Telur sebagai makanan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox food/wikidata}}
[[Berkas:Telur.jpg|jmpl|Telur mata sapi dengan di atas roti panggang. Telur yang dimasak dengan teknik ini populer dimakan sebagai sarapan di Amerika]]
'''Telur''' merupakan salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain [[daging]], [[Ikan (makanan)|ikan]], dan [[susu]]. Telur yang dikonsumsi oleh manusia umumnya berasal dari beberapa jenis [[unggas]], seperti [[ayam]], [[bebek]], dan [[angsa]]. Namun, telur-telur yang lebih kecil, seperti telur ikan, kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan. Selain itu, dikonsumsi pula telur berukuran besar, seperti telur [[burung unta]], maupun telur berukuran sedang, seperti telur [[penyu]].
Sebagian besar produk telur ayam yang ditujukan untuk konsumsi manusia tidak [[Pembuahan|dibuahi]] oleh ayam pejantan. Namun, telur yang dibuahi dapat pula dimakan, meskipun tidak memiliki perbedaan kandungan nutrisi yang signifikan. Telur pasaran yang dibuahi umumnya tidak mengandung [[embrio]] yang berkembang karena disimpan dalam lemari pendingin sehingga mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.
Baris 9:
[[Berkas:Egg with gold, Cave of Kamares, ca 1900-1700 BC, AMH, 0502057.jpg|jmpl|Telur berlapis emas dari tahun 1900-1700 SM yang ditemukan Goa Kamares.]]
Telur burung telah menjadi bahan makanan berharga sejak zaman [[prasejarah]]. [[Domestikasi]] unggas petelur dari hutan tropis dan subtropis di [[Asia Tenggara]] dan [[subbenua India]] mulai dilakukan sejak tahun 7000 [[Masehi|Sebelum Masehi]].<ref>{{Cite book|last=R|first=Manjunath|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=17I2EAAAQBAJ&pg=PA625|title=Timelines of Nearly Everything|publisher=|pages=625|language=en|url-status=live}}</ref> [[Ayam peliharaan|Ayam]] dibawa ke [[Sumeria]] dan [[Mesir]] pada 1500 SM dan sampai di Yunani pada 800 SM,<ref>{{Cite book|last=Ginenthal|first=Charles|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=PMdACwAAQBAJ&pg=PT220|title=Pillars of the Past Volume Three|publisher=Lulu Press, Inc|isbn=978-1-329-74700-5|pages=220|language=en|url-status=live}}</ref> di mana saat itu [[burung puyuh]] menjadi sumber kebutuhan telur utama.<ref>{{Cite book|last=Hopkins|first=John-Bryan|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=EE-XDwAAQBAJ&pg=PA99|title=Foodimentary: Celebrating 365 Food Holidays with Classic Recipes|location=99|publisher=Wellfleet Press|isbn=978-1-57715-180-7|language=en|url-status=live}}</ref>
== Produksi ==
Pada 2020, produksi telur ayam dunia mencapai 77 juta [[ton]]. Tiongkok merupakan produsen telur terbesar saat itu dengan memproduksi sebanyak 35% produksi telur dunia, disusul oleh Amerika Serikat dengan (8%), India (7%), Meksiko (4%), Brazil (4%), Jepang (3%), Rusia (3%), dan Indonesia (2%).<ref>{{Cite web|title=Document card {{!}} FAO {{!}} Food and Agriculture Organization of the United Nations|url=https://www.fao.org/3/cb1329en/cb1329en.pdf|website=www.fao.org|page=15|language=en|doi=10.4060/cb1329en|access-date=2022-01-07}}</ref> Produsen besar telur umumnya dapat memasok jutaan lusin telur tiap pekannya.<ref>{{cite news|last1=Quito|first1=Anne|date=11 Mei 2017|title=Target used 16,000 eggs to decorate a dinner party, in a grand display of design's wastefulness|url=https://qz.com/973820/target-used-16000-eggs-to-decorate-a-dinner-party-then-sent-them-to-a-pig-farm/|work=Quartz|access-date=6 Januari 2021|quote=.. “eggs for art” was an unusual request but fulfilling the order was no problem because the facility handles a million dozen eggs a week}}</ref>
Sebelum didistribusikan, telur biasanya dicek kualitasnya menggunakan cahaya yang dipancarkan melaluinya. Menggunakan metode tersebut, ukuran kantung udara dan keberadaan embrio telur dapat diketahui.<ref>{{Cite web|last=Arcuri|first=Lauren|date=2021-03-17|title=Learn How to Candle an Egg|url=https://www.thespruce.com/definition-of-candling-3016955|website=The Spruce|language=en|access-date=2022-01-07}}</ref> Beberapa pemerintah di dunia juga mewajibkan telur untuk dicuci terlebih dahulu sebelum didistribusikan.<ref>{{Cite web|title=9 CFR § 590.515 - Egg cleaning operations.|url=https://www.law.cornell.edu/cfr/text/9/590.515|website=LII / Legal Information Institute|language=en|access-date=2022-01-07}}</ref>
Baris 19:
=== Jenis hidangan ===
[[Berkas:
Sebagai bahan makanan, bagian kuning telur merupakan [[Emulsifier|pengemulsi]] penting dalam kegiatan memasak. Di sisi lain, bagian [[albumen]] (putih telur) dapat digunakan secara terpisah untuk membentuk busa pada hidangan-hidangan tertentu. Putih telur dapat diaerasi atau dikocok untuk mendapatkan tekstur yang empuk.
