Daftar Sultan Sulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
→Raja pra-kesultanan: Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 43:
| align="center" |Raja Barat Maharaja Kamalud Din (Mahalachii) <br /><br /> ?–
|}
Keturunan [[Paduka Pahala]], melalui kedua putranya, tinggal di [[Dezhou#Wangsa Kerajaan Sulu|Dezhou, Tiongkok]] memiliki nama marga
Hashemite [[Syariful Hasyim|Sharif ul-Hasyim Sulu]] tiba di Sulu dan menikahi Putri Dayang-dayang Paramisuli dari keluarga kerajaan sebelumnya, yang mendirikan Kesultanan Sulu.
Baris 57:
| align="center" |1
| align="center" |[[Syariful Hasyim|Sultan Syariful Hasyim]]<br />1405–??
|Pendiri kesultanan Sulu, yang nama aslinya adalah Sayyid
|-
| align="center" |2
Baris 161:
| align="center" |27
| align="center" |Sultan Jamalul-Kiram I<br />1823–1844
|Menurut beberapa sumber, nama aslinya adalah Muwalil Wasit (sepupu Sultan Brunei Nasiruddin yang keponakannya — suami Mohandun — adalah Maharaja Anddin dari Brunei). Muwalil Wasit adalah putra Alimud-Din III.
|-
| align="center" |28
| align="center" |Sultan Moh. Pulalun Kiram<br />1844–1862
|Putra Jamalul-Kiram I, yang sepupunya Maharaja Adinda (putra Mohandun) pada tahun 1859 dijadikan Putra Mahkota Sultan Pulalun, karena yang terakhir tidak memiliki anak.
|-
| align="center" |29
| align="center" |Sultan Jamal ul-Azam<br />1862–1881
|Proksi Mohammad Pulalun Kiram. Pada tanggal 22 Januari 1878, ia menandatangani perjanjian di mana wilayah bagian timur Kalimantan utara diserahkan kepada konsul Austro-Hungaria, [[Baron von Overbeck]].<ref>{{cite book|author=International Court of Justice|title=Summaries of Judgments, Advisory Opinions, and Orders of the International Court of Justice, 1997-2002|url=https://books.google.com/books?id=QhIhqVaIpawC&pg=PA268|year=2003|publisher=United Nations Publications|isbn=978-92-1-133541-5|pages=268–}}</ref> Sultan Jamalul Azam I berputra Datu Muharram gelar Datu Panglima Besar berputra Datin Rimba atau Aji Meretam bergelar Aji Ratu Rubia gelar Aji Ratu Agung I (Permaisuri Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Isteri Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Ibu dari Sultan Aji Muhammad Alimuddin dan Aji Pangeran Ainuddin).
|-
| align="center" |30
Baris 198:
| align="center" |2
| align="center" |Muwallil Wasit II<br /><br />1936
|Dia adalah adik dari Sultan Badarud-Din II dan Sultan Jamalul-Kiram II dan Raja Muda (putra mahkota) kesultanan. Dia secara sah dipilih oleh Ruma Bichara, Datus dan Syarif, sebagai sultan baru. Enam bulan kemudian, sebelum upacara penobatan resmi berlangsung, dia dibunuh.<ref>{{cite web|url=http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,757014,00.html|title=THE PHILIPPINES: Wasit to Paradise|publisher=[[Time (magazine)|Time]]|date=30 November 1936|access-date=2018-11-17|archive-date=2013-08-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20130827025158/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,757014,00.html|dead-url=yes}}</ref> Keabsahannya sebagai pewaris takhta dan posisinya sebagai putra mahkota Jamalul-Kiram II, dikonfirmasi lagi oleh Pengadilan Sesi dari apa yang disebut pengadilan McKaskie, memerintah pada tahun 1939, mengidentifikasi ahli warisnya sebagai penguasa wilayah Kalimantan Utara. Mohammed Esmail Kiram adalah putra sulung Muwallil Wasit II dan diakui sebagai penerus Sultan Sulu.
|-
| align="center" |3
Baris 211:
=== Daftar Sultan dari tahun 1950 hingga 1986 ===
[[Berkas:Sulusultanategenaolgy.jpg|jmpl|200x200px|Silsilah yang dikeluarkan oleh Lembaran Negara Republik Filipina pada puncak [[Konflik Sabah 2013]].]]
