Sungai Citarum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dasnusantara (bicara | kontrib)
+info
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 6:
| name_etymology = Sungai yang ditumbuhi tanaman "[[Tarum]]" di pinggirnya
<!---- GAMBAR FOTO ---->| image = Muara sungai Citarum.jpg
| image_caption = Kapal nelayan di muara Sungai Citarum
| image_alt = kapal nelayan di muara sungai Citarum
| map = <mapframe latitude="-6.675520" longitude="107.572632" zoom="8" text="Muara Citarum" width="300" height="300" align="center">
| map =
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"m", "marker-color":"0050d0", "title":"Muara Citarum"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 107.137642, -6.054879 ]
}
}
]
</mapframe>
| map_size =
| map_caption =
| map_alt =
| pushpin_map =
| pushpin_map_size =
| pushpin_map_caption =
| pushpin_map_alt = <!---- LOKASI ---->
| subdivision_type1 = Provinsi
| subdivision_name1 = [[Jawa Barat]]
Baris 25 ⟶ 35:
| subdivision_name4 =
| subdivision_type5 =
| subdivision_name5 = <!---- CIRI-CIRI FISIK ---->
| length = {{convert|297<ref name=PR-26-OKT-HOMEPAGE><!---- jangan tulis access-date karena ini adalah koran cetak ---->{{cite news | title = 12 Program Rencana Aksi Sungai Citarum | newspaper = [[Pikiran Rakyat]] | date = 26 Oktober 2022 | pp = 1}}</ref>|km|mi|abbr=on}}
| width_min = {{convert|50|m|ft|abbr=on}}{{butuh rujukan | date = Desember 2022}}
Baris 36 ⟶ 45:
| discharge1_min =
| discharge1_avg =
| discharge1_max = <!---- DAERAH ALIRAN SUNGAI ---->
| source1 = Tujuh mata air di kaki [[Gunung Wayang]], yang dikumpulkan di [[Situ Cisanti]]
| source1_location = [[Tarumajaya, Kertasari, Bandung]]
Baris 44 ⟶ 52:
| mouth_location = [[Muara Gembong, Bekasi]]
| mouth_coordinates = {{Coord|-5.9393637|106.9891333|display=inline,title}}
| mouth_elevation =
| progression =
| river_system = DAS Citarum
| basin_size = {{cvt|6910|km2}}<ref name="menhut511" />
| basin_size = {{Convert|6950<ref>https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2018/05/15/das-di-wilayah-jawa/</ref>|km2|mi2|abbr=on}}
| basin_landmarks = Bendungan Jatiluhur
| basin_population =
| tributaries_left =
Baris 56 ⟶ 63:
| bridges =
| ports =
| geonames = 1624664
| custom_label = Pengelolaan sungai
| basin_code = DAS220047<ref name="menhut511" />
| custom_data = BPDAS Citarum-Ciliwung; [[Balai Besar Wilayah Sungai Citarum|BBWS Citarum]]
| basin_management = BPDAS Citarum-Ciliwung<ref name="menhut511" />
| geonames =
| basin_authority = BBWS Citarum<ref name="permenPUPR415" />
| native_name_lang = su
| river_region = WS Citarum<ref name="permenPUPR415" />
| river_region_code = 02.08.B<ref name="permenPUPR415" />
| image_size = 300px
}}
'''Ci Tarum'''<ref>Pengejaan mengikuti pedoman penamaan nama geografi.</ref> atau '''Citarum''' ([[aksara Sunda]]: {{sund|ᮎᮤᮒᮛᮥᮙ᮪}}) adalah [[sungai]] terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan Provinsi [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. Sungai ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, karena mendukung pertanian, pasokan air, perikanan, industri, pembuangan limbah, dan listrik bagi 25 juta orang. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini,<ref>[[Bank Pembangunan Asia]] memperkirakan sekitar [http://asiacalling.kbr68h.com/index.php/archives/2611 28 juta jiwa]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.</ref> sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga bendungan dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu.
== Etimologi ==
Ci Tarum disusun oleh dua kata yaitu Ci yang artinya sungai atau air dan [[tarum]] yang merupakan nama tumbuhan penghasil warna nila. Dari asal usul kata ini bisa disimpulkan bahwa pada zaman dahulu banyak tumbuhan tarum di sepanjang Ci Tarum.
 
== Hidrologi DAS ==
Citarum merupakan aliran utama pada [[Daerah aliran sungai|daerah aliran sungai (DAS)]] Citarum yang memiliki luas mencapai {{cvt|6910|km2}}, terluas ketiga di pulau Jawa setelah DAS Solo dan DAS Brantas.<ref name="menhut511">{{Cite web|last=Hukum Online|first=|title=Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.511/MENHUT-V/2011|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/v2/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011|language=id}}</ref> DAS Citarum termasuk kedalam kelompok DAS pantai utara Jawa, dimana air yang jatuh sebagai aliran permukaan diatasnya akan dialirkan menuju pesisir utara pulau Jawa, dalam wilayah perairan Laut Jawa (dan sebagian kecil di selat Madura).<ref name="WebGIS">{{Cite web|title=Peta Interaktif|url=http://webgis.menlhk.go.id/|website=WebGIS MenLHK|language=id}}</ref>
 
