Berhala (Islam): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 24172404 oleh 103.17.215.131 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(47 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:GoldCalf.jpg|rightka|thumbnailjmpl|300px|''Ritual pemujaan [[Anak lembu emas|berhala sapi emas]]'' dibuat oleh [[Nicolas Poussin]]: citra yang di tampilkan terpengaruh gaya Romawi Greco [[bacchanal]]]]
 
Dalam Islam, '''Berhala''' adalah [[obyekobjek]] berbentuk makhluk hidup atau [[benda]] yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Sesuai dengan dua surahsurat di dalam [[Al-Qur'an]], yang berbunyi:
{{cquote|''"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhadaberhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (Al-'A`raf 7:191)}}
{{cquote|''"...dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang." (An-Nahl 16:20)}}
 
Menurut [[syariat Islam]], pada saat menjelang waktu [[Yaumul Qiyamah|Yawm al-Qiyāmah]], akan ada pertanda besar dari Hari Kebangkitan itu ditandai dengan adanya kaum yang akan kembali melakukan ajaran paganisme berdasarkan salah satu hadits shahih [[Imam Muslim]].<ref>Hadits shahih riwayat Imam Muslim No. 5173. Kisah dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah {{saw}} bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita Suku Daus bergoyang di sekeliling [[Dzu al-Khalashah]], yaitu sebuah berhala yang disembah [[Suku Daus]] di [[Tabalah]] pada zaman [[Jahiliyah]]. (Tabalah adalah nama daerah di Yaman)</ref>
Baris 9:
[[Ibnu Katsir]] dalam kitabnya yang berjudul ''[[Qashash al-Anbiyya]]'' menuliskan bahwa, berhala yang pertama kali dibuat adalah Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr, kesemuanya adalah para [[ulama]] yang hidup pada masa antara [[Adam]] dan [[Nuh]]. Mereka semua adalah anak dari Adam, Wadd anak tertua dan paling berbakti kepada Adam.<ref>[[Ibnu Abi Hatim]] meriwayatkan dari [[Uwah bin az-Zubayr]], bahwa ia berkata: "Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr adalah anak-anak Adam. Sedangkan Wadd adalah yang paling tua dan yang paling berbakti kepada Adam." ''Qashash al-Anbiyya'' (Kisah Para Nabi & Rasul) karya Ibnu Katsir, Kisah Nabi Nuh, Hal. 105.</ref>
 
Ritual terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan [[seks]] dan [[perang]].{{Butuh rujukan}} Segala bentuk penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek ''transcendental'' dalam semua ajaran paganisme. Sementara [[agama samawi]] menitik beratkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan bersifat ''transcendental'', dalam konsep kebahagiaan ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialam [[akhirat]].
 
== Etimologi ==
Kata berhala dalam [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], sebagai kata benda memiliki arti [[patung]] [[dewa]], kemudian penggunaan kata berhala meluas menjadi makhluk/benda ([[matahari]], [[bulan]], [[malaikat]], [[hewan]]) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala.<ref>"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,..." (Az-Zumar 39:38)</ref>
 
Sedangkan kata kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, bisa pula dijadikan menjadi kata kerja yang artinya berbeda lagi, seperti memberhalakan sesuatu tidak selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan “inilah Tuhan yang harus disembah”. Tidak juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya.
 
Kemudian kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.
Baris 21:
Kata berhala di dalam Al-Qur'an digunakan untuk mengartikan tiga istilah yang berbeda, masing-masing kata tersebut dalam al-Qur'an mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks ketika kata itu disandarkan. Kalimat-kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
 
# ''Asnam'' '''(الاصنام<font size=4>ال اسنم</font>)''' adalah segala sesuatu yang terbuat dari [[kayu]], [[batu]], [[emas]], [[perak]], [[tembaga]] dan semua jenis bahan berasal dari [[bumi]] yang memiliki bentuk menyerupai makhluk hidup seperti [[manusia]], [[binatang]] dan [[tumbuhan]] serta memiliki bentuk tubuh yang besar. Selain itu, al-asnam mengalami perluasan makna yang digunakan untuk menunjukkan makna majazi dari berhala.
# ''Awsan'' (<font size=4>آل أوسان</font>) adalah terbuat dari bahan baku pembuatnya sama dengan al-asnam, namun kata ini lebih umum daripada al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk, baik kecil maupun besar. Sehingga, kata al-asnam dapat dimasukkan ke dalam kategori al-awsan.
# ''Ansab'' (<font size=4>الأنصب</font>) adalah batu yang tidak memiliki bentuk tertentu yang digunakan untuk tempat menyembelih binatang yang akan dipersembahkan ([[altar]]) untuk berhala-berhala. Al-ansab juga dipakai untuk jenis batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu membuat al-asnam.
 
Baris 28:
 
== Paganisme dari masa ke masa ==
Dalam sejarah penyembahan terhadap berhala ([[paganisme]]), suatu kaum tak pernah melakukannya secara langsung, melainkan secara bertahap. Kaum itu mengambil tuhan lain dan menyembah pujaannya atau patung. Di zaman Arab [[Jahiliyah]] banyak yang membuat atau mengadaptasikan keberhalaan dari kaum lain untuk mereka puja. Salah seorang pelopor pembawa ajaran keberhalaan di [[Jazirah Arab]] adalah [['Amr bin Luhay]] dan ia seorang pemimpin dari suku [[Khuza’ah]].
 