Baris 26:
=== Pemasakan ===
[[Berkas:
Telur mengandung beberapa protein yang memadat (menjadi [[gel]]) pada temperatur tertentu. Kuning telur menjadi memadat pada temperatur antara {{convert|61|and|70|C|F}}. Bagian putih telur memadat pada temperatur {{convert|60|to|73|C|F}}. Dalam beberapa proses memasak, bagian putih telur dimasak terlebih dahulu karena harus berada dalam temperatur tinggi dalam waktu yang lebih lama daripada kuning telur.<ref>{{cite journal|last1=Vega|first1=César|last2=Mercadé-Prieto|first2=Ruben|year=2011|title=Culinary Biophysics: On the Nature of the 6X°C Egg|url=https://link.springer.com/
''Salmonella'' dapat mati pada temperatur {{convert|140|F|C|order=flip}} apabila dimasak selama 45 menit.<ref>{{Cite journal|last=Angelotti|first=Robert|last2=Foter|first2=Milton J.|last3=Lewis|first3=Keith H.|date=1961-07|title=Time-Temperature Effects on Salmonellae and Staphylococci in Foods|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1057731/|journal=Applied Microbiology|volume=9|issue=4|pages=308–315|issn=0003-6919|pmc=1057731|pmid=13683564}}</ref> Untuk menghindari risiko kontaminasi ''Salmonella'', telur dapat dipasteurisasi pada temperatur {{convert|57|C|F}} selama 57,5 menit. Meskipun demikian, proses ini akan
Apabila telur direbus terlalu lama, sebuah cincin berwarna kehijauan seringkali muncul di sekitar bagian kuning telur. Hal ini terjadi karena terjadi perubahan pada senyawa [[besi]] dan [[Belerang|sulfur]] dalam telur.<ref>{{Cite journal|last=Tinkler|first=Charles Kenneth|last2=Soar|first2=Marion Crossland|date=1920-04-01|title=The Formation of Ferrous Sulphide in Eggs during Cooking|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1258902/pdf/biochemj01184-0040.pdf|journal=Biochemical Journal|volume=14|issue=2|pages=114–119|doi=10.1042/bj0140114|issn=0006-2936|pmc=1258902|pmid=16742889}}</ref> Memasak telur hingga terlalu matang juga dapat merusak kualitas proteinnya.<ref>{{Cite book|date=2011|url=http://dx.doi.org/10.1201/b10858|title=Handbook for Critical Cleaning|journal=|location=Boca Raton|publisher=CRC Press Taylor & Francis Group|isbn=978-1-4398-2829-8|editor-last=Kanegsberg|editor-first=Barbara|volume=2|pages=272|doi=10.1201/b10858|editor2-last=Kanegsberg|editor2-first=Ed|url-status=live}}</ref> Telur yang dimasak terlalu matang dapat direndam dalam air dingin untuk mencegah terbentuknya cincin kehijauan di kuning telur.<ref>{{Cite web|last=Belt|first=Deb|date=2018-03-28|title=How To Make Perfect Hard-Boiled Eggs With No Green Ring|url=https://patch.com/maryland/annapolis/how-make-perfect-hard-boiled-eggs-no-green-ring|website=Annapolis, MD Patch|language=en|access-date=2022-01-08}}</ref>
Baris 37:
=== Pengawetan ===
[[Berkas:
Metode paling sederhana untuk mengawetkan telur ialah [[pengasinan]]. Garam dapat mencegah pertumbuhan [[bakteri]] dan jamur.<ref name="McGee116">{{cite book|last=McGee|first=Harold|year=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=bKVCtH4AjwgC&pg=PA116#v=onepage&q&f=false|title=On Food and Cooking: The Science and Lore of the Kitchen|publisher=Scribner|isbn=978-0-684-80001-1|page=116|pages=https://www.google.co.id/books/edition/On_Food_and_Cooking/bKVCtH4AjwgC?hl=id&gbpv=1|author-link=Harold McGee|url-status=live}}</ref> Di Tiongkok, [[telur asin]] umumnya dibuat dengan merendam telur bebek ke dalam air garam. Telur asin juga dapat dibuat dengan melapisinya menggunakan pasta garam dan [[lumpur]] atau [[lempung]]. Telur akan berhenti menyerap garam setelah satu bulan ketika mencapai kesetimbangan. Saat akhir proses pengasinan, bagian kuning telur menjadi berwarna jingga kemerahan dan menjadi padat. Meskipun demikian, bagian putih telur tetap cair dan umumnya harus direbus terlebih dahuku sebelum dikonsumsi.<ref name="McGee116" />
