Kitab Ayub: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
|||
(40 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{for multi|tokoh Alkitab yang menjadi nama dari kitab ini|Ayub (tokoh Alkitab)||Ayub (disambiguasi)}}
{{Tanakh OT|Ketuvim|WP}}
'''Kitab Ayub''' (disingkat '''Ayub'''; akronim '''Ayb.'''; {{lang-he|סֵפֶר אִיּוֹב|Sefer Iyov}}) merupakan salah satu kitab pada [[Perjanjian Lama]] [[Alkitab|Alkitab Kristen]] dan [[Tanakh]] (atau [[Alkitab Ibrani]]). Kitab Ayub merupakan kitab pertama dari kelompok [[kitab-kitab puisi]] pada Perjanjian Lama Alkitab, dan juga merupakan salah satu dari [[Ketuvim#Tiga kitab puisi (Sifrei Emet)|tiga kitab puisi]] dalam kelompok [[Ketuvim]] pada Tanakh.
Kitab
==
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu [[Ayub (tokoh Alkitab)|Ayub]] yang merupakan seorang kepala keluarga kaya raya yang [[Takut akan Tuhan|takut akan Allah]], yang tiba-tiba dilanda malapetaka yang merenggut semua harta benda dan orang-orang yang ia sayangi untuk menguji iman Ayub kepada Allah. Nama "Ayub" sendiri merupakan serapan dari {{lang-ar|أَيُّوب}} (''ʾAyyūb'') yang berasal dari {{lang-he|אִיּוֹב}} (''Iyov''), yang berhubungan dengan kata אָיַב (''ayav'', <small>har.</small> "menjadi musuh") atau אוֹיֵב (''oyev'', <small>har.</small> "musuh, yang dibenci").
== Isi ==
Secara singkat, Kitab Ayub terdiri dari prolog dan epilog yang mengapit bagian monolog dan yang dialog berbentuk [[puisi]].
=== Ringkasan ===
Kitab ini diawali dengan prolog berbentuk prosa. Bagian prolog menceritakan tokoh Ayub yang adalah orang yang berbudi baik dan mempunyai harta kekayaan yang luar biasa. TUHAN menanyai kesalehan Ayub kepada [[Iblis dalam Kekristenan|Iblis]] ({{lang-he|הַשָּׂטָן|has-satan|[[Satan (Kristen)|Satan]]}}), tetapi Iblis menuduh bahwa Ayub hanya setia karena ia telah diberkati oleh harta, dan akan berbalik mengutuki-Nya jika Allah mengambil semua itu darinya. Lalu iblis diberi kuasa untuk memberikan malapetaka kepada Ayub, yaitu berupa kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, lalu menderita penyakit kulit yang menjijikkan. Namun setelah semua itu, Ayub tetap saleh dan tidak mengutuki Allah.
Setelah itu, masuk bagian utama, yang berisi monolog dan dialog berbentuk puisi. Pada bagian utama, Ayub yang telah terkena malapetaka mulai berkeluh kesah akan kematiannya yang tidak kunjung-kunjung datang. Teman-teman Ayub yang mengunjunginya ([[Elifas]], orang Téman; [[Bildad]], orang [[Suah]]; dan [[Zofar]], orang Naama) menegur Ayub dan menjelaskan bahwa penderitaannya itu merupakan ganjaran dari dosa yang diperbuatnya. Tetapi Ayub berpendapat bahwa pemikiran itu terlalu dangkal. Di bagian ini, Ayub terkadang masih membela perkara-perkara Allah dalam hidupnya, tetapi tidak jarang juga ia mengeluh dan menantang Allah karena ia merasa bahwa tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu dan tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ayub tetap tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi ia juga sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik. Ayub meminta agar Allah mendengar keluh kesahnya dan menjawabnya.
