Andi Pangerang Petta Rani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad.baddawi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Membalikkan revisi 24096380 oleh 182.1.167.119 (bicara)
 
(43 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gaya_bahasa}}
{{Infobox former political post
{{Infobox officeholder
| political_office = Gubernur Soelawesi
| name = Andi Pangerang Petta Rani<br><small>Andiʼ Pangerang Daeng Rani</small>
| country =
| insigniasize = 100px
| insigniacaption =
| image = A. Pangerang Pt.Rani.jpg
| caption = Andi Pangerang Pettarani, Gubernur Sulawesi terakhir
| office = Gubernur Sulawesi
| predecessor =
| order = ke-5
| successor =
| term_start = 1956
| first_officeholder = [[Sam Ratulangi]]
| term_end = 1960
| last_officeholder = Andi Pangerang Pettarani
| president = [[Sukarno]]
| style =
| residencepredecessor = Lanto =Daeng Pasewang
| appointersuccessor = [[Presiden''Jabatan Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]dihapuskan''
| birth_date = {{birth date|1903|05|14}}
| began = 1956
| birth_place = Mangasa, [[Gowa]], [[Sulawesi dan Dependensinya|Celebes Belanda]]<br />(sekarang [[Mangasa, Tamalate, Makassar]])
| ended = 1960
| death_date = {{death date and age|1975|08|12|1903|04|15}}
| pretender =[[Daftar Gubernur Sulawesi Utara|Gubernur Sulawesi Utara]]<br/>[[Daftar Gubernur Sulawesi Selatan|Gubernur Sulawesi Selatan]]
| death_place = [[Ujung Pandang]], [[Sulawesi Selatan]]
| nationality = Indonesia
| parents = {{plainlist|
* [[Andi Mappanyukki]] (Bapak)
* I Batasai Daeng Taco (ibu)}}
| relations = [[Andi Abdullah Bau Massepe]] (saudara tiri)
| spouse = {{plainlist|
* Basse Daeng Talanna
* Daeng Karaeng
* Ratna Winis Daeng Carammeng}}
|children = 8<!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
|profession = [[Birokrat]], [[politikus]]
}}
 
'''[[Andi (gelar)|Andi]] Pangerang PettaraniPetta Rani''' atau(juga dikenal sebagai '''AndiAndiʼ Pangerang Pettarani Karaeng Bontonompo Arung MacegeDaeng Matinroe Ri PanaikangRani''' merupakanbagi seorang bangsawanmasyarakat [[Suku BugisMakassar|Makassar]],) dilahirkanyang padabernama awallengkap abad'''Andi XXPangerang tepatnyaPettarani tanggalKaraeng 14Bontonompo MeiArung 1903Macege diMatinroe desaRi Panaikang''' ({{lahirmati|[[Mangasa, desa ini terletak di kawasanTamalate, Makassar|Mangasa]]|14|5|1903|[[Kabupaten GowaMakassar]]|12|08|1975}})<ref>https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/peran-andi-pangerang-petta-rani-menyiapkan-kemerdekaan-indonesia</ref><ref>https://makassar.tribunnews.com/amp/2017/03/27/9-tokoh-sulsel-yang-disebut-wali-wanua-imajiner-oleh-taslim-arifin?page=all</ref> Daerahadalah Kabupatenbirokrat, Gowapolitikus, telahdan lamapejuang kondangkemerdekaan sebagaiIndonesia sebuahyang kerajaanberasal yangdari terbesarbangsawan diSuku wilayah[[Makassar]] Indonesiadan bagian[[Bugis]] serta menjadi [[Gubernur Sulawesi]] timurterakhir. Andi Pangerang Petta Rani Karaeng Bontonompo Arung Macege Matinroe Ri Panaikang adalah putra dari Raja [[Kesultanan Bone]] ke-XXXII yang bernama [[Andi Mappanyukki]] dan ibunya adalah seorang ningrat yang bernama I Batasai Daeng Taco.<ref>https://koran.tempo.co/read/makassar/301477/ballata-andi-pangerang-petta-rani</ref> Ia adalah saudara tiri dari [[Andi Abdullah Bau Massepe]] [[Pahlawan Nasional]] [[Republik Indonesia]] yang juga datuDatu suppaSuppa ke -25 dari [[kerajaanKerajaan suppaSuppa]].
 
Sebagai bentuk penghargaan kepada Indonesia, Andi Pangerang Pettarani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar. Atas jasanya pula pemerintah setempat mengabadikan namanya sebagai nama jalan.
 