Takkala musim [[haji]] tiba, berhala-berhala itu ia berikan kepada kabilah-kabilah yang datang, lalu mereka membawa pulang berhala-berhala tersebut ke negeri mereka, sehingga setiap kabilah bahkan setiap rumah memiliki berhala. Dalam hadits shahih [[Imam Bukhari]] dikatakan bahwa berhala-berhala yang ada pada zaman [[Nuh]] akan menjadi berhala bagi [[Bangsa Arab]] setelahnya.
Baris 38:
 
==== Kepercayaan ====
Di wilayah [[Hijaz]] lainnya seperti [[Yatsrib]] dan [[Thaif]] disamping menganut [[paganisme]], mereka juga mengenal kepercayaan dalam bentuk lain terlebih di luar wilayah tersebut. Beberapa agama yang dikenal oleh masyarakat tersebut adalah [[Agama Yahudi|Yudaisme]] dan [[Nasrani (sekte)|Nashrani]]. Menurut beberapa pendapat dikatakan bahwa masyarakat Arab yang tinggal di daerah pedalaman, menganut pula [[animisme]] dan [[dinamisme]]. Kepercayaan ini didapat pada syair-syair kuno yang menceritakan berbagai macam aspek kehidupan [[sosial]], [[budaya]], [[ekonomi]], [[politik]], gaya berfikirberpikir serta [[agama]] dan [[kepercayaan]] masyarakatnya.<ref>http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/02/agama-bangsa-arab-jahiliyah-dalam-syiir.html Agama Bangsa Arab Jahiliyah dalam Syair.</ref>
 
Yudaisme sudah terlebih dahulu ada di beberapa wilayah [[Jazirah Arab]], khususnya [[Yatsrib]] sebelum ajaran [[Islam]] datang. Para sejarawan menyimpulkan bahwa komunitas Yahudi yang ada di Jazirah Arab atau terlebih khusus di Yatsrib terdiri dari dua kelompok Yahudi, yaitu: Golongan keturunan [[Suku Yehuda|Yahudi asli]], mereka adalah pendatang dan Yahudi keturunan Arab yaitu [[Bangsa ArabMizrahi|orang Arab]] yang menganut Yudaisme. Setelah orang-orang Yahudi ini datang ke Yatsrib hadir pula dua suku Arab yang merupakan imigran dari [[Yaman]] yaitu [[Bani Aws]] dan [[Bani Khazraj]], yang terjadi sekitar tahun [[300 M]].
 
Sedangkan menurut Syaikh Sholih al Fauzaan, bangsa Arab terbagi dua golongan. Golongan pertama yang mengikuti agama-agama Yudaisme, Nasrani dan [[Majusi]], kemudian golongan kedua mengikuti agama [[Hanif]] (ajaran [[Ibrahim]]).<ref>asy Syaikh Sholih al Fauzaan berkata: “Adapun bangsa `Arab terbagi kepada dua golongan: Golongan yang pertama mereka mengikuti agama-agama terdahulu seperti agama Yahudi, Nashraniy dan al Majuusiyah. Sedangkan golongan yang kedua adalah mereka yang berada di atas al Hanafiyyah (Din/Agama yang lurus), Din/Agama Nabi Ibraahim `Alaihis Sholaatu was Salaam, apalagi di negeri al Hijaaz di bumi Makkatul Mukarramah.”</ref>
 
==== Jenis berhala ====
Baris 55:
 
* '''[[Hubal]]'''{{br}} Berhala yang dianggap sebagai "Dewa Bulan" ini dibawa oleh [['Amr bin Luhay]] dari [[Ma'arib]] (Moab) suatu daerah di [[Balqa']]. Menurut kisah dari [[Ibnu Hisyam]], ia berkata bahwa salah seorang dari orang berilmu berkata kepadaku bahwa orang yang pertama mendatangkan Berhala ke Makkah adalah 'Amr bin Luhay.
 
* '''[[Lātta]]'''{{br}} Berhala berupa batu yang dipahat, yang dibangun sebuah rumah di atasnya. Zaman dahulu Latta adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji. Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya dan menutupinya dengan tirai-tirai. Berhala ini adalah sesembahan kaum Tsaqif di [[Thaif]] dan pelayannya adalah dari Bani Muattab.
* '''[[‘Uzzá]]'''{{br}} Berhala pohon samurah dari [[Sallam]] yang terletak di lembah [[Nakhlah]] yang terletak antara [[Mekkah]] dan [[Ta'if|Tha’if]]. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga). Uzza ini adalah berhala milik suku [[Quraisy]], Sulaim; Gathafan dan Jusyam serta serta suku-suku yang ada di sekitarnya.
* '''[[Manāt]]'''{{br}} Berhala berupa batu besar yang terletak tak jauh di Gunung [[Qudayd]] di antara [[Mekkah]] dan [[Madinah]]. Berhala ini adalah milik suku [[Khuza’ah]], [[Aus]], dan [[Khazraj]]. Jika sedang berhaji (dipada masa pra-Islam), mereka berihram di sisinya, dan mereka menyembahnya.
 
Sebenarnya keempat berhala ini hanyalah orang saleh yang pernah hidup pada zaman [[Ibrahim]]. Sesudahnya mereka meninggal, beberapa orang membuat berhala untuk menghormati orang-orang soleh itu secara berlebihan. Mereka menganggapnya sebagai anak-anak [[Tuhan]]. Tidak cukup dengan berhala-berhala besar tersebut itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban dan sesaji, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah mereka masing-masing.
* '''[[‘Uzzá]]'''{{br}} Berhala pohon samurah dari [[Sallam]] yang terletak di lembah [[Nakhlah]] yang terletak antara [[Mekkah]] dan [[Ta'if|Tha’if]]. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan-pelayan (penjaga-penjaga). Uzza ini adalah berhala milik suku [[Quraisy]], Sulaim; Gathafan dan Jusyam serta serta suku-suku yang ada di sekitarnya.
 
Berikut adalah beberapa berhala yang tidak begitu terkenal, namanya tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, hanya disebutkan di dalam [[hadits]], [[literatur]] Arab klasik dan lain-lain. Diantaranya adalah:
* '''[[Manāt]]'''{{br}} Berhala berupa batu besar yang terletak tak jauh di Gunung [[Qudayd]] di antara [[Mekkah]] dan [[Madinah]]. Berhala ini adalah milik suku [[Khuza’ah]], [[Aus]], dan [[Khazraj]]. Jika sedang berhaji (di masa pra-Islam), mereka berihram di sisinya, dan mereka menyembahnya.
 
