(22 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kelayakan}}
[[Letnan Satu|Lettu.]] '''Doel Arif''' adalah tokoh yang bertanggung jawab dlaam menangkap [[Jenderal|jenderal-jenderal]] Angkatan Darat yang diduga akan membentuk [[Dewan Jenderal]] oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]] [[1965]]. ▼
{{POV}}
▲[[Letnan Satu|Lettu.]] '''Doel Arif''' adalah tokoh yang bertanggung jawab dlaamdalam menangkap [[Jenderal|jenderal-jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]] yang diduga akan membentuk [[Dewan Jenderal]] oleh [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]] [[1965]].
Akhir kehidupan Lettu. Doel Arif pun tidak pernah terpublikasikan secara jelas. Sebagai komandan Pasukan [[Pasopati]] yang menjadi operator [[G30S]], ia adalah tokoh kunci. Ia bertanggung jawab terhadap operasi penculikan [[Jenderal|jenderal-jenderal]] pimpinan [[TNI Angkatan Darat|AD]]. Tapi Lettu. Doel Arief, yang ditangani langsung oleh [[Ali Moertopo]], hilang bak ditelan bumi. Bentuk hukuman yang diberikan kepadanya diduga adalah eksekusi, seperti halnya [[Dipa Nusantara Aidit|D.N. Aidit]] oleh [[Kolonel]] [[Yasir Hadibroto]], atau lebih mirip dengan kasus [[Sjam KamaruzzamanKamaruzaman]].
== Peran dalam Gerakan 30 September ==
Peran Doel Arif adalah sebagai pelaksana dalam penculikan para jenderal. Semula tidak ada perintah untuk membunuh para jenderal sasaran penculikan, namuntetapi Doel Arief selaku komandan Pasukan Pasopati memberikan instruksi "tangkap hidup atau mati". Akhirnya gerakan 30 September pun menjadi kacau balau.<ref>[https://tirto.id/persahabatan-tiga-prajurit-cakrabirawa-yang-berujung-celaka-eiac "Persahabatan Tiga Prajurit Cakrabirawa yang Berujung Celaka"]</ref>
Sulit untuk menyimpulkan karena perkembangan yang terjadi sungguh-sungguh rumit. Lettu Doel Arief bergabung bersama Pelda Djahurub dalam operasi di rumah [[Jenderal]] [[Abdul Harris Nasution|A.H. Nasution]]. Tetapi ternyata operasi itu gagal sehingga Nasution lolos. Bahkan [[Letnan Satu]] [[Pierre Tendean]] dan [[KarelAjun SatsuitInspektur TubunPolisi Dua|Ajun Inspektur Polisi Tingkat II]] [[Karel Sadsuitubun]] (pengawal di rumah [[Johannes Leimena|J Leimena]]) menjadi korban. Operasi penculikan di rumah Nasution itu sendiri dinilai tidak elegan sebab dari awal sudah memancing keributan yang membuka kemungkinan untuk gagal.