[[Berkas:
Metode pengawetan lain ialah dengan membuat [[acar telur]]. Telur yang dibuat acar harus direbus terlebih dahulu, kemudian direndam dalam [[cuka]], garam, dan rempah-rempah (seperti [[jahe]]). Sari [[bit merah]] dapat ditambahkan untuk memberi warna merah pada telur.<ref name="McGee116" /> Ketika telur direndam dalam campuran tersebut selama beberapa pekan, cuka akan melarutkan sebagian [[kalsium karbonat]] yang terkandung dalam cangkang telur sehingga dapat masuk ke putih dan kuning telur dan menghambat pertumbuhan bakteri serta jamur.
[[Berkas:
[[Telur bitan]] atau "telur seratus tahun" merupakan salah satu proses pengawetan telur dengan cara melumuri telur dengan campuran [[lempung]], [[abu kayu]], garam, [[kapur tohor]], dan [[sekam]] [[beras]] selama beberapa pekan atau bulan, tergantung metode yang digunakan.<ref>{{Cite journal|last=Hou|first=H.C.|date=1981-04|title=Hunger and Technology|url=https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482658100300209|journal=Food and Nutrition Bulletin|volume=3|issue=2|pages=1–4|doi=10.1177/156482658100300209|issn=0379-5721}}</ref> Setelah selesai dibuat, kuning telur akan berubah menjadi hijau gelap dan memiliki zat seperti krim beraroma kuat akibat keberadaan sulfur dan ammonia. Sementara itu, bagian putih telur menjadi [[jelly]] transparan berwarna coklat gelap dengan rasa yang tidak dominan. Perubahan pada telur bitan dipengaruhi oleh bahan [[alkalin]] yang meningkatkan [[pH]] secara perlahan.<ref>{{Cite journal|last=Teng|first=Fei|last2=Bito|first2=Tomohiro|last3=Takenaka|first3=Shigeo|last4=Yabuta|first4=Yukinori|last5=Watanabe|first5=Fumio|date=2016|title=Yolk of the Century Egg (Pidan) Contains a Readily Digestible Form of Free Vitamin B12|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/jnsv/62/5/62_366/_article|journal=Journal of Nutritional Science and Vitaminology|volume=62|issue=5|pages=366–371|doi=10.3177/jnsv.62.366}}</ref>
Baris 97:
| source_usda = 1
| note = Hanya mencakup bagian yang dapat dimakan.{{efn|Tidak termasuk 12% bagiannya (cangkang)}} Berat telur di atas tergolong sebagai telur dengan ukuran besar di Amerika Serikat, tetapi hanya tergolong sebagai ukuran sedang di Eropa dan berukuran standar di Selandia Baru.<br />[https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/173424/nutrients Pranala sumber di situs web USDA]
}}Menurut [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat|Departemen Pertanian Amerika Serikat]], telur sedang/besar seberat 50 gram mengandung sekitar 70 kilokalori (290 kJ) [[energi makanan]] dan 6 gram [[protein]].<ref>{{Cite web|date=2019-12-16|title=Eggs, Grade A, Large, egg whole|url=https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/748967/nutrients|website=U.S. Department of Agriculture: Agricultural Research Service|access-date=2022-01-17}}</ref>
Metode memasak dapat memengaruhi nutrisi dan dampak kesehatan telur. Sebagai contoh, telur yang direbus cenderung mengandung protein yang lebih sedikit daripada telur yang digoreng.<ref>{{Cite
