Gilangharjo, Pandak, Bantul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Selo Gilang: Bot: Merapikan artikel |
||
(18 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
|
|
|foto =
|provinsi = Daerah Istimewa Yogyakarta |dati2 = Kabupaten
|nama dati2 = Bantul
|
|kecamatan = Pandak
|nama pemimpin =
|luas =726 ha▼
|
|luas = 7,26 km² <ref name="bantulkab.bps.go.id">[https://bantulkab.bps.go.id/publication/2017/09/26/5908d8f379437df32928cf48/kecamatan-pandak-dalam-angka-2017.html Kecamatan Pandak dalam Angka 2017, hal.5]</ref><br/>
|kepadatan =-▼
|penduduk = 1.512 jiwa (2016)<ref name="bantulkab.bps.go.id">[https://bantulkab.bps.go.id/publication/2017/09/26/5908d8f379437df32928cf48/kecamatan-pandak-dalam-angka-2017.html Kecamatan Pandak dalam Angka 2017, hal.5]</ref>
14.661 jiwa (2010)<ref>[https://www.bps.go.id/website/fileMenu/Penduduk-Indonesia-Menurut-Desa-2010.pdf Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010], hal.1390</ref>
|kemendagri = 34.02.06.2003
|RT = 91 RT
|RW = 15 Dusun
|APBDesa =
|situs web =
}}
'''Gilangharjo''' ({{lang-jv|Gilangharja}}) adalah [[desa]] di kecamatan [[Pandak, Bantul|Pandak]], [[Kabupaten Bantul|Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]].
==
Desa ini memiliki luas ± 726 hektare, terdiri dari 15 Dusun dan 91 RT. Kelima belas dusun tersebut diantaranya:
# Dusun Kadisoro
# Dusun Jodog
# Dusun Karangasem
# Dusun Daleman
# Dusun Jomboran
# Dusun Kauman
# Dusun Kadekrowo
# Dusun Bongsren
# Dusun Ngaran
# Dusun Karanggede
# Dusun Gunting
# Dusun Depok
# Dusun Tegallurung
# Dusun Banjarwaru
# Dusun Krekah
== Demografi ==
Jumlah penduduk Desa Gilangharjo pada tahun 2016 sebanyak 1.512 jiwa terdiri dari 757 laki-laki dan 755 perempuan.
== Ekonomi ==
=== Pertanian ===
Tanaman [[Padi Organik]] adalah salah satu unggulan di Desa Gilangharjo yang hasilnya sangat bagus,saat ini juga dalam rangka pengembangan baik padi organik maupun [[pupuk organik]]nya yang semula baru 60 orang meningkat menjadi 70 orang. Hasil panennya dikemas dengan kemasan 5 kg sesuai pesanan dari luar.
=== Peternakan ===
[[Peternakan]] di wilayah Desa Gilangharjo sangat banyak namun yang sangat menonjol pada Tahun 2010 adalah peternakan sapi sejumlah 1.534 ekor yang tersebar di 15 pedukuhan yang telah mempunyai kandang kelompok.
=== Industri Olahan Pangan ===
Warga Desa Gilangharjo mengembangkan banyak industri olahan pangan. Di antaranya adalah
* Abon Lele
* Abon Ayam
Baris 30 ⟶ 62:
* Criping Bonggol Pisang
== Seni Budaya ==
Berikut adalah kekayaan dan keberagaman budaya yang dapat ditemukan di Desa Gilangharjo
* Batik▼
Batik adalah salah satu kebudayaan di Indonesia yang telah diakui oleh [[UNESCO]] sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009. Batik adalah kebudayaan yang memiliki seni tinggi. Desa Gilangharjo adalah salah satu desa yang melestarikan kebudayaan ini. Dusun Gunting merupakan sentra pembuatan batik tulis dan lukis. Tidak hanya di Yogyakarta, tetapi keindahan batik asal Gilangharjo juga sudah dikenal di luar kota.
Keindahan topengnya tidak hanya dikenal di pasar domestik, tetapi juga sudah menembus pasar internasional seperti [[Vietnam]], [[Belanda]], dan [[
Hasil lukisan yang berasal dari desa Gilangharjo sudah dipasarkan tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di banyak negara
[[Gamelan]] adalah alat musik yang sering dimainkan pada saat pementasan karawitan, wayang dan beberapa pertunjukkan lainnya. Gamelan terdiri dari beberapa jenis alat musik seperti kendhang, gong, bonang, saron dan kenong. Di Desa Gilangharjo, ada beberapa kelompok kesenian yang memainkan alat musik ini. Tidak hanya pria, tetapi para wanita juga ikut bergabung dalam kelompok tersebut.
Marching Bleck adalah inovasi dari Marching Band, namun mengkombinasikan kaleng bekas sebagai alat musiknya. Berawal dari peringatan kemerdekaan pada tahun 1990, Agus Subiyakta S.Sn mengumpulkan warga setempat untuk mulai bermain musik dengan menggunakan alat musik seadanya. Sejak saat itu, Marching Bleck yang kemudian diberi nama “Fals Nada Sumuk-e” ini berkembang dengan pesat dengan pusat di Dusun Jodog. Hingga saat ini, anggotanya sudah mencapai 100 orang, dengan beberapa penghargaan yang sudah berhasil diraih. Marching Bleck dapat disaksikan di Desa Gilangharjo, khususnya pada waktu ada peringatan hari-hari besar.
