Anschluss: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(29 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp|small=yes}}{{status artikel|AP|3|3|2023}}{{Artikel pilihan}}
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 137-049278, Anschluss Österreich.jpg|jmpl|ka|Pos lintas batas negara Austria yang tengah dibongkar setelah peristiwa Anschluss]]
{{Spoken Wikipedia|Nyilvoskt_-_Anschluss.ogg|date=17 Oktober 2022}}
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 137-049278, Anschluss Österreich.jpg|jmpl|ka|Pos lintas batas negara Austria yang tengah dibongkar setelah peristiwa ''Anschluss'']]
[[Berkas:State of Austria within Germany 1938.png|jmpl|ka|Wilayah [[Austria]] (merah) dan [[Jerman Nazi]] (merah jambu) pada 12 Maret 1938]]
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 146-1985-083-10, Anschluss Österreich, Wien.jpg|jmpl|kanan|Kerumunan menyambut kedatangan pasukan Jerman Nazi di kota Wina]]
'''''Anschluss''''' atau '''''Anschluß''''' ({{pronunciationIPA|de|ˈʔanʃlʊs|lang|De-Anschluss.ogg}}, secara harfiah berarti "sambungan") adalah aneksasi wilayah [[Republik Austria Pertama|Austria]] oleh [[Jerman Nazi]] yang berlangsung pada tanggal 12 Maret 1938. ''Anschluss'' merupakan bagian dari upaya Pemimpin Jerman [[Adolf Hitler]] (yang sendirinya berasal dari Austria) untuk mendirikan sebuah ''[[Reich]]'' yang menyatukan wilayah-wilayah berbahasa Jerman. Setelah berhasil mengambil alih Austria, Jerman Nazi memperoleh [[Sudetenland]] (yang dihuni orang-orang berbahasa Jerman) dari [[Cekoslowakia]] pada September 1938.
 
Sebelum peristiwa ''Anschluss'', kelompok [[Nazi]] di Jerman dan Austria menginginkan penyatuan kedua negara tersebut karena menurut mereka rakyat Jerman dan Austria adalah [[pan-Jermanisme|satu bangsa yang menuturkan bahasa yang sama]], yaitu [[bahasa Jerman]]. Di sisi lain, [[Kanselir Austria]] [[Kurt Schuschnigg]] berupaya mempertahankan kemerdekaan negaranya meskipun terus menerus menerima tekanan dari kelompok Nazi. Schuschnigg merencanakan sebuah [[referendum]] pada 13 Maret 1938 dengan harapan bahwa rakyat Austria akan menunjukkan hasrat mereka untuk tetap merdeka. Namun, ultimatum dari Jerman Nazi memaksa Schuschnigg untuk mundur. Referendum 13 Maret pun dibatalkan.
 
Angkatan bersenjata Jerman yang disebut [[Wehrmacht]] kemudian memasuki wilayah Austria pada 12 Maret 1938 untuk menganeksasi negara tersebut. Wehrmacht tidak menghadapi perlawanan sama sekali. Pasukan Jerman dan Hitler malah mendapatkan sambutan yang hangat. Pada tanggal 13 Maret 1938, Jerman mengesahkan undang-undang yang meresmikan ''Anschluss''. Sekitar satu bulan kemudian, pada 10 April 1938, rezim Nazi menyelenggarakan sebuah [[Referendum Anschluss Austria 1938|plebisit]] agar rakyat Austria dapat "mengesahkan" undang-undang tersebut. Hasil plebisit tersebut menunjukkan bahwa 99,75% pemilih di Austria mendukung penyatuan. [[Sekutu Perang Dunia I|Sekutu pemenang]] [[Perang Dunia I]] seharusnya bertanggung jawab menegakkan ketentuan [[Perjanjian Versailles]] dan [[Perjanjian Saint-Germain-en-Laye (1919)|Perjanjian Saint-Germain-en-Laye]] yang [[Anschlussverbot|melarang penyatuan Austria dengan Jerman]]. Namun, merekanegara-negara Sekutu malah tidak mengambil tindakan cenderungsama bergemingsekali.
 
Akibat ''Anschluss'', masyarakat Austria mengalami proses [[nazifikasi]], sementara negara Austria sendiri bubar hingga kekalahan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II pada tahun 1945. Sebuah pemerintahan sementara dibentuk di Austria pada 27 April 1945, dan wilayah Austria lalu dibagi menjadi [[Pendudukan Austria oleh Sekutu|empat zona pendudukan]] [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]], masing-masing dikelola oleh [[Amerika Serikat]], [[Uni Soviet]], Britania Raya, dan [[Republik Prancis Ketiga|Prancis]]. Kedaulatan Austria baru dikembalikan pada tahun 1955 setelah ditandatanganinya [[Perjanjian Negara Austria]].
 
Terkait peran Austria dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Britania menandatangani [[Deklarasi Moskwa]] pada 30 Oktober 1943 yang menyatakan bahwa Austria adalah "negara pertama yang menjadi korban agresi Hitler". Pemerintahan sementara Austria pada tahun 1946 juga menyebarluaskan mitos Austria sebagai "[[korban pertama Nazi]]" dengan menerbitkan ''[[Buku Merah-Putih-Merah]]'' (''Rot-Weiß-Rot-Buch''). Mitos ini terus dianut di Austria hingga berlangsungnya [[skandal Waldheim|skandal internasional]] pada tahun 1986 yang menjerat Presiden Austria [[Kurt Waldheim]] akibat keterlibatannya sebagai ''[[aide-de-camp]]'' (pembantu pribadi) di Wehrmacht. Kini mitos "korban pertama Nazi" sudah ditinggalkan, dan pemerintah Austria sendiri juga telah mengakui keterlibatan Austria dalam kejahatan Nazi.
 
== Istilah "''Anschluss''" ==
Kata "''Anschluss''" dalam [[bahasa Jerman]] secara harfiah berarti "sambungan", "koneksi", atau "kontak".{{sfn|PONS Wörterbuch}} Terdapat sumber yang menyebut ''Anschluss'' sebagai "penyatuan".{{sfn|Beller|2006|pp=1, 200}} Namun, berbagai sumber modern juga mendeskripsikan ''Anschluss'' sebagai sebuah "aneksasi".{{sfn|Encyclopaedia Britannica}} Dalam bahasa Jerman, peristiwa ''Anschluss'' biasanya ditulis dengan tanda kutip („Anschluss“„''Anschluss''“) oleh para sejarawan. Menurut sejarawan Austria [[Florian Wenninger]], hal ini dimaksudkan untuk menjaga jarak dari istilah yang digunakan oleh [[propaganda Nazi]] untuk menutupi fakta bahwa pengambilalihan kekuasaan di Austria dilakukan dengan kekerasan. Namun, tidak semua sejarawan mengikuti praktik ini; sejarawan Austria [[Kurt Bauer (sejarawan)|Kurt Bauer]] tidak menggunakan tanda kutip tersebut demi keterbacaan tulisan. Menurutnya, relasi historis dari ''Anschluss'' bisa dilihat dari konteksnya, dan ia juga merasa bahwa praktik penggunaan tanda kutip menyebar karena dianggap sudah menjadi kebiasaan dan tidak menyinggung.{{sfn|Klimpfinger|2018}}
 