Sebenarnya keempat berhala ini hanyalah orang saleh yang pernah hidup pada zaman [[Ibrahim]]. Sesudahnya mereka meninggal, beberapa orang membuat berhala untuk menghormati orang-orang soleh itu secara berlebihan. Mereka menganggapnya sebagai anak-anak [[Tuhan]]. Tidak cukup dengan berhala-berhala besar tersebut itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban dan sesaji, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah mereka masing-masing.
 
Berikut adalah beberapa berhala yang tidak begitu terkenal, namanya tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, hanya disebutkan di dalam [[hadits]], [[literatur]] Arab klasik dan lain-lain. Diantaranya adalah:
 
* '''[[Manaf]]''' {{br}} Berhala yang selalu dipuja oleh kaum wanita, tetapi ketika wanita sedang mendapat [[haid]], mereka dilarang mendekati berhala tersebut. Kaum Quraisy sering menamakan anak mereka dengan ''Abd al-Manaf'' (hamba Manaf), terutama di kalangan [[Bani Hudzail]]. Manaf memiliki arti "ketinggian" atau "tempat tinggi".
* '''[[Dzu al-Halaas]]'''<ref>Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 69-70</ref>{{br}} Berhala berbentuk batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut ada sesuatu yang berbentuk mahkota. Berhala ini disembah oleh [[Bani Daws]], [[Bani Khats’am]] dan [[Bani Bujailah]], di negeri [[Yaman]] dan di negeri Tabalah yang terletak antara [[Mekkah]] dan [[Madinah]]. Pelayan berhala ini adalah [[Bani ‘Umamah]] dari [[Bahilah bin A’shar]].
 
* '''[[Dzu al-Halaas]]'''<ref>Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 69-70</ref>{{br}} Berhala berbentuk batu api putih yang dipahat dan di atas batu tersebut ada sesuatu yang berbentuk mahkota. Berhala ini disembah oleh [[Bani Daws]], [[Bani Khats’am]] dan [[Bani Bujailah]], di negeri [[Yaman]] dan di negeri Tabalah yang terletak antara [[Mekkah]] dan [[Madinah]]. Pelayan berhala ini adalah [[Bani ‘Umamah]] dari [[Bahilah bin A’shar]].
 
* '''[[Dzu as-Shara]]''' {{br}} Berhala yang berbentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan, disembah oleh suku Arab keturunan [[Ismail]], yaitu kaum [[Nabath|Nebayot]] dan kaum [[Duma]]. Dianggap sebagai "anak dari seorang gadis" dan "dewa kesuburan." Nama lain berhala ini adalah '''Dusares/Dzu Syura''', yang mendapat julukan "Sang Dewa Gunung Shara". Kabilah [[Bani al-Harits]] juga memiliki berhala ini.
 
* '''[[Dzu al-Kaffayn]]''' {{br}} Berhala milik Amr bin Hamamah dari [[Bani Daws]], yang dihancurkan oleh Thufayl bin Amr al-Dawsi atas perintah [[Muhammad]]. Berhala ini memiliki arti "dia yang memiliki kedua telapak tangan."
 
* '''[[Al-Fals]]''' {{br}} Berhala berbentuk manusia terbuat dari batu merah yang berada di tengah-tengah Gunung Aja. Pemelihara berhala ini adalah dari Bani Bawlan, Bawlan sendiri adalah salah seorang yang memulai penyembahan terhadap berhala ini. Keturunan dari Bani Bawlan terakhir yang menyembah berhala ini bernama Sayfi.
 
* '''[[Al-Ya'bub]]''' {{br}} Berhala para kaum Jadilah terletak di Thayyi. Sebelumnya mereka memiliki berhala yang berbeda, tetapi Bani Asad mengambilnya. Sehingga mereka mengadopsi al-Ya'bub sebagai penggantinya.
* '''[[Asaf dan Naylah|Asaf Naylah]]''' {{br}} Asaf bin Ya'la dan Naylah binti Zayd adalah sepasang kekasih dari Yaman, kemudian mereka melakukan ziarah ke Mekkah. Setibanya di Mekkah, mereka masuk kedalam Ka'bah dan mereka mengambil kesempatan untuk berzinah di dalamnya, ketika keadaan sepi. Kemudian mereka berubah menjadi 2 batu, yang pada akhirnya dibawa keluar dan ditempatkan ditempatnyadi tempatnya masing-masing. Kedua batu itu kemudian di sembah oleh Bani Khuza'ah dan Quraisy, serta disembah pula oleh orang-orang yang datang berziarah ke Rumah Suci. Yang pertama kali mengadopsi berhala-berhala dan memberikan nama masing-masing, sesuai dengan tradisi yang sedang berlangsung di antara mereka, di antara Bani Ismail dan suku lainnya adalah Hudhayl bin Mudrikah.<ref>Ishtiqaq, p. 108.</ref>
 
* '''[[Asaf dan Naylah|Asaf Naylah]]''' {{br}} Asaf bin Ya'la dan Naylah binti Zayd adalah sepasang kekasih dari Yaman, kemudian mereka melakukan ziarah ke Mekkah. Setibanya di Mekkah, mereka masuk kedalam Ka'bah dan mereka mengambil kesempatan untuk berzinah di dalamnya, ketika keadaan sepi. Kemudian mereka berubah menjadi 2 batu, yang pada akhirnya dibawa keluar dan ditempatkan ditempatnya masing-masing. Kedua batu itu kemudian di sembah oleh Bani Khuza'ah dan Quraisy, serta disembah pula oleh orang-orang yang datang berziarah ke Rumah Suci. Yang pertama kali mengadopsi berhala-berhala dan memberikan nama masing-masing, sesuai dengan tradisi yang sedang berlangsung di antara mereka, di antara Bani Ismail dan suku lainnya adalah Hudhayl bin Mudrikah.<ref>Ishtiqaq, p. 108.</ref>
 
* '''[[At–Thuraiya]]''' {{br}} Berhala yang dianggap sebagai dewa yang melimpahkan hujan. Thuraiya memiliki arti "yang ada dalam jumlah banyak".
 
