Tragedi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(31 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Short description|Bentuk pertunjukan teater dari zaman Yunani Kuno}}
 
'''Tragedi Yunani''' adalah suatusalah satu bentuk [[teater|seni teater]] yang lahir dan berkembang pada [[Abad Kuno]] di [[Yunani Kuno|negeri Yunani]] maupundan daerah-daerah wilayahrantau bangsa Yunani di Jazirah [[Anatolia]]. Tragedi Yunani kian disempurnakan di [[Atena]] pada abad ke-5 Pramasehi, sehingga kadang-kadang disebut '''tragedi Atika'''.
 
Banyak pihak meyakini bahwa tragedi Yunani adalahbercikal hasilbakal pengembangandari upacara purba pemujaan [[Dionisos]], dan sangat memengaruhi seni teater [[Teater Romawi Kuno|Romawi Kuno]] maupun [[tragedi#Renaisans|Renaisans]]. Alur Cerita-cerita tragedi sering kali didasarkandipetik atasdari [[mitos]]-mitos daridi di dalam khazanah tradisi tutur [[wiracarita]] purba., Meskipunhanya demikian,saja di dalam pementasan tragedi, cerita-cerita tersebut dituturkan para pelakon. Para pujangga penggubah tragedi Yunani yang ternama adalah [[Aiskhilos]], [[Sofokles]], dan [[Euripides]]. Pujangga-pujangga initersebut kerap menggarap beragam tema seputar tabiat manusia, terutamadengan maksud utama agarsupaya ceritanya mengena di hati dan pikiran penonton, tetapi juga agarsupaya penonton terhanyut ke dalam alur cerita sandiwara yang sedang ditontonnya.
 
== Etimologi ==
Baris 11:
Asal-usul kata ''tragedi'' sudah menjadi pokok bahasan sedari Abad Kuno. Sumber primer pengetahuan seputar pokok bahasan ini adalah risalah ''[[Peri poietikes|Peri Poyetikes]]'' (''Ihwal Puisi'') karangan [[Aristoteles]]. Aristoteles berhasil menghimpun dokumentasi tangan-pertama dari pertunjukan teater di [[Attika|Atika]], yang mustahil diakses para peneliti dewasa ini. Oleh karena itu ''Peri Poyetikes'' merupakan sumber pustaka yang tidak ternilai harganya bagi studi tragedi kuno, sekalipun beberapa pokok pikiran di dalam paparan kesaksian Aristoteles masih dapat dipertanyakan keandalannya.
 
Menurut Aristoteles, cikal bakal tragedi adalah [[ditirambos]], [[himne|gita puja]] Yunani Kuno yang dinyanyikan sembari menari-nari memuliakan Dionisos. Istilah ''τραγῳδία'' (tragodia) terbentuk dari penggabungan kata ''τράγος'' (tragos) yang berarti "kambing" dan kata ''ᾠδή'' (ode) yang berarti "nyanyian", sehingga berarti "nyanyian kambing-kambing," merujuk kepada paduan suara para [[satir|satiros]]os. Menurut pendapat lain, istilah ''tragodia'' tercetus ketika [[Tespis]], pujangga sekaligus pelakon legendaris Yunani Kuno, bertanding dalam lomba pementasan tragedi yang pertama kali digelar,perdana dengan iming-iming hadiah seekor kambing bagi sang juara.<ref name=Hart1/>
 
=== Hipotesis Aleksandria ===
Baris 37:
=== Dari ditirambos ke drama ===
[[Image:Dionysos satyrs Cdm Paris 575.jpg|thumb|right|Dionisos dikelilingi kawanan satiros]]
Di dalam ''Peri Poyetikes'', Aristoteles mengemukakan bahwa pada mulanya tragedi adalah [[teater improvisasional|improvisasi]] "orang-orang yang bertugas menyanyikan [[ditirambos]]",<ref name=Aristotle1/> yaitu gita puja untuk memuliakan Dionisos. Nyanyian ini singkat dan bernada jenaka karena mengandung unsur-unsur [[lakon satiros]]. Lambat laun bahasanya berubah semakin serius dan metrumnya berganti dari [[tetrametrum trokhayos]] menjadi [[trimetrum yambos]] yang bersifat prosa. Risalah ''[[Historia (Herodotos)|Historiai]]'' (''Bunga Rampai Sejarah'') karangan [[Herodotos]]<ref name=Herodotus1/> dan sumber-sumber pustaka terkemudian<ref name=Suda4Souda4/> mendapuk [[Arion|Arion dari Metimna]], seorang pujangga penggubah kidung lira, sebagai pencipta ditirambos. Mula-mula ditirambos merupakan improvisasi tak terencana, tetapi kemudian hari lebih dulu digubah secara tertulis sebelum dipentaskan. [[Paduan suara Yunani]] yang terdiri atas pria dewasa dan bocah-bocah lelaki, dengan jumlah keseluruhan yang bisa mencapai 50 orang, menari-nari sembari bernyanyi membentuk lingkaran, kemungkinan besar diiringi tiupan [[aulos]], mengisahkan liku-liku kehidupan Dionisos.<ref name=Easterling3/>
 
