Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(34 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox World Heritage Site
| WHS = Warisan Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra
| Image = [[Berkas:Hutan hujan Tropis Sumatera.jpg|280px]]
| State Party = {{INA}}
| Type = Alam
Baris 11:
| Link = http://whc.unesco.org/en/list/1167}}
 
'''Warisan Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra''' adalah tempat pelestarian bagi Hutanhutan Hujanhujan Tropistropis di [[SumateraSumatra]] dan habitat dari beberapa spesies yang hampir punah seperti, [[Harimauharimau sumaterasumatra]], [[Orangutanorangutan sumaterasumatra]], [[Gajahgajah sumaterasumatra]], dan [[Badakbadak sumaterasumatra]] yang merupakan spesies Badakbadak terkecil dan memiliki dua cula.
 
Luas dari Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra seluruhnya adalah 2,5 juta hektare yang terdiri dari 3 [[Taman Nasional|taman nasional]] di [[SumateraSumatra]], yaitu [[Taman Nasional Gunung Leuser]], [[Taman Nasional Kerinci Seblat]], dan [[Taman Nasional Bukit Barisan Selatan]].<ref name=":0">{{Cite web|last=UNESCO|first=|date=2021|title=Tropical Rainforest Heritage of Sumatra|url=https://whc.unesco.org/en/list/1167/|website=UNESCO World Heritage Centre|language=en|access-date=2021-06-05}}</ref> Tempat ini juga tempat berbagai jenis tumbuhan [[endemik]] seperti, [[kantong semar]], bunga terbesar di dunia [[Rafflesia Arnoldi]], dan bunga tertinggi [[Amorphophallus titanum]]. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis Sumatra juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis Sumatra, seperti [[suku Mentawai]] dan [[suku Anak Dalam]].
Tempat ini juga tempat berbagai jenis tumbuhan [[endemik]] seperti, [[kantong semar]], bunga terbesar di dunia [[Rafflesia Arnoldi]], dan bunga tertinggi [[Amorphophallus titanum]]. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis Sumatera juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis Sumatera, seperti [[suku Mentawai]] dan [[suku Anak Dalam]].
 
== Usaha Konservasikonservasi ==
[[Berkas:Sumatra Volcanoes.png|thumbjmpl|rightka|250px|Peta geologis Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra]]
 
Hutan hujan tropis SumateraSumatra harus senantiasa dijaga kelestariannya., Terutamaterutama dari ancaman penggundulan hutan, penambahan hutan untuk pertanian dan pembuatan jalan, serta perburuan. Apabila kawasan ini tidak dilindungi, maka keanekaragaman hayati yang hidup di sana terancam punah. Selain itu, hutan hujan tropis SumateraSumatra berperan penting dalam stabilitas suplai [[air]], [[ekologi]], dan [[ekonomi]], serta menekan pengaruh [[kekeringan]] dan [[kebakaran]].
 
Untuk itulah melalui sidang ke -28 [[WorldKomite HeritageWarisan Commitee]],Dunia yang diselenggarakan di [[Suzhou]], [[RRC]] pada bulan Juli 2004, Hutan Hujan Tropis Sumatera diSumatra terimaditerima sebagai [[Situs Warisan Dunia]] oleh [[UNESCO]], karena merupakan kawasan [[Hutanhutan Lindung]]lindung dan rumah bagi sekitar 10.000 jenis tanaman , termasuk 17 genus endemis, lebih dari 200 spesies [[mamalia]], dan 580 spesies burung dan 465 [[berdomisili]] dan 21 merupakan [[endemis]]. Di antara jenis mamalia, 22 adalah [[orang utan]], yang tidak ditemukan di tempat lain di Indonesia dan 15 hanya terbatas ke wilayah [[Indonesia]], termasuk Sumatra yaitu [[orang utan]] [[SumateraSumatra]]. Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra ini juga memberikan bukti dari [[evolusi]] biogeografi pulau.
 