* '''[[Jadd]]''' {{br}} Berhala yang sangat dihormati oleh orang-orang semit. Namanya diambil dari prasasti Nabath, tetapi dalam bentuk ''Gadda.''
 
* '''[[Kuthrā]]''' {{br}} Dianggap sebagai "dewa terkaya". Biasa digunakan sebagai nama anak lelaki oleh Suku Thai' "Abd Kuthrā".
 
* '''[[Awf]]''' {{br}} Berhala yang diangap sebagai "burung besar pemangsa".
 
* '''[[Quzah]]''' {{br}} Berhala dewa guntur, dianggap bisa melepaskan petir dari busurnya.
 
* '''[[Duwar]]''' {{br}} Berhala gadis yang biasa dikelilingi oleh wanita muda dalam prosesi pemujaan terhadapnya.
* '''[[Ri'am]]''' {{br}} Berhala yang berbentuk rumah pemujaan terletak di San'a milik Bani Rabi’ah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid, dan Manat bin Tamim.
 
* '''[[Ri'am]]''' {{br}} Berhala yang berbentuk rumah pemujaan terletak di San'a milik Bani Rabi’ah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid, dan Manat bin Tamim.
 
* '''[[Rudha]]''' {{br}} Berhala yang dianggap sebagai dewi "perbuatan baik" atau "kemurahan hati". Berhala ini milik Bani Rabi’ah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid bin Manat bin Tamim.
* '''[[Al-Ka’abat]]''' {{br}} Berhala milik Kabilah Bakr bin Wail dan Taghib bin Wail, serta kabilah Iyad di daerah [[Sandad]].
 
* '''[[Al-Ka’abat]]''' {{br}} Berhala milik Kabilah Bakr bin Wail dan Taghib bin Wail, serta kabilah Iyad di daerah [[Sandad]].
 
* '''[[Sa’ad]]''' {{br}} Berhala milik Bani Kinanah, yaitu Bakr bin Kinanah, Malik bin Kinanah dan Mulkan bin Kinanah. Berhala ini berbentuk batu panjang, terletak di [[Pantai Juddah]].
* '''[[Syams]]''' {{br}} Berhala milik suatu kaum dari ‘Udzrah. Sering digunakan sebagai nama ''Abd Syams'' (Hamba matahari)
 
* ''''[[SyamsAmm-Anas]]''' {{br}} Berhala milik suatuKabilah kaum dari ‘UdzrahKhawlan. SeringNama digunakanlainnya sebagaiadalah nama ''Abd Syams'' (Hamba matahari}‘Umyanis.
 
* ''''[[Amm-Anas]]''' {{br}} Berhala milik Kabilah Khawlan. Nama lainnya adalah ‘Umyanis.
 
* '''[[Al-Uqaysir]]''' {{br}} Berhala miliki Kabilah Qudi’ah, Lakhm, Judzam, ‘Amilah dan Ghathafan, terletak didaerah perbukitan [[Syria]].
 
* '''[[Nuhm]]''' {{br}} Berhala milik Kabilah Muzaynah, mereka biasa menamakan anak mereka dengan nama ''Abd Nuhm'' (Hamba Nuhm). Pemelihara berhala ini bernama Khuza'i bin 'Abd Nuhm.
 
* '''[[Su'ayr]]''' {{br}} Berhala milik Kabilah ‘Anazah.
 
* '''[[Dzu al-Rijl]]''' {{br}} Berhala yang berarti "dia yang memiliki kaki".
 
* '''[[Al-Qalas]]'''<ref>Buku Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyah, Penerbit Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2008, Hal. 68-69</ref>{{br}} Berhala milik [[Bani Thayyi’]] berhasil dihancurkan oleh pasukan perang dibawah kepemimpinan [[Ali bin Abu Thalib]]. Berhala ini juga disembah oleh penduduk Himyar dan Yaman di [[San'a]].
 
* '''[[Al-Qais]]'''<ref>Kitab Al-Atsnam min Abi al-Mundzir Hisyam bin Muhammad bin Al-Sa’b al-Kalbi (Cairo: Al-Dar al-Qaumiyah lil thaba’ah wa al-Nasyr, 1965),h.9.</ref> {{br}} Berhala yang disebutkan dalam prasasti [[Nabath]] dari [[Al Hijr]].
 
* '''[[Shai’ al-Qawm]]'''<ref>[http://www.angelfire.com/id2/yakos/Nama.htm Penggunaan Bahasa Arab, Khususnya Kata Allah, di lingkungan Kristen]</ref>{{br}} Berhala yang tertulis dalam prasasti [[Nabath]] dan [[Syria|Palmyra]], dianggap sebagai dewa [[perang]], sang malam, dan penjaga [[kafilah]]. Mendapat julukan "dewa yang tidak pernah minum anggur."
 
Baris 121 ⟶ 93:
 
=== Penduduk Ninawa (Yunus) ===
[[Berkas:Nineveh Nebi Yunus Excavation Bull-Man Head.JPG|thumbjmpl|leftkiri|Sebuah berhala yang berhasil digali oleh para arkeologis di [[Iraq]].]]
[[Yunus]] diutus Allah untuk berdakwah di sebuah kota bernama [[Ninawa]] di kerajaan [[Asiria]], dimanadi mana penduduknya menyembah berhala [[Marduk]], [[Ishtar]], [[Nabu]], [[Syamas]] dan lainnya, sesuai dengan ajaran turun-temurun sejak zaman nenek moyang mereka. Ajaran-ajaran Yunus itu bagi para [[penduduk]] Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan nenek moyang mereka, yang sudah menjadi [[adat]] kebiasaan mereka. Mereka menantang Yunus untuk menimpakan azab terhadap mereka, pada akhirnya Yunus pergi dengan marah sambil meminta Allah menghukum mereka.
 