Pada tahun 1962, Presiden Filipina [[Diosdado Macapagal]] secara resmi mengakui keberlangsungan Kerajaan Kesultanan Sulu dan, pada 24 Mei 1974, secara resmi mengakui Sultan Mohammad Mahakuttah Kiram (bertakhta 1974-1986), di bawah Memo Order 427, yang dikeluarkan oleh Presiden Filipina, [[Ferdinand Marcos]], dan yang menyatakan bahwa "Pemerintah selalu mengakui Kesultanan Sulu sebagai penuntut sah untuk wilayah historis Republik Filipina" dan bahwa Mahakuttah A. Kiram secara resmi diakui sebagai Sultan Sulu dengan pemerintah diwajibkan untuk mendukung penobatannya pada tanggal itu, putra sulungnya yang berusia 8 tahun, Muedzul Lail Tan Kiram, dimahkotai di samping ayahnya sebagai Raja Muda (Putra Mahkota). Pada tanggal 16 Februari 1986, Muedzul Lail Tan Kiram, menggantikan ayahandanya menjadi Kepala Wangsa Kerajaan Sulu. Sebagai putra tertua dari mantan Sultan Mahakuttah, dia adalah pewaris sah dari takhta Kesultanan Sulu.<ref name="officialgazette">{{cite web
Daftar berikut ini menjelaskan pemegang gelar Sultan antara tahun 1950 dan 1986, yang secara resmi diakui oleh Pemerintah Filipina.
Baris 224:
| align="center" |2
| align="center" |Sultan [[Mohammed Mahakuttah Abdullah Kiram]]<br /><br />1974-1986
|Dia adalah putra tertua Sultan Mohammed Esmail E. Kiram I dan pewaris takhta. Dia adalah Sultan terakhir Sulu yang diakui secara resmi oleh Ruma Bichara dan oleh pemerintah Filipina. Dalam Memorandum Order 427 (1974), Presiden Filipina saat itu, [[Ferdinand Marcos]] menyatakan bahwa Mahakuttah A. Kiram adalah ahli waris yang sah dan bahwa pemerintah berkewajiban untuk mendukung penobatannya sebagai Sultan Sulu,<ref name=Memo427>{{cite web|title=Memorandum Order No. 427, s. 1974|url=http://www.gov.ph/1974/05/10/memorandum-order-no-427-s-1974/|work=Official Gazette|publisher=Office of the President of the Philippines|accessdate=27 February 2013|archive-date=2013-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20130305234645/https://www.gov.ph/1974/05/10/memorandum-order-no-427-s-1974/|dead-url=yes}}</ref> yang terjadi pada 24 Mei 1974, Muedzul Lail Tan Kiram, putra tertua, yang saat itu berusia 8 tahun, dimahkotai di samping ayahandanya sebagai Raja Muda (Putra Mahkota) Sulu.<ref>{{Cite web|url=http://www.royalsultanateofsulu.org/#!hrh-raja-muda|title=Structure of Sultanate|accessdate=26 April 2011|publisher=[[Royal House of Sulu]]|archive-date=2011-06-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20110626123802/http://www.royalsultanateofsulu.org/#!hrh-raja-muda|dead-url=yes}} {{unreliable source?|date=October 2015}}</ref>
|}
Baris 243:
| align="center" |3
| align="center" |[[Jamalul Kiram III|Jamal ul-Kiram III]]<br /><br />1983-1990 <br /><br /> 2012-2013
|Putra sulung Punjungan Kiram dan kakak laki-laki dari Esmail Kiram II.<ref>[http://www.royalsulu.com/] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20130513130126/http://www.royalsulu.com/ |date=13 May 2013 }}</ref> Dia adalah apa yang disebut "Sultan Interim Sulu" dari 1974-1981 selama tidak adanya ayahnya di Sabah (tetapi tidak diakui oleh pemerintah Filipina). Pada 1986, ia memproklamasikan dirinya sebagai Sultan Sulu; ia kemudian pensiun, digantikan oleh Mohammad Akijal Atti, pada tahun 1990.<ref>{{cite web|url=http://www.thestar.com.my/story/?file=%2f2008%2f7%2f13%2fnation%2f21813677&sec=nation|title=So, who’s the real sultan?|publisher=[[The Star (Malaysia)|The Star]]|date=13 July 2008|accessdate=31 October 2015|archive-date=2018-11-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20181118081828/https://www.thestar.com.my/story/?file=%2F2008%2F7%2F13%2Fnation%2F21813677&sec=nation|dead-url=yes}}</ref> Dia melanggar hukum suksesi kesultanan dengan meninggalkan Sulu ke Manila untuk memasuki politik. Sebuah perselisihan selama satu dasawarsa atas hak suksesi dalam keluarga berakhir pada 11 November 2012, ketika pengadu bertemu dan Jamalul Kiram III diproklamasikan sebagai sultan bersama dengan saudaranya [[Ismael Kiram II|Esmail Kiram II]]. Dia kemudian memproklamasikan Agbimuddin Kiram sebagai Raja Muda (pewaris). Pada Februari 2013, ia mengorganisasikan [[Konflik Sabah 2013|intrusi ke bagian timur Sabah]], yang berubah menjadi kebuntuan kekerasan; dan dia dicap sebagai "teroris" oleh pemerintah negara bagian Malaysia dan Sabah, ketika para pengikutnya membunuh personil keamanan Malaysia dan memutilasi tubuh mereka, dan berniat mengambil warga Sabahan sebagai [[sandera]].