Dengan prosa singkat, kisah ini kemudian menjelaskan bahwa [[Elihu (Kitab Ayub)|Elihu]] bin Barakheel, orang Bus, menegur Ayub yang merasa lebih benar dari Allah dan yang teman-teman yang lain yang hanya dapat menyalahkan Ayub tetapi tidak mampu menyanggah. Kemudian dengan monolog berbentuk berpuisi, Ia kemudian membela perkara dan hikmat Allah atas seluruh dunia.
Tetap dengan format puisi tersebut, TUHAN yang ada dari dalam [[badai]] akhirnya berfirman. Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Kemudian dengan penuh rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh kemarahan itu.
Bagian epilog dari kisah ini, yang berbentuk prosa, menuturkan bagaimana Allah memarahi teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh teman-temannya. Ayub kemudian dikembalikan kepada keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu.
===
Tema utama kitab ini pencobaan terhadap Ayub, kejadiannya, sifatnya, penanggungannya, dan persoalan yang muncul. Kitab Ayub memiliki struktur yang cukup sederhana, terdiri atas:
* [[Ayub 1]]–[[Ayub 2|2]] — Prolog atau pendahuluan yang ditulis dalam bentuk prosa.
* [[Ayub 3|Ayub 3:1]] – [[Ayub 42|42:6]] — Monolog dan dialog yang ditulis dalam bentuk puisi.
* [[Ayub 42|Ayub 42:7–15]] — Epilog atau penutup yang ditulis dalam bentuk prosa.<ref name="Coogan, M 2009 p.381">Coogan, M. A Brief Introduction to the Old Testament: The Hebrew Bible in its Context. (Oxford University Press: Oxford 2009), p.381.</ref>
Ada dugaan bahwa pengantar dan bagian-bagian penutup dari kitab ini disusun oleh pengarang yang berbeda dengan isi utama kitab ini, tetapi tidak dapat dibuktikan pasti.
==== Bagian puisi ====
Bagian puisi berisi perkataan-perkataan antara Ayub dengan Elifas, Bildad, dan Zofar dalam tiga babak, kemudian babak monolog Elihu, dan akhirnya monolog [[Allah]] dan tanggapan Ayub. [[Ratapan]] Ayub dalam kitab ini menyatakan nasib yang lebih buruk daripada maut: keputusasaan Ayub dan sikap Allah yang diam.<ref name="Lasor">{{id}} W. S. Lasor, dkk. 2009, ''Pengantar Perjanjian Lama 2''. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm 113.</ref> Putaran yang pertama mengawali kontroversinya (Ayub 4–14); yang kedua adalah perkembangan kontroversinya (Ayub 15–21); dan yang ketiga adalah puncaknya (Ayub 22–27). Ayub menempatkan Allah sebagai terdakwa dalam sumpahnya bahwa ia tidak bersalah (Ayub 27-31). Hal ini diikuti oleh penyelesaian kontroversinya melalui kata-kata [[Elihu]] (Ayub 32–37) dan sabda Allah (Ayub 38–41), yang diikuti oleh pengakuan Ayub yang penuh dengan kerendahan hati (Ayub 42:1–6). Ayub mengakui kesalahan dan kebodohannya sendiri. Sebagian orang menafsirkan kata-kata Elihu sebagai klimaks yang palsu karena ia mengulangi argumen-argumen sahabat-sahabat Ayub yang dikecam oleh Allah (Ayub 42:7-9). Pertobatan Ayub kontroversial dan dapat menyiratkan perubahan alur tuntutannya terhadap Allah dan bukan sebuah pengakuan moral tentang dosanya.
