Njonja Tjoa Hin Hoei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
pembuatan laman baru, diterjemahkan secara manual dari artikel dengan judul sama di en.wp
 
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
Baris 3:
 
== Biografi ==
Ia lahir dengan nama Kwee Yat Nio pada pertengahan dekade 1900-an di [[Buitenzorg]], Hindia Belanda (kini Bogor, Indonesia).<ref name="Suryadinata 2015" /><ref name="Salmon 1981" /><ref name="Setyautama 2008">{{cite book|last1=Setyautama|first1=Sam|date=2008|title=Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia = [Yinni Hua zu ming ren ji]|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Chen Xingchu Foundation|isbn=9789799101259|edition=Cet. 1|pages=153|language=id}}</ref> Ia adalah anak sulung dari [[Kwee Tek Hoay]], seorang jurnalis, penulis, dan penerjemah multibahasa berlatar belakang [[Tionghoa Peranakan]].<ref name="Chan 2012" /> Ia bersekolah di Buitenzorg. Awalnya di sebuah sekolah [[Tiong Hoa Hwee Koan]] (THHK) dan kemudian di sebuah sekolah [[Methodisme|Methodist]] yang berbahasa Inggris. Ia akhirnya lulus dari sekolah Methodist pada tahun 1924 dan kemudian menjadi guru di sana.<ref name="Chan 2012" /><ref name="Suryadinata 2015" /><ref name="Setyautama 2008" /> Saat masih bersekolah, ayahnya telah mendorongnya untuk membaca, menulis, dan menerjemahkan berita berbahasa Inggris untuk koran berbahasa Melayu, seperti [[Sin Po]].<ref name="Chan 2012" /> Pada awal dekade 1920-an, ia pun mendirikan sebuah organisasi wanita dengan nama {{transliteration|zh|Chie Mey Hui}} untuk menyatukan para wanita Peranakan yang belum menikah serta meningkatkan pendidikan dan pengembangan mereka.<ref name="Chan 19912012" /><ref name="ChanSalmon 20121981" /><ref name="SalmonChan 19811991" /> Pada tahun 1925, ia menikahi [[Tjoa Hin Hoei]] asal [[Lampung]], Sumatra yang juga pernah bersekolah di sekolah THHK di Buitenzorg.<ref name="Chan 2012" /><ref name="Chan 1991" /> Ia lalu berhenti menjadi guru di sekolah Methodist agar dapat pindah ke [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]], di mana ia mengajar di sebuah sekolah berbahasa Inggris.<ref name="SalmonSuryadinata 19812015" /><ref name="SuryadinataSalmon 20151981" />
 
Ia mulai menulis pada dekade 1930-an dan menerbitkan tulisannya di {{lang|id|Moestika Romans}}.<ref name="Salmon 1981" /> Ia menerbitkan tulisannya dengan nama {{lang|id|Nyonya}} Tjoa Hin Hoei. Selama dekade 1930-an, ia juga menerbitkan artikel di bagian wanita dari sejumlah koran Tionghoa Indonesia, seperti ''[[Keng Po]]'', {{transliteration|zh|Sin Tit Po}}, {{lang|id|Mata Hari}}, dan di majalah milik ayahnya, {{lang|id|Moestika Dharma}}.<ref name="SalmonChan 19812012" /><ref name="ChanSalmon 20121981" /><ref name="Chan 1991" />
 
Sebelum perang, ia sangat aktif di organisasi-organisasi politik Tionghoa di Jawa. Mulai tahun 1934 hingga 1938, ia menjadi sekretaris di Asosiasi Penganut Buddha di Jakarta.<ref name="SalmonChan 19812012" /><ref name="ChanSalmon 20121981" /><ref>{{cite journal|last=Yulianti|first1=Yulianti|date=3 March 2022|title=The Birth of Buddhist Organizations in Modern Indonesia, 1900–1959|journal=Religions|language=en|volume=13|issue=3|pages=217|doi=10.3390/rel13030217|issn=2077-1444|doi-access=free}}</ref> Mulai tahun 1932 hingga 1940, ia juga menjadi pemimpin Asosiasi Wanita Tionghoa di Batavia.<ref name="SuryadinataChan 20152012" /><ref name="ChanSuryadinata 20122015" />
 