Kandungan nutrisi telur juga dipengaruhi oleh pakan ayam petelur. Sebagai contoh, ayam petelur dapat menghasilkan telur dengan kandungan [[asam lemak]] [[Asam lemak omega-3|omega-3]] tinggi apabila mendapatkan pakan yang mengandung lemak tak jenuh ganda, seperti [[minyak ikan]], [[biji chia]], atau [[Flaks|biji flaks]].<ref>{{cite journal|year=2015|title=Omega-3 fatty acid profile of eggs from laying hens fed diets supplemented with chia, fish oil, and flaxseed|url=https://www.researchgate.net/publication/270345623_Omega-3_Fatty_Acid_Profile_of_Eggs_from_Laying_Hens_Fed_Diets_Supplemented_with_Chia_Fish_Oil_and_Flaxseed|journal=J Food Sci|volume=80|issue=1|pages=S180–7|doi=10.1111/1750-3841.12735|pmid=25557903|vauthors=Coorey R, Novinda A, Williams H, Jayasena V}}</ref> Ayam yang dibiakkan secara bebas di [[padang rumput]] juga menghasilkan telur dengan kandungan asam lemak omega-3 yang relatif lebih tinggi daripada ayam yang dibiakkan di kandang.<ref>{{cite journal|author=Anderson KE|year=2011|title=Comparison of fatty acid, cholesterol, and vitamin A and E composition in eggs from hens housed in conventional cage and range production facilities|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S003257911942052X?via%3Dihub|journal=Poultry Science|volume=90|issue=7|pages=1600–1608|doi=10.3382/ps.2010-01289|pmid=21673178|doi-access=free}}</ref>
== Dampak terhadap kesehatan ==
Baris 113:
=== Diabetes melitus tipe 2 ===
Terdapat beberapa penelitian tentang dampak konsumsi telur terhadap risiko [[Diabetes melitus tipe 2|diabetes tipe 2]] dengan hasil yang saling bertolak berlakang. Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2013 menemukan bahwa konsumsi
Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2016 menyimpulkan bahwa hubungan antara konsumsi telur dengan peningkatan risiko diabetes tipe dua mungkin hanya terbatas pada penelitian-penelitian di [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite journal|last=Tamez|first=Martha|last2=Virtanen|first2=Jyrki K.|last3=Lajous|first3=Martin|date=2016-06|title=Egg consumption and risk of incident type 2 diabetes: a dose–response meta-analysis of prospective cohort studies|url=https://www.cambridge.org/core/journals/british-journal-of-nutrition/article/egg-consumption-and-risk-of-incident-type-2-diabetes-a-doseresponse-metaanalysis-of-prospective-cohort-studies/491C61D20E03CF2DB78B685D16C33F8E|journal=British Journal of Nutrition|language=en|volume=115|issue=12|pages=2212–2218|doi=10.1017/S000711451600146X|issn=0007-1145}}</ref> Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2020 menemukan bahwa secara umum, tidak ada hubungan antara konsumsi telur dan risiko diabetes tipe dua. Selain itu, risiko yang ditemukan dalam penelitian-penelitian di Amerika Serikat tidak ditemukan pada penelitian-penelitian serupa di Eropa dan Asia.<ref>{{cite journal|author=Drouin-Chartier, Jean-Philippe; Schwab, Amanda L; Chen, Siyu; Li, Yanping; Sacks, Frank M; Rosner, Bernard; Manson, JoAnn E; Willett, Walter C; Stampfer, Meir J; Hu, Frank B; Bhupathiraju, Shilpa N|year=2020|title=Egg consumption and risk of type 2 diabetes: findings from 3 large US cohort studies of men and women and a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies|url=|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=112|issue=3|pages=619–630|doi=10.1093/ajcn/nqaa115|pmc=7458776|pmid=32453379}}</ref>
=== Kanker ===