Secara singkat struktur tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
# Monolog pembuka Ayub ([[Ayub 3]])
# Dialog 3 babak:<!--
-->{{col|3}}
#* ''Babak pertama''
#** Elifas ([[Ayub 4]]–[[Ayub 5|5]]) dan Ayub ([[Ayub 6]]–[[Ayub 7|7]])
#** Bildad ([[Ayub 8]]) dan Ayub ([[Ayub 9]]–[[Ayub 10|10]])
#** Zofar ([[Ayub 11]]) dan Ayub ([[Ayub 12]]–[[Ayub 14|14]])
#* ''Babak kedua''
#** Elifas ([[Ayub 15]]) dan Ayub ([[Ayub 16]]–[[Ayub 17|17]])
#** Bildad ([[Ayub 18]]) dan Ayub ([[Ayub 19]])
#** Zofar ([[Ayub 20]]) dan Ayub ([[Ayub 21]])
#* ''Babak ketiga''
#** ([[Ayub 22]]) dan Ayub ([[Ayub 23]]–[[Ayub 24|24]]
#** Bildad ([[Ayub 25]]) dan Ayub ([[Ayub 26]]–[[Ayub 27|27]])<!--
-->{{end-col}}
# Tiga monolog:
#* Puisi hikmat ([[Ayub 28]])
#* Monolog penutup Ayub ([[Ayub 29]]–[[Ayub 31|31]])
#* Kata-kata Elihu ([[Ayub 32]]–[[Ayub 37|37]])
# Dua sabda Allah ([[Ayub 38|Ayub 38:1]] – [[Ayub 39|39:35]]; [[Ayub 40|40]]–[[Ayub 41|41]]) dan tanggapan Ayub ([[Ayub 39|Ayub 39:36–38]]; [[Ayub 42|42:1–6]])
Dalam dialog babak ketiga, tampaknya Zofar tidak berbicara, dan perkataan Bildad jauh lebih singkat dari sebelumnya.<ref name="Coogan, M 2009 p.381"/>
Selain itu, ada pakar yang masih menganggap bagian "puisi hikmat" sebagai bagian dari tanggapan Ayub terhadap pendapat Bildad dialog dialog babak ketiga.{{sfn|Walton|2008|p=333}}
== Naskah sumber ==
[[Berkas:Leningrad-codex-16-job.pdf|size=250px |ka|jmpl|Kitab Ayub lengkap pada [[Kodeks Leningrad]], salinan [[Naskah Masorah]] yang dibuat tahun [[1008]].]]
* [[Naskah Masorah]] (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
* [[Septuaginta]] ([[bahasa Yunani]]; abad ke-3 SM)
* [[Naskah Laut Mati]] (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:<ref>[http://www.thewaytoyahuweh.com/ Transkrip Naskah Laut Mati]</ref>
Baris 43 ⟶ 68:
** 4Q101 paleoJob<sup>c</sup> (4QpaleoJob<sup>c</sup>)
==
Ada berbagai-bagai pendapat tentang pengarang kitab ini. Dua tradisi [[Talmud]] mengatakan bahwa [[Ayub (tokoh Alkitab)|Ayub]] hidup pada masa [[Abraham]] atau [[Yakub]] dan penulis kitab ini ada pada masa itu. [[Lewi ben Laḥma]] mengatakan bahwa Ayub hidup pada masa [[Musa]], dan Musa adalah penulis Kitab Ayub. Sedangkan pakar lainnya berpendapat bahwa Ayub sendirilah yang menulis kitab ini, atau [[Elihu]], atau [[Yesaya]]. Dari bukti-bukti internal, seperti misalnya kesamaan perasaan dan bahasa dengan apa yang ditemukan dalam [[Kitab Mazmur]] dan [[Amsal]] (lihat [[Mazmur 88]] dan [[Mazmur 89]]), maraknya gagasan tentang "hikmat", dan gaya serta sifat komposisinya, diduga bahwa kitab ini telah ditulis pada masa Raja [[Daud]] dan Raja [[Salomo]]. Namun, sebagian orang juga menduga bahwa kitab ini selesai ditulis pada masa pembuangan Babel. [[Talmud|Tradisi Talmud]] memperlakukan kisah Ayub seperti kisah [[perumpamaan]].