Para peneliti telah mengajukan beberapa dugaan mengenai cara ditirambos berubah menjadi tragedi.
Baris 59:
Apabila tragedi-tragedi perdana dibandingkan dengan tragedi-tragedi yang digubah kemudian hari, gubahan Aiskhilos menampakkan evolusi dan pengayaan unsur-unsur hakiki drama tragedi, yakni dialog, kontras, dan efek-efek teatrikal.<ref name=Italica1/> Perkembangan ini dipicu oleh lomba pementasan yang mengadu Aiskhilos dengan para pujangga sandiwarawan lain, teristimewa [[Sofokles]], pujangga muda yang memperkenalkan pelakon ketiga, sehingga kian memperumit alur cerita dan menghadirkan lebih banyak tabiat manusia, yang dapat dipahami dan dihayati penonton.
 
Askhilos setidaknya cukup terbuka menerima inovasi-inovasi Sofokles, tetapi setia mempertahankan moralitas yang sangat ketat dan religiusitas yang intens. Oleh karena itu, sebagai contoh, sosok [[Zeus]] di dalam sandiwara gubahan Aiskhilos senantiasa memiliki peran berpikir dan bertindak etis.{{refn|group=keterangan|name=Prometeos1Prometeus1}} Dari segi musik, Aiskholos masih terikat pada ''nomoi'', gubahan-gubahan ritmis dan melodis yang dikembangkan pada zaman [[Yunani Arkais|Yunani Purba]].
 
=== Pembaharuan-pembaharuan Sofokles ===
Baris 133:
{{blockquote|Penggubah sandiwara terbanyak di dalam kategori ini adalah Euripides. Unsur-unsur retorika Atena abad ke-5, sketsa-sketsa yang bersifat politis, dan cerminan-cerminan lembaga maupun masyarakat Atena, memberi sandiwara-sandiwara dalam kategori ini suatu cita rasa khas Atena abad kelima. Penonjolan faksi-faksi politik di dalam ''Orestes'' gubahan Euripides misalnya, relevan secara langsung dengan Atena tahun 408 SM.{{sfn|Gregory|2005|p=8}}}}
 
Sandiwara-sandiwara tragedi dipentaskan di Atena dalam perhelatan Dionisia Besar, perayaan yang digelar untuk memuliakan Dionisos pada bulan [[Elafebolion]], menjelang akhir bulan Maret.{{refn|group=keterangan|name=Dionisia1}} Pementasan sandiwara-sandiwara tersebut diselenggarakan oleh negara dan [[eponimos arkhon]], yang memilih tiga warga kaya untuk mengongkosinya. Di dalam tatanan demokrasi Atena, warga kaya diwajibkan mendanai kegiatan-kegiatan pelayanan masyarakat. Adat semacam ini disebut [[liturgi (Yunani Kuno)|''liturgi'']].<!--
 
Pada perhelatan Dionisia, [[Agon|dipertandingkan]] tiga sandiwara yang dipilih ''eponimos arkhon''. Sandiwara mungkin dipilih dengan tolok ukur naskah. Para pujangga harus mengajukan sebuah naskah [[tetralogi]] yang terdiri atas tiga tragedi dan satu [[lakon satiros]]. Masing-masing tetralogi dipentaskan sehari penuh, oleh karena itu pementasan ketiga tragedi berlangsung selama tiga hari. Hari keempat dikhususkan bagi pementasan lima komedi.{{refn|group=keterangan|name=reduced1}} Pada penghujung hari ketiga, sepuluh orang dipilih dari antara warga Atena untuk menjadi anggota dewan wasit yang bertugas memilih paduan suara terbaik, pelakon terbaik, dan penulis terbaik. Pada akhir setiap pementasan, para wasit memasukkan sebuah loh yang ditulisi nama pilihan mereka, selanjutnya lima loh dipilih secara acak. Yang menjadi juara adalah orang yang mendapatkan suara terbanyak. Dengan demikian penulis, pelakon, maupun paduan suara yang menjadi juara murni terpilih melalui undian, tetapi dalam hal ini peluang memang memaninkan peranan.
During the Dionysia a [[Agon|contest]] took place between three plays, chosen by the ''archon eponymous''. This procedure might have been based on a provisional script, each of which had to submit a [[tetralogy]] consisting of three tragedies and a [[satyr play]]. Each tetralogy was recited in one day, so that the recitation of tragedies lasted three days. The fourth day was dedicated to the staging of five comedies.{{refn|group=keterangan|name=reduced1}} At the end of these three days a jury of ten people chosen by lot from the body of citizens chose the best choir, best actor and best author. At the end of the performances, the judges placed a tablet inscribed with the name of their choice inside an urn, after which five tablets were randomly selected. The person who received the highest number of votes won. The winning author, actor and choir were thus selected not purely by lot, but chance did play a part.
 
