Lempar cakram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(90 revisi perantara oleh 49 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox athletics event
'''Lempar cakram''' (Bahasa Inggrisnya '''''Discus Throw''''') adalah salah satu cabang [[olahraga]] [[atletik]]. [[cakram]] yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak [[Olimpiade]] I tahun 1896 di [[Athena]], [[Yunani]].
|event= Discus throw
|image= [[File:Robert Harting (2008).jpg|280px]]
|caption= [[Robert Harting]]
|WRmen= {{flagathlete|[[Jürgen Schult]]|GDR}} {{T&Fcalc|74.08}} (1986)
|ORmen= {{nowrap|{{flagathlete|[[Virgilijus Alekna]]|LTU}} {{T&FcalcR|69.89}} (2004)}}
|CRmen= {{nowrap|{{flagathlete|[[Virgilijus Alekna]]|LTU}} {{T&FcalcR|70.17}} (2005)}}
|WRwomen= {{nowrap|{{flagathlete|[[Gabriele Reinsch]]|GDR}} {{T&FcalcR|76.80}} (1988)}}
|ORwomen= {{nowrap|{{flagathlete|[[Martina Hellmann]]|GDR}} {{T&FcalcR|72.30}} (1988)}}
|CRwomen= {{nowrap|{{flagathlete|[[Martina Hellmann ]]|GDR}} {{T&FcalcR|71.62}} (1987)}}
}}
'''Lempar cakram''' ({{lang-en|discus throw}}) adalah salah satu cabang [[olahraga]] [[atletik]] [[kayu]] yang berbentuk [[piring]] bersabuk [[besi]], atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan. Gaya dalam melakukan lempar cakram adalah gaya samping dan gaya belakang.<ref>{{Cite journal|last=Cahyono|first=Candra|last2=Yarmani|first2=Yarmani|last3=Arwin|first3=Arwin|date=6 Maret 2018|title=Meningkatkan Teknik Dasar Lempar Cakram dalam Proses Belajar Mengajar dengan Menggunakan Media Modifikasi|url=https://ejournal.unib.ac.id/index.php/kinestetik/article/view/9180|journal=Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani|language=id|volume=2|issue=1|pages=3|doi=10.33369/jk.v2i1.9180|issn=2685-6514}}</ref> Lempar yaitu olahraga dengan dengan cara melempar seperti lempar [[lembing]], [[peluru]], [[martil]], dan cakram. Cakram merupakan benda yang berbentuk piring yang memiliki bingkai yang terbuat dari sabuk besi.<ref>{{Cite journal|last=Cahyono, C., Yarmani, dan Arwin|first=|date=2018|title=Meningkatkan Teknik Dasar Lempar Cakram Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Media Modifikasi|url=https://www.researchgate.net/publication/338822367_MENINGKATKAN_TEKNIK_DASAR_LEMPAR_CAKRAM_DALAM_PROSES_BELAJAR_MENGAJARDENGAN_MENGGUNAKAN_MEDIA_MODIFIKASI/fulltext/5e2c396992851c3aadd98cb3/MENINGKATKAN-TEKNIK-DASAR-LEMPAR-CAKRAM-DALAM-PROSES-BELAJAR-MENGAJARDENGAN-MENGGUNAKAN-MEDIA-MODIFIKASI.pdf|journal=Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani|volume=2|issue=1|pages=3|doi=}}</ref> Olahrga ini mempergunakan [[tubuh]] yang sangat kompleks dengan menerapkan beberapa prinsip gaya sentrifugal yang di kembangkan sejak fase persiapan, yaitu ayunan mendarat, loncat putar ke arah posisis dan lemparan. Gerak teknik lempar cakram harus dilakukan secara berurutan dengan membutuhkan kemampuan teknik yang baik berdasarkan beberapa fase dalam mempelajari gerak teknik lempar cakram yaitu fase ayunan, fase memutar yang membutuhkan percepatan pada saat melakukan putaran, fase percepatan, fase ''power position,'' fase pelepasan cakram dan tahapan akhir ''follow trought.''<ref>{{Cite journal|last=Sholafudin|first=Sofyan dan Roesdiyanto|date=2017|title=Pengembangan Model Latihan Perphase dalam Teknik Dasar Lempar CakramGaya Circle untuk Atlet Lempar Cakram Pemula|url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=596278&val=10069&title=Pengembangan%20Model%20Latihan%20Perphase%20dalam%20Teknik%20Dasar%20Lempar%20Cakram%20%20Gaya%20Circle%20untuk%20Atlet%20Lempar%20Cakram%20Pemula|journal=Indonesia Performance Journal|volume=2|issue=1|pages=64|doi=|issn=2597-3624}}{{Pranala mati|date=Januari 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>
 