Pengkajian sekuler mengenai teks kitab ini secara umum menyimpulkan bahwa meskipun kisah Ayub dikenali oleh [[Yehezkiel]], bentuk Kitab Ayub yang sekarang ini diperkirakan baru dibakukan pada [[abad ke-4 SM]]. Kisah Ayub tampaknya berasal dari negeri [[Edom]], yang tetap dipertahankan sebagai latar belakangnya dalam kitab ini. Potongan-potongan dari ''Ayub'' ditemukan di antara [[Naskah Laut Mati]], dan Ayub tetap menonjol dalam legenda [[Haggadah]]. Bandingkan dengan ''[[Perjanjian Ayub]]'' dalam bahasa Yunani di antara kitab-kitab [[apokrif]]. Para sarjana sekuler percaya bahwa bagian pengantar dan penutup dari kitab ini, yang merupakan kerangkanya, disusun untuk menempatkan puisi sentralnya ke dalam bentuk prosa "kitab rakyat", seperti yang diungkapkan oleh para penyusun ''Jewish Encyclopedia'' (Ensiklopedia Yahudi). Di dalam prolog dan epilog, nama Allah adalah [[Yahweh]], sebuah nama yang bahkan digunakan oleh orang-orang [[Edom]]. Para pakar sekuler sepakat bahwa puisi sentralnya berasal dari sumber yang lain.
===
Ada 2 topik dalam penentuan waktu dalam Kitab Ayub: waktu terjadinya kisah ini dan waktu penulisan kitab.<ref name="NelsonMap">Nelson's Complete Book of Bible Maps and Charts. Thomas Nelson, Inc. 1996. ISBN 0-7852-1154-3</ref>
==== Waktu terjadinya ====
Sejumlah faktor menunjukkan bahwa cerita ini mungkin sekali terjadi pada [[abad ke-20 SM|abad ke-20]] sampai [[abad ke-18 SM|ke-18 SM]], yaitu pada zaman [[Abraham]]:<ref name="NelsonMap"/>
* Tidak ada penyebutan tentang "Israel" maupun hukum Taurat
* Usia Ayub yang panjang: lebih dari 140 tahun ({{Ayat|Ayub|42|16|plain=yes}})
* Ayub bertindak sebagai imam untuk keluarganya ({{Ayat|Ayub|1|5|plain=yes}}), suatu hal yang dilarang menurut hukum Taurat.
* Kekayaan Ayub diukur dengan ternak ({{Ayat|Ayub|1|3|plain=yes}})
Muncul juga tafsiran bahwa Ayub hidup sezaman dengan [[Nuh]] karena namanya turut disebutkan dalam kitab Yehezkiel 14:14. Adapun Daniel dalam ayat tersebut diduga bukanlah [[Daniel]] yang hidup pada zaman pembuangan ke Babel.
==== Waktu disusunnya ====
Sejumlah bukti mengarah kepada masa pemerintahan [[Salomo]], yaitu zaman keemasan sastra Israel:<ref name="TNstudy">The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997</ref>
* Penyebutan alat-alat dan senjata dari besi ({{Ayat|Ayub|19|24|plain=yes}}; {{Ayat|Ayub|20|24|plain=yes}}; {{Ayat|Ayub|40|18|plain=yes}})
* Pertambangan besi (28:2), menunjuk kepada [[Zaman Besi]], setelah tahun [[1200 SM]]
* Gambaran tentang kuda perang (39:19-25), yang digunakan paling awal sekitar [[abad ke-10 SM]]
* Adanya kutipan ayat Alkitab dari zaman Salomo, yaitu ayat {{Ayat|Ayub|7|17-18|plain=yes}} dengan {{Alkitab|Mazmur 8:4}}; ayat {{Ayat|Ayub|28|28|plain=yes}} dengan {{Alkitab|Amsal 3:7; 9:10}}.