Minat orang Yunani akan tragedi memang kelewat besar. Menurut para kritikus, orang Atena menghabiskan lebih banyak uang untuk teater ketimbang untuk armada. Manakala pengongkosan pertunjukan-pertunjukan tersebut menjadi pokok permasalahan yang sensitif, pemerintah menetapkan bea masuk bagi penonton dan juga ''[[teorikon]]'', dana khusus untuk mengongkosi seluruh perhelatan tersebut.<ref name=Plutarch1/>
The passion of the Greeks for the tragedy was overwhelming: Athens, said the critics, spent more on theatre than on the fleet. When the cost for the shows became a sensitive subject, an admission fee was instated, alongside the so-called ''[[theorikon]]'', a special fund to pay for festival's expenses.<ref name=Plutarch1/>
 
== Tragedi-tragedi yang sintas ==
Baris 143:
 
=== Aiskhilos ===
Seventy-nineDari sekitar sembilan puluh sandiwara yang titlespernah ofdigubah [[AeschylusAiskhilos]]', worksyang aredapat knowndiketahui (outjudulnya ofcuma abouttujuh ninetypuluh works),sembilan sandiwara<ref name=Suda1Souda1/> bothyang tragediesmencakup andtragedi satyrmaupun playslakon satir. SevenTujuh ofdi theseantaranya haveberhasil survived,menyintasi includingpergantian thezaman, onlytermasuk satu-satunya completetrilogi trilogyutuh whichdari hasAbad comeKuno downyang fromberhasil antiquitysintas, theyakni ''[[Oresteia|Oresteya]]'', anddan somebeberapa papyrusfragmen fragmentspapirus:{{sfn|Rossi|Nicolai|2006|p=27-28}}
* '' [[TheOrang-Orang PersiansPersia]]'' ({{lang|grc-el|Πέρσαι|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Persai}}''), tahun 472 BCPramasehi;
* '' [[SevenTujuh AgainstMelawan Thebes|Tujuh Melawan Tebai]]'' ({{lang|grc-el|Ἑπτὰ ἐπὶ Θήβας|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Hepta epi Thebas}}Tebas''), tahun 467 BCPramasehi;
* '' [[ThePara SuppliantsPemohon (AeschylusAiskhilos)|SuppliantsPara Pemohon]]'' ({{lang|grc-el|Ἱκέτιδες|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Hiketides}}''), probablykemungkinan besar tahun 463 BCPramasehi;
* TheTrilogi trilogy'' [[Oresteia|Oresteya]]'' ({{lang|grc-el|Ὀρέστεια|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Oresteia}}), tahun 458 BCPramasehi, consistingterdiri ofatas:
** ''[[Oresteia#Agamemnon|Agamemnon]]'' ({{lang|grc-el|Ἀγαμέμνων|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Agamemnon}});
** ''[[Oresteia#ThePara LibationPembawa BearersPersembahan Curah|ChoephoroiPara Pembawa Persembahan Curah]]'' ({{lang|grc-el|Χοηφόροι|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Choefοroi}}''Khoeforoi'');
** ''[[Oresteia#ThePara Eumenides|FuriesDewi-Dewi Agung]]'' ({{lang|grc-el|Εὐμενίδες|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Eumenides}}'');
* ''[[PrometheusPrometeus BoundDibelenggu]]'' ({{lang|grc-el|Προμηθεὺς δεσμώτης|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Prometheus''Prometeus desmotes}}''), tahun penulisannya tidak ofdiketahui uncertainsecara datepasti anddan considereddiragukan spuriouskeasliannya byoleh somebeberapa scholarssarjana.{{refn|group=keterangan|name=Prometeos2Prometeus2}}
 