=== Sanggar
Sanggar Giri, Gino, Guno merupakan sanggar kesenian yang terletak di Dusun Kadekrowo. Kegiatan keseniannya berupa karawitan, ketoprak, tarian dan lain sebagainya. Berdiri pada 8 Juni 2007, diprakarsai oleh seorang wartawan Prancis. Nama Giri, Gino, Guno memiliki arti tersendiri yaitu “Giri” berarti tempat yang tinggi, “Gino” diambil dari nama pemilik tanah terdahulu dan “Guno” yang berarti berguna.
==== Sanggar Batik Nyawiji ====
Sanggar Batik Nyawiji sebenarnya merupakan paguyuban bagi pengrajin batik yang ada di Dusun Gunting. Sanggar ini memiliki 11 anggota pengrajin, yang seluruh anggotanya ikut dalam pelestarian budaya batik. Produk yang dihasilkan adalah batik lukis, batik warna alam, kemeja batik dan lainnya.
==== Sanggar Larasati dan Sanggar Tunas Budaya ====
Sanggar Larasati identik dengan anggotanya yang sebagian besar adalah anak-anak. Sedangkan Sanggar Tunas Budaya anggotanya lebih banyak berasal dari remaja dan orang tua. Kesenian yang dikembangkan berupa karawitan dan ketoprak.
=== Situs Sejarah ===
Di Desa Gilangharjo, terdapat situs sejarah yang hingga kini masih dilestarikan keberadaannya. Berikut adalah situs-situs sejarah yang dapat dikunjungi.
==== Selo Gilang ====
Selo Gilang berada di Janggan Kauman yang merupakan situs peninggalan sejarah budaya. Konon dulunya Selo Gilang merupakan Cikal Bakal [[Kerajaan Mataram]] Islam yang pertama, konon kala itu di Selo Gilang itulah Kanjeng Panembahan Senopati mendapatkan Wahyu Lintang Johar untuk selanjutnya mendirikan Kraton di sekitaran Selo Gilang. Maka diambilnya Selo Gilang sebagai cikal bakal nama Desa Gilangharjo dikarenakan nama Gilang semoga kebesaran zaman itu serta Nilai-nilai Luhur yang terkandung pada zaman Mataram Islam yang pertama kala itu terus digali dan selalu dilestarikan sebagai wujud pelestarian potensi budaya lokal. Sedangkan Harjo mengadung arti aman tentram dengan didukung para pamong desa dengan segala loyalitas dan totalitas yang tinggi mendedikasikan dirinya demi maju dan makmurnya desa. Batu Selo Gilang yang dahulu digunakan untuk bertapa Para [[Raja Mataram]] Kuno, sampai saat ini, Batu Selo Gilang masih digunakan untuk mencari pencerahan bagi warga yang percaya. Batu Selo Gilang dipercaya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.▼
Selo Gilang berada di Janggan Kauman yang merupakan situs peninggalan sejarah budaya. Konon dulunya Selo Gilang merupakan Cikal Bakal [[Kerajaan Mataram]] Islam yang pertama, konon kala itu di Selo Gilang itulah Kanjeng Panembahan Senopati mendapatkan Wahyu Lintang Johar untuk selanjutnya mendirikan Kraton di sekitaran Selo Gilang.
[https://kanaljogja.id/situs-gilang-lipuro-sejarah-yang-terlupakan/ Lintang Johar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230510060011/https://kanaljogja.id/situs-gilang-lipuro-sejarah-yang-terlupakan/ |date=2023-05-10 }} dapat diartikan sebagai cahaya Jauhar Awwal Rasulullah atau Nur Muhammad. Ilham ini dapat ditemukan dalam QS An Nuur ayat 35 tentang penciptaan segala sesuatu yang berlapis-lapis cahaya.
Maka diambilnya Selo Gilang sebagai cikal bakal nama Desa Gilangharjo dikarenakan nama Gilang semoga kebesaran zaman itu serta Nilai-nilai Luhur yang terkandung pada zaman Mataram Islam yang pertama kala itu terus digali dan selalu dilestarikan sebagai wujud pelestarian potensi budaya lokal.
▲
==== Sendang Plempoh ====
Nama Plempoh diambil dari nama Pohon Kepuh dan Pohon Pelem. Pada Sendang Plempoh terdapat binatang “Yuyu”, yang diyakini bila bertemu dengan binatang ini dapat menyembuhkan penyakit. Sedang Plempoh berada di dusun Gunting.
Gunung Cilik merupakan lahan milik Keraton. Tempat ini dahulu menjadi tempat bersemedi atau tempat beristirahat para pejuang pada masa [[Kerajaan Majapahit]]. Pada hari- hari tertentu diselenggarakan upacara – upacara adat keagamaan, seperti : Sadran, Maulud, Wiwidan, Suran, Kenduri, Pinuwunan, Padusan, Ruwahan.▼
==== Gunung Cilik ====
▲Gunung Cilik merupakan lahan milik Keraton. Tempat ini dahulu menjadi tempat bersemedi atau tempat beristirahat para pejuang pada masa [[Kerajaan Majapahit]]. Pada hari- hari tertentu diselenggarakan upacara – upacara adat keagamaan, seperti
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{Pandak, Bantul}}
{{Authority control}}
|