De Bouwploeg: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{lowercase title}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het kantoorgebouw van N.V. De Bouwploeg in de wijk Nieuw Gondangdia te Batavia TMnr 60042864.jpg|thumb|300px|Gedung kantor N.V. De Bouwploeg di Nieuw-Gondangdia]]
 
'''N.V. de Bouwploeg''' (pengucapan Melayu Betawi: '''Boplo''') adalah perusahaan [[real estat]] pertama di [[Hindia Belanda]] yang didirikan pada tahun [[1912]] oleh arsitek [[Pieter Adriaan Jacobus Moojen]] guna mengembangkan wilayah [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Nieuw-Gondangdia]] (kawasan [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]]).{{sfn|Shahab|2006|p=5}} Perusahaan ini memiliki kantor yang dibangun di sebidang lahan di tengah dua jalur jalan yang kini bernama Jalan Cut Meutia. Karenanya daerah di sekitar bangunan bekas kantor perusahaan ini, sampai sekarang dikenal sebagai '''Kampung Boplo'''.<ref>{{cite web|url=http://nasional.kompas.com/read/2009/04/28/12092690/boplo.dari.perusahaan.pengembang.ke.warung.gado-gado|title=Boplo, dari Perusahaan Pengembang ke Warung Gado-gado|website=[[Kompas.com]] |date=28 April 2009 |accessdate=12 Januari 2012}}</ref>
{{Infobox company
| name = N.V. de Bouwploeg
[[Berkas:| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Het kantoorgebouw van N.V. De Bouwploeg in de wijk Nieuw Gondangdia te Batavia TMnr 60042864.jpg|thumb|300px|Gedung kantor N.V. De Bouwploeg di Nieuw-Gondangdia]]
| image_caption = Kantor pusat de Bouwploeg di Nieuw-Gondangdia
| type = ''[[Naamloze vennootschap]]''
| industry = [[Lahan yasan]]
| fate = Bangkrut setelah pendirinya meninggal
| founded = {{start date|1912}} di [[Gondangdia]], [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
| founder = [[Pieter Adriaan Jacobus Moojen]]
| defunct = {{end date|1918}}
| hq_location_city = [[Batavia]]
| hq_location_country = [[Hindia Belanda]]
}}
 
'''N.V. de Bouwploeg''' (pengucapan Melayu Betawi: '''Boplo''') adalah perusahaan [[real estat]] pertama di [[Hindia Belanda]] yang didirikan pada tahun [[1912]] oleh arsitek [[Pieter Adriaan Jacobus Moojen]] guna mengembangkan wilayah [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Nieuw-Gondangdia]] (kawasan [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]]).{{sfn|Shahab|2006|p=5}} Perusahaan ini memiliki kantor yang dibangun di sebidang lahan di tengah dua jalur jalan yang kini bernama Jalan Cut Meutia. Karenanya daerah di sekitar bangunan bekas kantor perusahaan ini, sampai sekarang dikenal sebagai '''Kampung Boplo'''.<ref>{{citeCite webnews|url=http://nasional.kompas.com/read/2009/04/28/12092690/boplo.dari.perusahaan.pengembang.ke.warung.gado-gado|title=Boplo, dari Perusahaan Pengembang ke Warung Gado-gado|websitework=[[Kompas.com]] |date=28 April 2009 |accessdate=12 Januari 2012}}</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het gebouw van de Bouwploeg aan de Van Heutz Boulevard wijk Gondandia Batavia. TMnr 60007604.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Kantor N.V. de Bouwploeg di Gondangdia]]
 
N.V. de Bouwploeg dipimpin oleh [[Pieter Adriaan Jacobus Moojen]], [[arsitek]] dan ahli pembangunan kota yang cemerlang asal Belanda. Moojen adalah pengkritik [[arsitektur]] gaya Imperial yang ornamental, yang masih populer saat ia baru tiba di [[Batavia]] pada tahun [[1903]]. Moojen yang juga pelukis ini dianggap sebagai pelopor arsitektur modern Hindia Belanda. Ia merancang berbagai tipe rumah yang dibangun di kawasan Menteng, yang gaya arsitekturnya lebih sederhana dan lebih fungsional. Gaya arsitektur baru ini, yang disebut gaya Indis, merupakan hasil persilangan antara gaya arsitektur Barat dan seni arsitektur tropis [[Nusantara]].
 