=== Sofokles ===
According toMenurut [[AristophanesAristofanes ofdari ByzantiumBizantion]], [[Sofokles]] wrotemenggubah 130 playssandiwara, 17 ofdi whichantaranya arediragukan spuriouskeasliannya; theMenurut leksikon [[SudaSouda]], lexiconSofokles countedmenggubah 123 sandiwara.<ref name=Suda3Souda3/>{{refn|group=keterangan|name=Aristofanes1}} OfDari allsemua Sophocles'stragedi tragediesgubahan Sofokles, onlyhanya tujuh sevenyang remainmasih intactutuh:
* ''[[AjaxAyas (Sophoclessandiwara)|AjaxAyas]]'' ({{lang|grc-el|Αἴας|italic=yes}}), / {{lang|grc-Latn|Aias}})sekitar aroundtahun 445 BCPramasehi;
* ''[[Antigone (SophoclesSophokles)|Antigone]]'' ({{lang|grc-el|Ἀντιγόνη|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Antigone}}), tahun 442 BCPramasehi;
* ''[[Women ofPerempuan-Perempuan TrachisTrakhis]]'' ({{lang|grc-el|Tραχίνιαι|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Trachiniai}}''Trakhiniai''), datewaktu penulisan tidak unknowndiketahui;
* ''[[OedipusRaja RexOidipus]]'' ({{lang|grc-el|Οἰδίπoυς τύραννoς|italic=yes}}, /''Oidipus {{lang|grc-Latn|OidipousTiranos''), Tyrannos}})sekitar aroundtahun 430 BCPramasehi;
* ''[[ElectraElektra (Sophoclessandiwara gubahan Sofokles)|ElectraElektra]]'' ({{lang|grc-el|Ἠλέκτρα|italic=yes}}), /waktu {{lang|grc-Latn|Elektra}}),penulisan datetidak unknowndiketahui;
* ''[[PhiloctetesFiloktetes (Sophoclessandiwara gubahan Sofokles)|PhiloctetesFiloktetes]]'' ({{lang|grc-el|Φιλοκτήτης|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Philoktētēs}}), tahun 409 BCPramasehi;
* ''[[OedipusOidipus atdi ColonusKolonos]]'' ({{lang|grc-el|Oἰδίπoυς ἐπὶ Κολωνῷ|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Oidipous''Oidipus epi Kolōnōi}}''), tahun 406 BCPramasehi.
 
ApartSelain from the plays that have survivedsandiwara-sandiwara inyang theirsintas entiretyutuh, weada alsopula possesstiga aperempat largedari partkeseluruhan ofisi thenaskah satyrlakon playsatiros {{lang|grc|''Ἰχνευταί|italic=yes}}'' or(Ikneutai) atau ''[[ThePara Trackers|TrackersPelacak]]'', whichyang wasditemukan foundpada atpermulaan theabad beginningke-20 ofdi the 20th century on a papyrus containing three-quartersdalam ofsebuah thisnaskah workpapirus.<ref name=Privitera1/>
 
=== Euripides ===
AccordingMenurut tonaskah the SudaSouda, [[Euripides]] wrote eithermenggubah 75 orkalau bukan 92 plays,sandiwara. ofYang whichsintas survivehanya eighteendelapan tragediesbelas andtragedi thedan only complete survivingsatu-satunya [[satyrlakon playsatiros]], theyang sintas utuh, ''CyclopsKiklops''.<ref name=Suda2Souda2/>
 
