Ali bin Abdurrahman Alhabsyi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k membetulkan ejaan
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
|thn_lahir_h = 1286
|thn_lahir_m = 1870
|tempat_lahir = JakartaBatavia
|negara_dilahirkan =
|nama_ayah = Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi
Baris 76:
|tempat_wafat = Jakarta
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h = 20
|tgl_wafat_m = 13
|bln_wafat_h = Rajab
|bln_wafat_m = Oktober
|thn_wafat_h = ?1388
|thn_wafat_m = 1968
|hari_dimakamkan =
Baris 88:
}}
 
'''Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi''', atau dikenal dengan nama '''Habib Ali Kwitang''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|20|4|1870|[[Jakarta]]|13|10|1968}}) adalah salah seorang tokoh penyiar agama Islam terdepan di [[Jakarta]] pada abad 20. Ia juga pendiri dan pimpinan pertama pengajian ''Majelis Taklim Kwitang'' yang merupakan satu cikal-bakal organisasi-organisasi keagaamankeagamaan lainnya di [[Jakarta]].
 
== Riwayat Hidup ==
=== Masa Kecil ===
Ia dilahirkan di daerah [[Kwitang, Senen, Jakarta Pusat|Kwitang]], [[JakartaBatavia]] ({{lahirmati|[[Kota Jakarta|Jakarta]]|20|4|1870|[[Jakarta]]|13|10|1968}}) bertepatan dengan tanggal hijriah 20 Jumadil Awwal 1286 H dari pasangan Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi dan Salmah. Ayahnya adalah seorang ulama dan da'i keturunan arab [[sayyid]] yang hidup [[zuhud]], sementara ibunya adalah seorang wanita sholehah puteri seorang ulama [[Betawi]] dari [[Kampung Melayu]], [[Jatinegara]], [[Jakarta Timur]].{{fact |date=18 Juli 2010}}. Ayahnya meninggal dunia saat Ali dalam usia kecil.
 
Ketika usianya mencapai sekitar 11 tahun, ia berangkat ke [[Hadramaut]] untuk belajar agama. Tempat pertama yang ditujunya ialah ke rubath Habib ‘Abdur Rahman bin ‘Alwi al-’Aydrus. Di sana ia menekuni belajar dengan para ulamanya, antara yang menjadi gurunya ialah Shohibul Maulid Habib ‘Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Hasan bin Ahmad al-’Aydrus, Habib Zain bin ‘Alwi Ba’Abud, Habib Ahmad bin Hasan al-’Aththas dan Syaikh Hasan bin ‘Awadh. {{pagename}}Ali bin Abdurrahman Alhabsyi
juga berkesempatan ke al-Haramain dan meneguk ilmu daripada ulama di sana, antara gurunya di sana adalah Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi (Mufti [[Makkah]]), Sayyid Abu Bakar al-Bakri Syatha ad-Dimyati, (pengarang I’aanathuth Thoolibiin yang masyhur) Syaikh [[Muhammad Said]] Babsail, Syaikh ‘Umar Hamdan.
 
=== Masa Muda dan Tua ===
Baris 101 ⟶ 102:
Ia mulai melaksanakan maulid akhir Kamis bulan Rabiul Awwal setelah wafatnya Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi sejak tahun 1338 H/1920 M sampai 1355 H/1937 M di madrasah [[Jamiat Kheir]].
 
Dalam rangka memantapkan tugas dakwahnya, Habib Ali membangun [[Masjid arAl-Riyadh Kwitang|Masjid Al-Riyadh]] tahun 1940-an di Kwitang serta di samping masjid tersebut didirikannya sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah ''Unwanul Falah''. Tanah yang digunakan untuk membangun masjid tersebut merupakan wakaf yang sebagian diberikan oleh seorang betawi bernama Haji Jaelani (Mad Jaelani) asal Kwitang.<ref>{{cite web|title="Saudagar Baghdad dari Betawi"|url=http://books.google.com/books?id=HeIoTLPRNbcC&printsec=frontcover&dq=maria+van+engels&source=gbs_similarbooks_s&cad=1#v=onepage&q&f=false|title="Saudagar Baghdad dari Betawi"}}Shahab, A: ''Saudagar Baghdad dari Betawi'', hal 43. Penerbit Republika, 2004. ISBN 979-3210-30-3</ref>. Banyak ulama [[betawi]] atau [[Jakarta]] yang pernah menjadi muridnya atau pernah belajar di madrasah yang didirikannya. Di antara muridnya yang terkenal adalah [[Abdullah Syafi'i|K.H. ‘Abdullah Syafi’i]] (pendiri majlis taklim '''Assyafi'iyah''', K.H. Thahir Rohili (pendiri majlis taklim '''Atthohiriyah''' dan K.H. Fathullah Harun (ayah dari Dr. Musa Fathullah Harun, seorang bekas pensyarah UKM).
 