== Latar belakang ==
[[Berkas:Austria Hungary ethnic.svg|jmpl|ka|300px|Peta yang menggambarkan keanekaragaman etnis di Austria-HongariaHungaria pada tahun 1910. Persebaran etnis Jerman ditandai dengan warna merah jambu]]
[[Berkas:Österreich-Ungarns Ende.png|thumb|right|300px|Peta yang menunjukkan dampak dari pembubaran [[Austria-HongariaHungaria]].
{{Legend-line|gray solid 2px|Perbatasan Austria-HongariaHungaria tahun 1914}}
{{Legend-line|black solid 2px|Perbatasan tahun 1914}}
{{Legend-line|red solid 2px|Perbatasan tahun 1920}}
{{legend|#EB955C|[[Kekaisaran Austria]] pada tahun 1914}}
{{legend|#FAF0EE|[[Kerajaan HongariaHungaria]] pada tahun 1914}}
{{legend|#92A2CB|[[Bosnia-Herzegovina]] pada tahun 1914}}
]]
=== Dari abad ke-19 hingga akhir 1920-an ===
Upaya untuk menyatukan semua orang Jerman di bawah satu panji telah menjadi subjek perdebatan tanpa akhir sejak pembubaran [[Kekaisaran Romawi Suci]] pada tahun 1806. Pada 1848, [[Parlemen Frankfurt]] mengemukakan angancita-angannyacitanya untuk menyatukan semua orang Jerman di bawah satu negara, termasuk orang Jerman Austria. Parlemen Frankfurt juga menolak konsep monarki multinasional [[Wangsa Habsburg]].{{sfn|Bérenger|1994|p=53-62}} Pada 1850, [[Kekaisaran Austria|Austria]] bergabung dengan [[Konfederasi Jerman]], tetapi setelah kemenangan [[Kerajaan Prusia|Prusia]] dalam [[Perang Austria-Prusia|perang melawan Austria]], Austria dikeluarkan dari konfederasi tersebut oleh Kanselir Prusia [[Otto von Bismarck]] pada tahun 1866.{{sfn|Bérenger|1994|p=53-62}}
 
Pada tahun-tahun sesudahnya, penggabungan Austria dengan [[Kekaisaran Jerman]] didukung oleh [[Gerakan Nasional Jerman]] (''Deutschnationale Bewegung'') yang merupakan gerakan minoritas di Austria.{{sfn|Bérenger|1994|p=53-62}} Jerman pada saat itu tidak mendukung gerakan semacam ini, dan malah takut bahwa [[Austria-HongariaHungaria]] akan mendirikan koalisi anti-Jerman, sehingga Bismarck sejak tahun 1870 mengambil kebijakan yang berusaha menenangkan Austria. Ia menyatakan pada 7 Februari 1871 bahwa aspirasi sebagian fraksi yang menginginkan penggabungan Austria dengan Jerman tidak sejalan dengan kebijakan Jerman.{{sfn|Gall|1984|p=529-530}} Austria kembali membina hubungan dekat dengan Jerman pada Oktober 1879 setelah Austria menandatangani [[Persekutuan Ganda|perjanjian persekutuan militer]] dengan Jerman.{{sfn|Bérenger|1994|p=76}} Persekutuan ini memicu keraguan di Austria-HongariaHungaria, terutama akibat peran Jerman yang lebih mendominasi.{{sfn|Gall|1984|p=629}}
 
Di sisi lain, dari sudut pandang ideologi, anggota [[Gerakan Völkisch|gerakan ''völkisch'']] menentang [[Permasalahan Jerman|solusi Jerman Kecil]] yang diterapkan oleh Bismarck dan menyerukan agar Austria disatukan dengan Jerman. Teoretikus politik Jerman [[Paul de Lagarde]] bahkan menganggap penggabungan Austria dengan Jerman sebagai langkah pertama dalam mewujudkan konsep [[Mitteleuropa]]. Ia mengusulkan rencana penyatuan Kekaisaran Jerman dengan [[dwimonarki|Dwimonarki Austria-HongariaHungaria]], dan langkah pertamanya adalah perumusan perjanjian persekutuan yang tidak bisa dibatalkan. Setelah itu, Lagarde menginginkan pengusiran penduduk yang tidak berbahasa Jerman dan mereka akan dibatasi di wilayah baru mereka. Selain itu, Lagarde mengusulkan pendirian lembaga-lembaga bersama yang terilhami oleh pandangan konservatif serta suatu [[serikat pabean]]. Rencana Lagarde juga terbukamemberi denganruang kemungkinanuntuk pembentukan sebuah [[uni personal]].{{sfn|Stern|1990|p=89-91}}
 
Setelah runtuhnya Austria-HongariaHungaria akibat kekalahannya dalam [[Perang Dunia I]], wilayah Eropa mengalami reorganisasi sesuai dengan [[Empat Belas Pasal]] yang dicetuskan [[Presiden Amerika Serikat]] [[Woodrow Wilson]]. Pada saat itu, banyak orang Austria berbahasa Jerman yang menginginkan penyatuan Jerman dengan Austria. Namun, Pasal 80 [[Perjanjian Versailles]], begitu pula dengan [[Perjanjian Saint-Germain-en-Laye (1919)|Perjanjian Saint-Germain-en-Laye]], [[Anschlussverbot|melarang penyatuan Jerman dengan Austria]] kecuali jika sudah mendapatkan izin dari [[Liga Bangsa-Bangsa]].{{sfn|Bérenger|1994|p=89}} <!--Tujuan pelarangan ini adalah agar negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I tidak menjadi kuat secara militer.{{sfn|Crouzet|1957|p=32}}--> Akibat tekanan [[Sekutu Perang Dunia I]], nama negara baru Austria, yaitu [[Republik Jerman-Austria]], harus diganti menjadi [[Republik Austria Pertama|Republik Austria]].{{sfn|Bérenger|1994|p=89}} Dunia politik Austria sendiri pada saat itu terbelah ketika berhadapan dengan isu penyatuan: walaupun beberapa anggota kelompok [[demokrat sosial]] (yang dipimpin oleh [[Otto Bauer]]) menginginkan penyatuan, kaum [[demokrat Kristen]] menentangnya karena mereka takut akan dominasi agama [[Protestan]] di Jerman.{{sfn|Bérenger|1994|p=94-95}}
 
