Hari Rizal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 7 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
Baris 31:
Pada pidatonya pada hari Rizal tanggal 30 Desember 1937, Presiden [[Manuel L. Quezon]] mendeklarasikan untuk mengadopsi bahasa [[Tagalog]] sebagai bahasa nasional melalui Undang-Undang Persemakmuran No. 184. Pada masa pendudukan Jepang selama perang dunia II, acara peringatan hari Rizal dihadiri oleh [[Benigno Aquino, Sr.]], dan Presiden [[Jose P. Laurel|José P. Laurel]] termasuk pembacaan puisi terakhir Rizal, ''[[Mi último adiós]]'' dalam bahasa Jepang dan pelantikan [[KALIBAPI]].
Mulai tahun 1936, hari Rizal juga merupakan hari pelantikan presiden berikutnya. Menurut sejarawan [[Manuel L. Quezon III]],<ref>{{cite news |url=http://www.gmanews.tv/100days/story/194762/a-brief-history-of-presidential-inaugurations |title=A brief history of presidential inaugurations |first=Kimberly Jane |last=Tan |work=GMANews.TV |date=June 29, 2010 |accessdate=January 20, 2011 |archive-date=2012-09-12 |archive-url=https://archive.
Pada saat seabad setelah kematian Rizal, tepatnya pada 30 Desember 1996, acara peringatan berisi napak tilas langkah-langkah terakhirnya dari benteng Santiago ke tempat terakhirnya, diikuti reka ulang kematiannya dan pengibaran bendera.
|