Sebuah metaanalisis yang terbit pada 2015 menemukan hubungan antara konsumsi tinggi telur (lima kali sepekan) dan peningkatan risiko [[kanker payudara]].<ref>{{Cite journal|last=Keum|first=N.|last2=Lee|first2=D. H.|last3=Marchand|first3=N.|last4=Oh|first4=H.|last5=Liu|first5=H.|last6=Aune|first6=D.|last7=Greenwood|first7=D. C.|last8=Giovannucci|first8=E. L.|date=2015-10|title=Egg intake and cancers of the breast, ovary and prostate: a dose–response meta-analysis of prospective observational studies|url=https://www.cambridge.org/core/journals/british-journal-of-nutrition/article/egg-intake-and-cancers-of-the-breast-ovary-and-prostate-a-doseresponse-metaanalysis-of-prospective-observational-studies/736186CC1BF856A17DA8C3B7D309C1F4|journal=British Journal of Nutrition|language=en|volume=114|issue=7|pages=1099–1107|doi=10.1017/S0007114515002135|issn=0007-1145}}</ref> Bertolak belakang dengan analisis tersebut, sebuah peninjauan yang dilakukan pada 2021 tidak menemukan hubungan antara konsumsi telur dan kanker payudara.<ref>{{Cite journal|last=Kazemi|first=Asma|last2=Barati-Boldaji|first2=Reza|last3=Soltani|first3=Sepideh|last4=Mohammadipoor|first4=Nazanin|last5=Esmaeilinezhad|first5=Zahra|last6=Clark|first6=Cian C T|last7=Babajafari|first7=Siavash|last8=Akbarzadeh|first8=Marzieh|date=2021-05-01|title=Intake of Various Food Groups and Risk of Breast Cancer: A Systematic Review and Dose-Response Meta-Analysis of Prospective Studies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8166564/|journal=Advances in Nutrition|volume=12|issue=3|pages=809–849|doi=10.1093/advances/nmaa147|issn=2161-8313}}</ref>
Metaanalisis lain menemukan bahwa konsumsi telur juga mungkin meningkatkan risiko [[kanker ovarium]].<ref>{{Cite journal|last=Zeng|first=Sai-tian|last2=Guo|first2=Liang|last3=Liu|first3=Shi-kai|last4=Wang|first4=Dong-hui|last5=Xi|first5=Jie|last6=Huang|first6=Ping|last7=Liu|first7=Dan-tong|last8=Gao|first8=Jie-fan|last9=Feng|first9=Jing|date=2015-08-01|title=Egg consumption is associated with increased risk of ovarian cancer: Evidence from a meta-analysis of observational studies|url=https://www.clinicalnutritionjournal.com/article/S0261-5614(14)00185-X/abstract|journal=Clinical Nutrition|language=English|volume=34|issue=4|pages=635–641|doi=10.1016/j.clnu.2014.07.009|issn=0261-5614|pmid=25108572}}</ref> Pada 2021, sebuah ''umbrella review'' juga menemukan bahwa konsumsi telur meningkatkan risiko kanker ovarium secara signifikan.<ref>{{cite journal|author=Tanha, K., Mottaghi, A., Nojomi.|year=2021|title=Investigation on factors associated with ovarian cancer: an umbrella review of systematic review and meta-analyses|url=https://ovarianresearch.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/s13048-021-00911-z.pdf|journal=Journal of Ovarian Research|volume=14|issue=1|pages=153|doi=10.1186/s13048-021-00911-z}}</ref> Metaanalisis yang terbit pada 2019 menemukan hubungan konsumsi tinggi telur dan risiko kanker sistem pernapasan atas.<ref>{{Cite journal|last=Aminianfar|first=Azadeh|last2=Fallah-Moshkani|first2=Roohallah|last3=Salari-Moghaddam|first3=Asma|last4=Saneei|first4=Parvane|last5=Larijani|first5=Bagher|last6=Esmaillzadeh|first6=Ahmad|date=2019-7|title=Egg Consumption and Risk of Upper Aero-Digestive Tract Cancers: A Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Studies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6628841/|journal=Advances in Nutrition|volume=10|issue=4|pages=660–672|doi=10.1093/advances/nmz010|issn=2161-8313|pmc=6628841|pmid=31041448}}</ref>
Baris 124:
=== Risiko kardiovaskular ===
