Raden Tjetje Somantri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Kustianarn (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 19:
|occupation = Seniman tari Sunda
}}
'''Raden Tjetje Somantri''' adalah
== Biografi ==
Nama lengkapnya adalah R. Rusdi Somantri, yang kemudian dipanggil dengan nama Tjetje. Lahir di [[Wanayasa, Purwakarta
== Pendidikan ==
Baris 29:
Belajar menari sejak usia muda. Tari Tayub dipelajarinya dari Aom Doyot, (Wedana [[Leuwiliang, Bogor]]) di Pendopo Kabupaten [[Purwakarta]] sekitar tahun 1911. Tari topeng [[Cirebon]] yang dipelajari dari Wentar dan Koncer (dalang topeng [[Cirebon]]) pada tahun [[1918]] bersama teman-teman sebayanya, antara lain Asep Berlian, Endang Thamrin, dan lain-lain. Tarian yang dipelajarinya, antara lain topeng Pamindo, topeng Klana, dan lain-lain. Ia juga belajar tari kepada dua orang guru asal Susukan-Cirebon, Kamsi dan Karta. Pada tahun [[1925]], Tjetje kemudian memperdalam tari topeng kepada salah seorang Pangeran Kesultanan Cirebon, Elang Oto Denda Kusumah. Tari-tarian yang dipelajarinya antara lain: Menak Jingga, Anjasmara, Jingga Anom Nyamba, Anjasmara, Menak Koncar, Panji, dan Kendit Birayung.
Pada tahun ini pula ia belajar wayang wong kepada Aom Menim, Camat [[Buah Batu, Bandung]]. Dalam pertunjukan wayang wong pada tahun [[1926]] yang diselenggarakan atas prakarsa [[Bupati Bandung]], Kanjeng Adipati [[Wiranatakoesoema V]], dan
== Kiprah Seni Sang Maestro ==
Baris 39:
Suatu catatan penting bahwa, karya tari Tjetje Somantri telah memperkaya khasanah seni tari [[Jawa Barat]]. Bagaimanapun ia adalah seorang koreografer pembaharu tari Sunda, yang kemudian banyak menginspirasi banyak seniman tari lainnya. Ia pulalah yang ’mendobrak’ imij penari wanita (ronggeng) dari jelek menjadi terhormat. Selain itu, ia pun berhasil membuat tradisi baru dalam menyajikan tari, yakni dengan membuat tari rampak.
Bersama para penari wanita, karya-karya tarinya
R. Tjetje Somantri yang juga pengajar tari Sunda mulai melihat wilayah tari kreasi pada tahun 1946 dengan menciptakan Tari Dewi. Kemudian beberapa tari kreasi lain yang diciptakannya antara lain: Anjasmara I dan II (1946), Puragabaya (1947), Kendit Birayung (1947), Dewi Serang dan Sulintang (1948). Kemudian dari mulai tahun 1949, R Tjetje Somantri lebih banyak menciptakan tari kreasi untuk ditarikan oleh gadis-gadis, antara lain: Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni (1949), Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan (1950), Rineka Sari (1951), Kukupu (1952), Sekar Putri (1952-1954), [[Tari Merak]] (1955), Golek Rineka (1957), Nusantara, Anjasmara III, dan Renggarini (1958).
R. Tjetje Somantri sebagai pelopor tari kreasi Sunda tidak bekerja sendiri, ia bekerja sama dengan Tb. Umay Martakusumah yang banyak memberikan saran tentang busana / kostum yang di kenakan dalam kreasi tarinya, kemudian dibantu oleh Bapak Kayat sebagai penata gending serta R. Barnas Prawiradiningrat turut membantu dalam pemikiran tentang pola lantai pada tari-tari kreasi yang sifatnya rampak.
Baris 81:
== Sumber ==
* [http://daluang.com/baca/isi/tari-kreasi Tari Kreasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120209222336/http://daluang.com/baca/isi/tari-kreasi |date=2012-02-09 }} (diakses tanggal 9 November 2011)
[[Kategori:Tokoh Seniman Jawa Barat]]
|