Sejak tahun 1920, [[Partai Nazi]] di Jerman menyerukan penyatuan semua orang berbahasa Jerman di bawah satu negara. Pada tahun 1925, pemimpin Nazi [[Adolf Hitler]] mengemukakan pernyataan yang lebih eksplisit dalam bukunya, ''[[Mein Kampf]]'':
Baris 45 ⟶ 47:
Pada dasawarsa 1930-an, kelompok Nazi Austria semakin menguat di tingkat elektoral. Mereka memperoleh sekitar 112.000 suara pada [[pemilihan umum legislatif Austria 1930]], dan kemudian pada pemilu di tingkat negara bagian di [[Wina]], [[Salzburg]], dan [[Steiermark]] pada tahun 1932, mereka mendapatkan sekitar 230.000 suara.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=74}} Sebagai kelompok oposisi, kelompok Nazi Austria melancarkan strategi yang memicu ketegangan dan juga melakukan [[terorisme]]. Akhirnya, setelah terjadinya upaya pembunuhan terhadap anggota [[Wehrturner|Turner]] Katolik (kelompok militer yang mendapatkan pelatihan militer lewat persatuan olahraga), [[Partai Nazi Austria]] secara resmi dilarang pada 19 Juni 1933.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=75}}
 
Austria sendiri pada saat itu dilanda oleh ketegangan antara kelompok sosialis, yang didukung oleh milisinya yang disebut [[Republikanischer Schutzbund|Schutzbund]], melawan kelompok Katolik, yang juga didukung oleh milisinya yang bernama [[Heimwehr]]. Pada tanggal 4 Maret 1933, kanselir yang berasal dari [[Partai Sosial Kristen]], [[Engelbert Dollfuss]], membubarkan parlemen dan mendirikan sebuah [[Negara Federal Austria|kediktatoran]] [[Negara satu partai|satu partai]] yang dikenal dengan sebutan [[austrofasisme]].{{sfn|Beller|2006|pp=222}} Setelah berkuasa, Dollfuss <!--membubarkan [[Partai Komunis Austria|Partai Komunis]].{{sfn|Crouzet|1957|p=207}} Ia juga--> membubarkan milisi Schutzbund dan berusaha membersihkan Austria dari sosialisme. Kelompok Demokrat Sosial [[Perang Saudara Austria|melancarkan pemberontakan]] pada 12 Februari 1934. Pemerintahan Dollfuss bersama dengan Heimwehr memberangus pemberontakan ini dalam kurun waktu beberapa hari setelahnya.{{sfn|Beller|2006|pp=223}}
 
[[Berkas:Benito Mussolini and Adolf Hitler.jpg|jmpl|kanan|Pemimpin fasis Italia [[Benito Mussolini]] bersama dengan Kanselir Jerman Nazi [[Adolf Hitler]] pada tahun 1937]]
 
Hanya berselang beberapa bulan setelah pemberontakan kelompok sosialis, pada 25 Juli 1934, kelompok Nazi Austria [[kudeta Juli|melancarkan kudeta]] dan berhasil membunuh Dollfuss.{{sfn|Beller|2006|pp=225}} Pembunuhan ini tampaknya diperintahkan oleh Adolf Hitler.{{sfn|Bérenger|1994|p=104}} Namun, kudeta ini mengalami kegagalan. Jerman Nazi tidak melakukan intervensi karena pemerintahan fasis di [[Kerajaan Italia di bawah Fasisme (1922-1943)|Italia]] yang dipimpin oleh [[Benito Mussolini]] pada saat itu masih menjaminmelindungi kemerdekaan Austria.{{sfn|Beller|2006|pp=225}} Walaupun Hitler telah menulis dalam bukunya ''[[Mein Kampf]]'' pada tahun 1925 bahwa orang-orang Jerman harus memperjuangkan penyatuan Jerman dengan Austria,{{sfn|Shirer|1990|p=305}} kegagalan kudeta di Austria dan perlindungan dari Italia memaksa Hitler untuk mengambil sikap yang tidak terkesan agresif. Dalam pidatonya yang ia sampaikan di hadapan anggota [[Reichstag (Republik Weimar)|Reichstag]] pada 21 Mei 1935, Hitler menegaskan bahwa Jerman tidak memiliki niat maupun hasrat untuk melakukan campur tangan terhadap urusan dalam negeri Austria ataupun mencaplok wilayah Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=313}} Namun, persetujuan Liga Bangsa-Bangsa terhadap hasil [[referendum status Saar 1935|referendum tanggal 13 Januari 1935]] mengenai penyatuan kembali wilayah Saar dengan Jerman, ditambah dengan bergemingnya negara-negara Sekutu terhadap [[remiliterisasi Rheinland]] pada Maret 1936, memungkinkan Hitler untuk memperkuat tekanan terhadap Austria dan memaksa penerus Dollfuss, [[Kurt Schuschnigg]], untuk memulai perundingan dengan Duta Besar Jerman untuk Austria, [[Franz von Papen]], perihal penyatuan kedua negara tersebut.{{sfn|Shirer|1990|p=323-324}}
 
Dari tahun 1934 hingga 1938, Schuschnigg menggencarkan diplomasi dengan Italia, Prancis, dan Britania Raya untuk menjaminmelindungi kemerdekaan Austria,{{Sfn|Lassner|2003|p=164-165}} sementara Kepala Staf Angkatan Darat Austria [[Alfred Jansa]] menyusun rencana untuk melawan agresi militer Jerman.{{Sfn|Lassner|2003|p=169}} Awalnya Britania Raya, Italia, dan Prancis membentuk [[Front Stresa]] yang menjaminmelindungi kemerdekaan Austria pada April 1935. Namun, setelah [[Perang Italia-Etiopia Kedua|Italia menyerang Etiopia]] pada Oktober 1935 dan menuai kecaman internasional, front ini bubar.{{sfn|Beller|2006|pp=226}} Britania Raya sendiri juga menerapkan kebijakan [[penenanganpemuasan]] (''appeasement'') terhadap Hitler.{{sfn|Beller|2006|pp=227}}
 