Bagian yang menonjol dari Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra terdapat pada [[Pegunungan Bukit Barisan]] yang dijuluki sebagai [[Andesnya Sumatera]]Sumatra<ref name="Claudino-Sales 2019 563–569">{{Cite book|last=Claudino-Sales|first=Vanda|date=2019|url=https://doi.org/10.1007/978-94-024-1528-5_82|title=Coastal World Heritage Sites|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-024-1528-5|editor-last=Claudino-Sales|editor-first=Vanda|series=Coastal Research Library|pages=563–569|language=en|doi=10.1007/978-94-024-1528-5_82}}</ref> dengan Perpaduanperpaduan [[Danau Gunung Tujuh]] yang sepektakuler yang merupakan Danaudanau tertinggi di [[Asia Tenggara]] keindahan, [[Gunung Kerinci]], [[Guagua]], dan [[Airair terjun]] membuat tempat ini semakin tepat untuk wilayah [[Konservasikonservasi]] maupun [[Pariwisatapariwisata]].
 
Setidaknya 92 jenis [[endemis]] lokal telah diidentifikasi di [[Taman Nasional Gunung Leuser]]. Nominasi ini berisi populasi dari kedua bunga terbesar di dunia [[Rafflesia arnoldi]] dan bunga tertinggi [[Amorphophallus titaniumtitanum]], tempat ini sangat penting bagi [[konservasi]] vegetasi pegunungan khusus dari properti tersebut.<ref name=":0" />
 
== GaleriAncaman kerusakan ==
[[Berkas:Taman Nasional Gunung Leuser.jpg|jmpl|Hutan hujan di zona inti Taman Nasional Gunung Leuser, Provinsi Aceh, Indonesia]]
<gallery>
Dalam sidang Komite Warisan Dunia di [[Saint Petersburg]], [[Rusia]], pada 24 Juni sampai 6 Juli 2012, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ditetapkan sebagai salah satu dari 38 Warisan Dunia Yang Terancam. Selanjutnya, pada sidang komite yang sama pada 2017 yang diselenggarakan di [[Kraków]], [[Polandia]], hutan ini masih dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya mengingat masih tingginya aktivitas ilegal yang mengancam kelestariannya.<ref name=":1">{{Cite web|last=Hasan|first=Akhmad Muawal|title=Aktivitas Ilegal Hancurkan Hutan Hujan Tropis Sumatera|url=https://tirto.id/aktivitas-ilegal-hancurkan-hutan-hujan-tropis-sumatera-csfL|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-06-05}}</ref> Salah satu bagian dari Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra yang paling terancam adalah Taman Nasional Gunung Leuser. Bahkan, menurut peneliti kehutanan di WRI Indonesia, statusnya adalah paling terancam di Indonesia bersama [[Taman Nasional Gunung Palung]] di [[Kalimantan Barat]].<ref>{{Cite web|last=Wicaksono|first=Satrio|last2=Fauzi|first2=Dimas|date=2018-11-19|title=Masyarakat Lokal Selamatkan 2 Taman Nasional Paling Terancam di Indonesia {{!}} WRI Indonesia|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/masyarakat-lokal-selamatkan-2-taman-nasional-paling-terancam-di-indonesia|website=WRI Indonesia|access-date=2021-06-05|last3=Khatimah|first3=Fadhilla Husnul|last4=Chandra|first4=Adelina|last5=Juliane|first5=Reidinar|last6=Toh|first6=Lucas|last7=Pool|first7=John-Rob|archive-date=2021-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210605092538/https://wri-indonesia.org/id/blog/masyarakat-lokal-selamatkan-2-taman-nasional-paling-terancam-di-indonesia|dead-url=yes}}</ref>
Image:Orang Utan.jpg|Orang Utan Sumatera
Image:Harimau-sumatera01.jpg|Harimau Sumatera
Image:Raflesia Arnoldi.jpg|Rafflesia Arnoldi
Image:BB1.jpg|Amorphophallus titanum
Image:Suku anak dalam.jpg|Suku Anak Dalam
Image:Ticket mentawai6 p2.jpg|Suku Mentawai
</gallery>
 
