Kedok Ketawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Reformat 3 URLs (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(19 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox film
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*Oedjang
*Fatimah
Baris 19:
*Eddy Kock
}}
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''''Kedok Ketawa''''' (juga dikenal dengan judul Belanda '''''Het Lachende Masker''''') adalah film bandit tahun 1940 dari [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia). Ini adalah film pertama Union Film. Film ini disutradarai Jo An Djan dan dibintangi oleh Oedjang, Fatimah, Basoeki Resobowo, dan Eddy Kock. Film ini menceritakan pasangan muda yang menghadapi sekelompok preman dengan bantuan seorang bandit bertopeng.
Baris 35:
Diiklankan sebagai "campuran aksi kekerasan Indonesia ... dan romantika yang manis",{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (untitled)}} film ini banyak dipuji, terutama pada [[sinematografi]]nya. Setelah kesuksesan film tersebut, Union membuat enam karya lainnya sebelum berhenti pada awal 1942 saat [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda|pendudukan Jepang]]. Film ini, yang diputar sampai setidaknya Agustus 1944, kemungkinan [[film hilang|hilang]] dari peredaran.
== Alur ==
Di [[Cibodas]], [[Banten]], seorang gadis bernama Minarsih (Fatimah) diselamatkan dari kepungan empat preman oleh Basuki (Basoeki). Mereka saling jatuh cinta dan berencana memulai hidup bersama. Akan tetapi, seorang juragan kaya tertarik menjadikan Minarsih istrinya dan mengirimkan satu geng untuk menculiknya. Basuki tidak mampu mengalahkan mereka,
== Produksi ==
[[
''Kedok Ketawa'' adalah film pertama yang diproduksi oleh [[Union Films]],{{sfn|Biran|2009|p=232}} salah satu dari empat [[rumah produksi]] baru yang didirikan setelah kesuksesan ''[[Terang Boelan]]'' karya [[Albert Balink]] yang menghidupkan kembali industri film domestik. Union bermarkas besar di Prinsenlaan, Batavia (sekarang Mangga Besar, [[Jakarta]]) dan didanai oleh seorang pengusaha [[Tionghoa Indonesia|beretnis Tionghoa]] yang bernama Ang Hock Liem, meskipun Tjoa Ma Tjoen yang mengatur operasi dari hari ke hari.{{Sfn|Biran|2009|pp=205, 232–33}} Pengambilan gambar pada film tersebut dilakukan di Cibodas, dan menampilkan perkelahian, komedi, dan nyanyian.<ref>{{harvnb|Pemandangan 1940, (untitled)}}; {{harvnb|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Kedok Ketawa}}</ref>
''Kedok Ketawa'' disutradarai Jo An Djan dan dibintangi oleh Oedjang, Fatimah, dan Basoeki Resobowo. Anggota pemeran lainnya meliputi S Poniman dan Eddy Kock.<ref>{{harvnb|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (untitled)}}; {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}}</ref> Oedjang sebelumnya merupakan aktor panggung sebelum bergabung di film ini, sementara Fatimah dan Basoeki adalah bangsawan dengan jenjang pendidikan tinggi.{{efn|{{harvtxt|Biran|2009|p=244}} menyatakan bahwa Fatimah adalah orang "terpelajar" tanpa memberi penjelasan spesifik tentang pendidikannya. Basoeki lulus dari Algemeene Middelbare School, setara dengan sekolah menengah
Setelah kesuksesan ''[[Terang Boelan]]'' (1937; berdasarkan dari ''[[The Jungle Princess]]''), industri film domestik mulai memodelkan produksi mereka berdasarkan pada karya-karya Hollywood. Hal ini diharapkan untuk memastikan kesuksesan finansial. Sarjana film Indonesia Ekky Imanjaya dan Said Salim menyatakan bahwa ''Kedok Ketawa'' terinspirasi oleh novel ''[[Dracula]]'' karya [[Bram Stoker]] tahun 1897. Kedua penulis tersebut juga memberikan persamaan ilustrasi yang mempengaruhinya.<ref>{{harvnb|Imanjaya|2006|p=38}}; {{harvnb|Said|1992|p=102}}