Sepeninggal Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena cuaca dikota mendung gelap, [[binatang]] peliharaan gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang membawa [[suara]] bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi menimpa mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang benar dan ajarannya berasal dari Allah, kemudian menyesali perbuatan mereka. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah atas [[dosa]] mereka. Allah akhirnya mengampuni mereka dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia kalasediakala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang benar.
 
=== Bangsa Funisia & Bani Israel (Ilyas) ===
[[Berkas:Baal Ugarit Louvre AO17330.jpg|thumbjmpl|rightka|80px|Patung Ba'al dari abad ke [[14 SM]]-[[12 SM]]]]
Menurut buku yang berjudul [[Atlas Al-Quran]] karya [[Syauqi Abu Khalil]], [[Ilyas]] diutus oleh [[Allah]] kepada [[Bangsa Fenisia|Bangsa Funisia]] di daerah [[Baalbek|Ba'albek]] kota [[Byblos|Funisia]] (Phoenisia), yang terletak di daerah sebalah barat [[Damaskus]], yang kini masuk wilayah [[Libanon]]. Kaumnya menyembah berhala bernama [[Ba'al]], yang berbentuk wanita. Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap ingkar. Karena itulah Allah menurunkan [[musibah]] kekeringan selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar. Setelah kaumnya sadar, Ilyas berdoa kepada Allah agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti dan per[[ekonomi]]an mereka memulih, mereka kembali mempraktekkanmempraktikkan [[politeisme]]. Akhirnya kaum Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu dengan azab kekeringan yang panjang.
 
Kemudian pada tahun [[323 SM]] – [[64 SM]] oleh [[Bangsa Yunani]] nama kota Ba'albek diubah menjadi “[[Heliopolis]]” (Kota Matahari). Pada tahun 64 SM, kota ini menjadi koloni [[Bangsa Romawi]] pada masa pemerintahan [[Julius Caesar]]. Dalam masa pendudukan bangsa ini, kuil-kuil batu dibangun didedikasikan untuk dewa mereka, yaitu [[Yupiter (mitologi)|Jupiter]].
Baris 143 ⟶ 115:
=== Bani Israel (Musa) ===
{{Utama|Samiri}}
[[Berkas:GD-EG-Caire-Musée091.JPG|150px|thumbjmpl|rightka|Patung Hathor sebagai seekor [[sapi]].]]
Salah seorang umat [[Nabi]] [[Musa]] yang memiliki ilmu sihir adalah Musa bin Zafar<ref>Musa said to As-Samiri, "''What caused you to do what you did? What presented such an idea to you causing you to do this?''" Muhammad bin Ishaq reported from Ibnu `Abbas that he said, "''As-Samiri was a man from the people of Bajarma, a people who worshipped cows. He still had the love of cow worshipping in his soul. However, he acted as though he had accepted Islam with the Children of Israel. His name was Musa bin Zafar.''" Qatadah said, "''He was from the village of Samarra.''" [http://www.theholybook.org/content/view/7894/2/ "How As-Samiri made the Calf" written by Ibn Kathir].</ref> alias Samiri, ia dikisahkan pernah membuat patung anak sapi betina terbuat dari [[emas]]. Samiri telah membuat berhala itu untuk bani [[Israel]], selama [[Musa]] pergi untuk mendapatkan [[wahyu]]. Oleh Samiri dimasukkan segumpal [[tanah]], diyakini tanah itu bekas dilalui tapak kaki [[kuda]] malaikat [[Jibril]] ketika Musa dan pengikutnya menyeberangi [[Laut Merah]]. Sehingga mulut sapi betina itu bisa mengeluarkan suara.
 
Samiri membuat patung tersebut terpengaruh oleh [[agama]]/[[budaya]] [[Mesir Kuno]], ia meniru [[dewa]] [[Hathor]], adalah salah satu dewi Mesir kuno, disembah sebagai sapi [[dewata]] dari akhir [[2700]] S.M. selama dinasti kedua.<ref>[http://www.globalfreemasonry.com/global_freemasonry_02.html Cerita mendalam tentang Kabbalah ]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Penduduk Rass, Madyan & Aykah (Syuʿaib) ===
[[Kaum Rass]] adalah kaum penyembah berhala, nama kaum ini diambil dari nama sebuah [[telaga]], yaitu "Rass" yang sudah kering airnya. Mereka adalah penduduk salah sebuah kampung yang terletak di sebuah daerah di [[Yamamah]] yang bernama Falaj, [[Kaum Tsamūd|Tsamud]]. Mereka menyembah pohon sanobar, yang diberi nama ''Syah Dirakht,'' secara bahasa memiliki arti "Raja Pohon." Orang yang pertama kali menanam pohon itu adalah [[Yafet|Yafith]] bin [[Nuh]] pasca badai topan di tepian mata air yang diberi nama ''Rowsyan Oub.''
 
Mereka telah diutus seorang [[nabi]] yang bernama [[Hanzalah bin Sofuan]], namun mereka mendustakannya, hingga mereka berhasil membunuh dan mencampakkannya ke dalam telaga. Setelah mereka berhasil membinasakan nabi itu, maka kampung ini menjadi kemarau yang dahsyat, sehingga kaum ini lenyap dari muka bumi.
 
