Negeri mesiu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 22:
'''Negeri-negeri Mesiu''' mengacu pada periode zaman [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmani]], [[Dinasti Safawiyah|Safawi]] dan [[Kesultanan Mughal|Mughal]] dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Ketiga kerajaan ini masing-masing adalah negara Islam dan memiliki keberhasilan militer dan ekonomi yang besar. Monarki-monarki ini membentang dari [[Eropa Timur]] dan [[Afrika Utara]] di barat hingga antara [[Bangladesh]] dan [[Myanmar]] di timur.[[Berkas:Loeschenkohl03.jpg|kiri|jmpl|213x213px|Tentara Artileri Utsmani]]Tiga kekaisaran Islam sebagai ekonomi terkuat dan stabil pada [[periode modern awal]], yang kemudian mengarah ke ekspansi komersial dan perlindungan budaya yang lebih besar, sementara lembaga-lembaga politik dan hukum mereka dikonsolidasikan dengan tingkat sentralisasi yang semakin meningkat. Mereka mengalami peningkatan yang signifikan dalam pendapatan dan populasi per kapita dan laju inovasi teknologi yang berkelanjutan.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/731208874|title=Islamic gunpowder empires : Ottomans, Safavids, and Mughals|last=Streusand, Douglas E.|date=2011|publisher=Westview Press|isbn=978-0-8133-9194-6|location=Boulder, Colo.|oclc=731208874}}</ref>
Sejumlah besar wilayah ditaklukkan oleh kerajaan mesiu Islam dengan penggunaan dan pengembangan senjata api yang baru ditemukan, terutama meriam dan senjata kecil, dalam rangka pembangunan [[kekaisaran]]. Tidak seperti di Eropa, pengenalan [[Senapan mesin ringan|senjata mesiu]] memicu perubahan di luar organisasi militer. [[Kesultanan Mughal]], yang berbasis di [[anak benua India]], diakui karena arsitekturnya yang mewah dan promosi era [[Proto-industrialisasi|proto industrialisasi]],
== Konsep Hodgson-McNeill ==
Baris 31:
=== Kesultanan Utsmaniyah ===
[[Berkas:Persian Musketeer.jpg|jmpl|262x262px|Tentara Musketir Persia era Dinasti Safawi]]
Kesultanan Utsmaniyah lebih dahulu mengadopsi [[artileri]] mesiu daripada negeri Eropa maupun Timur Tengah. Utsmaniyah memiliki artileri setidaknya pada masa pemerintahan [[Bayezid I]] dan menggunakannya pada pengepungan Konstantinopel pada tahun 1399 dan 1402. Dan terbukti efektif dalam [[Pengepungan Thessaloniki (1422–1430)|pengepungan Thessalonika]] pada tahun 1430. Penggunaan
Selama pemerintahan [[Mehmed II|Sultan Mehmed II]], tentara [[Yanisari]] dikembangkan teknologi senjatanya dengan [[senapan kopak]] menjadikan mereka pasukan [[infanteri]] pertama yang dilengkapi dengan senjata api di dunia. Dengan demikian
=== Dinasti Safawi Iran ===
Baris 49:
=== Tiongkok ===
[[Berkas:ChineseSoldierByWilliamAlexander1793.JPG|jmpl|227x227px|Seorang prajurit dari era [[Kaisar Qianlong|Qianlong]], memegang [[arquebus]].]]
Arquebus Turki mungkin telah mencapai Tiongkok sebelum Portugis. Catatan khusus tentang teknologi arquebus di Tiongkok adalah yang akhirnya memicu minat pejabat Ming kepada bangsa Tiongkok untuk memperluas penggunaan senjata ini. Dalam buku Zhao Shizhen tahun 1598, ''Shenqipu'' , terdapat ilustrasi musket Turki Utsmani dengan ilustrasi rinci senapan mereka, di samping penembak Eropa dengan ilustrasi rinci senapan mereka.
Tiongkok secara intensif mempraktikkan strategi taktis berdasarkan penggunaan senjata api yang menghasilkan kesuksesan militer. Qi Jiguang, seorang pemimpin militer Ming yang dihormati, melatih tentaranya secara ekstrem sehingga penampilan mereka dalam pertempuran akan berhasil. Selain itu, Qi Jiguang juga menggunakan teknik pertarungan inovatif seperti volley, counter march, membagi menjadi beberapa tim, bahkan mendorong memiliki formasi yang fleksibel untuk beradaptasi dengan medan pertempuran.
Baris 66:
{{Topik Mughal}}
[[Kategori:Bekas kekaisaran]]
[[Kategori:Sejarah militer
[[Kategori:Perang
[[Kategori:Mesiu]]
|