''Kedok Ketawa'' bukanlah film pertama pada waktu itu yang menampilkan pahlawan bertopeng. [[Tan's Film]] juga meluncurkan ''[[Gagak Item]]'', dengan [[Rd Mochtar]] sebagai Gagak Hitam bertopeng, pada 1939,{{sfn|Biran|2009|pp=175–176}} dan juga ''[[Srigala Item]]'' yang diluncurkan oleh Java Industrial Film pada 1941, yang melanjutkan tren tersebut.{{sfn|Biran|2009|p=274}} Seperti halnya film-film pada masa itu, ''Kedok Ketawa'' menyertakan lagu-lagu [[keroncong]] yang dinyanyikan S Poniman.{{sfn|Biran|2009|p=232}}
== Rilis dan tanggapan ==
''Kedok Ketawa'' dirilis di Batavia bulan Juli 1940,{{sfn|Biran|2009|p=232}}
Kritikus dan penulis naskah [[Saeroen]], yang
== Peninggalan ==
Setelah kesuksesan ''Kedok Ketawa'', Saeroen bergabung dengan Union Film dan menulis empat film untuk perusahaan tersebut. Film-film tersebut tidak disutradarai oleh Jo An Djan, yang meninggalkan Union dan berpindah ke kompetitor-nya Populair's Film, melainkan disutradarai oleh R Hu dan [[Rd Ariffien]].{{sfn|Biran|2009|p=233}} Union Film memproduksi tujuh film pada tahun 1940 dan 1941 sebelum ditutup pasca-[[pendudukan Jepang di Indonesia|invasi Jepang]] pada awal 1942.{{sfn|Biran|2009|p=233}} Dari seluruh pemeran utama dalam film tersebut, hanya Fatimah dan Oedjang yang tercatat melanjutkan
''Kedok Ketawa''
== Catatan penjelas ==
{{notelist}}
== Referensi ==
{{refs|30em}}
== Bacaan lanjutan ==
{{refbegin|40em}}
* {{cite web
Baris 75:
| location = Jakarta
| accessdate = 21 April 2014
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Basuki Resobowo}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
}}
* {{cite book
}}
* {{cite web
Baris 114 ⟶ 115:
| location = Jakarta
| accessdate = 17 July 2014
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Eddy Kock}}
| dead-url = no
}}
* {{cite news
|archive-date=2013-04-13
|archive-url=https://archive.today/20130413215752/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011123209:mpeg21:p003:a0061
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
}}
* {{cite book
}}
* {{cite news
|archive-date=2013-04-14
|archive-url=https://archive.today/20130414012405/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011122119:mpeg21:p010:a0188
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 172 ⟶ 180:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}}
| dead-url = no
}}
* {{cite web
Baris 184 ⟶ 193:
| location = Jakarta
| accessdate = 20 Mei 2014
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Oedjang}}
| dead-url = no
}}
* {{cite web
Baris 196 ⟶ 206:
| location = Jakarta
| accessdate = 17 July 2014
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, RS Fatimah}}
| dead-url = no
}}
* {{cite news
}} (clipping accessed at Sinematek Indonesia)
* {{cite journal
|first=Salim
|last=Said
Baris 223 ⟶ 234:
|url=http://books.google.co.id/books?id=0g0nAQAAIAAJ
|title=The Rise of the Indonesian Film Industry
}}
* {{cite news
}} (clipping accessed at Sinematek Indonesia)
* {{cite news
|archive-date=2013-04-13
|archive-url=https://archive.today/20130413234216/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011122121:mpeg21:p007:a0122
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|archive-date=2014-07-28
|archive-url=https://web.archive.org/web/20140728011543/http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod104&date=19440808&id=104-19440808-002018&words=Kedok%20Ketawa%20kedok%20ketawa
|dead-url=yes
}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* {{Commons category-inline|Kedok Ketawa}}
* {{IMDb title|1341199|Kedok Ketawa}}
{{artikel
[[Kategori:Film hilang]]
|