Dalam [[Al-Qur'an]], ''Ashab al-Rass'' atau penduduk Rass ini disebutkan sebanyak dua kali. Masing-masing terdapat pada surah Al-Furqan<ref>"...dan (Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut." (Al-Furqan 25:38)</ref> dan surah Qaf.<ref>"Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud," (Qaf 50:12)</ref>
Baris 159 ⟶ 131:
=== Bangsa Kaldeā (Ibrahim) ===
{{Utama|Ikonoklasme}}
[[Berkas:Nabu-Lawrie-Highsmith.jpeg|100px|thumbjmpl|rightka|uprightlurus|''Nabu'' karya [[Lee Lawrie]] (1939). [[Gedung John Adams]] Amerika.]]
Pada zaman kerajaan [[Babilonia]] yang dipimpin oleh [[Namrudz]] menganut [[politeisme]] dan disimbolkan dengan banyaknya berhala-berhala untuk di sembah. Berhala paling terkenal yang disembah oleh [[Orang Assyria|Bangsa Kaldeā]] pada zaman ini, adalah [[Marduk]] dan [[Nabu]], yang dianggap sebagai anak Marduk. Berhala itu terletak di Gunung Namrudz di [[Abu al-Gharab]], [[Iraq]].<ref>Majalah Hidayah tahun 3-edisi 32-maret 2004, "Menengok Peninggalan Raja Namrud" hal. 54-57.</ref>
 
Kemudian ada pula berhala Tuhan yang mereka anggap paling penting, [[Sin (mitologi)|Śïn]] yaitu dewa bulan. Tuhan mereka ini digambarkan sebagai seorang manusia yang berjenggot panjang, memakai pakaian panjang membawa bulan sabit diatasnya. Mereka membuat hiasan gambar-gambar secara timbul dan pahatan-pahatan (patung) dari tuhan mereka dan itulah yang mereka sembah. Kemudian [[Syamas]] dewa matahari dan [[Ishtar]] dewi kesuburan, [[cinta]], [[perang]], dan [[seks]].<ref name="WilkinsonKramer-p24">[[#Reference-Wilkinson|Wilkinson]], p. 24</ref>
 
Hal ini merupakan sistem kepercayaan yang tersebar luas ketika itu, yang mendapatkan tempat persemaiannya di Timur Dekat, dimanadi mana keberadaannya terpelihara dalam jangka waktu yang lama. Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut terus menyembah tuhan-tuhan tersebut hingga sekitar tahun [[600 M]]. Sebagai akibat dari kepercayaan itu, banyak bangunan yang dikenal dengan nama ''[[ziggurat]]'' yang dahulu kala digunakan sebagai observatorium (tempat penelitian bintang-bintang) sekaligus sebagai kuil, tempat peribadatan yang dibangun terbentang sejak dari [[Mesopotamia]] hingga ke kedalaman [[Anatolia]], disinilah beberapa tuhan, terutama dewa(i) rembulan yang bernama "Sin" disembah oleh orang-orang ini.
 
Pada saat itu [[Ibrahim]] menghancurkan berhala dengan [[kapak]]nya. Ironisnya ayah Ibrahim yang bernama [[Azar]] adalah seorang pembuat berhala. Risalah Ibrahim di [[Kaldeā]] ini bertujuan menyebarkan paham [[tauhid]] dan mengikis praktik-praktik pemujaan terhadap dewa-dewa. Dalam buku Sejarah Nabi-nabi Allah, [[Ahmad Bahjat]], mengungkapkan bahwa saat itu Ibrahim menghadapi tiga kelompok penyembah berhala. Kelompok penyembah berhala itu menurut Ahmad Bahjat di antaranya adalah:
* Penyembah patung-patung yang terbuat dari [[kayu]] dan [[batu]],
* Penyembah benda-benda langit dan,
* Penyembah raja-raja atau penguasa.
 
Baris 179 ⟶ 151:
Pada masa Nuh berhala yang disembah adalah:<ref>Menurut Imam Bukhari, Ibnul Munzir, Ibnu Mardawaih dari Ibnu `Abbas "Kemudian berpindahlah berhala-berhala itu kepada bangsa Arab, maka jadilah Wad, nama kabilah Kalb; Suwa, nama berhala kabilah Huzail; Yagus, nama berhala kabilah Gutaif; Ya'uq nama berhala kabilah Hamdan dan Nasr adalah nama kabilah berhala kabilah Himiar". Hadits riwayat Imam Bukhari no. 4920.</ref>
* '''[[Wadd]]'''{{br}} [[Bani Kayb]] mengadopsi berhala ini, yang dianggap sebagai tuhan lelaki di [[Dimât al-Jandal]].
 
* '''[[Suwâ]]'''{{br}} [[Bani Hudzail]] mengadopsi berhala ini<ref>G. Ryckmans, Les Nom Profres Sud-Semitiques, Louvain, 1934, vol. 1, p.23; Wellhausen, pp.18-19.</ref> kemudian diletakkan di daerah sekitar Yanbû'<ref>ibid., vol. iv, pp.1038-1039.</ref> dekat [[Madinah]]. Suwâ dianggap sebagai tuhan perempuan, di [[Ruhat]]<ref>Buldan, vol. ii, p. 878.</ref> Sedangkan pemelihara berhala ini adalah [[Bani Lihyan]].<ref>Ishtiqaq, p.109.</ref>
 
* '''[[Yaghūts]]'''{{br}} Berhala [[Bani Murad]] yang dianggap sebagai tuhan singa, kemudian untuk [[Bani Ghuthoif]] dilereng bukit yang terletak di kota [[Saba]] dan penduduk Huras di Madzhaj, [[Yaman]], serta [[Bani An’um]] di [[Thayyi’]]. Menurut yang disampaikan oleh [[Ibnu Kalbi]] berhala ini disembah pula oleh [[Bani Madzhij]] dan [[Bani Jurasy]].
* '''[[Ya`ûq]]'''{{br}} Berhala untuk [[Bani Hamdân]] dan [[Bani Kinânah]] yang dianggap sebagai tuhan kuda. Ditempatkan disebuah desa yang bernama [[Khaywan]],<ref>Buldan, Vol.II, p. 512.</ref> dengan jarak selama 2 malam perjalanan menuju Mekkah.
 
* '''[[Ya`ûq]]'''{{br}} Berhala untuk [[Bani Hamdân]] dan [[Bani Kinânah]] yang dianggap sebagai tuhan kuda. Ditempatkan disebuah desa yang bernama [[Khaywan]],<ref>Buldan, Vol.II, p. 512.</ref> dengan jarak selama 2 malam perjalanan menuju Mekkah.
 