<ref>{{cite web|url=http://globalnation.inquirer.net/64577/heirs-of-sultan-of-sulu-pursue-sabah-claim-on-their-own|title=Heirs of Sultan of Sulu pursue Sabah claim on their own|publisher=Philippine Daily Inquirer|date=16 February 2013|accessdate=20 February 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.kln.gov.my/web/guest/home?p_p_id=101_INSTANCE_Yt06&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-3&p_p_col_pos=1&p_p_col_count=5&_101_INSTANCE_Yt06_struts_action=%2Fasset_publisher%2Fview_content&_101_INSTANCE_Yt06_urlTitle=press-statement%3A-meeting-with-the-secretary-of-foreign-affairs-of-the-philippines-h-e-albert-f-del-rosario-on-4-march-2013-kenyataan-akhbar%3A-pertemuan-dengan-setiausaha-luar-filipina-t-y-t-albert-fl-del-rosario-pada-4-mac-2013&_101_INSTANCE_Yt06_type=content&redirect=%2Fweb%2Fguest%2Fhome |title=Press Statement: Meeting with the Secretary of Foreign Affairs of the Philippines, H.E. Albert F. del Rosario on 4 March 2013 |publisher=[[Ministry of Foreign Affairs, Malaysia]] |date=5 March 2013 |accessdate=7 March 2013 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20130308101100/http://www.kln.gov.my/web/guest/home?p_p_id=101_INSTANCE_Yt06&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-3&p_p_col_pos=1&p_p_col_count=5&_101_INSTANCE_Yt06_struts_action=%2Fasset_publisher%2Fview_content&_101_INSTANCE_Yt06_urlTitle=press-statement%3A-meeting-with-the-secretary-of-foreign-affairs-of-the-philippines-h-e-albert-f-del-rosario-on-4-march-2013-kenyataan-akhbar%3A-pertemuan-dengan-setiausaha-luar-filipina-t-y-t-albert-fl-del-rosario-pada-4-mac-2013&_101_INSTANCE_Yt06_type=content&redirect=%2Fweb%2Fguest%2Fhome |archivedate=8 March 2013 |deadurl=yes |df= }}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.thestar.com.my/News/Nation/2013/03/03/Semporna-villagers-beat-to-death-exMoro-commander/|title=Semporna villagers beat to death ex-Moro commander|publisher=The Star|date=3 March 2013|accessdate=11 October 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.theborneopost.com/2013/06/30/sabahans-will-not-forget-lahad-datu-incident-musa/|title=Sabahans will not forget Lahad Datu incident — Musa|work=[[Bernama]]|publisher=[[The Borneo Post]]|date=30 June 2013|accessdate=11 October 2013}}</ref> Jamalul Kiram III meninggal pada tanggal 20 Oktober 2013.
|-
| align="center" |4
Baris 280:
Pada tahun 2011, Muedzul Lail Tan Kiram menjalankan hak-hak dinasnya sebagai honour kehormatan (font of honour) untuk melembagakan dan mendirikan Royal dan Hashemite Order of the Pearl of Sulu, menjadi Grand Sayyid (Grand Master) pertama dari urutan ini.
Muedzul Lail Tan Kiram dimahkotai sebagai Sultan Sulu dan Borneo Utara ke-35 pada tanggal 16 September 2012. Acara penobatan berlangsung di Mainbung (Sulu), di hadapan para pejabat agung, pejabat setempat, tamu asing, pejabat lainnya, dan sejumlah besar orang-orang Sulu. Setelah penobatan, Yang Mulia menegaskan kembali, sebagai sultan de jure, institusi dinasti sebelumnya dari Royal Order of the Pearl, juga menegaskan kembali posisinya dalam Ordo sebagai Grand Sayyid.<ref>{{Cite web |url=http://www.royalhouseofsulu.org/the-sultan.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-11-17 |archive-date=2018-01-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180131153502/http://www.royalhouseofsulu.org/the-sultan.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |title=Salinan arsip |access-date=2018-11-17 |archive-date=2013-03-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130302155243/http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |dead-url=yes }}</ref>
|}
Baris 292:
== Pranala luar ==
* [http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ Line of succession of the Sultans of Sulu of the Modern Era] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130302155243/http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |date=2013-03-02 }}
* [http://www.bunyoro-kitara.org/106.html Treaty of Friendship between the Kingdom of Bunyoro-Kitara (Uganda) and the Sultanate of Sulu and North Borneo]
|