=== Interpolasi ===
Dalam bentuk yang sudah tersunting dari ''Kitab Ayub'' yang ada sekarang ini, diduga termasuk berbagai interpolasi (perubahan) telah dilakukan terhadap teks dari puisi sentralnya. Yang paling jelas interpolasi-interpolasi ini ada dua jenis: "teks paralel" yaitu perkembangan-perkembangan paralel dari bagian-bagian yang berpadanan di dalam teks dasarnya, dan ucapan-ucapan Elihu (pasal-pasal 32-37), yang terdiri atas sebuah polemik terhadap gagasan-gagasan yang diungkapkan di tempat-tempat lain dalam puisi ini, dan dan karena itu muncul sebagai interpolasi interpretatif. Ucapan-ucapan Elihu (yang namanya tidak disebutkan di dalam prolog ataupun epilog) dianggap berlawanan dengan ajaran-ajaran dasariah dari puisi sentral dalam Ayub. Menurut ajaran-ajaran ini, orang yang benar tidak akan mengalami penderitaan, karena penderitaan adalah hukuman atas suatu dosa tertentu yang pernah dilakukan. Namun, Elihu menyimpulkan bahwa penderitaan dapat ditimpakan bagi orang yang benar sebagai perlindungan terhadap dosa yang lebih besar, dan demi moral yang lebih baik lagi.
=== Masalah penerjemahan ===
Masalah yang diperdebatkan di antara para ahli mengenai Kitab Ayub adalah identitas antara koreksi dan revisi dari ucapan-ucapan Ayub, yang dilakukan dengan maksud mengharmonisasikannya dengan doktrin pembalasan yang tradisional. Sebuah contoh yang baik tentang hal ini adalah terjemahan dari baris terakhir dari kata-kata Ayub ({{Ayat|Ayub|42|6|plain=y}}). Menurut terjemahan-terjemahan tradisional, Ayub mengatakan, "Maka sebab itu aku mencelakan diriku dan duduklah aku dengan sesalku dalam duli dan abu." ([[Terjemahan Lama|TL]]) Namun, banyak terjemahan modern yang menganggap bahwa perkataan Ayub tersebut lebih akurat jika berbunyi, "Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." ([[Terjemahan Baru|TB]]) Hal ini membuat Ayub tidak membenci dirinya sendiri, melainkan debu dan abu, yang merujuk kepada apa yang dipahami sebagai absurditas jagad raya.
== Perikop ==
Judul [[perikop]] dalam Kitab Ayub menurut [[Alkitab Terjemahan Baru]] oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia|LAI]] adalah sebagai berikut.
{{col|2}}
; Pembuka
* Kesalehan [[Ayub (tokoh Alkitab)|Ayub]] dicoba (1:1 – 2:13)
* Keluh kesah Ayub (3:1–26)
; PERCAKAPAN AYUB DENGAN SAHABAT-SAHABATNYA{{efn|name=judul-bagian|Judul bagian berasal langsung dari Alkitab}}
* [[Elifas]] menegur Ayub (4:1 – 5:27)
* Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya (6:1–30)
* Hidup itu berat (7:1–21)
* [[Bildad]] membela keadilan hukuman Allah (8:1–22)
* Jawab Ayub: Tidak seorang pun dapat bertahan di hadapan [[Allah (Kristen)|Allah]] (9:1–35)
* Apakah maksud Allah dengan penderitaan? (10:1–22)
* Anjuran [[Zofar]] supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah (11:1–20)
* Ayub mengakui kekuasaan dan [[hikmat]] Allah (12:1–25)
* Ayub membela perkaranya di hadapan Allah (13:1–28)
* Setelah [[Kematian|mati]] tidak ada [[harapan]] lagi (14:1–22)
* Pendapat Elifas bahwa orang [[Fasiq|fasik]] akan binasa (15:1–35)
* Ayub mengeluh tentang perlakuan Allah (16:1 – 17:16)
* Pendapat Bildad, bahwa orang fasik pasti akan binasa (18:1–21)
* Ayub yakin bahwa Allah akan memihak kepadanya (19:1–29)
* Pendapat Zofar, bahwa sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa (20:1–29)
* Pendapat Ayub, bahwa kemujuran orang fasik kelihatannya tahan lama (21:1–34)
* Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar (22:1–30)