* '''[[Nasr]]'''{{br}} Berhala untuk [[Bani Himyar]] di Balkha,<ref>Buldan, vol.1, p. 714, vol. iv, pp.780-781.</ref> Yaman, yang dianggap sebagai tuhan [[hering]], sesembahan keluarga [[Dzi Kila]].
 
Baris 199 ⟶ 167:
Ajaran tersebut dibawa oleh [[Abu Kabsyah]] ke [[Mekkah]], ia menyembah bintang Syara. Ajarannya diikuti oleh [[Bani Lakhm]] dan [[Bani Khuza’ah]]. Namun orang-orang [[Quraisy]] secara umum tidak terlalu tertarik dan hanya sedikit saja yang menganutnya.
 
Berkaitan dengan hal ini, Nabi [[Muhammad]] pernah diejek dengan julukan ''Ibnu Abu Kabsyah'' (putra Abu Kabsyah) karena ajaran [[Islam]] dianggap sama menyimpangnya dengan ajaran Abu Kabsyah tersebut, dan bertentangan dengan kepercayaan masyarakat Quraisy secara keumuman.
 
=== Penyembahan api ===
[[Berkas: ZoroastrianismSymbol.PNG|leftkiri|thumbjmpl|100px|Simbol dari agama [[Majusi]] (Mazdaisme).]]
Ajaran ini merupakan ajaran yang lahir dari negeri [[Persia]], sekitar [[1700 SM]]<ref>Boyce (1979), p. 2</ref> - [[500 SM]]<ref>Verlag (2008), p. 80</ref> yang bernama [[Majusi]] atau yang lebih terkenal dengan sebutan [[Zoroastrianisme]]. Ajaran ini meyakini kekuatan keseimbangan yang memengaruhi [[alam semesta]], dan kekuatan yang tertinggi dalam ajaran tersebut adalah kekuatan kebenaran, yang dilambangkan dengan [[api]] sebagai [[cahaya]], dan kekuatan kejahatan yang dilambangkan dengan kegelapan. Pada praktiknya, mereka memuja api sebagai tuhan mereka dan memiliki api abadi yang selalu dijaga agar tidak padam.
 
Baris 208 ⟶ 176:
 
=== Penyembahan hewan ===
[[Berkas:Apis bull on coffin.jpg|thumbjmpl|150px|Sang banteng Apis, yang dianggap sebagai perwujudan dari [[Ptah]] oleh bangsa [[Mesir kuno]].]]
Bangsa [[Mesir kuno]] menyembah beberapa [[hewan]] yang mereka yakini sebagai perwujudan dari tiap-tiap dewa tertentu. Hewan-hewan itu dipilih berdasarkan dari tanda-tanda suci tertentu yang diyakini menunjukkan peran tepat untuk hewan tersebut. Beberapa hewan yang dikultuskan akan dipertahankan sebagai dewa sampai akhir hidupnya, seperti [[banteng Apis]] yang disembah di [[Memphis, Mesir|Memphis]] dan dianggap sebagai perwujudan dari [[Ptah]]. Sedangkan hewan lainnya dipilih untuk periode yang jauh lebih singkat.
 
Pengkultusan ini kemudian tumbuh lebih populer di kemudian waktu, dan banyak tempat peribadatan mulai menaikkan saham dari hewan-hewan tersebut yang ditunjuk sebagai penjelmaan dewa. PraktekPraktik yang terpisah dikembangkan dalam [[Dinasti keduapuluh enam Mesir|Dinasti ke-dua puluh enam]], ketika orang mulai memumikan setiap anggota suatu spesies hewan tertentu sebagai korban kepada dewa yang mewakili spesies tersebut. Jutaan mumi [[kucing]], [[burung]], dan hewan lain dimakamkan di kuil-kuil untuk menghormati para dewa Mesir. Untuk mendapatkan [[mumi]] dari hewan yang terkait dengan dewa tersebut, para penyembah biasa membayar kepada pendeta dari dewa tertentu, yang kemudian mumi itu akan ditempatkan dalam pemakaman dekat pusat kultus dewa.
 
[[Berkas:EgypteBastet-E louvre2533-IMG 0580630-gradient.jpg|leftkiri|thumbnailjmpl|100px|[[Patung]] Bastet terbuat dari [[perunggu]] dalam wujud [[kucing]].]]
Penyembahan terhadap kucing yang dianggap oleh Bangsa [[Mesir kuno]] sebagai Dewi Kucing [[Bastet]] terjadi pada [[Dinasti kedua Mesir]]. Hal ini terbukti saat ditemukan 300.000 mumi di [[kuil Bast]]. Bastet dilambangkan dengan tubuh [[wanita]] dengan kepala kucing yang diartikan sebagai dewi kesuburan, kehidupan dan kematian. Bangsa Mesir kuno juga percaya, bahwa kucing memiliki kekuatan magis untuk melihat kebenaran dan kehidupan.
 
Menurut seorang pakar kucing, Bangsa Mesir kuno itu menganggap kucing sebagai penyelamat wabah yang disebarkan oleh [[tikus]]. Setelah tikus musnah karena dimangsa oleh kucing, maka wabah menjangkiti kawasan tersebut lenyap. Berkat jasa kucing, penduduk Mesir yang masih menyembah berhala menganggap kucing sebagai dewa penolong bagi mereka.<ref>"Memilih dan Merawat Kucing Kesayangan", Tangerang: Agromedia Pustaka,tahun 2006 karya Ir. Yuliana Susanty.</ref>
 
=== Penyembahan makanan ===
Suku [[Suku Badui (Arab)|Baduy]] yang hidup [[nomaden]], biasa membuat berhala dari [[kue]] atau [[roti]], sebagaimana yang pernah dilakukan oleh klan [[Bani Hanifah]]. Mereka membuat patung dari [[kurma]] yang dicampur dengan [[minyak samin]]. Lalu mereka menyembahnya hingga waktu yang lama, tetapi ketika mendapat musibah, mereka menganggap Tuhan mereka telah gagal. Lalu memakan berhala itu, sebagian untuk diri mereka sebagian lagi dipersembahkan kepada berhala lain.
 