HisSandiwara-sandiwara extantgubahan worksEuripides areyang sintas adalah sebagai berikut:{{sfn|Rossi|Nicolai|2006|p=184}}
* ''[[AlcestisAlkestis (playsandiwara)|AlcestisAlkestis]]'' ({{lang|grc-el|Ἄλκηστις|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Alkestis}}), tahun 438 BCPramasehi;
* ''[[MedeaMedeya (Euripides)|MedeaMedeya]]'' ({{lang|grc-el|Μήδεια|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Medeia}}), tahun 431 BCPramasehi;
* ''[[HeracleidaeHerakleidai (playsandiwara)|HeracleidaeHerakleidai]]'' ({{lang|grc-el|Ἡρακλεῖδαι|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Herakleìdai}}), c.sekitar tahun 430 BCPramasehi;
* ''[[HippolytusHipolitos (playsandiwara)|HippolytusHipolitos Pejunjung Bunban]]'' ({{lang|grc-el|Ἱππόλυτος στεφανοφόρος|italic=yes}}, /'' {{lang|grc-Latn|IppolytosHipolitos stephanoforos}}stefanoforos''), tahun 428 BCPramasehi;
* ''[[The TrojanPerempuan-Perempuan WomenTroya]]'' ({{lang|grc-el|Τρώαδες|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Troades}}''), tahun 415 BCPramasehi;
* ''[[AndromacheAndromakhe (playsandiwara)|AndromacheAndromakhe]]'' ({{lang|grc-el|Ἀνδρομάχη|italic=yes}}), /{{lang|grc-Latn|waktu Andromache}}),penyusunan datetidak unknowndiketahui;
* ''[[HecubaHekabe (playsandiwara)|HecubaHekabe]]'' ({{lang|grc-el|Ἑκάβη|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Hekabe}}), tahun 423 BCPramasehi;
* ''[[ThePara SuppliantsPemohon (Euripides)|SuppliantsPara Pemohon]]'' ({{lang|grc-el|Ἱκέτιδες|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Hiketides}}''), tahun 414 BCPramasehi;
* ''[[Ion (playsandiwara)|Ion]]'' ({{lang|grc-el|Ἴων|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Ion}});
* ''[[IphigeniaIfigeneya indi Tauris]]'' ({{lang|grc-el|Ἰφιγένεια ἡ ἐν Ταύροις|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Iphighèneia''Ifigèneya he en Taurois}});
* ''[[ElectraElektra (Euripides)|ElectraElektra]]'' ({{lang|grc-el|Ἠλέκτρα|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Elektra}});
* ''[[HelenHelene (playsandiwara)|HelenHelene]]'' ({{lang|grc-el|Ἑλένη|italic=yes}} / {{lang|grc-Latn|Helene}}), tahun 412 BCPramasehi;
* ''[[Herakles (Euripides)|HeraclesHerakles Mengamuk]]'' ({{lang|grc-el|Ἡρακλῆς μαινόμενος|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|''Herakles mainomenos}}'');
* ''[[The PhoenicianPerempuan-Perempuan WomenFenisia]]'' ({{lang|grc-el|Φοινίσσαι|italic=yes}}, /''Foinisai''), {{lang|grc-Latn|Phoinissai}})sekitar circatahun 408 BCPramasehi;
* ''[[Orestes (playsandiwara)|Orestes]]'' ({{lang|grc-el|Ὀρέστης|italic=yes}} /{{lang|grc-Latn| Orestes}}), tahun 408 BC;
* ''[[IphigeniaIfigeneya indi Aulis]]'' ({{lang|grc-el|Ἰφιγένεια ἡ ἐν Αὐλίδι|italic=yes}}, /''Ifigèneya {{lang|grc-Latn|Iphighèneia hhe en Aulìdi}}''), tahun 410 BCPramasehi;
* ''[[ThePara BacchaeBakheya]]'' ({{lang|grc-el|Βάκχαι|italic=yes}}, / {{lang|grc-Latn|Bakchai}}''Bakhai''), tahun 406 BCPramasehi;
* ''[[CyclopsKiklops (playsandiwara)|CyclopsKiklops]]'' ({{lang|grc-el|Κύκλωψ|italic=yes}}), /lakon {{lang|grc-Latn|Kuklops}}) (satyr)satiros;
* ''[[RhesusResos (playsandiwara)|RhesusResos]]'' ({{lang|grc-el|Ῥῆσος|italic=yes}}) /kemungkinan {{lang|grc-Latn|Resos}})besar (possiblyhanya spurious)mencatut nama besar Euripedes.
 
== Demos: Suatu Eksplorasi Masyarakat dan Demokrasi di Dalam Tragedi Yunani ==
Peran penonton di dalam sebuah tragedi Yunani adalahdilibatkan menjadi bagian daridalam ilusi teatrikal tersebut, untuk mengambil bagian dalam laku pentas seakan-akan mereka adalah bagian dari laku pentas itu.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Carter|first=D. M.|year=2010|title=The demos in Greek tragedy*|journal=The Cambridge Classical Journal|volume=56|pages=47–94|doi=10.1017/S1750270500000282|s2cid=170211365|issn=2047-993X}}</ref> Makalah "The Demos in Greek Tragedy", acap kali membahas gubahan-gubahan [[Euripides]].<ref name=":0" /> TheHikmah wayyang hedisampaikan addressessang thepujangga audiencekepada throughpenonton hislewat playssandiwara-sandiwaranya isbiasanya usuallycuma impliedtersirat, andtidak neverpernah madediungkapkan obvioussecara terang-terangan, asbukan thathanya wouldagar nottidak onlymerusak breakjalan thecerita narrativeyang thatsedang isdibangun beingmelainkan constructed,juga itkarena wouldakan alsogagal failmenghilangkan torasa subjecttidak thepercaya disbelief of the audiencepenonton.<ref name=":0" /> TheMakalah articletersebut notesmenunjukkan howbetapa oftenseringnya thepenonton audiencedilibatkan isselaku incorporatedrepresentasi asdari beingdemos representative(khalayak) ofyang thediharapkan, expectedbiasanya demos,dengan usuallymenampilkan bypara havingpelakon silentyang actorsmembisu, oratau individualsmendudukkan whoorang-orang aretertentu partyang ofterlibat thedi Tragedy,dalam betragedi seated with the audience,tersebut todi ensureantara thatpenonton theguna actormemastikan issi engagingpelakon withterlibat thedengan audiencepenonton.<ref name=":0" />
 