== Sarana ==
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan.{{fact}}
 
=== Lapangan ===
Lapangan lempar cakram berbentuk [[lingkaran]] dengan diameter 2,50 m, sesuai dengan peraturan [[IAAF]] 2005, sector untuk lempar cakram adalah 34,92°.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Atiq|first=Ahmad|date=2015-01-07|title=Teknik Dasar Lempar Cakram Mahasiswi Angkatan 2014|url=https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/view/16860|journal=Jurnal Visi Ilmu Pendidikan|language=en-US|volume=7|issue=1|pages=1536|doi=10.26418/jvip.v7i1.16860|issn=2579-552X}}</ref>
 
=== Cakram ===
Untuk keperluan pembelajaran cakram yang digunakan dapat dimodifikasi oleh [[guru]] atau [[pelatih]] dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Misalnya, cakram dapat dibuat dari kayu yang secara khusus adalah baik sekali, atau menggunakan alat bantu berupa [[ban]] luar [[sepeda]] mini atau [[vespa]]. Untuk keperluan perlombaan dapat diakui cakram yang 1&nbsp;kg atau yang khusus 3⁄4&nbsp;kg. Cara pembuatan cakram dari bahan kayu adalah sangat cocok untuk pembelajaran penjasorkes di [[sekolah]]. Buatlah dari kayu lunak setebal 1⁄2 atau 1⁄4 inci (inci = 2 1⁄2&nbsp;cm).<ref name=":1" />
{| class="wikitable"
|+Berat cakram berdasarkan usia dan gender<ref name=":1" />
! rowspan="2" |Kelompok Umur
! colspan="2" |Jenis Kelamin
|-
|Pria
|Wanita
|-
|<Usia 15
|1,25 Kg
|1 Kg
|-
|<Usia 17
|1,50 Kg
|1 Kg
|-
|<Usia 19
|1,75 Kg
|1 Kg
|-
|Dewasa
|2 Kg
|1 Kg
|}
 
== Teknik ==
Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan{{fact}}
# Diawali dengan sikap tegap
# Langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
# Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus dan berada di bawah ketinggian bahu
# Langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada ke depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan.
 
=== Memegang cakram ===
 
* Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dan jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik [[berat]] cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
Cara memegang cakram:
* Cara lain bagi yang memiliki [[tangan]] yang lebar adalah [[jari]] tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang herhimpitan tadi. [[Tekanan]] pada jari-jari yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dan tangan.
: Pegang dengan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam
* Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan pada posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.<ref>{{Cite book|last=Yuliatin|first=Enik|last2=haryanto|date=2012-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=Bg19DQAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=lempar+cakram+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwixj-Pxk4_uAhVSjeYKHSwdAQMQ6AEwCHoECAgQAg#v=onepage&q=lempar%20cakram%20adalah&f=false|title=Mengenal Olahraga Atletik (Cabang lari dan lempar)|location=Jakarta|publisher=PT Balai Pustaka (Persero)|isbn=979-690-886-7|pages=64|language=id|url-status=live}}</ref>
 