Salah satu karya monumental arsitek lulusan [[Antwerpen]], [[Belgia]] itu adalah gedung [[galeri seni]] milik [[Bataviasche Kunstkring|Nederlandsch-Indische Kunstkring]] (Lingkar Seni Hindia Belanda) di pangkal Jalan Teuku Umar (dulu Van Heutz Boulevard), yang merupakan gedung pertama di Hindia Belanda yang dibangun dengan konstruksi beton bertulang. Setelah [[Kemerdekaan Republik Indonesia|Indonesia merdeka]], bangunan itu lebih dikenal sebagai Gedung Imigrasi karena sempat lama dipakai oleh [[Kantor Imigrasi]] Jakarta Pusat. Kini, karya Moojen yang dibangun pada [[1914]] itu dimanfaatkan sebuah restoran.
 
=== Gedung Bouwploeg ===
Moojen pula yang merancang kantor Bouwploeg pada tahun [[1912]]. Bangunan itu terletak di jalan masuk ke daerah permukiman di [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]] dan [[Menteng, Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]] yang ketika itu baru akan dikembangkan. Denah dasar bangunan yang kemudian menjadi salah satu penanda (''landmark'') daerah Gondangdia itu berbentuk tanda silang dengan dua garis yang sama panjang. Di Gedung Bouwploeg (disebut oleh masyarakat lokal sebagai ''Gedung Boplo''<ref>{{cite web|url=http://www.kompasiana.com/bambangjes/gedung-boplo_566cfb21a3afbdff15ca567b|title=Gedung Boplo |date=13 Desember 2015|accessdate=11 Januari 2016|first=Bembeng |last=je Susilo|website=Kompasiana}}</ref>) itulah Moojen, kelahiran Kloetinge, [[Selandia]], Belanda tahun [[1879]], merancang pengembangan kawasan Gondangdia Baru (Nieuw Gondangdia) dan Menteng. Kedua daerah permukiman ini kemudian sama-sama masuk dalam wilayah [[Menteng, Jakarta Pusat|Kecamatan Menteng]].<ref>{{cite web|url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1013/Bouwploeg-Gedung|title=Bouploeg, Gedung|website=Jakarta.go.id|accessdate=30 Agustus 2017|archive-date=2017-08-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20170830201252/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1013/Bouwploeg-Gedung|dead-url=yes}}</ref>
 
Ruang-ruang kantor Gedung Bouwploeg berlangit-langit tinggi dan berjendela besar sehingga cahaya matahari, yang sangat diperlukan para arsitek untuk berkarya, dapat menerangi seluruh bagian ruangan. Udara juga bisa bersirkulasi dengan baik berkat adanya ruang tengah yang tinggi, di mana udara panas mengalir keluar lewat sejumlah jendela yang ada di bawah kubah atapnya.
 
=== Pembangunan kawasan Menteng ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatverkopers bij een kruispunt in de wijk Nieuw Gondangdia te Batavia TMnr 60042866.jpg|thumbjmpl|Kawasan Nieuw-Gondangdia, Menteng]]
[[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]] dirancang dan dibangun Moojen sebagai sebuah [[kota]] [[taman]], yang sebelumnya belum pernah ada di [[Hindia Belanda]]. Hal ini bermula pada tahun [[1910]], Pieter Adriaan Jacobus Moojen yang saat itu berusia 31 tahun, setelah tiga tahun di [[Batavia]], memiliki ide untuk menyulap hutan Menteng menjadi ''tuinstad'', sebuah kota taman. Ide tersebut dituangkan menjadi gambar. Begitu rampung, rancangan tersebut diserahkannya kepada pemerintah Hindia Belanda. Pada [[1912]] rancangan Moojen tersebut disetujui pemerintah. Tahun itu juga Moojen mendirikan NV de Bouwploeg. Inilah real estat pertama di Hindia Belanda.<ref>{{citeCite webnews|url=http://www.jpnn.com/news/mau-tahu-real-estate-pertama-di-indonesia-ini-dia-lokasi-dan-fotonya|title=Mau Tahu Real Estate Pertama di Indonesia? Ini Dia Lokasi dan Fotonya!|date=31 Agustus 2015 |accessdate=11 Januari 2016|websitework=[[Jawa Pos|JPNN.com]]}}</ref>
 