Beberapa ancaman yang disebutkan antara lain adalah penebangan liar, pembangunan jalan melintasi kawasan konservasi, pertambangan, alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit,<ref name=":1" /> dan perambahan hutan (perkebunan masyarakat).<ref>{{Cite web|date=2012-07-04|title=UNESCO: Hutan Sumatera di Daftar 38 Warisan Dunia Yang Terancam|url=https://www.mongabay.co.id/2012/07/04/unesco-hutan-sumatera-di-daftar-38-warisan-dunia-yang-terancam/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pemerintah telah membangun jalan yang melintasi hutan tersebut dan menutupnya dengan aspal meski UNESCO telah memberikan peringatan tentang ancaman proyek infrastruktur tersebut terhadap ekosistem hutan.<ref>{{Cite web|last=Jong|first=Hans Nicholas|date=2021-01-14|title=Deforestation spurred by road project creeps closer to Sumatra wildlife haven|url=https://news.mongabay.com/2021/01/karo-langkat-leuser-national-park-unesco-world-heritage-road-deforestation-encroachment/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Menurut data yang dihimpun oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), hingga Desember 2019, tutupan hutan seluas 34.277 hektare di Taman Nasional Gunung Leuser telah dinyatakan hilang akibat pembalakan liar dan perambahan hutan.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2020-10-15|title=TNGL Belum Aman dari Ancaman Pembalakan dan Perambahan|url=https://www.mongabay.co.id/2020/10/15/tngl-belum-aman-dari-ancaman-pembalakan-dan-perambahan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Area taman nasional yang masuk wilayah Kabupaten Aceh Tenggara menderita kerusakan terparah, mencapai 19.554 hektare dari 281.845 hektare.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-02-20|title=Perambahan, Ancaman Serius yang Terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser|url=https://www.mongabay.co.id/2018/02/20/perambahan-ancaman-serius-yang-terjadi-di-taman-nasional-gunung-leuser/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pada 2016, pemerintah Aceh sempat berencana untuk mengeksploitasi potensi energi panas bumi di zona inti Leuser sebelum akhirnya membatalkan proyek tersebut dan mengalihkannya ke tempat lain.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-04-14|title=Komitmen Menjaga Leuser Sebagai Situs Warisan Dunia Harus Dibuktikan|url=https://www.mongabay.co.id/2018/04/14/komitmen-menjaga-leuser-sebagai-situs-warisan-dunia-harus-dibuktikan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref>
== Pranala Luar ==
 
Selain kerusakan akibat penebangan liar, perambahan, dan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, hutan hujan tropis Sumatra juga berpotensi terancam oleh [[perubahan iklim]] dan [[pemanasan global]]. Salah satu efek perubahan iklim di lahan basah tropis adalah curah hujan berlebihan yang dapat mengganggu ekosistem [[flora]] dan [[fauna]] di dalamnya.<ref name="Claudino-Sales 2019 563–569"/> UNESCO bersama dengan pemerintah Indonesia, [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]], dan [[Wildlife Conservation Society]] (WCS) melakukan proyek konservasi, yang salah satunya adalah memonitor dampak perubahan iklim pada kawasan hutan hujan tropis Sumatra.<ref>{{Cite web|title=Adaptive and carbon-financed forest management in Tropical Rainforest Heritage of Sumatra - Internationale Climate Initiative (IKI)|url=https://www.international-climate-initiative.com/en/details/project/adaptive-and-carbonfinanced-forest-management-in-tropical-rainforest-heritage-of-sumatra-09_II_008-270|website=www.international-climate-initiative.com|language=en|access-date=2021-06-05}}</ref>
* {{id}} [https://archive.is/20121127180841/bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/06/hutan-hujan-tropis-sumatera-termasuk.html Hutan Hujan Sumatera masuk dalam Warisan Dunia]
 
== Daftar rujukan ==
<references />
 
== Pranala Luarluar ==
{{wikivoyage|Tropical Rainforest Heritage of SumateraSumatra}}
* {{id}} [https://archive.istoday/20121127180841/bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/06/hutan-hujan-tropis-sumatera-termasuk.html Hutan Hujan SumateraSumatra masuk dalam Warisan Dunia]
* {{en}}[http://whc.unesco.org/en/list/1167/ Tropical Rainforest Heritage of Sumatra, A World Heritage Site]
* {{id}} [http://www.adandu.com/blog/id-32536 Hutan Hujan Tropis SumateraSumatra]
* {{id}} [http://duaribuan.wordpress.com/2011/06/01/warisan-hutan-hujan-tropis-sumatera/} Warisan Hutan Hujan SumateraSumatra]
 
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
 
{{Authority control}}
{{wikivoyage|Tropical Rainforest Heritage of Sumatera}}
 
[[Kategori:Taman nasional di IndonesiaSumatra]]
[[Kategori:Sumatera]]
[[Kategori:Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia]]
 
 
{{indo-geo-stub}}