Soedarso (dokter): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(21 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = dr. Soedarso
| image = dr. Soedarso.jpg
| caption =
| alt =
| birth_name = Mas Soedarso
| birth_date = {{birth date|1906|11|29}}
| birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Pacitan]], [[Hindia Belanda]]
| baptised =
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = {{death date and age|1976|3|8|1906|11|29}}
| death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Pontianak]], [[Kalimantan Barat]],[[Indonesia]]
| death_cause =
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| burial_place =
| burial_coordinates =
| monuments =
| nationality =
| other_names =
| siglum =
| citizenship =
| education =
| alma_mater =
| occupation = [[Dokter]], [[Rektor]] Pertama [[Universitas Tanjungpura]], [[Pontianak]]
| years_active = [[1933]]—[[1964]]
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for =
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works"; or by |label_name=, which produces label "Label(s)" -->
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse =
| partner =
| children =
| parents =
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives =
| family =
| callsign =
| awards =
| website =
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
{{#if:dr. Soedarso.jpg||
}}
'''Dokter Mas Soedarso''' atau dr. Soedarso merupakan salah satu pejuang kemerdekaan pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan di [[Kalimantan Barat]]. Pada 20 Mei 1959, ia dipilih sebagai rektor pertama Universitas Daya Nasional (saat ini bernama [[Universitas Tanjungpura]]).<ref>{{Cite journal|date=2019-04-16|title=Daftar Rektor Universitas Tanjungpura|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Daftar_Rektor_Universitas_Tanjungpura&oldid=15000146|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.untan.ac.id/sejarah-universitas-tanjungpura/|title=Sejarah Universitas Tanjungpura|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref> Pada tanggal 24 November 1976, namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Soedarso, yang dikelola oleh Pemerintah [[Kalimantan Barat|Provinsi Kalimantan Barat]]<ref>{{Cite web |url=http://www.rsudsoedarso.com/p/blog-page.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-11-18 |archive-date=2017-11-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171122192000/http://www.rsudsoedarso.com/p/blog-page.html |dead-url=yes }}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Dokter Soedarso lahir pada tanggal 29 November 1906 di [[Kabupaten Pacitan|Pacitan]], Jawa Timur. Dia adalah anak keenam dari 11 bersaudara. Ayahnya bernama Raden Atmosoebroto dan ibunya bernama Oemimackminatun. Ayahnya adalah seorang wedana di distrik [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]] sejak tanggal 23 Mei 1893.
Soedarso menikah dengan gadis pilihannya bernama Soetitah. Mereka dikaruniai
Setahun kemudian, Soedarso menikah dengan Hartati, yang saat itu menjabat sebagai ketua Yayasan Bersalin di [[Kota Pontianak|Pontianak]]. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Savitri Restu Wardhani.<ref>http://www.pustaka-bpnbkalbar.org/sites/default/files/dokumen/lainnya/2017/110%20Tahun%20Dokter%20Soedarso.pdf</ref>
== Karier ==
Dokter Soedarso mengawali pengabdiannya di Kalimantan Barat pada Februari
Ketika dokter-dokter [[Jepang]] meninggalkan Rumah Sakit Umum Sei Jawi (Saat ini Rumah Sakit St Antonius Pontianak), dokter Soedarso mengambil alih tanggung jawab untuk sementara waktu. Pada tahun 1945, dokter Soedarso juga ditugaskan sebagai dokter pemerintah di Rumah Sakit Jiwa Pontianak dan Ngabang. Kemudian pada tahun 1958 hingga 1971, dia menjabat sebagai inspektur kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Dokter Soedarso juga pernah memimpin batalion rahasia Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) divisi (B) yang menangani Kalimantan Barat dan bermarkas di Pontianak.
Saat terjadi pemogokan di Kalimantan Barat karena masih berlakunya hukum-hukum kolonial tahun 1950, Soedarso sebagai sekretaris misi parlemen Kalimantan Barat yang diketuai oleh Lukman Wiriadinata. Mereka berperan dalam tercapainya kesepakatan antara Dewan Kalimantan Barat dan Komite Nasional.
Dalam bidang pendidikan, dokter Soedarso merupakan dewan kurator atau pengawas (1959-1961). Dia juga adalah salah satu pelopor berdirinya Universitas Daya Nasional (kemudian berubah menjadi Universitas Dwikora, Universitas Negeri Pontianak, dan saat ini Universitas Tanjung Pura atau UNTAN) beserta beberapa tokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan barat. Mereka, antara lain, Edy Kresno, J.C. Oevang Oeray, R. Wariban, Ismail Hamzah, Ibrahim Saleh, M.A. Rani, Hasnol Kabrim Mr. A.S. Saripada, H.A. Manshur, dan D. Suhardi. Saat awal berdiri, universitas ini memiliki dua fakultas, yaitu fakultas Hukum dan fakultas Ekonomi. Orang yang pertama kali masuk dan menjadi alumnus fakultas Hukum, yaitu bupati Kapuas Hulu tahun 1975-1980, Ali As.
Baris 26 ⟶ 101:
Pada masa penjajahan Jepang, ada kecurigaan terhadap para elite dari [[Kalimantan Selatan]] yang berkunjung ke Kalimantan Barat. Mereka dicurigai menyebarkan ide pemberontakan terhadap penjajah ke kalangan elite di Kalimantan Barat.
Jepang lalu melakukan pembunuhan-pembunuhan yang puncaknya terjadi di Mandor. Pembunuhan dilakukan terhadap aristokrat, elite pendidikan, pengusaha, dan orang-orang Koumintang, termasuk dokter. Para dokter yang dibunuh tentara Jepang, antara lain, dokter Sunaryo, dokter Agusjam, dokter Ismail, dokter Diponegoro, dokter Zakir, dan dokter Rubini. Dokter Soedarso luput dari pembunuhan karena jasanya diperlukan oleh tentara Jepang untuk merawat tokoh-tokoh Jepang.
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Pejuang Indonesia]]
|