Dengan menggali lebih dalam peran paduan suara, penulis melihat dampak yang mungkin timbul dari sudut pandang demos. Penulis mencermati bahwa sering kali paduan-paduan suara tragedi berasal dari satu macam kedudukan sosial (baik umur, jenis kelamin, kebangsaan, maupun lapisan masyarakat).<ref name=":0" /> Sehubungan dengan jenis kelamin, penulis mendapati bahwa kendati paduan suara perempuan terdapat di dalam sandiwara-sandiwara Yunani pada umumnya, perempuan-perempuan tersebut, sebagaimana orang-orang lain yang diperbudak maupun orang asing, tidak sejajar statusnya dengan kaum lelaki Yunani.<ref name=":0" /> Orang-orang yang tidak dianggap sebagai warga negara bukanlah representasi demos.<ref name=":0" /> Penulis memberi satu contoh betapa paduan suara perempuan di dalam sandiwara ''Tujuh Melawan Thebai'' gubahan [[Aiskhilos]] dikecam karena berpengaruh buruk terhadap semangat juang warga negara.<ref name=":0" />
Through further exploration into the role of the chorus, the author looks at what impact that may have had from the perspective of the demos. The author notes that it was often the case for tragic choruses to be of one type of social position (in both age, gender, nationality, and class).<ref name=":0" /> With regard to gender distinctions, the author finds that despite the fact that females choruses existed within Greek plays in general, they, like other enslaved and foreign individuals lacked the same kind of status as male Greeks.<ref name=":0" /> Those not considered citizens were not representative of the demos.<ref name=":0" /> The author gives an example of how a female chorus in [[Aeschylus]]' ''Seven against Thebes'', is criticized for being bad for citizen morale.<ref name=":0" />
 
ThePenulis authorselanjutnya furthermencermati notesbetapa howpaduan malesuara basedlelaki chorusesdinamakan weremenurut designated"golongan-golongan bymereka namedi basedtengah-tengah on theirwarga "factions within the citizenrynegara" (phlm.&nbsp; 66).<ref name=":0" /> ForSebagai examplecontoh, ifjika thepaduan chorussuaranya wereterdiri composedatas ofbocah-bocah boyslelaki fromdari kalangan [[Ancient Argos (kota)|Argiveorang Argos]], thenmaka onemereka wouldakan refer to them asdisebut "Argivebocah-bocah boysArgos" (phlm.&nbsp; 66).<ref name=":0" /> HoweverMeskipun demikian, ayang muchjauh clearerlebih distinctionjelas isditonjolkan madeperbedaan withgolongannya adultadalah paduan-paduan suara yang beranggotakan laki-laki malesdewasa, suchmisalnya asdengan sebutan "juryorang-service-lovingorang oldtua menpencinta tugas wasit (WaspsKerumunan Tawon)" (phlm.&nbsp; 66), whichyang indicatesmengindikasikan thatbahwa thesemua chorusanggota ispaduan composedsuara entirelyitu ofadalah olderlaki-laki menparuh whobaya areyang partmengambil ofbagian adalam jurytugas servicewasit, furtherdan indicatingdengan theirdemikian rolemengindikasikan withinperanan mereka di tengah-tengah thewarga citizenrynegara.<ref name=":0" /> ThePaduan citizensuara choruswarga wasnegara nottidak onlyhanya distinguisheddibedakan bymenurut status buttetapi wasjuga alsodipandang seensebagai asperwakilan a subset of thedari demos.<ref name=":0" />-->
 
== Tragedi Yunani: Sebuah Pertunjukan ==
Tragedi Yunani sering kali membingungkan bilamana orang berusaha menilainya sebagai drama, kejadian terperinci, pertunjukan, bahkan sebagai sesuatu yang menyampaikan sebuah tema mendasar.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Frendo|first=Mario|date=February 2019|title=Ancient Greek Tragedy as Performance: the Literature–Performance Problematic|journal=New Theatre Quarterly|volume=35|issue=1|pages=19–32|doi=10.1017/S0266464X18000581|s2cid=191998802|issn=0266-464X}}</ref> Sebuah artikel yang ditulis Mario Frendo, menyoroti tragedi Yunani selaku penyampai sebuah tema mendasar sebagai suatu fenomena pertunjukan, suatu pemisahan makna sandiwara tersebut dari pokok pikiran yang sesungguhnya disampaikan, dan bukan suatu usaha untuk melakukan pendekatan terhadap Tragedi Yunani melalui konteks (misalnya kelaziman-kelaziman pertunjukan, fakta-fakta kesejarahan, dsb).<ref name=":2" /> Melakukan pendekatan terhadap zaman purba dari kacamata masa kini, terutama dalam kaitannya dengan konstruksi dan bentuk sandiwara-sandiwara, menghambat pemahaman akan masyarakat Yunani klasik.<ref name=":2" />
 