=== Sikap badan saat melempar ===
Sikap badan pada waktu akan melempar cakram, ada dua cara yaitu gaya menyamping dan membelakangi. Saat melakukan lemparan, badan berdiri tegak menyamping ke arah lemparan, kedua [[kaki]] dibuka lebar. Kaki kiri ke depan lurus menuju ke arah lemparan, kaki kanan di belakang (di samping kaki kiri) dengan [[lutut]] agak dibengkokkan serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan dan miring atau condong ke samping kanan. Tangan kanan membawa cakram di samping badan dengan lengan lurus dan lemas, tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada di depan badan lemas membantu menjaga keseimbangan. Pandangan ke arah lemparan.<ref>{{Cite journal|last=Basuki|first=Afrian Nusa Wahyu|date=18 Maret 2015|title=Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya Menyamping: Studi Kasus Pada Atlet Lempar Cakram Jawa Timur|url=https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-olahraga/article/view/11178|journal=Jurnal Kesehatan Olahraga|language=id|volume=3|issue=2|pages=222|doi=|issn=2338-8005}}</ref>
 
=== Sikap Lanjutan dan Sikap Akhir ===
Mengayunkan cakram
Gerak lanjutan sama seperti pada [[tolak peluru]] dan [[lempar lembing]]. Pada waktu cakram akan dilepaskan dari tangan, kaki kanan ditolakkan dan badan dilonjakkan ke atas ke depan. Sedangkan sikap akhir adalah setelah cakram lepas dari tangan secepatnya kaki kanan itu mendarat. Kaki kiri diangkat lemas ke helakang lemas, badan [[bungkuk]] ke depan. tangan kiri ke belakang dan tangan kanan dengan [[siku]] dibengkokkan berada di depan badan lemas. Semuanya dilakukan untuk membantu menjaga keseimbangan badan agar tidak jatuh ke depan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Muhtar|first=Tatang|last2=Irawati|first2=Riana|date=|url=https://books.google.co.id/books?id=qGvoDwAAQBAJ&pg=PA138&dq=lempar+cakram+gaya+belakang&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi43cXOoY_uAhUZb30KHU5FDXkQ6AEwAnoECAMQAg#v=onepage&q=lempar%20cakram%20gaya%20belakang&f=false|title=Atletik|location=Sumedang|publisher=UPI Sumedang Press|isbn=978-602-6438-91-1|pages=138|language=id|url-status=live}}</ref>
: Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh. Pada saat mengayunkan cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus. Jangan sampai lepas.
 
=== Cara mengambil Awalan ===
Pelaksanaan pengambilan awalan pada lempar cakram dilakukan dalam [[lingkaran]] sama seperti pada tolak peluru.<ref name=":0" />
 
=== Tahap akhir ===
Gerakan lempar cakram{{fact}}
Tahapan yang terakhir adalah gerak lanjut yang dilakukan [[atlet]] untuk pemulihan stabilitas dan untuk menghindari kesalahan. Dilakukan gerak lanjut karena untuk pengereman yang dapat menjaga dari pelanggaran untuk tetap di lingkaran lempar, serta mendapatkan keseimbangan kembali setelah tubuh melakukan kecepatan putar dan kecepatan ke depan. Gerak ini dilakukan atlet dengan mengganti [[tungkai]] secara cepat setelah lepas cakram, tungkai kanan ditekuk dan tungkai kiri diayun ke belakang serta melayang untuk pemulihan stabilitas.<ref>{{Cite journal|last=Rahayu|first=Gandy Setyo Bayu Aji, Soegiyanto, Setya|date=2015|title=Analisis Biomekanika Keterampilan Gerak Lempar Cakram pada Atlet Berprestasi POPDA Jawa Tengah Tahun 2013|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf/article/view/7368/5082|journal=Journal of Sport Sciences and Fitness|volume=4|issue=3|pages=14|doi=|issn=2252-6528}}</ref>
 
== Gaya ==
Ada 3 tahap dalam melempar cakram
* Persiapan
** Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar
** Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya.
* Pelaksanaan
** Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang
** Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40o )
** Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
* Penutup
** Bantu lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga badan melonjak ke depan-atas
** Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan
rpen]]
 