Pada 11 Juli 1936, Jerman menandatangani sebuah perjanjian dengan Austria yang menegaskan kembali pemeliharaan kemerdekaan Austria, tetapi Austria disebut sebagai negara Jerman kedua dan Austria menyatakan komitmennya untuk melaksanakan kebijakan luar negeri yang sejalan dengan kepentingan [[Pan-Jermanisme|pan-jermanisme]] dan mengizinkan kegiatan politik Partai Nazi.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=79}} Schuschnigg meyakini bahwa perjanjian ini seharusnya dapat mengakhiri ketegangan antara Austria dengan Jerman, tetapi bagi Hitler perjanjian tersebut hanyalah solusi sementara sembari menunggu kesempatan untuk mengambil alih Austria.{{sfn|Evans|2009|p=727}} Pada musim panas tahun 1937, Hitler memberitahukan kepada Menteri Propagandanya, [[Joseph Goebbels]], bahwa ia ingin menyelesaikan permasalahan Austria secara paksa. Hal ini didasari tidak hanya oleh alasan-alasan ideologis, strategis, ataupun militer, tetapi juga oleh motif ekonomi, mengingat Austria memiliki cadangan emas dan mata uang asing, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang penting.{{sfn|Kershaw|2001|p=101-102}} Motif ekonomi ini dapat menjelaskan peranan penting Menteri [[Vierjahresplan|Rencana Empat Tahun]] [[Hermann Göring]] dalam mempersiapkan pelaksanaan ''Anschluss''.{{sfn|Kershaw|2001|p=133}}{{efn|Saat [[Proses Nürnberg|persidangan]], [[Hermann Göring]] menyatakan bahwa "bukan sang [[Führer]], tetapi saya secara pribadi yang mengatur lajunya dan, dengan mengesampingkan keragu-raguan sang Führer, memberikan sentuhan terakhir" {{Harv|Kershaw|2001|p=145}}.}} Pada Agustus 1937, Italia memperingatkan kepada Austria bahwa sisa waktu Austria hanya "tinggal dua puluh bulan lagi."{{sfn|Beller|2006|pp=227}} Setelah Italia bergabung dengan [[Pakta Anti-Komintern]] (persetujuan antara Jerman Nazi dan [[Kekaisaran Jepang]] yang menyatakan perlawanan terhadap komunisme internasional) pada 6 November 1937, ia menyatakan kepada Menteri Luar Negeri Jerman [[Joachim von Ribbentrop]] bahwa ia akan membiarkan peristiwa-peristiwa di Austria berjalan dengan sendirinya. Dengan ini Italia tidak lagi menjaminmelindungi kedaulatan Austria,{{sfn|Shirer|1990|p=330}} sementara Prancis dan Britania Raya tidak menunjukkan niatnya untuk mempertahankan kemerdekaan Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=353}}
<!--
Menurut jurnalis Austria yang pindah ke Prancis setelah peristiwa ''Anschluss'', Georges Scheuer, perlawanan orang Austria terhadap ''Anschluss'' pada akhirnya terbilang lemah akibat penindasan gerakan buruh Wina yang dilancarkan oleh Dollfuss pada 12 Februari 1934.{{sfn|Scheuer|1988}} Menurutnya, membaiknya hubungan antara Hitler dengan Mussolini, ditambah dengan kemiripan antara nazisme dengan austrofasisme ("penolakan [[parlementarisme]], pembentukan sebuah kediktatoran otoriter dengan satu partai saja, teror kepolisian, terutama terhadap kaum kiri, yang digambarkan sebagai "ancaman komunis", "marxis", dan "[[bolshevik]]"; pembubaran [[serikat pekerja|serikat-serikat pekerja]]") telah menciptakan kondisi yang memudahkan ''Anschluss''.{{sfn|Scheuer|1988}}
-->
 
== ''Anschluss'' ==
=== Tindakan-tindakan pertama Hitler ===
<!--[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-1998-0112-500, Wilhelm Keitel.jpg|jmpl|kanan|Foto [[Wilhelm Keitel]] pada tahun 1934]]-->
Baris 72 ⟶ 74:
 
Walaupun Austria sudah menerima perjanjian tersebut, Hitler masih tetap menyampaikan pidato yang bernada keras di hadapan anggota Reichstag pada 20 Februari 1938:
{{cquote|Lebih dari sepuluh juta orang Jerman tinggal di dua negara yang memiliki perbatasan dengan kita. Bagi suatu kekuatan tingkat dunia, tidak tertahankan untuk mengetahui bahwa di sampingnya ada saudara serassatu ras yang senantiasa mengalami penderitaan terkejam karena mereka merasa solider dengan seluruh bangsa, dalam persatuan dengannya, dengan takdir dan [[pandangan dunia]]nya. Adalah tugas Reich Jerman untuk melindungi bangsa Jerman yang tidak dapat mengamankan, dengan usaha mereka sendiri, di sepanjang perbatasan kita, kebebasan politik dan kejiwaan mereka.{{sfn|Shirer|1990|p=360-364}}}}
 
<!--[[Berkas:GrazerRathaus-edit.jpg|jmpl|kanan|Balai Kota [[Graz]] di [[Steiermark]], Austria]]-->
Baris 82 ⟶ 84:
[[Berkas:KurtVonSchuschnigg1936.jpg|jmpl|kiri|[[Kurt Schuschnigg]] pada tahun 1936]]
 
Pada 9 Maret 1938, Schuschnigg melancarkan manuver terakhirnya untuk mempertahankan kemerdekaan Austria. Saat sedang berpidato di [[Innsbruck]], ia mengumumkan tanpa sepengetahuan menteri-menterinya bahwa ia akan menyelenggarakan sebuah [[referendum]]{{efn|Gagasan ini sudah ia pikirkan pada Juli 1937, tetapi tidak ditindaklanjuti, mengingat Italia dan Britania Raya menganggap inisiatif tersebut tidak relevan terhadap pertimbangan jangka panjang mereka. Terkait hal ini, lihat {{harvnb|Lassner|2003|p=179}}}} pada 13 Maret 1938.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}} Ia menyerukan rakyat untuk mendukung "Austria yang bebas dan Jerman, merdeka dan sosial, Kristen dan bersatu, demi kebebasan dan pekerjaan, dan demi kesetaraan di antara semua yang menyatakan mendukung ras dan tanah air."{{sfn|Kershaw|2001|p=141}} Untuk memastikan kemenangan, ia menetapkan batas usia minimal 24 tahun, sehingga ia mengesampingkan para pemuda yang kebanyakan mendukung [[nazisme]].{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}}{{sfn|Evans|2009|p=732}} Penyelenggaraan referendum ini merupakan kebijakan yang amat berisiko bagi masa depan politik Schuschnigg. Hitler menganggapnya sebagai pelanggaran Perjanjian Berchtesgaden tanggal 12 Februari 1938, dan ia memanggil Göring dan Goebbels untuk mencari cara mencegah referendum ini.{{sfn|Evans|2009|p=732-733}} Dari sore tanggal 9 Maret hingga awal 10 Maret 1938, Hitler berkonsultasi dengan pejabat-pejabat politik dan militer Nazi, dan kemudian memerintahkan Keitel pada pagi tanggal 10 Maret 1938 untuk [[Operasi Otto|menyerang Austria pada hari Sabtu 12 Maret 1938]]. Keitel, [[Ludwig Beck]], dan [[Erich von Manstein]] pun mempersiapkan operasi ini pada tanggal 10 dan 11 Maret 1938 dan mengirimkan perintah mobilisasi kepada satuan-satuan terkait dari tanggal 11 Maret 1938 sekitar pukul 18.30.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}} Pada saat itu, Hitler mengirim surat kepada Mussolini untuk menyampaikan keputusannya untuk "mengembalikan hukum dan ketertiban di negara kelahiran[nya]". Hitler melaporkan bahwa kekacauan tengah merajalela di Austria, dan bahkan ia mengklaim bahwa Austria dan [[Cekoslowakia]] tengah mempersiapkan dua puluh juta orang untuk menyerang Jerman. Menurut sejarawan [[William L. Shirer]], klaim-klaim ini hanyalah kebohongan belaka.{{sfn|Shirer|1990|p=360-366}}
 