* Ayub ingin membela diri di hadapan Allah (23:1–17)
* Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan (24:1–25)
* Pendapat Bildad, bahwa tidak seorang pun benar di hadapan Allah (25:1–6)
* Jawab Ayub: Siapa dapat mengerti kebesaran Allah? (26:1–14)
* Tidak ada harapan bagi orang fasik (27:1–23)
* Manusia tidak dapat menemukan hikmat (28:1–28)
* Kemuliaan yang dahulu dan kesengsaraan yang sekarang (29:1–25)
* Sengsara yang dialami (30:1–31)
* Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah (31:1–40)
; KATA-KATA ELIHU{{efn|name=judul-bagian}}
* [[Elihu (Kitab Ayub)|Elihu]] merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat (32:1–22)
* Allah berfirman kepada manusia dengan berbagai-bagai cara (33:1–33)
* Allah tidak berlaku curang (34:1–37)
* Allah memperhatikan penderitaan manusia (35:1–16)
* Tujuan sengsara ialah [[pertobatan]] (36:1–33)
* Kemuliaan Allah di [[alam semesta]] (37:1–24)
; JAWAB TUHAN KEPADA AYUB{{efn|name=judul-bagian}}
* Kekuasaan T<small>UHAN</small> di alam semesta (38:1 – 39:33)
* Ayub merendahkan diri di hadapan Allah (39:34–38)
* T<small>UHAN</small> menantang Ayub (40:1–9)
* Lukisan tentang [[Behemot|kuda Nil]] (40:10–19)
* Lukisan tentang [[Lewiatan|buaya]] (40:20 – 41:25)
* Ayub mencabut perkataannya dan menyesalkan diri (42:1–6)
* Keadaan Ayub dipulihkan (42:7–17)
{{end-col}}
== Eksegenesis ==
[[Eksegesis]] dalam Kitab Ayub umumnya berkaitan dengan pertanyaan: "Apakah kemalangan selalu merupakan hukuman ilahi atas suatu kesalahan?" Ketiga sahabat Ayub berpendapat demikian, sambil menyatakan bahwa kemalangan-kemalangan Ayub adalah bukti bahwa ia pernah melakukan suatu dosa tertentu dan karena itulah ia dijatuhi hukuman. Sahabat-sahabatnya juga mengajukan posisi yang serupa, bahwa nasib baik selalu merupakan ganjaran ilahi atas perbuatan yang positif, dan bahwa bila Ayub mau membuang apa yang dianggap sebagai dosa-dosanya, dengan segera ia akan kembali bernasib baik.
Sebagai jawabannya, Ayub menegaskan bahwa dirinya adalah orang yang benar, dan bahwa karena itu kemalangannya bukanlah hukuman atas apapun juga. Hal ini membangkitkan kemungkinan bahwa Allah bertindak sewenang-wenang. Karena itulah istri Ayub mendesaknya agar ia mengutuki Allah, dan mati. Sebaliknya, Ayub menjawab dengan tenang: "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Puncak dari kitab ini terjadi ketika Allah menjawab Ayub, bukan dengan penjelasan untuk penderitaan Ayub melainkan dengan pertanyaan: Di manakah Ayub berada ketika Allah menciptakan dunia? ({{Ayat|Ayub|38|4|plain=y}})<ref name="NelsonMap" />
Bila membandingkan antara pandangan [[Iblis dalam Kekristenan|Iblis]] dengan pandangan sahabat-sahabat Ayub, maka terlihat bahwa Iblis menganggap iman manusia ada karena berkat Allah, sebaliknya sahabat-sahabat Ayub melihat berkat Allah ada karena iman manusia. Menurut pandangan Iblis, jika Ayub diberkati Allah maka ia akan takut akan Allah, dan juga sebaliknya. Iblis menuduh Allah menyogok pengikut-Nya untuk setia kepada-Nya dengan berkat dan rahmat. Iblis berpendapat bahwa Allah memberi anugerah kepada manusia agar manusia mau menyembah Allah. Bertolak belakang dengan Iblis, sahabat-sahabat Ayub berpandangan bahwa jika Ayub tidak setia kepada Allah maka ia akan dihukum, dan juga sebaliknya. Sahabat-sahabat Ayub hanya melihat bahwa kesetiaan merupakan sumber dari berkat, atau ketidaksetiaan merupakan sumber dari hukuman.