* Lempar cakram gaya menyamping merupakan suatu gaya yang dimulai dengan sikap permulaan berdiri miring atau menyamping ke arah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang. Sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu dibelakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak pad bekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun kebelakang.<ref>{{Cite journal|last=Andriyani|first=Yeni|last2=Rif'at|first2=Mohammad|last3=Wakidi|first3=Wakidi|date=2015-01-19|title=Penerapan Pembelajaran Lempar Cakram Gaya Menyamping Menggunakan Metode Sitektif dalam Rangka Menumbuhkan Minat dan Kreativitas Gerak Siswa Kelas XI Akuntansi 1 SMK 1 Nanga Pinoh|url=http://jurnalstkipmelawi.ac.id/index.php/JPJKR/article/view/69|journal=Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek)|language=id|volume=2|issue=1|pages=49|doi=10.46368/jpjkr.v2i1.69|issn=2579-4604}}</ref>
** A. Sejarah Lempar Cakram
*Gaya membelakangi adalah sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor atletik, hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
*[[Cakram terbang]]
*
 
== Rujukan ==
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
{{reflist}}
==Pranala luar==
{{Commons category|Discus throw|{{PAGENAME}}}}
*[https://web.archive.org/web/20071128113423/http://multimedia.olympic.org/pdf/en_report_86.pdf World Record]
*[https://web.archive.org/web/20090727165807/http://trackfieldevents.com/history/discus-history Discus History]
*[https://iaaf.gekko.de/?a=throws&d=discus-throw IAAF list of discus-throw records in XML]
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Olahraga]]
 
[[Kategori:Atletik]]
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, ,manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
 
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
 
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.
 
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus menberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pumuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).
 
Dari kutipan buku ini yakin bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.
 
B. Sejarah Lempar Cakram di Indonesia
 
Berbicara masalah lempar cakram di Indonesia, kita tidaik bisa pisahkan dengan sejarah atletik. Karena lempar cakram adalah nomor atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik termasuk lempar cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya menjajah Negeri Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar cakram ini tidak dikenal secara luas.
 
Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
 
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).
 
Dari penjelasan sejarah atletik diatas, maka dalam bab ini penulis akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :
Panjang lengan
Lempar cakram
Pengaruh panjang l;engan terhadap prestasi lempar cakram
 
C. Panjang Lengan
Panjang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
 
Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224),
 
Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).
 
Berdasarkan pendapat diatas, maka hasil pengukuran dapat dibaca sesuai dengan apa yang tertera pada alat ukur. Siswa yang memiliki panjang lengan diatas rata-rata maka dianggap sebagai siswa berlengan panjang, sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan dibawah rata-rata diangggap sebagai siswa yang berlengan pendek.
 
Untuk cabang olahraga atletik khususnya nomor lempar cakram, apabila ada seseoarang yang memiliki lengan panjang kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan pendek.
 
D. Lempar Cakram
Ada beberapa hal mengenai lempar cakram yang akan diuraikan sebagai berikut :
Pengetian lempar cakram
Tehnik-tehnik lempar cakram
Peraturan dalam lempar cakram
 
1. Pengertian lempar cakram
Untuk memahmi pengertian lempar cakram, terlebih dahulu kita memahami pemgertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).
Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).
Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
 
 
2. Tehnik-tehnik lempar cakram
a. Cara memegang cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b. Ada dua gaya dalam lempar cakram
• Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
• Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
 
3. Peraturan dalam lempar cakram
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.
 
Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran.
Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
 
4. Faktor-fakor yang mempengaruhi prestasi dalam lempar cakram
a. Faktor internal atau dari dalam atlet
1. Kesehatan fisik dan mental yang baik
Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani, keduanya memegang peranan penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang lainnya karena saling mempengaruhi. Apabila fisik terganggu oleh suatu penyakit maka faktor fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan sehat.
 
