Perubahan iklim di Kiribati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
Secara geografis, wilayah Kiribati terdiri atas gugusan [[atol]] (pulau karang) dan pulau-pulau kecil yang tersebar di Samudera Pasifik bagian tengah. Wilayah Kiribati berpotensi hilang dikarenakan perubahan iklim.<ref>{{Cite news|title=Tiny island's struggle with overpopulation|url=https://www.bbc.com/news/science-environment-26017336|date=2014-02-03|access-date=2019-10-21|language=en-GB|first=Julian|last=Siddle}}</ref> [[Perubahan iklim]] tersebut disebabkan oleh meningkatnya suhu udara, curah hujan, air laut dan pencemaran samudera.<ref>https://www.pacificclimatechangescience.org/wp-content/uploads/2013/06/11_PCCSP_Kiribati_8pp.pdf</ref> Dalam hal ini, iklim di Kiribati pada masa depan akan dipengaruhi oleh keberlanjutan dari peningkatan suhu udara, curah hujan, air laut dan pencemaran samudera.<ref>https://www.pacificclimatechangescience.org/wp-content/uploads/2013/06/11_PCCSP_Kiribati_8pp.pdf</ref>
Salah satu penyebab yang signifikan pada perubahan iklim di wilayah Kiribati adalah kenaikan permukaan air laut. Permukaan air laut yang meningkat ini merupakan dampak dari penipisan gas [[ozon]] di [[Atmosfer Bumi|atmosfer]] dan mencairnya es di [[Kutub Utara]] dan [[Kutub Selatan]]. Dalam hal ini, para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim (salah satunya melalui kenaikan permukaan air laut) tersebut berperan dalam menenggelamkan pulau-pulau terpencil dan membahayakan garis pantai di seluruh dunia.<ref>{{Cite
== Dampak perubahan iklim di Kiribati ==
Perubahan iklim di Kiribati sangat terasa di sebuah desa bernama Tebunginako yang mana penduduk desanya terpaksa untuk direlokasi ke dataran yang lebih tinggi pada tahun 1994 karena air laut sering mengenangi desanya dan juga erosi pantai.<ref>{{cite web |last1=Reed |first1=Brian |title=Climate Change And Faith Collide In Kiribati |url=https://www.npr.org/2011/02/16/133650679/climate-change-and-faith-collide-in-kiribati |website=npr.org |publisher=NPR |access-date=16 September 2023}}</ref><ref>{{cite web |last1=SMH |first1=SMH |title=Land of the rising sea |url=https://www.smh.com.au/environment/land-of-the-rising-sea-20091120-iqub.html |website=smh.com.au |publisher=Sydney Morning Herald |access-date=16 September 2023}}</ref>
Perubahan iklim yang terjadi di wilayah Kiribati menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar masyakarat Kiribati melakukan migrasi, baik di dalam wilayah Kiribati maupun ke luar negeri. Dikarenakan erosi merusak tanaman pangan, air laut membanjiri kolam air tawar dan warga terpaksa mengungsi.<ref>{{Cite web|url=https://tekno.tempo.co/read/1213249/3-pulau-hilang-dalam-setahun-akibat-perubahan-iklim|title=3 Pulau Hilang dalam Setahun, Akibat Perubahan Iklim?|last=Yanuar|first=Yudono|date=2019-06-10|website=Tempo|language=en|access-date=2019-11-04}}</ref> Di dalam negeri, mayoritas masyarakat Kiribati melakukan migrasi ke Tarawa Selatan dan [[Kiritimati]].<ref>https://collections.unu.edu/eserv/UNU:5903/Online_No_20_Kiribati_Report_161207.pdf</ref> Tujuan [[emigrasi]] dari sebagian besar masyarakat Kiribati adalah [[Fiji]], [[Selandia Baru]] dan [[Australia]].<ref>https://collections.unu.edu/eserv/UNU:5903/Online_No_20_Kiribati_Report_161207.pdf</ref> Migrasi tersebut diproyeksikan akan semakin meningkat dikarenakan keberlanjutan dari fenomena perubahan iklim yang berpengaruh secara signifikan bagi kehidupan perekonomian dan kebudayaan dari masyarakat Kiribati serta melanjutkan kehidupan yang lebih baik dalam hal pekerjaan maupun pendidikan di wilayah urban seperti Tarawa Selatan dan Kiritimati atau di wilayah negara lain seperti Fiji, Selandia Baru dan Australia.<br>▼