Telur merupakan salah satu penyumbang terbesar [[fosfatidil kolina]] ([[lesitin]]) dalam makanan manusia.<ref>{{cite web|last=Patterson|first=Kristine|title=USDA Database for the Choline Content of Common Foods|url=http://www.ars.usda.gov/SP2UserFiles/Place/12354500/Data/Choline/Choln02.pdf|publisher=U.S. Department of Agriculture|access-date=9 Januari 2021}}</ref> Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal ''[[Nature]]'' menunjukkan bahwa fosfatidil kolina dapat dicerna oleh bakteri di usus dan diubah menjadi senyawa [[Trimetilamina N-oksida|TMAO]], sebuah senyawa yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung.<ref>{{cite journal|last=Wang|first=Zeneng|title=Gut flora metabolism of phosphatidylcholine promotes cardiovascular disease|journal=Nature|date=7 April 2011|volume=472|issue=7341|pages=57–65|doi=10.1038/nature09922|pmid=21475195|pmc=3086762|bibcode=2011Natur.472...57W}}</ref> Namun, penelitian lain menemukan bahwa [[diabetes melitus]] tipe dua dan penyakit ginjal juga menyebabkan kenaikan kadar TMAO, sehingga hubungan antara TMAO dan penyakit kardiovaskular mungkin juga diakibatkan oleh adanya [[efek pengacau]] atau kesalahpahaman sebab akibat.<ref>{{cite journal|last1=Jia|first=Jinzhu|last2=Dou|first2=Pan|last3=Gao|first3=Meng|last4=Kong|first4=Xuejun|last5=Li|first5=Changwei|last6=Liu|first6=Zhonghua|last7=Huang|first7=Tao|date=September 2019|title=Assessment of Causal Direction Between Gut Microbiota–Dependent Metabolites and Cardiometabolic Health: A Bidirectional Mendelian Randomization Analysis|url=https://diabetes.diabetesjournals.org/content/68/9/1747|journal=[[Diabetes (jurnal)|Diabetes]]|volume=68|issue=9|pages=1747–1755|doi=10.2337/db19-0153|pmid=31167879|access-date=9 Januari 2022|doi-access=free}}</ref>
Pada 2013, sebuah metanalisis menemukan bahwa tidak ada keterkaitan antara konsumsi telur dan penyakit jantung atau [[strok]].<ref>{{cite journal |title=Egg consumption and risk of coronary heart disease and stroke: dose-response meta-analysis of prospective cohort studies|year=2013 |volume=346 |issue=e8539 |pages=e8539|last1=Rong |first1=Ying |last2=Chen |first2=Li |last3=Tingting|first3=Zhu |last4=Yadong |first4=Song|last5=Yu|first5=Miao|last6=Shan|first6=Zhilei|last7=Sands|first7=Amanda|last8=Hu|first8=Frank B|last9=Liu|first9=Liegang|display-authors=8|doi=10.1136/bmj.e8539 |pmid=23295181|pmc=3538567|journal=British Medical Journal}}</ref> Penelitian sistematis dan metanalisis yang diterbikan pada 2013 menemukan tidak adanya keterkaitan antara konsumsi telur dan penyakit kardiovaskular, tetapi menemukan bahwa konsumsi telur lebih dari sekali sehari dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada penderita diabetes tipe dua sebesar 1,69 kali dibandingkan penderita diabetes melitus tipe dua yang tidak memakan telur lebih dari sekali sepekan.<ref name="Shin2013">{{Cite journal|last=Shin|first=Jang Yel|last2=Xun|first2=Pengcheng|last3=Nakamura|first3=Yasuyuki|last4=He|first4=Ka|date=2013-7|title=Egg consumption in relation to risk of cardiovascular disease and diabetes: a systematic review and meta-analysis123|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3683816/|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=98|issue=1|pages=146–159|doi=10.3945/ajcn.112.051318|issn=0002-9165|pmc=3683816|pmid=23676423}}</ref