== Latar Belakang ==
Pada suatu hari di zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1903, telahIa lahir seorang putra Indonesia di sebuah desa mangasa. Desa ini berada di kawasan Kabupaten Gowa, yang dahulunya merupakan sebuah kerajaan yang terbesar di wilayah Indonesia bagian timur. Anak yang lahir pada awal abad XX itu, keluar dari rahim seorang ibu yang bernama I Batasai Daeng Taco. Ibuyang sang anak adalahmerupakan seorang ningrat yang ayahnya dikenal oleh masyarakat sebagai Gallarang Tombolo. Sebagai aristokrat, ayahnya menjabat sebagai anggota dewan Bate-Salapang, yang artinya Dewan Panji Sembilan. Suatu jabatan yang selain berperan dalam kehidupan adat, juga mempunyai peranan dalam dunia pemerintahan dari Kerajaan Gowa. Ayah anak itu adalah [[Andi Mappanyukki]] yang pada masa kelahiran anaknya tahun 1903 masih merupakan seorang bangsawan yang belum menduduki takhta kerajaan Bone. Jadi, sang ayah masih merupakan seorang bangsawan yang menjadi pemimpin informal rakyatnya dalam siklus pemerintahan kolonial Belanda, tapitetapi rakyat atau masyarakat pendukungnya telah menganggapnya sebagai raja yang dipatuhi nasihat dan perintahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penobatan pada tanggal 2 April 1931 hanyalah bersifat formalitas belaka. Kemudian, ayah Andi Pangerang Petta Rani dinobatkan dengan gelar Sultan Ibrahim Raja Bone XXXII. JikalauApabila kita bertolak dari sumber lokal ini, jelas nama Pengerang bukanlah berarti sama dengan Pangeran yang dikenal dalam bahasa Indonesia sekarang, atau seperti dalam bahasa Belanda Prins dan dalam bahasa Inggris Prince. Selain itu, kata Pengerang bukan berasal dari kata Makassar atau Bugis. Asal mula kata ini berasal dari bahasa Jawa yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata Pangerang bermula dari kata erang-erang dan kemudian berkembang menjadi Pangerang, seperti yang dikenal di masyarakat sekarang ini.
 
Andi Pangerang Petta Rani memiliki tiga istri danantara delapanlain: anak,diantaranya ;
* Istri pertamanya adalah Basse Daeng Talanna telah dikaruniai (lima anak)
* istri kedua adalah Daeng Karaeng dikaruniakan (tiga anak,)
* Istri ketiga adalah Ratna Winis Daeng Carammeng (tidak dikaruniakan anak.)
 
== Latar Belakang Keluarga ==
Baris 36 ⟶ 46:
 
== Karier ==
[[Berkas:Andi Pangerang Petta Rani.jpg|jmpl|Pettarani sebagai Gubernur Militer]]
# Menjadi Pamong Praja di [[Kota Palopo|Palopo]], Bone, Takalar serta Karaeng [[Bontonompo, Gowa|Bontonompo]] 1925 s/d 1929.
# Sekretaris Pribadi Raja Bone 1931 s/d 31-7-1939
Baris 41 ⟶ 52:
# Anggota Pemerintah Swapraja Bone dengan gelar Arung Macege 1-3-1942 s/d 1-8-1943.
# Sebagai Arung Macege merangkap Kontelir Pamong Praja/Kepala Kewedanan Bone 1-8-45 s/d 1-3-1946.
# Mengundurkan diri sebagai Anggota Pemerintah Swapraja Bone (Arung Macege) karena tidak bersedia bekerja sama dengan Belanda dan kembali ke Jongaya memimpin P.N.I.[[Partai Nasional Indonesia|PNI]] Gowa. Maret 1946.
# Kembali ke Bone sebagai Kepala Daerah Bone 15-5-1950 s/d Maret 1955.
# Diangkat menjadi Residen Koordinator Sulawesi Selatan 1 Maret 1955.
Baris 50 ⟶ 61:
 
== Pendidikan ==
Pendidikan umum yang pernah di tempuh oleh Andi Pangerang Pettarani yaitu ketika mengikuti pendidikan di HIS,MULO dan [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|OSVIA]] di Makassar. Ia menamatkan pendidikan OSVIA Makassar.
 
== Perjuangan ==
Pendidikan umum yang pernah di tempuh oleh Andi Pangerang Pettarani yaitu ketika mengikuti pendidikan di HIS,MULO dan OSVIA di Makassar. Ia menamatkan pendidikan OSVIA Makassar.
 