Sabda Allah (Ayub 38–42) sendiri dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Sebagian orang memandangnya sebagai upaya untuk membuat Ayub rendah hati. Namun Ayub dihiburkan oleh penampakan Allah, dan kenyataan bahwa ia 'telah memandang Allah dan hidup' ([[Ayub 42#Ayat 5|42:5]]), menunjukkan bahwa si pengarang kitab ini lebih peduli tentang apakah Allah hadir atau tidak hadir di dalam kehidupan manusia, daripada persoalan tentang apakah Allah itu adil atau tidak. [[Ayub 28|Pasal 28]] menolak usaha-usaha untuk menyelami hikmat ilahi.
Selain itu, jawaban Allah juga sering diartikan sebagai "tantangan" atau "teguran" Allah kepada Ayub. Pada sabda Allah yang pertama (38:1 – 40:2), Allah secara tersirat menegur kebodohan Ayub. TUHAN menekankan bahwa Ayub tidak hadir waktu dunia diciptakan, maka Ayub tentu saja tidak dapat menjelaskan peristiwa alam secara menyeluruh. Ayub menjawab sabda tersebut dengan mengakui kebodohannya dan menjadi diam ({{Ayat|Ayub|40|3-5|plain=y}}). Kemudian pada sabda yang kedua (40:6-41:34), Allah memperlihatkan kelemahan Ayub sebagai manusia. Allah menekankan bahwa Ayub tidak dapat mengubah jalan Allah dan tidak dapat menguasai kekuatan alam. Ayub menjawab sabda kedua dengan mengakui kepongahannya dan bertobat. ({{Ayat|Ayub|42|2-6|plain=y}})
Penempatan cerita ini di dalam kerangkanya (''prolog'' dan ''epilog'') semakin memperumit kitab ini: dalam bagian pengantarnya Allah, dalam sebuah percakapan dengan Iblis, mengizinkan Iblis menimpakan penderitaan kepada Ayub dan keluarganya. Kesimpulan yang ditambahkan menggambarkan bahwa Allah memulihkan kekayaan Ayub, memberikan kepadanya anak-anak yang baru, dan kemungkinan pula memulihkan kesehatannya, meskipun hal ini tidak disiratkan atau dinyatakan dengan eksplisit. Hal ini menunjukkan bahwa iman orang yang benar memang diberikan ganjaran yang positif.