Asal-muasal Tragedi Yunani lebih banyak didasarkan atas nyanyian atau tuturan ketimbang naskah lakon tertulis.<ref name=":2" /> Dengan pemahaman semacam ini Frendo mengemukakan bahwa Tragedi pada hakikatnya performatif (dilakonkan).<ref name=":2" /> Frendo lebih lanjut menjabarkan argumennya dengan mengutip hasil-hasil penelitian tragedi Yunani sebelumnya. Ia menguraikan hakikat musikal, sering kali nyanyian yang dinyanyikan, dari sandiwara-sandiwara Yunani, dan menyoroti tradisi lisan sebagai latar belakang konstruksi sandiwara-sandiwara tersebut (misalnya, tradisi lisan bisa jadi turut berperan di dalam proses-proses yang bermuara pada penciptaan tragedi Yunani).<ref name=":2" /> Frendo mengutip pendapat yang mengatakan bahwa penghayatan tragedi mengharuskan suatu pergelaran teatrikal, dan oleh karena itu tragedi terpisah dari kesusastraan.<ref name=":2" /> Ia menandaskan lebih lanjut bahwa penting sekali memandang tragedi sebagai pra-drama, bahwasanya tragedi tidak bersesuaian dengan pemahaman yang lebih mutakhir akan "drama" sebagaimana yang sudah kita ketahui pada zaman Renaisans.<ref name=":2" />
Baris 204:
 
== ''Deus Ex Machina'': Suatu Teknik Intervensi ==
Sebuah artikel yang ditulis Thomas Duncan membahas tentang dampak teknik dramatis terhadap pengaruh sandiwara-sandiwara tragedi dan penyampaian akibat-akibat yang penting atau pokok, khususnya melalui pemanfaatan ''[[Deus ex machina|Deus Ex Machina]]''.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Duncan|first=Thomas Shearer|date=January 1935|title=The Deux ex Machina in Greek Tragedy|journal=Philological Quarterly|volume=14|pages=16|id={{ProQuest|1290993493}}}}</ref> ''Deus Ex Machina'' adalah teknik yang dipakai untuk menghentikan suatu tindakan dengan memunculkan tokoh yang tidak disangka-sangka atau lewat campur tangan dewata, yang pada hakikatnya menciptakan akhir bagi sebuah sandiwara.<ref name=":3" /> Salah satu contohnya terlihat di dalam sandiwara ''[[Hipolitos (sandiwara)|Hipolitos]]'' gubahan Euripides. Di dalam sandiwara ini, Hipolitos disumpahi supaya lekas mati oleh ayahnya sendiri, [[Theseus|Raja Teseus]], yang menyangka Hipolitos sudah merudapaksa ibu tirinya, [[Faedra (mitologi)|Permaisuri Faidra]], sehingga membuat sang permaisuri bunuh diri.<ref name=":3" /> Padahal, Permaisuri Faidra bunuh diri lantaran dilanda nafsu berahi menyimpang kepada Hipolitos (yang ditimbulkan Dewi Afrodite di dalam hatinya), sehingga menyalahkan Hipolitos sebagai sebab kematiannya.<ref name=":4">{{Cite book|url=https://www.academia.edu/35333308|title=MISERY AND FORGIVENESS IN EURIPIDES: Meaning and Structure in the Hippolytus|last=Nikolsky|first=Boris|date=Juni 2015|isbn=9781910589076}}</ref>
 
Hipolitos dijemput ajal akibat campur tangan dewata, yakni Dewi Afrodite, yang membenci Hipolitos karena kesetiaannya untuk berbakti kepada Dewi [[Artemis]] berpangkal dari sikap meremehkan atau mendustakan kuasa Dewi Afrodite.<ref name=":4" /> Dengan kata lain, lantaran memilih untuk mengabdikan diri kepada Dewi Artemis, pemangku ''temai'' (kewenangan dewata) atas kemurnian diri, untuk beberapa alasan Hipolitus memutuskan untuk mendustakan kewujudan ''temai'' Dewi Afrodite, yakni nafsu berahi, lawan dari kemurnian diri.<ref name=":4" /> Lakon ''Hipolitos'' menunjukkan bagaimana campur tangan dewata menggerakkan tema utama sandiwara ini, yakni balas dendam, dan bagaimana campur tangan tersebut mengakibatkan sebuah wangsa binasa.<ref name=":4" /> Kendati demikian, kenyataan bahwa Hipolitos adalah mangsa angkara Afrodite baru terungkap menjelang akhir sandiwara, yakni pada saat Artemis turun tangan memberi tahu Raja Teseus bahwa sumpah serapahnya sudah merenggut nyawa anaknya sendiri.<ref name=":4" />
Baris 211:
 