[[Berkas:1clerofascismo1.jpg|thumb|right|Para pendukung Kanselir [[Kurt Schuschnigg]] mengibarkan bendera [[Barisan Tanah Air (Austria)|Vaterländische Front]] (Barisan Tanah Air) saat kampanye referendum pada Maret 1938]]
Pada 11 Maret 1938, panggilan telepon dari kepala kepolisian Austria membangunkan Schuschnigg dari tidurnya pada pukul 5.30. Sang kepala kepolisian melaporkan penutupan perbatasan di [[Salzburg]], penghentian transportasi kereta api antara Jerman dan Austria, serta berkumpulnya pasukan Jerman. Pada pukul 10.00, Seyss-Inquart dan Glaise-Horstenau menyampaikan tuntutan Hitler kepada Schuschnigg untuk membatalkan rencana penyelenggaraan referendum; jika tidak, Jerman akan menyerang Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}} Walaupun awalnya akan kedaluwarsa pada tengah hari, tenggat ultimatum ini diperpanjang hingga pukul 14.00.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Pada saat itulah Schuschnigg memutuskan untuk membatalkan referendum. Setelah diberitahukan mengenai keputusan ini oleh Seyss-Inquart, dan sesudah berbincang dengan Hitler, Göring menyampaikan tuntutan baru, yaitu agar Schuschnigg mengundurkan diri dan digantikan oleh Seyss-Inquart.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Ia juga berpesan kepada Seyss-Inquart agar ia mengirimkan sebuah telegram yang meminta kepada Jerman untuk mengirim pasukan ke Austria demi mengembalikan tata tertib.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}}
 
Untuk pertama kalinya, Presiden Austria [[Wilhelm Miklas]] menolak pengunduran diri seorang kanselir. Göring mendengar kabar ini dari Seyss-Inquart lewat telepon.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Sesudah itu, Göring mendatangi Hitler. Setelah perundingan selama setengah jam, ia memperoleh izin untuk mengirim [[Angkatan Darat ke-8 (Wehrmacht)|Angkatan Darat ke-8]] ke Austria pada fajar tanggal 12 Maret 1938.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Akibat tekanan yang semakin menguat, Miklas akhirnya menerima pengunduran diri Schuschnigg, tetapi ia menolak mengangkat Seyss-Inquart sebagai kanselir.{{sfn|Shirer|1990|p=367-372}}
 
Schuschnigg mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 19.30 di radio:
{{cquote|Pemerintah Jerman hari ini telah memberikan ultimatum kepada Presiden Miklas dan memerintahkan kepadanya dalam kurun waktu yang telah dipaksakan untuk mengangkat sebagai kanselir seseorang yang telah ditunjuk oleh pemerintah Jerman; apabila menolak, pasukan Jerman akan menyerang Austria. […] Presiden Miklas meminta kepadakukepada saya untuk memberitahukan kepada rakyat Austria bahwa kami terpaksa menyerah karena kami menolak, bahkan pada saat yang mengerikan ini, untuk menumpahkan darah. Maka kami memutuskan untuk memerintahkan kepada pasukan Austria untuk tidak memberikan perlawanan. Oleh sebab itu saya pamit dengan rakyat Austria, dengan menyampaikan salam perpisahan Jerman ini, diucapkan dari lubuk hati saya yang paling dalam: Tuhan memberkati Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=371}}}}
Seusai pengumuman ini, terjadi kerusuhan di kota [[Wina]]. Jendela toko-toko milik orang [[orang Yahudi|Yahudi]] dihancurkan, dan orang Yahudi juga menjadi sasaran. Menurut seorang wartawan yang melaporkan kejadian ini, "kota berubah menjadi mimpi buruk yang dilukis oleh [[Hieronymus Bosch]]. […] Yang sedang dilepaskan di Wina saat ini adalah semburan keirian, kecemburuan, kegetiran, kebutaan, keinginan jahat untuk membalas dendam."{{sfn|Bukey|2000|p=27-28}}.
 
Baris 103 ⟶ 105:
| image2 = Bundesarchiv Bild 146-1988-119-04A, Anschluss Österreich.jpg
}}
Pada pukul 5.30 tanggal 12 Maret 1938, pasukan Wehrmacht melintasi perbatasan Jerman-Austria.{{sfn|Evans|2009|p=734}} Militer Austria tidak memberikan perlawanan sama sekali.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Pasukan Jerman malah disambut oleh sorakan rakyat, salam ''Heil Hitler'', bendera Nazi, dan bunga.{{sfn|Evans|2009|p=734}} Setelah kedatangan [[Infanteri bermotor|satuan bermotor]], infanteri Jerman memasuki Austria. Mereka tidak mengambil posisi tempur, tetapi malah berbaris dengan musik dan bendera militer.{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Menurut seorang perwira, "tidak pernah pasukan Jerman disambut sebegitu hangat sejak pawai kemenangan Bismarck saat pendirian [[Kekaisaran Jerman|Kekaisaran]]."{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Beberapa saat sebelum tengah hari, [[Divisi Infanteri Kedua (Wehrmacht)|Divisi Infanteri Bermotor Kedua]] yang dipimpin oleh [[Heinz Guderian]] tiba di kota [[Linz]]. Di sana, Guderian bertemu dengan [[Heinrich Himmler]], Seyss-Inquart, dan Glaise-Horstenau. Ketiganya memberitahukan kepada Guderian bahwa Hitler akan tiba sekitar pukul 15.00.{{sfn|Bukey|2000|p=28}}
 
Hitler memasuki Austria beberapa saat sebelum pukul 16.00. Ia mendatangi kota kelahirannya yang berada di perbatasan, [[Braunau am Inn]]. Akibat kerumunan di jalanan, ia baru tiba di Linz sekitar pukul 19.30, dan di situ ia juga disambut dengan hangat. Ketika ia berpidato di balkon balai kota, ia disambut sorak-sorak sekitar enam hingga delapan puluh ribu orang.{{sfn|Bukey|2000|p=28}} Di Salzburg, prajurit Jerman mendapati sebuah kota yang dihiasi dengan bendera Nazi, dan setibanya di Wina sekitar tengah malam, Guderian mendapatkan sambutan yang hangat.{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} Walaupun awalnya tidak ada rencana mengirim pasukan ke Steiermark dan Kärnten, Hitler mengubah rencananya sesudah menyaksikan sambutan hangat rakyat Austria terhadap prajurit Jerman. Pada 13 Maret, prajurit dari [[Fallschirmjäger|Resimen Parasut Kedua]] mendarat di [[Graz]], ibu kota Steiermark. Di kedua negara bagian tersebut, satuan-satuan Jerman kembali "dibombardir dengan bunga, bahkan di dusun [[Slovenia Kärnten|orang Slovenia]] di perbatasan dengan [[Kerajaan Yugoslavia|Yugoslavia]]."{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} Pada sore hari tanggal 14 Maret 1938, seluruh Austria telah diduduki Jerman.{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}}
 