== Nama Iblis ==
Nama [[Iblis dalam Kekristenan|Iblis]] ({{lang-he|הַשָּׂטָן|has-satan|[[Satan (Kristen)|Satan]]}}) dianggap muncul dalam prolog berbentuk prosa dari ''Kitab Ayub'', tetapi sebenarnya kata yang dipakai, הַשָּׂטָן (''hassatan''), itu mempunyai konotasi yang berarti "penuduh" atau "lawan," sebagai makhluk yang terpisah. Ia digambarkan sebagai salah satu makhluk sorgawi atau "anak-anak Allah" di hadapan TUHAN. Ia menjawab pertanyaan TUHAN tentang apa yang baru saja dilakukannya, dengan kata-kata: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." ({{Ayat|Ayub|1|7|plain=y}}). Baik pertanyaan maupun jawabannya, serta dialog yang muncul kemudian, menggambarkan ''ha-satan'' sebagai anggota dari dewan ilahi yang mengawasi aktivitas manusia, tetapi dengan maksud mencari dosa-dosa manusia dan muncul sebagai penuduh mereka. Karena itu, ia berfungsi sebagai jaksa penuduh sorgawi, yang hanya melihat kejahatan. Ia bertahan dalam pandangannya yang jahat tentang Ayub bahkan setelah laki-laki dari tanah Uz itu telah berhasil lulus dengan gemilang dalam ujiannya yang pertama dengan menyerah kepada kehendak Allah. Karena itu ''ha-satan'' ini menuntut ujian berikutnya, berupa penderitaan fisik (Ayub 2:3-5). "Penuduh" ini menantang Allah dengan mengatakan bahwa iman Ayub hanyalah dibangun berdasarkan kekayaan materi yang telah diberikan kepadanya, dan bahwa imannya akan lenyap begitu semua kekayaannya diambil daripadanya, dan Allah menerima tantangan ini.
Tetapi ingatlah bahwa keseluruhan cerita tentang "sang lawan" ini muncul dalam prolog saja, dan tidak pernah disebut-sebut di dalam puisi sentral sama sekali. Ada yang menduga bahwa kerangka prosa ini ditulis oleh pengarang yang berbeda, dan dari sudut pandangan teologis yang berbeda pula, ketimbang puisi sentralnya.
== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
Baris 129 ⟶ 173:
== Lihat pula ==
* [[Perjanjian Lama]]
* [[Ayub (tokoh Alkitab)|Ayub]], untuk tokoh Alkitab menurut pandangan [[
* [[
* [[Bildad]]
* [[Elifas]]
* [[Elihu]]
* [[Zohar]]
Baris 140 ⟶ 183:
* Terjemahan [[Yudaisme|Yahudi]]:
** [http://www.chabad.org/library/archive/LibraryArchive2.asp?AID=15772 Iyov - Job (Judaica Press)] terjemahan dengan tafsiran [[Rashi]]di Chabad.org
* Terjemahan [[Kristen]]:
** [http://www.anova.org/sev/htm/hb/18_job.htm Job at The Great Books] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061012004505/http://www.anova.org/sev/htm/hb/18_job.htm |date=2006-10-12 }} (New Revised Standard Version)
** {{biblegateway||Job}}
** [http://en.wikisource.org/wiki/Bible,_King_James,_Job Job at Wikisource] (Versi King James)
* Terjemahan lainnya:
** [http://intermix.org/job The Trial of Job] (terjemahan sebagai drama dengan catatan-catatan hiperlink)
Baris 152 ⟶ 193:
=== Pranala terkait ===
* [http://jmm.aaa.net.au/articles/4801.htm ''Carl Jung's Answer to Job Essay'':] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080922121100/http://jmm.aaa.net.au/articles/4801.htm |date=2008-09-22 }} Jawaban Carl Jung terhadap Esai Ayub *[http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=331&letter=J ''Jewish Encyclopedia'':] Job; ''Book of Job''
* [http://www.ccel.org/e/easton/ebd/ebd.html ''Easton's Bible Dictionary,'' 1897]: Job; ''Book of Job''
* [http://willamette.edu/~blong/BookJob.html "Short Articles on the Kitab Job"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060310090421/http://willamette.edu/~blong/BookJob.html |date=2006-03-10 }}: Bill Long
* [http://www.bookofjob.org "Putting Allah on Trial- The Biblical Book of Job"] oleh Robert Sutherland - Tafsiran lengkap online.
* [http://www.newadvent.org/cathen/08413a.htm Ayub dalam Catholic Encyclopedia]
Baris 160 ⟶ 201:
{{Kitab-kitab Alkitab}}
{{Kitab-kitab Ketuvim}}
{{authority control}}
[[Kategori:Kitab Ayub| ]]
[[Kategori:Ayub]]
[[Kategori:Kitab Perjanjian Lama|Ayub]]
|