Lepidiota stigma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}} |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
}}
'''''Lepidiota stigma''''' adalah [[serangga]] [[hama]] polifag (pemakan rupa-rupa) yang menyerang per[[akar]]an berbagai jenis [[tumbuhan]]. Fase hidup yang paling mengganggu [[pertanian]] adalah fase [[larva]] yang dikenal dengan nama umum hama '''[[uret]]''' atau '''gayas'''. Serangga tahap dewasa dikenal sebagai ''ampal''. Di [[Lombok]] dan [[Bali]] serangga ini dikenal dengan nama '''katulebe'''.▼
▲'''''Lepidiota stigma''''' adalah [[serangga]] [[hama]] polifag (pemakan rupa-rupa) yang menyerang per[[akar]]an berbagai jenis [[tumbuhan]]. Fase hidup yang paling mengganggu [[pertanian]] adalah fase [[larva]] yang dikenal dengan nama umum hama '''[[uret]]''' atau '''gayas'''. Serangga tahap dewasa dikenal sebagai ''ampal''.
== Daur hidup ==
Serangga ini memerlukan sekitar satu tahun untuk menyelesaikan daur hidupnya. Dewasanya kawin dan ber[[telur]] pada tumpukan [[sampah]]/sisa-sisa daun di sekitar bulan Oktober-Desember.
Selanjutnya, larva (dikenal sebagai uret) menetas dari telur sekitar dua minggu kemudian. Larva mengalami empat tahap perkembangan (instar), yang ditandai dengan [[pelungsungan]] ("ganti kulit"). Instar awal makan dari sisa-sisa akar atau akar yang halus. Instar ketiga, yang berwarna kuning pucat atau putih, adalah tahap yang paling mengganggu pertanaman. Ia akan hidup menjelajah di tanah dan memakan akar segar. Uret menyukai [[akar tunggang]] agak tebal dan pada pembibitan tanaman buah dapat mengakibatkan tanaman mendadak rebah atau mengering karena akar utamanya terpotong. Ukuran dapat mencapai 4
Larva akan menjadi [[pupa]] pada sekitar bulan Agustus (memasuki puncak [[kemarau]]), hingga keluar menjadi serangga dewasa di bulan Oktober atau apabila curah hujan mulai meningkat kembali. Serangga dewasa praktis hidup hanya untuk kawin dan bertelur saja.
Baris 38 ⟶ 37:
Secara kultur teknis, [[sanitasi]] lahan dan penangkapan uret (pada saat pengolahan tanah) dan ampal (pada musim kawin) perlu dilakukan secara rutin.
Pengendalian biologi dilakukan dengan pemanfaatan [[cendawan]] parasit, seperti ''[[Metarhizium anisopliae]]'',<ref>Harjaka, T., E. Martono, Witjaksono, B.H. Sunarminto. 2011. [http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/prosiding/pesnabiv/8.Tri%20Harjaka%20Potensi%20Metarhizium%20Review%2091-102.pdf Potensi Jamur ''Metarhizium anisopliae'' untuk Pengendalian Uret Perusak Akar Tebu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140419012922/http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/prosiding/pesnabiv/8.Tri%20Harjaka%20Potensi%20Metarhizium%20Review%2091-102.pdf |date=2014-04-19 }}. Makalah pada Seminar Nasional Pesnab IV, Jakarta. 15 Oktober 2011.</ref> atau [[nematoda]] (cacing kecil) parasit (dikenal sebagai nematoda entomopatogenik), seperti ''[[Steinernema]].<ref>''Djayawarman Alamprabu. [http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-205-steinernema-spp-agen-hayati-pengendali-hama-uret-tebu-lepidiota-stigma.html Steinernema spp, Agen Hayati Pengendali Hama Uret Tebu (Lepidiota stigma)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140419011504/http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-205-steinernema-spp-agen-hayati-pengendali-hama-uret-tebu-lepidiota-stigma.html |date=2014-04-19 }}. Jumat, 24 Mei 2013. Pamflet elektronik. Ditjenbun, Kementan RI.</ref>
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan, tetapi biasanya kurang efektif.
|