Saat meninggalnya Habib Ali, stasiun penyiaran TV satu-satunya Indonesia saat itu, TVRI, menyiarkan berita wafatnya.<ref name="habibalikwitang1">{{cite web|url=http://tarekatqodiriyah.wordpress.com/2010/02/28/habib-ali-bin-abdurrahman-al-habsyi-kwitang/ |title="Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang)"}}</ref>
Baris 111 ⟶ 112:
Selain menuntut ilmu, Ia juga aktif dalam mengembangkan dakwah Islamiyyah, mengajak umat Islam untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam dengan dasar cinta kepada [[Allah]] dan [[Muhammad]] [[SAW]]. {{Bio muslim butuh rujukan}} Selain di pengajian tetap di [[Majlis Taklim Kwitang]] yang diadakan setiap hari Minggu pagi sejak kurang lebih 70 tahun yang lalu hingga sekarang dengan kunjungan umat Islam yang berpuluh-puluh ribu, ia juga aktif menjalankan dakwah di lain-lain tempat di seluruh Indonesia. Bahkan hingga ke desa-desa yang terpencil di lereng-lereng gunung.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Selain itu Habib Ali juga berdakwah ke Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Srilangka dan Mesir. Selain itu ia juga sempat menulis beberapa kitab, di antaranya ''Al-Azhar Al-Wardiyyah fi As-Shuurah An-Nabawiyyah dan Ad-Durar fi As-Shalawat ala Khair Al-Bariyyah'' <ref>
{{cite web|url=http://ipalz-betawi.blogspot.com/2009_10_01_archive.html |title="Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi", |publisher=blogger.com |date= |accessdate=2010-07-20}}</ref>
 
Menurut penilaian Muhammad Asad, seorang penulis lebih dari 20 buku yang terbit di Timur Tengah yang puluhan tahun mengenal Habib Ali, majelis taklim Habib Ali dapat bertahan selama lebih dari satu abad karena inti ajaran Islam yang disuguhkannya berlandaskan tauhid, kemurnian iman, solidaritas sosial, serta akhlakul karimah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia juga menjelaskan bahwa ajaran dakwah Habib Alwi berupa pelatihan kebersihan jiwa, tasawuf mu’tabarah dan dialog antara makhluk dengan al-Khalik serta antara sesama mahluk.{{Bio muslim butuh rujukan}} Habib Ali tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian, iri, dengki, [[ghibah]], [[fitnah]] dan [[namimah]]. {{Bio muslim butuh rujukan}} Sebaliknya, Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga [[ahlul bait]] yang intinya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghormati hak-hak setiap manusia tanpa membedakan manusia atas latarbelakang status sosial mereka.<ref>{{cite web |url=http://www.muslimdelft.nl/titian-ilmu/biografi/habib-ali-kwitang-yang-mempersaudarakan-para-kyai |title="Habib Ali Kwitang yang Mempersaudarakan Para Kyai" |publisher=muslimdelft.nl |accessdate=2010-07-20 |archive-date=2009-08-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090821123104/http://www.muslimdelft.nl/titian-ilmu/biografi/habib-ali-kwitang-yang-mempersaudarakan-para-kyai |dead-url=yes }}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 127 ⟶ 128:
 
* {{id}} [http://pondokhabib.wordpress.com/2009/08/14/habib-ali-kwitang/ Habib ‘Ali Kwitang]
* {{id}} [httphttps://web.archive.org/web/20071120035316/http://ajisetiawan1.blogspot.com/2007/06/habib-ali-bin-abdurahman-bin-abdullah.html Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi]
* {{id}} Shihab, Alwi. [http://books.google.com/books?id=Syey0xb2--8C&pg=PP2&lpg=PP2&dq=maria+van+engels&source=bl&ots=YfkzzDyKT3&sig=N0Qyn_8qKYnRUKd-AOFEWQ1wLao&hl=en&ei=0kvSSpvIPIqMswP4o-HvCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CAwQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false Maria Van Angels: Menantu Habib Kwitang], Jakarta: Penerbit Republika, 2006. ISBN 979-3210-72-9.
* {{id}} [http://alwishahab.wordpress.com/2008/11/03/majelis-taklim-kwitang-di-masa-jepang/ Majelis Taklim Kwitang pada Masa Jepang ]