Dengan demikian faktor psikis, pemeliharaan dapat dilakukan dengan jalan pemeliharaan suasana lingkungan sehat sehingga pikiran tetap jernih, serta perasaaan tenteram dan sebagainya, menentukan karena segala kegiatan dalm mencapai prestasi memerlukan pembiayaan yang cukup besar.
b. Faktor-faktor eksternal (dari dalam atlet)
1. Lingkungan keluarga
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
2. Latihan
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang (Rusli Nursalam, 1990 : 19).
 
Petunjuk latihan
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan kebutuhan latihan bagi para pelempar, jika terdapat perbedaan hanya terdapat pada latihan tehnis yang dilakukan (Sugito, 1994 : 232).
Secara garis besar disamping kebutuhan latihan untuk meningkatkan kebutuhan tehnik nomor lempar yang dipilih para pelempar membutuhkan latihan-latihan sebagai berikut :
1. Latihan kekuatan
Pelempar yang ingin berhasil harus mengembangkan kekuatan otot-ototnya dengan latihan beban atau weight training. Prinsip-prinsip weight training adalah kesedian untuk mengulang-ulang apa yang dipelajari. Gerakan dilang berkali-kali sehingga pada akhirnya gerakan-gerakan itu dapat dilaksanakan tanpa memikir, segala sesuatu sudah berlangsung secara otomatis, cepat dan efesien. Latihan harus cukup berat sehingga dapat merangsang adaptasi-adaptasi dalam badan. Latihan yang ringan tidak akan menimbulkan kemajuan dalam kemampuan begitu pula sebaliknya. Latihan-latihan harus ditingkatkan, latihan harus teratur. Pada akhirnya kemampuan berprestasi ini dibatasi oleh bakat yang tersimpan didalam anak (Bambang Wijanarko, 1994 : 113).
Dalam memilih macam latihan hendaknya disesuaikan dengan nomor lempar yang diikuti, pada masa persiapan tahap kedua dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan pada masa perlombaan masih dapat dilakukan sekali seminggu.
2. Latihan kecepatan
Seorang pelempar tidak hanya harus kuat, tetapi juga mampu bergerak dengan cepat. Bagi pelempar, kecepatan akan memberikan kekuatan eksplosif yang sangat berguna untuk meningkat prestasi lempar. Latihan kecepatan bagi para pelempar dapat berupa : lari 30 meter, loncat tegap, jingkat 3 kali dan pul-up.
3. Latihan daya tahan
Seorang pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan latihan gross country serta lari interval.
4. Latihan kelincahan dan keterampilan
Seorang pelempar harus juga memiliki kelincahan dan keterampilan. Ini dapat dicapai dengan latihan : senam lantai dan senam ketangkasan, loncat tali (rope skiping).
 
 
E. Pengaruh panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram
 
Pengaruh lengan terhadap prestasi lempar pada umumnya sangat besar, ditinjau dari fungsi lengan sebagai penahan, pemegang dan sebagai alat lemparan terakhir dengan gaya lenting. Fungsi lengan dalam lemparan ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan otot lengan adalah kekuatan otot-otot atau kelompok otot untuk mengatasi suatu beban dalam menjalankan suatu aktivitas (Abdul Hamid Syeeh Nur, 1993 : 135).
 
Makin tinggi dan besar pelempar cakram, makin baik adanya. Pelempar dengan lengan panjang akan lebih menguntungkan daripada berlengan pendek. Sebab lengan yang panjang mempunyai jangkauan ayunan yang lebih jauh (Winarno surachman, 1992 : 20). Menunjukkan bahwa bukti akan kebenaran pendapat diatas. Oleh karena itu para Pembina olahraga khususnya pelempar cakram perlu kiranya memperhatikan postur atau bentuk tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian preastasi yang maksimal (Soeharno HP, 1985
 
Seorang yang mempunyai tubuh yang lebih tinggi dan besar sudah jelas mempunyai jangkauan yang lebih jauh daripada yang mempunyai bentuk tubuh pendek yang pada gilirannya tidak akan mampu melempar yang lebih jauh.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Di edit @Mahmudd_