Batubulan, Sukawati, Gianyar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: Merapikan artikel
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 24:
'''Desa Batubulan''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di [[Sukawati, Gianyar|kecamatan Sukawati]], [[Kabupaten Gianyar]], provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref>
 
Desa ini merupakan kawasan pariwisata dengan pertunjukkan budaya [[Tari Barongan]], [[Tari Kecak]] dan [[Tari Legong]].<ref name="bbln">{{citeweb |title=marmerbatu|url=httphttps://wisatadewatawallpaperindonesia.comid/article/wisata/batubulan |title=Batubulan wallpaper-vinyl|accessdate=2011-06-29}}{{Pranala mati|date=Februari 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref> Terdapat 5 tempat pertunjukkan yang menampilkan kesenian pertunjukkan khas Bali, selain itu para wisatawan juga dapat menyaksikan para seniman pematung batu padas yang membuat patung dengan bentuk dewa atau tokoh dari cerita [[Ramayana]] untuk dekorasi rumah, hotel, perempatan jalan, jembatan maupun pura.<ref name="bbln"/>
 
== Sejarah ==
Pada abad XVII, Batubulan adalah wilayah paling timur Kerajaan Badung. Rajanya bernama I Gusti Ngurah Jambe Pule. Sebelum Dewa Agung Kalesan, yang merupakan anak angkat raja Badung mendirikan istana di Batubulan, wilayah ini merupakan hutan belantara. Pada saat berada di hutan bersama ratusan pengikutnya, Dewa Agung Kalesan melihat sebuah batu yang bercahaya seperti layaknya sinar bulan. Karena itu, beliau menamai tempat itu Batubulan. Saat ini, batu bercahaya ini disimpan di Merajan Agung Batubulan. Disini, Dewa Agung Kalesan dan para pengikutnya menetap untuk memegang pemerintahan serta memperluas wilayah kekuasaan sampai ke Batuyang dan Batuaji yang berlokasi di sebelah timur Batubulan.
 
Dalam pemerintahannya, para pengikut Dewa Kalesan mendirikan pura keluarga di setiap wilayah kekuasaannya. Saat ini, di Banjar Batuaji ditemui belasan pura keluarga. Satu di antaranya adalah Pura Brahmana yang diempon oleh keluarga I Wayan Rikan, yang saat ini berstatus sebagai Jro Mangku Pura Brahmana. Mangku Rikan tidak mengetahui kenapa dirinya yang sudra dapat menjadi penanggungjawab (''pengempon'') Pura Brahmana. Tidak adanya lontar ataupun prasasti yang tertulis di pura tersebut membuatnya tidak bisa mencari tahu jawaban dari pertanyaan itu.<ref>{{Cite webnews|url=https://bali.tribunnews.com/2016/10/30/sejarah-nama-batubulan-di-gianyar-pada-masa-kerajaan-gusti-ngurah-jambe|title=Sejarah Nama 'Batubulan' di Gianyar Pada Masa Kerajaan Gusti Ngurah Jambe|websitework=Tribun Bali[[Tribunnews|language=id-IDTribunnews.com]]|access-date=2020-05-26|first=I Wayan Eri|last=Gunarta|date=2016-10-30}}</ref>
Pada saat berada di hutan bersama ratusan pengikutnya, Dewa Agung Kalesan melihat sebuah batu yang bercahaya seperti bulan. Karena itu, beliau menamai tempat itu Batubulan. Saat ini, batu bercahaya ini disimpan di Merajan Agung Batubulan. Disini Dewa Agung Kalesan dan para pengikutnya menetap untuk memegang pemerintahan serta memperluas wilayah kekuasaan sampai ke Batuyang dan Batuaji yang berlokasi di sebelah timur Batubulan.
 
Dalam pemerintahannya, para pengikut Dewa Kalesan mendirikan pura keluarga di setiap wilayah kekuasaannya. Saat ini, di Banjar Batuaji ditemui belasan pura keluarga. Satu di antaranya adalah Pura Brahmana yang diempon oleh keluarga I Wayan Rikan, yang saat ini berstatus sebagai Jro Mangku Pura Brahmana. Mangku Rikan tidak mengetahui kenapa dirinya yang sudra dapat menjadi penanggungjawab (''pengempon'') Pura Brahmana. Tidak adanya lontar ataupun prasasti yang tertulis di pura tersebut membuatnya tidak bisa mencari tahu jawaban dari pertanyaan itu.<ref>{{Cite web|url=https://bali.tribunnews.com/2016/10/30/sejarah-nama-batubulan-di-gianyar-pada-masa-kerajaan-gusti-ngurah-jambe|title=Sejarah Nama 'Batubulan' di Gianyar Pada Masa Kerajaan Gusti Ngurah Jambe|website=Tribun Bali|language=id-ID|access-date=2020-05-26}}</ref>
 
== Demografi ==
Baris 39 ⟶ 37:
{{reflist}}
 
=== Pranala luar ===
* {{id}} [https://gianyarkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Gianyar]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [https://gianyarkab.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Gianyar]
{{Sukawati, Gianyar}}
{{Authority control}}
{{Desa-stub}}
 
 
[[Kategori:Desa di Indonesia]]
{{Desa-stub}}
[[Kategori:Kabupaten Gianyar]]