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-1987-0922-503, Wien, Einmarsch deutscher Truppen, Spähpanzer.jpg|jmpl|kanan|[[Infanteri bermotor]] Jerman memasuki kota Wina]]
Baris 114 ⟶ 116:
{{cquote|Beberapa surat kabar asing mengatakan bahwa kami menyerang Austria dengan cara-cara kejam. Saya hanya bisa berkata: bahkan saat sudah mati mereka tidak bisa berhenti berbohong. Selama perjuangan politik saya, saya telah mendapatkan begitu banyak cinta dari rakyat saya, tetapi ketika saya melintasi bekas perbatasan [Austria], di situ saya disambut dengan aliran cinta yang belum pernah saya alami sebelumnya. Kami datang bukan sebagai penguasa lalim, tetapi sebagai pembebas [...].{{sfn|Shirer|1990|p=379}}}}
<!--
Sementara itu, sejak sore tanggal 11 Maret 1938, sebagian dari kerumunan menyerang orang Yahudi. Keluarga-keluarga Yahudi dipaksa untuk turun ke jalan dan berlutut, sementara kerumunan berteriak "Kematian bagi Orang Yahudi".{{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} Pada hari-hari pertama setelah ''Anschluss'', kebanyakan rakyat Austria sudah mendukung perundungan dan penjarahan terhadap orang Yahudi, meskipun lembaga kenegaraan saat itu masih belum melancarkan penindasan Yahudi.{{sfn|Stolz|2015}}
-->
 
Baris 121 ⟶ 123:
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-2008-0909-500, Wien, Göring ehrt Gefallene des Weltkrieges.jpg|jmpl|kanan|Göring di Wina tanggal 27 Maret 1938]]
[[Berkas:Stimmzettel-Anschluss.jpg|jmpl|kanan|Surat suara untuk plebisit tanggal 10 April 1938 yang menanyakan: "Apakah Anda setuju dengan penyatuan kembali Austria dengan Reich Jerman yang ditetapkan pada 13 Maret 1938 dan apakah Anda memilih pemimpin kami Adolf Hitler?" Lingkaran besar menandai pilihan "ya", dan lingkaran kecil mengacu kepada pilihan "tidak"]]
Sehari setelah pasukan Jerman memasuki Austria, ''Anschluss'' dituangkan ke dalam produk undang-undang, tepatnya Undang-Undang mengenai Penyatuan Kembali Austria dengan Reich Jerman (''Gesetz über die Wiedervereinigung Österreichs mit dem Deutschen Reich'') tanggal 13 Maret 1938. Undang-undang ini ditulis oleh seorang pejabat senior Jerman di [[Berlin]], disetujui oleh pemerintahan baru Austria, dan ditandatangani oleh Hitler.{{sfn|Evans|2009|p=735}}{{sfn|Bukey|2000|p=29}} Undang-undang ini masih harus disahkan melalui sebuah [[plebisit]]/referendum. Berdasarkan undang-undang ini, Austria berubah menjadi Provinsi [[Ostmark]] di Reich Jerman, dan Seyss-Inquart diangkat menjadi gubernur. Pada hari yang sama, Hitler menugaskan ''[[Gauleiter]]'' (kepala daerah) [[Gau Westmark|Westmark]] [[Josef Bürckel]] untuk menyelenggarakan plebisit yang "bebas dan dengan pemungutan suara secara rahasia" pada tanggal 10 April 1938.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}}
 
Bürckel secara resmi memulai kampanye di kota Wina dengan menyampaikan pidato yang mengandung berbagai serangan [[antisemit]]; serangan-serangan ini disambut secara meriah. Beberapa hari sesudahnya, pemimpin-pemimpin Jerman Nazi, yaitu Hitler, Göring, Goebbels, dan Himmler, mengelilingi Austria untuk mendukung aneksasi.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Göring mengumumkan pada 26 Maret 1938 bahwa Jerman akan menginvestasikan enam puluh juta [[Reichsmark|mark]] untuk pengembangan industri dan modernisasi [[agrikultur]] Austria. Beberapa hari sesudahnya, sistem [[jaminan sosial]] Jerman juga diberlakukan di Austria. Tanggung jawab pembayaran tunjangan untuk pengangguran diambil alih oleh Jerman, sementara sepuluh ribu anak sekolah dan dua puluh lima ribu orang dewasa diperbolehkan berlibur. Selain itu, pangan dibagikan untuk orang-orang miskin.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}}
 
Metode-metode brutal yang digunakan Hitler untuk memberangus kelompok oposisi di Jerman juga diterapkan di Austria berminggu-minggu sebelum plebisit diselenggarakan. Sebelum kedatangan Wehrmacht, Himmler dan beberapa perwira [[Schutzstaffel]] sudah tiba di Wina tanggalpada 12 Maret 1938, dan tak lama sesudahnyaia diikuti oleh empat puluh ribu aparatanggota keamanan[[Sicherheitspolizei]] Jerman(polisi keamanan).{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Dalam kurun waktu yang memisahkan ''Anschluss'' dengan plebisit, tujuh puluh ribu orang ditangkap dan dijebloskan ke penjara atau dikirim ke [[kamp konsentrasi]]. Orang-orang yang menjadi korban berasal dari berbagai golongan, seperti [[Kristen demokrat]] (termasuk [[Richard Schmitz]] dan [[Leopold Figl]]), [[demokrat sosial]], [[komunis]], dan Yahudi.{{sfn|Badia|1975|p=84-87}}
 
Plebisit akhirnya diselenggarakan pada 10 April 1938 di Jerman dan Austria. Hasilnya menunjukkan bahwa 99,08% orang Jerman dan 99,75% orang Austria mendukung penyatuan.{{sfn|Shirer|1990|p=380}} Meskipun para sejarawan sepakat bahwa hasil plebisit ini tidak dicurangi, proses pemilihannya tidak berlangsung secara bebas maupun rahasia.{{sfn|Bukey|2000|p=34-38}} Para pejabat hadir di sebelah bilik suara dan menerima secara langsung surat suara yang telah digunakan. Hal ini bertentangan dengan praktik [[pemungutan suara rahasia]], yang mewajibkan surat suara dimasukkan oleh pemilih secara langsung ke dalam kotak suara yang disegel. Selain itu, celah yang besar juga disediakan di bilik suara untuk bisa melihat bagaimana pemilih menggunakan suaranya.{{sfn|Shirer|1990|p=380}} Menurut sejarawan Inggris [[Richard J. Evans]], proses pemilihan telah menjadi subjek manipulasi dan intimidasi besar-besaran.{{sfn|Evans|2009|p=737-738}} Kemenangan Nazi dalam plebisit ini mengesahkan Undang-Undang tanggal 13 Maret 1938, sehingga Austria secara resmi menjadi bagian dari Reich Jerman.{{sfn|Evans|2009|p=735}}
 
== Tanggapan awal ==
=== Di Austria ===
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 146-1969-055-50, Österreich, Familie.jpg|jmpl|kiri|Foto keluarga Austria yang merayakan keberhasilan ''Anschluss'']]
Menurut sejarawan [[Evan Burr Bukey]], "tidak terdapat keraguan" bahwa sambutan hangat sebagian besar rakyat Austria terhadap ''Anschluss'' terbilang "sungguh-sungguh" dan "spontan". Bagi Bukey, sambutan tersebut bukan hasil manipulasi penyiar Nazi ataupun Menteri Propaganda Goebbels mengingat mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan sambutan semacam itu. Bukey juga menjabarkan beberapa faktor yang bisa menjelaskan sambutan hangat dari rakyat Austria. Peristiwa ''Anschluss'' berlangsung tanpa pertumpahan darah, dan kedatangan prajurit Jerman dianggap sebagai cara untuk menghindari perang saudara dan juga memberikan perlindungan dari agresi negara lain. Kekuatan ekonomi Jerman juga diharapkan dapat memperbaiki keadaan di Austria. Selain itu, orang-orang Austria menganggap kedatangan Jerman sebagai kesempatan untuk menyelesaikan "[[persoalan Yahudi]]". Bukey sendiri mengamati bahwa yang melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi seusai pidato perpisahan Schuschnigg bukanlah pasukan Jerman, tetapi kelompok Nazi Austria dan kaki tangan mereka.{{sfn|Bukey|2000|p=33}}
 