Moojen lalu merekrut sejumlah arsitek untuk berkarya bersama. Antara lain F.J.L.[[Frans Johan Louwrens Ghijsels]], J.F. van Haytema, H. van Essen dan [[F.J. Kubatz]]. Nama yang disebut terakhir, pada [[1921]] bersama dengan Moojen merancang Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld), yang kemudian hari menjadi [[Stadion Menteng]] dan kini menjadi [[Taman Menteng]].
 
Pembangunannya dimulai pada [[1920]] dan terus berlanjut hingga dekade [[1940-an]]. Saat daerah Menteng dibangun, warga [[Betawi]] yang tinggal di sana banyak yang dipindahkan ke daerah [[Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Karet, Tanah Abang]]. Ketika itu, tokoh-tokoh [[Sarekat Islam]], seperti [[HOS Tjokroaminoto]] dan [[Haji|H.]] [[Agus Salim]], sudah ikut memperjuangkan dengan gigih agar rakyat mendapat uang ganti rugi penggusuran yang layak.
 
Ketika berkunjung ke Batavia pada tahun [[1923]], HP[[H.P. Berlage]], arsitek ternama Belanda lain, menyebut Menteng sebagai ''Europese Buurt'', lingkungan [[Eropa]]. Ia juga mengatakan bahwa kawasan permukiman ini mirip dengan ''Minervalaan'' di [[Amsterdam]]. Hanya saja, jika daerah permukiman elite di Amsterdam itu luasnya cuma 30 hektar, Menteng 20 kali lebih luas, yakni sekitar 600 hektar.{{sfn|Shahab|2006|p=6}}
 
=== Gedung Bouwploeg pasca -pailit ===
[[Berkas:Cut-Mutiah1.jpg|thumbjmpl|Bekas Gedung Bouwploeg saat ini dijadikan sebagai [[Masjid Cut Meutia]] dan termasuk bangunan cagar budaya]]
N.V. de Bouwploeg mengalami [[pailit]] semenjak sang direktur Moojen meninggal dunia pada tahun [[1918]]. Kemudian gedung bekas kantor N.V. de Bouwploeg tersebut dipakai oleh Proviciale Waterstaat dan sebagai [[kantor pos]] pembantu. Pada saat [[Perang Dunia II]], gedung ini digunakan oleh [[Angkatan Laut Jepang]], kemudian dimanfaatkan oleh ''Staatssporweg'' ([[PT Kereta Api Indonesia|jawatan kereta api]]). Pada sekitar tahun 1957-1964 gedung ini digunakan oleh berbagai dinas perumahan, tahun 1964-1970 digunakan sebagai kantor sekretariat [[DPR|DPR-GR]] dan [[MPRS]] dan oleh Kantor Departemen Urusan Agama. Terakhir pada tahun [[1985]], Gedung Bouwploeg difungsikan sebagai [[masjid]], yang benama [[Masjid Cut Meutia]] hingga sekarang. Gedung ini sejak tahun [[1971]] termasuk gedung [[cagar budaya]] dan dilindung undang-undang.{{sfn|Shahab|2006|p=7}}
 
Baris 44 ⟶ 59:
[[Kategori:Sejarah Jakarta]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1912]]
[[Kategori:Perusahaan lahan yasan Indonesia|De Bouwploeg]]
[[Kategori:Perusahaan yang dibubarkan tahun 1918]]