V.D.]]}}
{{End}}
{{lifetime|1882|1932|
{{Authority control}}
[[Kategori:Misionaris di Indonesia]]
[[Kategori:Uskup Belanda]]
[[Kategori:Tokoh dari Horst aan de Maas]]
|