Pada 2018, sebuah metaanalisis berbasis uji klinis acak menemukan bahwa konsumsi telur dapat meningkatkan kolesterol total (TC), [[LDL-C]], dan [[HDL-C]] dibandingkan tidak mengonsumsi telur sama sekali.<ref>{{cite journal|author=Rouhani|first=Mohammad Hossein|last2=Rashidi-Pourfard|first2=Nafiseh|last3=Salehi-Abargouei|first3=Amin|last4=Karimi|first4=Majid|last5=Haghighatdoost|first5=Fahimeh|date=2018|title=Effects of Egg Consumption on Blood Lipids: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Clinical Trials|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07315724.2017.1366878|journal=Journal of the American College of Nutrition|volume=37|issue=2|pages=99–110|doi=10.1080/07315724.2017.1366878|pmid=29111915|s2cid=33208171}}</ref> Pada 2020, dua metaanalisis tidak menemukan hubungan antara konsumsi telur sekali sehari dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.<ref>{{cite journal|author=Drouin-Chartier JP, Chen S, Li Y.|year=2020|title=Egg consumption and risk of cardiovascular disease: three large prospective US cohort studies, systematic review, and updated meta-analysis|journal=The BMJ|url= |volume=368|pages=m513|doi=10.1136/bmj.m513|pmid=32132002|pmc=7190072}}</ref><ref>{{cite journal|author=Godos J, Micek A, Brzostek T, Toledo E, Iacoviello L, Astrup A, Franco OH, Galvano F, Martinez-Gonzalez MA, Grosso G. |year=2020|title=Egg consumption and cardiovascular risk: a dose-response meta-analysis of prospective cohort studies|journal=European Journal of Nutrition|volume=60|issue=4|pages=1833–1862|doi=10.1007/s00394-020-02345-7|url=https://www.researchgate.net/publication/343997269|pmid=32865658|s2cid=221372891|doi-access=free}}</ref> Sebuah ''[[umbrella review
Pada 2021, sebuah penelitian juga tidak menunjukkan hubungan antara konsumsi tinggi telur (lebih dari satu per hari) dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, penelitian tersebut menemukan hubungan konsumsi telur dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner.<ref>{{Cite journal|last=Krittanawong|first=Chayakrit|last2=Narasimhan|first2=Bharat|last3=Wang|first3=Zhen|last4=Virk|first4=Hafeez Ul Hassan|last5=Farrell|first5=Ann M.|last6=Zhang|first6=HongJu|last7=Tang|first7=W. H. Wilson|date=2021-01-01|title=Association Between Egg Consumption and Risk of Cardiovascular Outcomes: A Systematic Review and Meta-Analysis|url=https://www.amjmed.com/article/S0002-9343(20)30549-0/abstract|journal=The American Journal of Medicine|language=English|volume=134|issue=1|pages=76–83.e2|doi=10.1016/j.amjmed.2020.05.046|issn=0002-9343|pmid=32653422}}</ref>
Baris 138:
=== Kontaminasi ===
[[Berkas:EggCleaningKaffiholen.jpg|thumb|Proses pembersihan telur di sebuah peternakan di Norwegia]]
[[Kontaminasi]] [[bakteri]] [[
Pakar kesehatan menyarankan masyarakat untuk menyimpan telur yang telah dicuci ke dalam kulkas<ref name=":1">{{Cite book|last=Drowns|first=Glenn|date=2012-05-22|url=https://books.google.co.id/books?id=l6kcmbIo9NUC&pg=PA281|title=Storey's Guide to Raising Poultry, 4th Edition: Chickens, Turkeys, Ducks, Geese, Guineas, Game Birds|publisher=Storey Publishing|isbn=978-1-60342-768-5|pages=281|language=en|url-status=live}}</ref> dan memasaknya dengan kematangan dan temperatur yang tepat. Hal ini karena telur yang tidak matang sempurna dan proses pemasakan dengan api yang terlalu kecil tidak akan membunuh bakteri.<ref
Sebuah penelitian yang diakukan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat pada 2002 menemukan bahwa masalah kontaminasi tidak separah yang mereka pikirkan. Dari 69 miliar telur yang diproduksi setahun, hanya terdapat 2,3 juta telur yang terkontaminasi oleh ''Salmonella''—setara dengan satu dari 30.000 telur—sehingga menunjukkan bahwa infeksi ''Salmonella'' cukup jarang disebabkan oleh telur. Meskipun demikian, kasus infeksi ''Salmonella enteritidis'' dan ''[[Salmonella typhimurium]]'' menjadi salah satu kekhawatiran utama di negara lain.<ref>{{Cite journal|last=Kimura|first=Akiko