[[Berkas:Theodor Kardinal Innitzer -001-.jpg|jmpl|kanan|[[Kardinal]] [[Theodor Innitzer]] sekitar tahun 1933]]
 
Setelah peristiwa ''Anschluss'', Jerman berupaya memperoleh dukungan dari dua pilar masyarakat Austria pada saat itu, yaitu [[Gereja Katolik]] dan kelompok demokrat sosial. Kardinal
[[Theodor Innitzer]], yang juga merupakan salah satu tokoh gerakan [[demokrasi Kristen|Kristen-Sosial]], menyatakan pada 12 Maret 1938 bahwa "Gereja Katolik Wina harus berterima kasih kepada Tuhan karena perubahan politik besar ini berlangsung tanpa pertumpahan darah, dan berdoa untuk masa depan yang agung bagi Austria. Sudah jelas bahwa semua harus mematuhi perintah lembaga-lembaga baru." Uskup-uskup Austria lainnya mengambil sikap yang sama dan berterima kasih kepada Jerman karena telah "menyelamatkan Austria dari ancaman Bolshevik."{{sfn|Badia|1975|p=84-87}} Saat penerbitan [[Feierliche Erklärung der österreichischen Bischöfe|deklarasi dukungan uskup-uskup Austria terhadap ''Anschluss'']] pada tanggal 18 Maret 1938, Innitzer membubuhkan ''Heil Hitler'' di samping tanda tangannya.{{sfn|Evans|2009|p=736}}
 
Di pihak kelompok demokrat sosial, [[Karl Renner]], yang juga merupakan bapak pendiri [[Republik Austria Pertama]], menyatakan dukungannya terhadap ''Anschluss''. Pada 3 April 1938, ia bahkan menyatakan bahwa ia akan mendukung penyatuan dalam plebisit yang diselenggarakan Nazi.{{sfn|Evans|2009|p=736}} Pada musim panas dan musim gugur tahun 1938, ia menulis sebuah buku setebal 80 halaman dengan judul ''Die Gründung der Republik Deutschösterreich, der Anschluss und die Sudetendeutschen'' (Pendirian Republik Jerman Austria, ''Anschluss'', dan orang Jerman [[Sudetenland|Sudeten]]).{{sfn|Timms|1998|p=51-53}}
 
=== Di luar negeriMancanegara ===
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-H12967, Münchener Abkommen, Chamberlain.jpg|jmpl|kanan|[[Neville Chamberlain]] di [[München]] tanggal 29 September 1938]]
Reaksi dunia internasional terhadap ''Anschluss'' terbilang lemah.{{Sfn|Lassner|2003|p=180}} Sikap resmi Britania Raya disampaikan oleh [[Perdana Menteri Britania Raya|Perdana Menteri]] [[Neville Chamberlain]] di [[House of Commons]] pada 14 Maret 1938:
 
{{cquote|Kenyataan yang sulit diterima adalah — dan perihal kebenarannya masing-masing anggota dewan yang terhormat bisa menilai sendiri — bahwa tidak ada yang bisa menghentikan tindakan oleh Jerman ini kecuali kita atau pihak lain yang bersama kita siap untuk menggunakan kekuatan untuk mencegahnya. Saya bisa membayangkan bahwa, berdasarkan perangai masing-masing, peristiwa-peristiwa yang ada di pikiran kita saat ini akan mengakibatkan penyesalan, kesedihan, mungkin kemarahan. Peristiwa-peristiwa ini tidak bisa ditanggapi oleh pemerintah Sri Baginda dengan keacuhan atau ketenangan. Peristiwa-peristiwa ini akan memiliki dampak yang masih belum bisa dikira. Dampak langsungnya pasti akan memperhebat rasa ketidakpastian dan ketidakamanan di Eropa. Sayangnya, walaupun kebijakan penenanganpemuasan akan berujung pada pelonggaran tekanan ekonomi yang diderita banyak negara saat ini, yang baru saja terjadi pastinya akan memperlambat pemulihan ekonomi dan, memang benar, harus lebih berhati-hati untuk memastikan bahwa kemunduran tak akan terjadi.{{sfn|Keyserlingk|1990|p=197}}}}
 
Tanggapan Britania Raya yang lunak merupakan konsekuensi dari kebijakan penenanganpemuasan yang diterapkan oleh negara tersebut.{{sfn|Kershaw|2001|p=140-141}} Di hadapan House of Commons pada 14 Maret 1938, [[Winston Churchill]] memperingatkan dampak dari kebijakan ini: "Eropa dihadapkan oleh program agresi yang telah dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik, berjalan tahap demi tahap, dan hanya ada satu pilihan saja, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk negara-negara lain yang sayangnya juga terdampak – menyerah seperti Austria, atau mengambil tindakan-tindakan manjur saat masih ada waktu untuk menghindari bahaya dan, jika bahaya tidak bisa dihindari, untuk mengatasinya."{{sfn|Parlemen Britania Raya}}
 
Prancis sendiri sedang dilanda krisis pemerintahan pada saat berlangsungnya ''Anschluss''. [[Perdana Menteri Prancis]] [[Camille Chautemps]] telah mengumumkan pengunduran dirinya pada 10 Maret 1938, dan Prancis tidak memiliki pemerintahan hingga [[pemerintahan Camille Chautemps keempat|pemerintahan Chautemps]] digantikan oleh [[pemerintahan Léon Blum kedua|pemerintahan sementara]] [[Léon Blum]].{{sfn|Pasteur|1991|p=115}} Dalam pidatonya yang disiarkan di radio pada 13 Maret 1938, Blum hanya menyebut soal "momen sejarah" yang "berbahaya". Walaupun Blum juga mengatakan soal komitmen pemerintahannya untuk "mengembalikan kepercayaan kepada Eropa yang damai" (''rendre confiance à l'Europe pacifique''), Prancis saat itu tampak tidak berkomitmen untuk membela Austria dan juga tidak memberikan tanggapan yang berarti terhadap peristiwa ''Anschluss''.{{sfn|Pasteur|1991|p=116}}
<!--
Sementara itu, akibat tekanan dari [[Yahudi Amerika|komunitas Yahudi]], [[Presiden Amerika Serikat]] [[Franklin Delano Roosevelt]] mengusulkan pada 24 Maret 1938 untuk memprakarsai program internasional untuk membantu pengungsi [[Yahudi Austria]] dan [[Yahudi Jerman|Jerman]]. Namun, [[Konferensi Évian (1938)|Konverensi Évian]] yang digelar pada 6 hingga 16 Juli 1938 sama sekali tidak membuahkan hasil. Sebagian besar negara peserta tidak mau menerima pengungsi. Perwakilan Amerika Serikat yang merupakan seorang pengusaha sahabat Roosevelt, [[Myron Charles Taylor]], menyatakan bahwa negaranya menolak penambahan kuota imigrasinya.<ref>{{cite web |url=http://www.irinnews.org/fr/report/102236/les-le%C3%A7ons-de-l%E2%80%99histoire%C2%A0-la-conf%C3%A9rence-d%E2%80%99%C3%A9vian-de-1938 |title=Les leçons de l’histoire : la conférence d’Évian de 1938 |publisher=[[Réseaux d'information régionaux intégrés|IRIN]] |site=irinnews.org |author=Imogen Wall |date=18 November 2015 |accessdate=29 Desember 2018}}.</ref><ref>{{cite web |url=http://www.lefigaro.fr/histoire/archives/2018/07/05/26010-20180705ARTFIG00298-6-juillet-1938-la-conference-de-la-honte-a-evian.php |title=6 juillet 1938: la conférence d'Évian sur les réfugiés juifs |website=[[Le Figaro|lefigaro.fr]] |author=Camille Lestienne |date=5 Juli 2018 |accessdate=29 Desember 2018}}</ref>
-->
 
