Waduk Malahayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
k typo fix
 
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| name = Waduk Malahayu
| image = Waduk Malahayu.jpg
| captionimage_caption = Salah satu bangunan peninggalan belanda yang adaBelanda di area Waduk Malahayu,. masyarakatMasyarakat sekitar sering menyebutnya dengansebagai ''Turn''
| official_name = Waduk Malahayu
| crosses = [[Sungai Kebuyutan]]
| locale = [[Malahayu, Banjarharjo, Brebes|KecamatanMalahayu, Banjarharjo]], [[Kabupaten Brebes]], [[Jawa Tengah]]
| type = Urugan Tanah Bukan Homogen
| crest_elevation = 59,25 mdpl
| length = 176 meter
| heightlength = 31,35177 meterm
| hydraulic_headheight = 31 m
| volume = 218.400 m<sup>3</sup>
| spillways = 1
| spillway_type = Aliran bebas
| spillway_capacity =
| reservoir_surface = 7 km<sup>2</sup><ref name="sinaro">{{cite book | last =Sinaro | first = Radhi | author-link = | title = Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) | publisher = Bentara Adhi Cipta | series = | volume = | edition = | date = 2007 | location = Tangerang Selatan | pages = | language = Indonesia | url = http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/158847/ | doi = | id = | isbn = 978-979-3945-23-1 | mr = | zbl = | jfm =}}</ref>
| active_capacity = 38.020.000 m<sup>3</sup><ref name="balitbang">{{cite book | author =
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum | title = Bendungan Besar Di Indonesia | publisher = Departemen Pekerjaan Umum | date = 1995 | location = Jakarta | pages = 50 | language = id | url =https://pu.go.id/pustaka/storage/biblio/file/Bendungan%20Besar%20di%20Indonesia.pdf}}</ref>
| inactive_capacity =1.860.000 m<sup>3</sup>
| width =
| began = 1934Desember 1933
| open = 1937Mei 1940
| purpose = Irigasi, Perikanan, Pengendali Banjir
| status = DigunakanBeroperasi
| closed =
| cost =
| builder =Pemerintah Hindia Belanda
| owner =
| owner = [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]]
| maint =
| website =
|extra=<mapframe latitude="-7.039564" longitude="108.812199" zoom="13" width="300" height="300" align="center">
{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"dam", "marker-color":"0050d0", "title":"Waduk Malahayu"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 108.80868, -7.036583 ]
}
}
]
}
</mapframe>
|coordinates={{Coord|-7.034390|108.812580|display=inline,title}}
|image_size=300px
|image_alt=Salah satu bangunan peninggalan Belanda di Waduk Malahayu. Masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai ''Turn''
|designed_by=Pemerintah Hindia Belanda
|crest_width=4 m
|reservoir_capacity=39.880.000 m<sup>3</sup>
|reservoir_catchment=63 km<sup>2</sup>
}}
'''Waduk Malahayu''' adalah sebuah [[waduk]] yang terletakdibangun di dekat perbatasan [[Jawa Tengah]]- dan [[Jawa Barat]], tepatnya di Kecamatan [[Banjarharjo, Brebes|Kecamatan Banjarharjo]], [[Kabupaten Brebes]], Provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Awalnya, [[waduk]] ini menggenangmenggenangi disebagian perbatasanwilayah Desa [[Malahayu, Banjarharjo, Brebes|Malahayu]] dengan, Desa [[Cipajang, Banjarharjo, Brebes|Cipajang]], dan Desa [[Penanggapan, Banjarharjo, Brebes|Penanggapan]], tetapi akibatkarena mendangkalanpendangkalan, kini secara umum waduk ini hanya menggenangi sebagian wilayah Desa [[Malahayu, Banjarharjo, Brebes|Malahayu]], yang juga sekaligusmenjadi lokasi bendungan utamanya. Waduk Malahayu berjarak ± 6&nbsp;km dari pusat Kecamatan [[Banjarharjo, Brebes|Kecamatan Banjarharjo]] atau 17&nbsp;km dari Kecamatan [[Tanjung, Brebes|Kecamatan Tanjung]].<ref>[https://wartahub.com/2017/05/26/waduk-malahayu-brebes-jawa-tengah/"Waduk Malahayu, Brebes Jawa Tengah"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Pembangunan ==
Bendungan dari waduk ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda mulai bulan Desember 1933 hingga bulan Mei 1937, diawali dengan pembangunan bendungan pembantu untuk memungkinkan pembangungan bendungan utama di hilirnya.
Waduk Malahayu dibangun pada tahun 1934-1937 dan diresmikan pada 19 Mei 1938 oleh Kolonial [[Belanda]]. Waduk dini dibuat dengan membendung Sungai Kebuyutan atau Sungai Ciblandongan yang memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 63 Km2 beserta anak sungainya seperti Sungai Cimandala, Sungai Pabogohan, dan Sungai Ciomas. Pada saat diresmikan [[waduk]] ini mempunyai kapasitas tampungan mencapai 69 Juta m3 dengan area layanan irigasi mencapai 18.456 Hektar. Namun pengukuran tahun 1977, daya tampung Waduk Malahayu tinggal 46 Juta m3 akibat sedimentasi.
 