== Peternakan ==
Baris 173:
=== Warna cangkang telur ===
[[Berkas:
Meskipun warna cangkang telur umumnya hanyalah masalah tampilan dan tidak memiliki pengaruh terhadap rasa atau kualitas telur,<ref name="Munn">{{Cite web|last=Munn|first=Dorothy|date=29 Desember 2013|title=Why are chicken eggs different colors?|url=https://www.canr.msu.edu/news/why_are_chicken_eggs_different_colors|website=MSU Extension|language=en|access-date=24 Januari 2022}}</ref> tetapi hal ini menjadi masalah karena berkaitan dengan tingkat [[permintaan]] di wilayah-wilayah tertentu. Telur berwarna coklat digemari di [[Tiongkok]], [[
''The New York Times'' melaporkan bahwa selama [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], [[ibu rumah tangga]] di [[Boston]] menggemari telur berwarna coklat, sementara ibu rumah tangga di [[New York]] lebih memilih telur berwarna putih.<ref>{{Cite news|date=21 Desember 1919|title=According to One Authority That Month Provides the Best Even After Cold Storage|url=https://timesmachine.nytimes.com/timesmachine/1919/12/21/98584419.pdf|work=[[New York Times]]|access-date=24 Januari 2022}}</ref> Pada Februari 1976, majalah ''[[New Scientist]]'' mendiskusikan masalah warna telur dengan menyatakan, "ibu rumah tangga cukup rewel dalam memilih warna telur, mereka memilih membayar lebih untuk telur berwarna coklat meskipun kualitasnya sama dengan yang berwarna putih".<ref name="newscientist2">{{cite book|last1=|first1=|date=1976|url=https://books.google.co.id/books?id=AhC9t3Q3YMcC&pg=PA449|title=A Blue Story|work=[[New Scientist]]|publisher=Reed Business Information|pages=449|access-date=24 Januari 2022|url-status=live}}</ref> Oleh karena itu, produsen telur harus mempertimbangkan masalah budaya dan kepentingan komersial dalam memilih ras ayam yang diternakkan.<ref name="Munn" />
Baris 180:
== Budaya ==
{{Further|Telur Paskah}}
[[Berkas:
Tradisi [[Paskah]] di beberapa tempat melibatkan penggunaan telur rebus yang diwarnai sebagai dekorasi. Tradisi serupa dapat ditemui di beberapa tempat yang terpengaruh budaya [[Kekaisaran Persia|Persia]]. Sebelum [[ekuinoks]] musim semi dalam tradisi Tahun Baru Persia (disebut ''[[Nowruz]]''), tiap anggota keluarga mendekorasi telur rebus dan menempatkannya dalam sebuah mangkuk.<ref>{{Cite news|last=Fulton|first=April|last2=Ardalan|first2=Davar|date=2016-03-20|title=Nowruz: Persian New Year's Table Celebrates Spring Deliciously|url=https://www.npr.org/sections/thesalt/2016/03/20/471174857/nowruz-persian-new-years-table-celebrates-spring-deliciously|newspaper=NPR|language=en|access-date=2022-01-25}}</ref>
Baris 200:
* [https://web.archive.org/web/20080617163340/http://www.cfsan.fda.gov/~dms/fs-eggs6.html Lembar Proposal Regulasi FDA: Pencegahan Salmonella Enteritidis pada Cangkang Telur Selama Produksi]
* [https://www.fda.gov/food/guidanceregulation/guidancedocumentsregulatoryinformation/eggs/default.htm Egg Information] Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (2011)
* [http://anrcatalog.ucdavis.edu/Details.aspx?itemNo=8154 Dasar-dasar Telur untuk Konsumen: Pengemasan, Penyimpanan, dan Informasi Nutrisi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140525200738/http://anrcatalog.ucdavis.edu/Details.aspx?itemNo=8154 |date=2014-05-25 }}. (2007) University of California Agriculture and Natural Resources.
{{Telur}}
Baris 208:
[[Kategori:Makanan]]
[[Kategori:Telur]]
[[Kategori:Hidangan vegetarian]]
|