Musée des Arts décoratifs: Perbedaan antara revisi

[[Berkas:Charles André van Loo 002.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Lukisan karya Charles André van Loo di Musée des Arts Décoratifs]]

Koleksinya kebanyakan berupa furnitur PerancisPrancis, perlengkapan meja makan, karpet seperti dari [[Aubusson, Creuse|Aubusson]], porselen seperti yang dibuat oleh [[Manufacture nationale de Sèvres]], dan sejumlah besar barang kaca oleh [[René Lalique]], [[Émile Gallé]] dan lainnya. Dan terdapat contoh modern oleh perancang seperti [[Eileen Gray]], [[Charlotte Perriand]], dan gaya [[Art Nouveau]] dan [[Art Déco]]. Tetapi, koleksi lainnya berasal dari abad ke-13 ketika [[Eropa]] menjadi ibukotaibu kota budaya [[dunia Barat]].

Ketertarikan bagi publik adalah ruangan periode. Contohnya bagian dari rumah [[Jeanne Lanvin]] (didekorasi Albert-Armand Rateau (1884-1938) di awal 1920-an) di 16 rue Barbet-de-Jouy di Paris. Lainnya adalah ruang makan seniman grafis [[Eugène Grasset]] tahun 1880, dan Lemari Emas [[Avignon]] 1752. Dan, seperti museum PerancisPrancis lainnya, terdapat kamar tidur courtesan 1875 Lucie Émilie Delabigne, yang menjadi inspirasi karakter utama novel karya [[Émile Zola]], ''Nana'' (1880).

Beberapa jumlah pameran museum telah diberi penghargaan. Yvonne Brunhammer, seorang kurator dan direktur museum selama empat dekade sejak awal 1950-an dan orang yang menemukan kembali Eileen Gray, menyelenggarakan pameran 1966, "Les Années '25': Art Déco/[[Bauhaus]]/Stijl Esprit Nouveau". Pameran ini mengusung tema "Art Déco", sebutan yang menjelaskan desain antara dua Perang Dunia, khususnya desain modern PerancisPrancis.

Musée des Arts Décoratifs ditutup sejak 1996 karena renovasi bangunan dan 6.000 karya dair koleksinyal renovasinya memakan €35 juta (sekitar $45 juta tahun 2006). Museum ini dibuka kembali [[15 September]] [[2006]]. Béatrice Salmon, direktur dan pengawas restorasi, telah menyebut koleksi ini sebagai "sejarah selera PerancisPrancis dan seni dan desain dekoratif di PerancisPrancis" dan mengatakan: "Orang [di PerancisPrancis] mengerti bagaimana hidup dengan lukisan dan pahatan di sebuah museum, tapi mereka tak tahu bagaimana menerjemahkannya" (Rawsthorn, ''International Herald Tribune'', [[3 September]] [[2006]]).