▲Perubahan iklim yang terjadi di wilayah Kiribati menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar masyakarat Kiribati melakukan migrasi, baik di dalam wilayah Kiribati maupun ke luar negeri. Dikarenakan erosi merusak tanaman pangan, air laut membanjiri kolam air tawar dan warga terpaksa mengungsi.<ref>{{Cite
Perubahan iklim menjadi sebuah tantangan bagi Pemerintah Kiribati untuk melakukan penatakelolaan negaranya. Dalam hal ini, Pemerintah Kiribati telah mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan dampak perubahan iklim atas wilayah Kiribati yakni ''National Adaptation Program for Action'' (''NAPA'') tahun 2007, ''Kiribati Development Plan'' (''KDP'') ''2012-2015'' tahun 2012, ''National Disaster Risk Management Plan'' (2012) dan ''National Framework for Climate Change and Climate Change Adaptation'' (2013).<ref>https://collections.unu.edu/eserv/UNU:5903/Online_No_20_Kiribati_Report_161207.pdf</ref> Presiden [[Anote Tong]] memiliki visi yakni “''Migration with Dignity''” (Mengungsi secara Terhormat) yang diimplementasikan melalui penyediaan pendidikan berskala internasional bagi I-Kiribati yang berguna untuk mencari pekerjaan di luar negeri sebagai salah satu kebijakan pro-aktif dalam menangani proses perubahan iklim.<ref>https://collections.unu.edu/eserv/UNU:5903/Online_No_20_Kiribati_Report_161207.pdf</ref> Selain itu, Kiribati membeli tanah seluas 5.460 ha dari sebuah lahan di [[Vanua Levu]] (pulau terbesar kedua di Fiji) pada tahun 2014 sebagai tempat penyimpanan makanan dari I-Kiribati dan sebagai tempat relokasi untuk masyarakat Kiribati<ref>https://collections.unu.edu/eserv/UNU:5903/Online_No_20_Kiribati_Report_161207.pdf</ref> serta menjamin ketahanan pangan saat perubahan iklim terjadi.<ref>{{Cite news|title=Perubahan iklim: Apakah negara-negara kepulauan kecil di Pasifik benar-benar akan tenggelam?|url=https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-49752660|date=2019-09-19|access-date=2019-11-04|language=en-GB|first=Becky Alexis-Martin, James Dyke, Jonathan Turnbull dan Stephanie|last=Malin}}</ref>
Selandia Baru menyediakan lotre tahunan yang mereka sebut ''[[Pacific Access Ballot]]''.<ref name=":0">{{Cite news|title=Perubahan iklim: Apakah negara-negara kepulauan kecil di Pasifik benar-benar akan tenggelam?|url=https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-49752660|date=2019-09-19|access-date=2019-11-04|language=en-GB|first=Becky Alexis-Martin, James Dyke, Jonathan Turnbull dan Stephanie|last=Malin}}</ref> Lotre ini disediakan bagi 75 penduduk Kiribati untuk pindah ke negara di selatan bumi itu. Namun kuota lotre itu dikabarkan tidak pernah terisi penuh.<ref name=":0" /> Alasannya tentu saja dapat diterima akal sehat: tidak ada orang yang ingin meninggalkan rumah, keluarga, dan kehidupan asli mereka.<ref name=":0" />
Di sisi lain, terdapat upaya pengembangan terknologi berupa rekayasa teknik dan arsitektur yang mampu berdiri dan bertahan, seperti [[benteng pasir laut]] hingga [[teknologi reklamasi]], untuk melindungi wilayah masyarakat Kiribati sekaligus meningkatkan ketahanannnya.<ref>{{Cite news|title=Perubahan iklim: Apakah negara-negara kepulauan kecil di Pasifik benar-benar akan tenggelam?|url=https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-49752660|date=2019-09-19|access-date=2019-11-04|language=en-GB|first=Becky Alexis-Martin, James Dyke, Jonathan Turnbull dan Stephanie|last=Malin}}</ref> Selain itu, Kiribati mengadakan kerjasama dengan beberapa negara untuk melakukan penanggulangan terhadap perubahan iklim, salah satunya dengan Indonesia.<ref>{{Cite
== Galeri ==
|