== Aiskhilos: Identifikasi Insani Lewat Representasi Tokoh Cerita ==
Identifikasi tokoh cerita terlihat dalam banyak sandiwara gubahan Aiskhilos, misalnya ''[[PrometeosPrometeus Dibelenggu]]''.<ref name=":5">{{Cite web|url=https://www.ancient-literature.com/greece_aeschylus_prometheus.html|title=Prometheus Bound - Aeschylus - Ancient Greece - Classical Literature|last=ancientadmin|website=Ancient Literature|access-date=17 November 2019}}</ref> Di dalam sandiwara ini, [[PrometeosPrometeus]], dewa titan atas [[perencanaan|pemikiran ke depanrencana]] dan api rekacipta, mencuri api rekacipta tersebut dari Hefaistos dan memberikannya kepada manusia.<ref name=":5" /> Dengan berbuat demikian, ia mengaruniakan pengetahuan rekacipta kepada umat manusia, sehingga membangkitkan murka dewata.<ref name=":5" /> Gagasan di balik tragedi Yunani ini adalah sesungguhnya PrometeosPrometeus dihukum [[Zeus]] bukan semata-mata karena bersalah mengaruniakan pengetahuan dewata kepada umat manusia, melainkan juga lantaran yakin bahwa tindakan tersebut dapat membuat umat manusia, dengan satu atau lain cara, akan memuja PrometeosPrometeus sebagai pahlawan keadilan dan menganggap Zeus tidak lebih dari sesosok tiran.<ref name=":5" /> Lewat uraian ini, penulis menunjukkan bagaimana sandiwara Aiskhilos berkaitan erat dengan pokok pikiran identifikasi tokoh cerita, karena sandiwara tersebut menampilkan tokoh yang tidak semata-mata bertindak lantaran ada pamrih, tetapi dalam banyak hal rela dihukum demi memaslahatkan umat manusia.<ref name=":5" />
 
== Keterangan ==
Baris 220:
<!--unused<ref name=Emilio1>Paul Judges Emilio berasumsi bahwa karena alasan inilah teater perlu dibangun dengan ukuran tertentu guna menampung segenap warga merdeka Atena. Lih. bukunya, ''History of Theatre in Italy'' hlm. 18.</ref>-->
<ref name=Griffith1>Meskipun demikian, ada beberapa diskusi mengenai lakon-lakon satiros. Lih.: Griffith (2002).</ref>
<ref name=Prometeos1Prometeus1>Pengecualiannya adalah ''[[PrometeosPrometeus Dibelenggu]]'', yang menampilkan Zeus melampiaskan sikap-sikap tirani.</ref>
<ref name=Prometeos2Prometeus2>Keberadaan serangan-serangan terhadap Zeus menimbulkan keraguan seputar penisbatan ''PrometeosPrometeus Dibelenggu'' kepada Aiskhilos.</ref>
<ref name=reduced1>Semasa [[Perang Peloponnesos|Perang Peloponesos]] berkecamuk, jumlah komedi berkurang menjadi tiga, untuk dipentaskan sekali sehari, pada akhir pertunjukan tetralogi-tetralogi. Ada pendapat bahwa warga Atena mengambil keputusan semacam ini dengan mempertimbangan keadaan keuangan mereka saat itu.</ref>
}}
Baris 254:
<ref name=Sinisi2>Sinisi & Innamorati, 2003, hlm. 3.</ref>
<ref name=Sophocles1>Untuk rekacipta teatrikal Sofokles, lih. Easterling, 1989, hlmn. 43-63; Sinisi & Innamorati, 2003, hlm. 3.</ref>
<ref name=Suda1Souda1>Menurut Leksikon Romawi Timur, [[Suda|Souda]], Aiskhilos mengarang sembilan puluh sandiwara; lih. Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?login=guest&enlogin=guest&db=REAL&field=adlerhw_gr&searchstr=alphaiota,357 "Aiskhilos"] (αι.357 Adler).</ref>
<ref name=Suda2Souda2>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=epsilon%2C3695&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Euripides"] (ε.3695 Adler).</ref>
<ref name=Suda3Souda3>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=sigma%2C815&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Sofokles"] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120911144514/http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=sigma,815&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL |date=2012-09-11 }} (σ.815 Adler).</ref>
<ref name=Suda4Souda4>Souda [http://www.stoa.org/sol-bin/search.pl?search_method=QUERY&login=guest&enlogin=guest&page_num=1&user_list=LIST&searchstr=alpha%2C3886+&field=adlerhw_gr&num_per_page=25&db=REAL "Arion"] (α.3886 Adler); Yohanes Diakonus, ''Commentaria in Hermogenem'', disunting H. Rabe, ''Rheinisches Museum'' 63, 1908, hlm. 150.</ref>
<ref name=Winkler1>Winkler, J.J. & Zeitlin, F. (penyunting), 1992, ''Nothing to Do With Dionysus?: Athenian Drama in Its Social Context'', Princeton, Badan Penerbit Universitas Princeton, hlm. 60.</ref>
}}