Pada bulan September 1935, setelah didorong oleh keluarga dan pembacanya, ia meluncurkan majalahnya sendiri, yakni {{lang|id|Maandblad Istri}}, atau biasa dikenal sebagai {{lang|id|Istri}}.<ref name="Chan 2012" /><ref name="Chan 1991" /><ref name="Sidharta 1992">{{cite book|last1=Sidharta|first1=Myra|date=1992|title=Indonesian Women in Focus|publisher=Brill|isbn=9789004488816|pages=58–76|language=en|chapter=7. The Making of the Indonesian Chinese Woman}}</ref><ref name="Chan 1995">{{cite journal|last1=Chan|first1=Faye|date=1995|title=Chinese women's emancipation as reflected in two Peranakan journals (c.1927-1942)|url=https://www.persee.fr/doc/arch_0044-8613_1995_num_49_1_3035|journal=Archipel|volume=49|issue=1|pages=45–62|doi=10.3406/arch.1995.3035}}</ref><ref name="Chan 2012" /><ref name="Chan 1991" /> Majalah tersebut dicetak dalam bahasa Melayu (Indonesia) dan ditujukan untuk wanita Tionghoa Peranakan, terutama yang tidak dapat berbahasa Belanda.<ref name="Chan 2012" /> Pada akhirnya, majalah tersebut juga populer di kalangan wanita [[Pribumi Indonesia|pribumi]], sehingga ia juga mengadvokasi hubungan baik antara wanita pribumi dan Tionghoa, serta mengadvokasi kesadaran mengenai situasi mereka.<ref name="Sidharta 1992" /><ref name="Chan 1995" /> {{lang|id|Istri}} berisi konten fiksi, ulasan film, resep, mode, serta pendidikan mengenai kesehatan anak dan status wanita, yang sebagian besar ditulis sendiri olehnya.<ref name="ChanSalmon 19911981" /><ref name="SalmonChan 19811991" /> Editorialnya tidak selalu radikal. Ia percaya bahwa wanita harus rendah hati dan mengikuti nilai tradisional Tionghoa, serta bahwa pendidikan bermanfaat untuk menghasilkan istri dan anak yang ideal.<ref name="Chan 1995" /> Anggota dewan editorial Istri salah satunya adalah [[Thung Sin Nio]], seorang dokter berpendidikan Belanda.<ref name="Chan 2012" /> Hal lain yang membuat Istri berumur panjang adalah karena tersebut didukung oleh komunitas Peranakan di Batavia, termasuk THHK dan [[Chung Hwa Hui]].<ref name="Chan 1991" /> Dukungan tersebut juga memungkinkan Tjoa dan penulis lain untuk menerbitkan tulisan dengan namanya sendiri, karena saat itu masih umum bagi penulis wanita di Hindia Belanda untuk menerbitkan tulisan dengan [[pseudonim]].<ref name="Chan 1995" />
 
Pada tahun 1940, Tjoa menghadapi masalah hukum, karena dituduh telah mencetak tulisan fitnah yang melanggar [[Sensor di Hindia Belanda|hukum sensor]] di Hindia Belanda.<ref>{{cite news|date=19 March 1940|title=PERSDELICT VOOR LANDRAAD|url=http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011123462:mpeg21:a0038|work=Bataviaasch nieuwsblad|language=nl|location=Batavia|page=2}}</ref><ref>{{cite news|date=4 March 1940|title=PERSDELICT TE BATAVIA. Een "katjangverkooper" beleedigd.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011176739:mpeg21:a0094|work=De Indische courant|language=nl|location=Surabaya}}</ref> Pengadilan kemudian memutuskan bahwa tuduhan tersebut tidak dapat diterima.<ref>{{cite news|date=9 April 1940|title=De Chineesche journaliste|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011176743:mpeg21:p001|work=De Indische courant|language=nl|location=Surabaya}}</ref> Istri berhenti terbit selama [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|pendudukan Jepang]] dan [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Istri baru kembali terbit setelah Indonesia merdeka.<ref name="Salmon 1981" /> Pada awal atau pertengahan dekade 1950-an, Istri akhirnya ditutup, karena mengalami kesulitan keungan dan kekurangan kertas.<ref name="Salmon 1981" /> Kematian suaminya pada tahun 1956 kemungkinan juga menjadi salah satu faktor penyebab penutupan Istri.<ref name="Chan 2012" />
 
Pasca Indonesia merdeka, ia juga aktif di sejumlah organisasi Tionghoa dan Buddha. Mulai tahun 1952, ia menjadi direktur di {{lang|id|Tri Budaja}} yang diterbitkan oleh federasi {{lang|id|Sam Kauw Indonesia}} ({{lang-zh|三教文化}}).<ref name="Suryadinata 2015" /><ref name="Salmon 1981" /> Ia juga memimpin bagian wanita dari [[Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia]] mulai tahun 1956 hingga 1964.<ref name="SalmonChan 19812012" /><ref name="ChanSalmon 20121981" />
 
Pasca [[Transisi ke Orde Baru]], sejumlah organisasi Tionghoa Indonesia ditutup oleh pemerintah, sehingga ia lebih fokus pada penerbitan tulisan keagamaan dan tetap aktif di organisasi Buddha lokal di Jakarta.<ref name="SalmonChan 19812012" /><ref name="ChanSalmon 20121981" /> Pada tahun 1973, ia menjadi wakil ketua di {{lang|id|Wanita Buddhis Indonesia}}.<ref>{{cite web|title=WANITA BUDDHIS INDONESIA|url=https://kowani.or.id/wanita-buddhis-indonesia/|website=KOWANI|publisher=Kongres Wanita Indonesia|language=id|access-date=1 October 2022}}</ref><ref>{{cite web|last1=Chia|first1=Jack Meng-Tat|date=15 September 2022|title=Parwati Soepangat’s pioneering Buddhist feminist theology|url=https://aeon.co/essays/parwati-soepangats-pioneering-buddhist-feminist-theology|website=Aeon|language=en|access-date=1 October 2022}}</ref> Pada periode ini, ia juga mulai memakai nama Visakha Gunadharma.<ref name="Chan 2012" />
 
Ia akhirnya meninggal pada tanggal 26 September 1990.<ref name="Chan 19912012" /><ref name="Suryadinata 2015" /><ref name="Chan 20121991" /> Ia meninggalkan sebuah otobiografi yang belum sempat diterbitkan, yakni {{lang|id|Visakha Gunadharma: Otobiografi Kwee Yat Nio}}.<ref name="Setyautama 2008" />
 
== Keluarga ==
Baris 26:
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kematian 1990]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]