Namun ketika mereka merasa lapar, mereka akan kembali dan memakannya sambil berkata bahwa berhala itu tidak mampu menjaga bagiannya. Kebiasaan ini sering pula dilakukan oleh [[Umar bin Khattab]] ketika ia belum memeluk Islam.<ref>Al-Allamah Ali Al-Qari berkata: “Makna “saling melantunkan syair” adalah syair yang berisi tauhid, targhib (mendorong ketaatan) dan tarhib (mencela kemaksiatan) seperti syair Ibnu Rawahah.” BeliauDia juga berkata: “Di antara “perkara jahiliyah” yang diceritakan adalah bahwa di antara mereka ada yang berkata: “Tidak ada berhala yang memberi manfaat selain berhalaku.” Yang lainnya bertanya: “Mengapa?” Ia berkata: “Aku membuat berhala dari roti. Ketika paceklik datang maka aku makan berhala itu sedikit demi sedikit.” Yang lain menimpali: “Ada 2 musang yang naik ke atas kepala berhalaku lalu mengencinginya. Maka aku berkata: “Masa ada berhala yang kepalanya dikencingi oleh binatang. Maka aku datang kepadamu wahai Nabi! Dan aku masuk islam.” Maka mereka semua tertawa dan rasuallah pun tersenyum.” (Mirqatul Mafatih: 14/17).</ref>
 
== Kepercayaan para pagan di dalam Al Qur'an ==
Allah mengumpamakan kepercayaan orang-orang [[musyrik]] terhadap kekuatan berhala-berhala yang disembahnya sama dengan kepercayaan [[laba-laba]] terhadap kekuatan [[sarang]]nya, seperti termaktub dalam surah [[Surah Al-'Ankabut|Al 'Ankabuut]] (laba-laba) pada ayat 41 surat ini, dimanadi mana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, jikalau dihembus [[angin]] atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, sarang itu akan hancur. Surah Al 'Ankabuut: 41. {{cquote|''Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah, dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.'' (Al Ankabuut:41)}}
 
== Catatan kaki ==
Baris 231 ⟶ 199:
== Referensi ==
{{Refbegin|2}}
* [http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php Makna berhala di KKBI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090805021214/http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php |date=2009-08-05 }}
* [http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--alimahfudz-2624 Berhala dalam Al-Qur'an (Studi Ma'ani al-Qur'an atas Kata al-Asnam, al-Ausan dan al-Ansab)]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.angelfire.com/id2/yakos/Nama.htm El Roi, “Dewa” Air dan Allah: Dari Ismael hingga Bangsa Arab Sekarang oleh Bambang Noorsena]
* [http://www.globalfreemasonry.com/global_freemasonry_02.html Berhala di Globalfreemasonry.com]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/aneka-berhala-kesyirikan.html Aneka Berhala & Kesyirikan.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090830124329/http://almakassari.com/artikel-islam/aqidah/aneka-berhala-kesyirikan.html |date=2009-08-30 }}
* [http://rumahislam.com/nabi-dan-rasul/116-muhammad-saw/370-orang-yang-pertama-mendatangkan-berhala-ke-makkah.html 'Amr bin Luhay adalah Orang Yang Pertama Mendatangkan Berhala ke Makkah.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091217195105/http://rumahislam.com/nabi-dan-rasul/116-muhammad-saw/370-orang-yang-pertama-mendatangkan-berhala-ke-makkah.html |date=2009-12-17 }}
* [http://www.dakwatuna.com/wap/index-wap2.php?p=141 Kisah Dakwah Nabi Nuh.]{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://hasmi.org/portal/index.php?option=com_content&view=article&id=768:dakwah-para-rasul&catid=54:tsaqofah&Itemid=102 Penyimpangan terhadap ajaran tauhid, pertama kali terjadi dikalangan umat nabi Nuh.]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://luxonalex.netii.net/history/arab-pra-islam.html Arab pra-Islam]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://books.google.co.id/books?id=BckUAAAAIAAJ&pg=PA290&lpg=PA290&dq=Dhul-Shara&source=bl&ots=P-3eIhJ7pQ&sig=y-qU7wtNQK7M1FWycLUxWSAEiKc&hl=id&ei=rNjXSujqMpPG6AOBs4CiBg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CBAQ6AEwAg#v=onepage&q=Dhul-Shara&f=false Oudtestamentische Dhu al-Shara Halaman 290]
* [http://www.bangsamusnah.com/peoplesaba.html Kaum Saba dan Banjir Arim di Harun Yahya.com]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.bangsamusnah.com/hzsuleyman.html Nabi Sulaiman dan Ratu Saba di Harun Yahya.com]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* "Muhammad Sang Nabi - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail" karya Omar Hashem, Januari 2005.
* [http://books.google.co.id/books?id=fRsg-19WHYwC&pg=PA34&lpg=PA34&dq=Dzu+al-Kaffayn&source=bl&ots=nJjXvxvXr0&sig=zEsethV0-KhMhio3C-IPdDAxm0o&hl=en&ei=FAg8TYDcPMyccdK5hYUH&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBYQ6AEwAA#v=onepage&q=Dzu%20al-Kaffayn&f=false Quranic society: menelusuri konsep masyarakat ideal dalam Al-Qur'an By Arum Titisari]
Baris 249 ⟶ 217:
 
== Pranala luar ==
* [http://formulahaji.com/tag/penghancuran-berhala Penghancuran berhala]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://persatuan.web.id/?p=57 Asal- usul Hubal]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://koran.republika.co.id/koran/0/63316/Ashab_AL_Rass_Kehancuran_Kaum_Penyembah_Patung Ashab Al-Rass Kehancuran Kaum Penyembah Patung di Koran.Republika]
* [http://muhamadarifazali.blogspot.com/2010/08/tahu-kah-anda-kaum-kaum-yang.html Kaum-kaum yang 'dibinasakan' oleh Allah....muhamadarifazali.blogspot.com]