Kepunduan, Dukupuntang, Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak perlu
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13:
}}
 
 
[[ DESA KEPUNDUAN ]]
== SEJARAH DESA KEPUNDUAN ==
Kesultanan Cirebon pada masa kepemimpinan Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah dan Nyi Mas Pakungwati sebagai isterinya jarang bertemu dengan suaminya yaitu Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah. Hal ini dikarenakan Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah tidak hanya mengemban amanah sebagai pemimpin kesultanan, melainkan juga sebagai waliyullah yang menyebabkan beliau sering keluar untuk menyebarkanluaskan agama Islam.
Baris 22 ⟶ 20:
Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah dipanggil menghadap untuk diuji kemampuannya. Kaisar Hong Gie meminta putrinya Ong Tien dibuat seolah-olah hamil dengan memakai bokor kuningan di perutnya sehingga menyerupai orang yang sedang hamil, kemudian Putri Ong Tien didudukan dengan saudarinya perempuan yang memang sedang hamil tiga bulan Gusti Sinuhun Syafif Hidayatullah diminta oleh Kaisar Hong Gie untuk menebak dari kedua orang tersebut mana yang benar-benar hamil. Lalu Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah menunjuk Ong Tien. Sang Kaisar tertawa karena tebakan dari Gusti Sinuhun itu keliru. Merasa berhasil membuktikan bahwa Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah tidak sepandai dikatakan oleh orang-orang, sang Kaisar mengusirnya untuk pulang ke tanah jawa.
 
Sepulang berdakwah dari negeri Cina, puteri kaisar Cina yang bernama Ong Tien jatuh cinta kepada Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah. Kemudian meminta izin untuk menyusul bersama tiga pejabat kaisar Cina pergi ke tanah Jawa menemui Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah untuk meminta dinikahi. Melihat ketulusan cinta Ong Tien, akhirnya Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah bersedia menikahi Ong Tien dan menjadikannya isteri kelima setelah Nyi Mas Kawung Aten dan Nyi Mas Pakungwati pada tahun 1481 M. Setelah kejadian tersebut, Nyi Mas Pakungwati meninggalkan keraton kasepuhan karena “pundung”.
 
Dalam perjalanan kepergiannya, Nyi Mas Pakungwati ditemani oleh Ki Bewid dan Nyi Bewid, Ki Sulun dan Nyi Sulun, serta pangeran Dul. Nyi Mas Pakungwati bersama rombongannya pergi menuju ke arah barat hingga sampai di satu perkampungan yang ada di daerah Warugede. Di kampung tersebut, Nyi Mas Pakungwati bertemu dengan Ki Argasela dan Nyi Supriya yang dikenal dengan nama Nyi Brintik. Kedua orang ini adalah buyut (moyang) yang mengawali membuka hutan belantara untuk dijadikan sebagai pemukiman penduduk.
 
Sambil menenangkan pikiran, Nyi Mas Pakungwati memutuskan untuk menetap sementara dan memerintahkan kepada pengikutnya untuk menetap guna mengajarkan ilmu agama islam kepada masyarakat serta pengembangan perkampungan. Oleh sebab itu, perkampungan tersebut dinamai Kepunduan yang berasal dari kata “Pundung” yang kemudian menjadi sebuah nama desa bernama Kepunduan.
 
Singkatnya, Kepunduan adalah perkampungan yang menjadi tempat pelarian Nyi Mas Pakungwati karena “pundung” suaminya, Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah, atau biasa dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati menikah dengan puteri Kaisar Cina yang bernama Ong Tien.
Baris 36 ⟶ 34:
#Batas Sebelah timur, Desa Warugede, Kecamatan Depok
#Batas Sebelah selatan, Desa Cangkoak&Balad, Kecamatan Dukupuntang
#Batas Sebelah barat, Desa Warugede, Kecamatan Depok
 
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Kepunduan Kecamatan Dukupuntang, secara umum berupa tanah seluas 54,779 Ha, tanah darat seluas 21,669 Ha, yang berada pada ketinggian laut antara 1.500 m s/d 2.000 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 29-380 C.