Pada saat bendungan pembantu sedang dibangun, tinggi air sungai sempat melebihi tinggi dari bendungan pembantu, sehingga bendungan pembantu hampir runtuh akibat gerusan air sungai. Kejadian tersebut pun menghanyutkan sejumlah alat berat. Bendungan pembantu kemudian ditinggikan dengan pasir yang dikemas dalam karung, sehingga pembangunan bendungan utama dapat dilanjutkan hingga selesai.<ref name="angoedi">{{cite book | last =Angoedi | first = Abdullah | author-link = | title = Sejarah Irigasi di Indonesia | publisher = Komite Nasional Indonesia untuk ICID| series = | volume = | edition = | date = 1984 | location = Bandung | pages = | language = | url = https://pu.go.id/pustaka/biblio/sejarah-irigasi-di-indonesia-1/K74B3 | doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm =}}</ref>
== Mitos ==
 
Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.
Waduk ini dibangun untuk menampung air dari [[Sungai Kebuyutan]] yang memiliki [[daerah aliran sungai]] seluas 63&nbsp;km², beserta anak-anak sungainya, seperti [[Sungai Cimandala]], [[Sungai Pabogohan]], dan [[Sungai Ciomas]].
 
Waduk ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1938. Pada saat itu, kapasitas waduk ini mencapai 69.000.000 m<sup>3</sup> dan dapat mengairi lahan pertanian seluas sekitar 18.456 hektar. Namun, berdasarkan pengukuran pada tahun 1974, kapasitas waduk ini tinggal 47.000.000 m<sup>3</sup> akibat terjadinya [[sedimentasi]].<ref name="sinaro"/>
 
== Pemanfaatan ==
Fungsi pemanfaatan waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan [[Banjarharjo, Brebes|Kecamatan Banjarharjo]], [[Kersana, Brebes|Kecamatan Kersana]], [[Ketanggungan, Brebes|Kecamatan Ketanggungan]], [[Losari, Brebes|Kecamatan LoasariLosari]], [[Tanjung, Brebes|Kecamatan Tanjung]] dan [[Bulakamba, Brebes|Kecamatan Bulakamba]] juga sebagai pengendali banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi/ objek wisata. Di objek wisata ini dapat ditemukan panorama alam [[pegunungan]] dan [[perbukitan]] yang indah, dikelilingi [[hutan jati]] yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.
 
Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas. Pada setiap [[Idul Fitri]] diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya. Terkadang diadakan lomba balap perahu, lomba mancing, dan sebagainya. Penduduk setempat juga menggunakan perahu compreng untuk rekreasi air mengelilingi waduk. Ikan Mujaer goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.
 
== Mitos ==
Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.
 
== Lihat pula ==
 
* [[Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung|Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung]]
* [[Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai|Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)]]
* [[:Kategori:BPDAS Pemali Jratun|BPDAS Pemali Jratun]]
* [[Daerah aliran sungai|Daerah Aliran Sungai (DAS)]]
* [[Daftar daerah aliran sungai di Indonesia|Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia]]
* [[Irigasi Premium]]
* [[Wilayah sungai|Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia]]
 
== Referensi ==
Baris 38 ⟶ 84:
 
[[Kategori:Kabupaten Brebes]]
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Jawa Tengah|Malahayu, Waduk]]
[[Kategori:Tempat wisata di Jawa Tengah|Malahayu, Waduk]]
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Jawa Tengah|Malahayu, Waduk]]
[[Kategori:DAS Kabuyutan]]