= Perjuangan =
 
Andi Pangerang Pettarani menjalani profesi sebagai tentara dan turut berjuang melawan penjajah yang pada masa itu tentara Hindia Belanda sempat mengusai kawasan di Sulawesi Selatan bahkan Pemerintah Hindia Belanda memiliki beberapa Benteng pertahanan di yang terletak di beberapa lokasi.Seperti [[Fort Rotterdam|Benteng Fort Rotterdam]] dan [[Benteng Somba Opu|Benteng Somba opu]]
 
Baris 65 ⟶ 74:
Perkara yang menyebabkan NICA menjadi jengkel dan marah kepada Andi Mappanyukki dan Andi Pangerang Petta Rani adalah ditolaknya denga tegas rayuan dan bujukan NICA yang bernaung dibawah kekuasaan pasukan Australia. Bahkan Andi Mappanyukki dengan pengaruh yang dimilikinya menyelenggarakan pertemuan di kalangan kelompok aristokrat di rumahnya di Jongaya, Pertemuan ini dihadiri oleh kelompok aristokrat yang berpengaruh di daerahnya dan termasuk kategori bangsawan tinggi. Adapun kelompok bangsawan yang hadir itu, antara lain :
 
1.#    [[Andi Abdullah Bau Massepe]]
2.#    Andi Pangerang Petta Rani
 
3.#    [[Andi Djemma]]
2.    Andi Pangerang Petta Rani
4.#    Andi Makkasau (Datu Suppa Tua)
 
5.#    Ibu Deppu (Maradia Balanipa/Arajang Balanipa)
3.    [[Andi Djemma]]
6.#    Maradia Campalagiang
 
7.#    Arung Gilireng
4.    Andi Makkasau (Datu Suppa Tua)
8.#    Karaeng Polongbangkeng
 
9.#    Andi Sultan Daeng Raja (Karaeng Gantarang)
5.    Ibu Deppu (Maradia Balanipa/Arajang Balanipa)
 
6.    Maradia Campalagiang
 
7.    Arung Gilireng
 
8.    Karaeng Polongbangkeng
 
9.    Andi Sultan Daeng Raja (Karaeng Gantarang)
 
Pertemuan kelompok aristokrat itu mengeluarkan keputusan yang intinya menyatakan bahwa kelompok raja atau kelompok bangsawan di Sulawesi Selatan mendukung sepenuhnya NKRI yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Dan mendukung pula Dr. Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi. Pernyataan itu ditandatangani oleh semua peserta. Kemudian diserahkan oleh Andi Mappanyukki kepada Brigjen Iwan Dougherty yang menjabat Komandan Tentara Australia sebagai wakil tentara sekutu di Makassar. Mungkin suatu rahmat yang diperoleh Andi Pengerang Petta Rani dan saudaranya [[Andi Abdullah Bau Massepe]] serta ayahnya, Andi Mappanjukki, atas penangkapan serdadu NICA pada bulan November 1946. Sebab, sekitar tanggal 10 Desember 1946, Westerling yang didatangkan oleh pasukan NICA untuk membungkam dan mematikan perlawanan heroik dari para pejuang republik, melakukan operasi pembersihan dengan ganasnya.Jika seandainya, Andi Pangerang Petta Rani di penjarakan dan Andi Mappanyukki tidak ditangkap oleh serdadu NICA dan diasingkan ke Rantepao pada bulan November 1946, maka besar kemungkinan dia dan ayahnya juga akan mengalami nasib yang sama dengan kelompok bangsawan lainnya yang telah dibunuh dengan kejam oleh Westerling. Namun, Tuhan melindungi beliau bersama ayahandanya dari kekejaman Westerling. Mereka berdua telah diselamatkan oleh Tuhan karena perjalanan hidupnya di dunia telah diatur untuk diberi tanggung jawab memimpin rakyat Sulawei Selatan di zaman kemerdekaan.
 
# Bersama [[Sam Ratulangi|Dr. Ratulangi]] ke Jakarta sebagai Wakil Rakyat dalam memprolakmasikan Kemerdekaan Indonesia, dan di tunjuk sebagai   Panitia Persiapan Kemerdekaaan Indonesia 1945 (PPKI).
# Dalam Penjara karena menantang Pemerintah Belanda (N.I.T) 8-11-1946 s/d 17-11-1949.
 
== Kepemimpinan ==
Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang menyatu dengan rakyat, sehingga rakyat Sulsel terutama warga kota makassar memberi julukan GodFather. Dimana pada saat itu ketika dia menjabat sebagai [[Daftar Gubernur Sulawesi|Gubernur Sulawesi (1956-1960)]],dirinya pernah mengajak anaknya pergi ke tempat cukur.Sang anak langsung menyiapkan mobil sedan,tapi Andi Pangerang Pettarani kemudian memanggil becak. Diatas becak tersebutlah, Andi Pangerang Petta Rani menasihati anaknya bahwa, “''Kita harus merasakan hidup sebagai orang biasa,jangan sombong walau seorang anak gubernur atau raja sekalipun.Tidak selamanya mempunyai mobil dan tidak selamanya menjadi anak gubernur atau raja. Dan suatu saat bila jabatan lepas dan tidak punya mobil kita tak harus canggung''".
 