Di bagian selatan DAS Citarum berbatasan dengan beberapa kelompok DAS pantai selatan Jawa yang bermuara di wilayah perairan Samudera Hindia, diantaranya (berurutan timur ke barat), DAS Cilaki, DAS Cipandak, DAS Cibuni serta DAS Cimandiri di sebelah barat daya batas DAS Citarum. Di sebelah barat berbatasan dengan hulu DAS Ciliwung serta DAS Bekasi mulai dari bagian hulu hingga ke hilir. Disebelah timur berbatasan dengan DAS Cimanuk. Disebelah timur laut berbatasan dengan hulu DAS Cipunegara, hulu DAS Ciasem, hulu DAS Cilamaya dan beberapa DAS kecil lainnya hingga ke bagian hilir DAS Citarum.<ref name="WebGIS" />
 
Dalam kaitannya dengan [[Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai|pengelolaan daerah aliran sungai]], DAS Citarum masuk ke dalam wilayah kerja [[:Kategori:BPDAS Citarum Ciliwung|BPDAS Citarum-Ciliwung]] yang merupakan unit pelaksana teknis pada [[Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung|Ditjen PDASHL]] dibawah [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kementerian LHK]].<ref name="menhut511" /> Sedangkan dalam kaitannya dengan [[Manajemen sumber daya air|pengelolaan sumber daya air]], DAS Citarum merupakan bagian dari satuan [[Wilayah sungai|wilayah sungai (WS)]] Citarum bersama 18 DAS lain di dalamnya dibawah otoritas [[Balai Besar Wilayah Sungai Citarum|Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum]].<ref name="permenPUPR415">{{Cite web|title="PerMenPUPR No.04/PRT/M/2015 - Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai"|url=https://peraturan.go.id/id/permen-pupr-no-04-prt-m-2015-tahun-2015|website=PERATURAN.GO.ID|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=PUPR|first=Kementerian|title=Informasi Balai|url=https://sda.pu.go.id/|website=Direktorat Jenderal Sumber Daya Air|language=en|access-date=2023-09-25}}</ref>
 
== Geografi ==
Panjang aliran sungai ini sekitar 300&nbsp;km. Secara tradisional, hulu Ci Tarum dianggap berawal dari lereng [[Gunung Wayang]], di tenggara Kota Bandung, di wilayah Desa [[Tarumajaya, Kertasari, Bandung]].<ref>[http://www.pusair-pu.go.id/artikel/ketiga.pdf Status mutu air sungai (Studi Kasus S. Citarum).]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Puslitbang SDA.</ref> Ada tujuh mata air yang menyatu di suatu danau buatan bernama [[Situ Cisanti]] di wilayah [[Kabupaten Bandung]]. Namun, berbagai anak sungai dari kabupaten bertetangga juga menyatukan alirannya ke Ci Tarum, seperti [[Ci Kapundung]] dan [[Ci Beet]]. Aliran kemudian mengarah ke arah barat, melewati [[Majalaya, Bandung|Majalaya]] dan [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]], lalu berbelok ke arah barat laut dan utara, menjadi perbatasan [[Kabupaten Cianjur]] dengan [[Kabupaten Bandung Barat]], melewati [[Kabupaten Purwakarta]], dan terakhir [[Kabupaten Karawang]] (batas dengan [[Kabupaten Bekasi]]). Sungai ini bermuara di Ujung Karawang.
 
 
Berikut ini adalah sebagian dari anak sungai yang mengalir ke Ci Tarum:
Baris 100 ⟶ 116:
}}
 
Berhulu di [[Gunung Dahamilnuris]], [[Jonggol]]:
 
Berhulu di [[Gunung Dahamilnuris]], [[Jonggol]]:
* [[Ci Beet]]
* Ci Jurey atau Ci Kompeni
Baris 152 ⟶ 167:
Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia memulai proyek revitalisasi sungai, yang bertujuan untuk mengembalikan seluruh sungai menjadi air minum bersih. Proyek tersebut diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden №15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.<ref name=PR-25-JUL-PP7>{{cite news | first1= Novianti | last1 = Nurulliah | date = 25 Juli 2022 | title = Memperkuat Komitmen Melalui Jampe | work = [[Pikiran Rakyat]] | pp =7}}</ref>
 
Catatan dari warga Kampung Ciwalengke Kelurahan [[Sukamaju, Majalaya, Bandung|Sukamaju]] pada bulan Oktober 2022 menyebutkan bahwa air di salah satu anak sungai Ci Tarum, yakni Kali Ci Walengke,<ref name = PR-26-OKT-PP10/> berwarna coklat. Hal tersebut dianggap masih lebih baik ketimbang beberapa tahun lalu ketika tidak ada pengawasan dari tentara yang membuat warna Kali Ci Walengke biru, merah, atau hitam, sebagai dampak dari pencemaran yang dilakukan pelaku industri tekstil berskala besar.<ref name = PR-26-OKT-PP10/> Kegiatan pembersihan Kali Ci Walengke dilakukan setiap hari Jumat oleh warga.<ref name = PR-26-OKT-PP10/> Sedangkan Kali Cipicung dan Cimeta yang berada di [[Bandung Barat]] menjadi sumber pencemaran Citarum karena di sana terdapat Tempat Pembuangan Akhir [[Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat|Sarimukti]] sebagai penghasil limbah cair.<ref name = PR-26-OKT-PP10/> Air yang tadinya berwarna cokelat kemudian berubah menjadi hitam.<ref name = PR-26-OKT-PP10/><mapframe latitude="-6.675520" longitude="107.572632" zoom="8" text="Muara Citarum" width="320" height="320">
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 107.137642, -6.054879 ]
}
}
]
</mapframe>
 
== Lihat pula ==