Baris 95 ⟶ 96:
[[Hidup sederhana]] memang melekat dalam diri pemimpin yang satu ini. Tanah warisannya lebih banyak dia bagikan kepada rakyatnya. Dan suatu saat ia dihadiahkan sebuah rumah yang cukup mewah oleh seseorang. Tapi pemberian tersebut ditolaknya dengan bijak, dia mengatakan, “''saya lebih suka tinggal dirumah sendiri''”.
 
Karena orang itu memang berniat memberikan hadiah dengan ikhlas,sebagai. Sebagai gantinya, Petta Rani dihadiahkan sebuah jam tangan. “''Untuk mengingatkan Petta bilamana waktu shalat tiba'',” katanya memberi alasan, merasa berat untuk menolak lagi akhirnya Petta Rani menerimanya.
= Tanda Kehormatan =
 
== Tanda Kehormatan ==
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Satyalancana Kebudayaan|Satya Lantjana Kebudayaan]]''' dari Presiden RI Soeharto 17 Desember 1971
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Mahaputera Pratama|Bintang Mahaputra Pratama]]''' dari Presiden RI Soeharto 27 Januari   1976
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Mahaputera Utama|Bintang Mahaputra Utama]]''' dari Presiden RI Soeharto 12 Agustus   1992
# Piagam Tanda Kehormatan '''Satya lantjana Peringatan Perdjuangan Kemerdekaaan''' dari Presiden / Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI Menteri Pertama Djuanda 14 Agustus 1962
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bahayangkara Tingkat III]]''' dari Presiden RI Soeharto 12 Desember 1970
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Satyalancana Karya Satya|Satya Lantjana Karya Satya Tingkat II]]''' dari An. Presiden / Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata RI Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena  17 Agustus 1964
# Piagam Penghargaan '''[[Legiun Veteran Republik Indonesia|Legium Veteran Republik Indonesia]]''' dari Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Letnan Jenderal Achmad Thahir '''  '''2 Januari   1982
# Piagam Tanda '''Kehormatan Setya Lantjana Keamanan''' dari Wakil Menteri Pertama / Menhakam Kepala Staf Angkatan Bersenjata Djenderal A.H.Nasution  15 Agustus   1962
# Piagam Tanda Kehormatan '''Bintang Legium Veteran''' Republik Indonesia dari Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Letnan Jenderal Achmad Thahir 26 Nopember 1991
# Gelar '''Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI''' dari Menhamkam Pangab (Wapangab) Laksamana Sudomo 30 Oktober 1981
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan I|Satya Lantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kesatu]]''' dari Menteri Pertahanan Djuanda 5 Oktober  1958
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan II|Satya Lantjana Peristiwa Perang  Kemerdekaan  Kedua]]''' dari Menteri Pertahanan Djuanda   5 Oktober 1959
# '''Surat Penghargaan Kepala Staf Angkatan Darat''' Letnan Djenderal A.H. Nasution 20 April 1960
# '''Tanda Djasa Pahlawan''' dari Presiden Republik Indonesia   Soekarno 10 Nopember 1958
# '''Piagam Anggota Dewan Kehormatan Kodam Hasanuddin''' Mayjen Hasan Slamet 20 Januari 1975
# '''Piagam Penghargaan''' dari Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[A. A. Rifai|A.A.Rivai]] 17 September 1966
# '''Utjapan Terima''' Kasih Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[Achmad Lamo]] 27 September 1971
# '''Piagam Tanda Penghargaan dan Mengangkat Sebagai Warga Taulan Prop. Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan''' dari Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Achmad Lamo 15 Agustus 1975
# '''Piagam Arsip Nasional RI kepala Arsip Nasional''' DRDr. Noerhadi Magetsari 6 Nopember 1996
# '''Piagam Penghargaan Jasa-Jasanya dalam proses berdirinya Fakultas Kedokteran''' Universitas Hasanuddin dari Rektor UNHAS Prof.Dr.H. Basri Hasanuddin, MA 13 Februari 1992
# '''Piagam Penghargaan Kota Madya Ujung Pandang “Ucapan Terima Kasih”''' dari WaliKotaWalikota Madya Ujung Pandang H.[[M. Daeng Patompo]] 1 April 1974.
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{PPKI}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasionalBirokrat Indonesia]]
[[Kategori:RajaTokoh Bugis]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Gowa]]
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sulawesi]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Kebudayaan]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Karya Satya]]