Satu-satunya negara yang bersuara menentang ''Anschluss'' adalah [[Meksiko]]. Utusan Meksiko [[Isidro Fabela]] mengirimkan sebuah nota protes di hadapan Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 19 Maret 1938. Nota protes ini secara terang-terangan menyatakan bahwa "Kematian politik Austria dalam bentuk dan keadaan yang telah diketahui merupakan pelanggaran serius terhadap [[Piagam Liga Bangsa-Bangsa]] dan asas-asas yang terkandung dalam hukum internasional."{{sfn|ORF|2018}} Orang-orang Austria di luar negeri juga menyatakan penolakan mereka terhadap ''Anschluss''. Sejumlah seniman Austria, yaitu [[Joseph Roth]] di Paris, [[Oskar Kokoschka]] di London, dan [[Stefan Zweig]] di [[Bath, Somerset|Bath]], mendirikan gerakan "Austria Merdeka". Pada tahun 1943, gerakan ini meliputi dua puluh tujuh organisasi yang terdiri dari lebih dari tujuh ribu anggota.{{sfn|Timms|1998|p=55-56}}
 
== Dampak ==
=== Pemerintahan dan ekonomi ===
[[Berkas:Ein Volk Ein Reich Ein Führer 13. März 1938 Anschluss Wiedervereinigung Österreichs mit Deutschen Reich Hitler Reichsadler Postkarte Nazi propaganda postcard eagle-and-swastika Annexation Austria German Reich HL-senteret Oslo 01.jpg|jmpl|kanan|Kartu pos yang mengenang Anschluss]]
Dengan disahkannya Undang-Undang 13 Maret 1938 melalui plebisit 10 April 1938, Austria menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Reich Jerman, sehingga melahirkan sebutan ''Gross Deutchsland'' ("Jerman Raya").{{sfn|Evans|2009|p=735}} Seusai ''Anschluss'', Austria yang dipimpin oleh Seyss-Inquart masih mempertahankan sebagian dari identitasnya melalui nama [[Ostmark]], walaupun parlemen Austria dibubarkan pada April 1939.{{sfn|Evans|2009|p=735}} Sisa-sisa identitas ini sepenuhnya dihilangkan pada tahun 1942, setelah Ostmark dipecah menjadi dua kawasan di bawah Reich Jerman, yaitu [[Ostmark_Ostmark (Austria)#Subdivisi|Donau dan Alpen]].{{sfn|Evans|2009|p=735}} Selain berdampak terhadap politik dan pemerintahan, ''Anschluss'' juga mengubah kehidupan sehari-hari rakyat Austria. Sistem pos, kereta api, perbankan, mata uang nasional, dan lembaga-lembaga ekonomi Austria lainnya dihapuskan dan digantikan oleh sistem Jerman.{{sfn|Evans|2009|p=738}}
 
Ekonomi Austria diintegrasikan secara paksa dengan ekonomi Jerman. Dua hari setelah aneksasi, Austria langsung diikutkan ke dalam [[Vierjahresplan|Rencana Empat Tahun]] yang dirancang oleh Göring.{{sfn|Evans|2009|p=738}} Perusahaan-perusahaan Austria yang manajemennya dianggap tidak memuaskan diambil alih oleh Jerman.{{sfn|Evans|2009|p=738}} Para buruh Austria, yang digabungkan ke dalam [[Deutsche Arbeitsfront]] (Barisan Buruh Jerman), juga didorong untuk bekerja di Jerman, mengingat Jerman tengah mengalami kekurangan tenaga kerja pada saat itu.{{sfn|Evans|2009|p=738}}
 
Pada saat yang sama, ekonomi Austria juga diuntungkan oleh modernisasi dan investasi besar-besaran dari Jerman. Kota Linz menjadi tempat didirikannya pabrik baja modern dan pabrik bahan kimia besar milik [[Reichswerke Hermann Göring]]. Pabrik pesawat terbesar di Jerman Nazi dibangun di [[Wiener Neustadt]]. LebihSelain lagiitu, Jerman Nazi memulai proyek-proyek [[pembangkit listrik tenaga air]] yang sebenarnya sudah direncanakan dari sebelumnya, tetapi tidak pernah diwujudkan akibat kekurangan dana. SelainDitambah itulagi, Jerman Nazi mengelektrifikasi jalur kereta api serta membangun ''[[Autobahn]]'' (jalan raya) dari Salzburg ke Wina. Dalam waktu beberapa bulan setelah ''Anschluss'', masalah pengangguran di Austria telah diselesaikan. Pertumbuhan ekonomi Austria turut didorong oleh pembangunan infrastruktur-infrastruktur militer di Jerman, mengingat wilayah Austria berada di luar jangkauan pesawat pengebom Sekutu hingga tahun 1943.{{sfn|Beller|2006|pp=237}}
 
=== Penindasan dan nazifikasi ===
Baris 170 ⟶ 172:
Kedatangan pasukan Jerman diiringi dengan penindasan terhadap mereka yang dianggap dapat menjadi ancaman: dari malam tanggal 12 hingga 13 Maret 1938, [[Gestapo]] (polisi rahasia Jerman Nazi) menangkap dua puluh satu ribu (terduga) oposisi, dan [[kamp konsentrasi Dachau]] diperbesar untuk bisa menampung mereka.{{sfn|Evans|2009|p=739}} Selain itu, Jerman Nazi juga mendirikan [[kamp konsentrasi Mauthausen]] di Austria Hulu.{{sfn|Maršálek|2006|p=14}}
 
Setelah ''Anschluss'', masyarakat Austria mengalami [[nazifikasi]] scarasecara mendalam.{{efn|Menurut jajak pendapat yang dilaksanakan pada tahun 1985, 50% responden Austria menyatakan bahwa pengalaman hidup di bawah Nazi sama-sama memiliki aspek positif maupun negatif {{Harv|Bukey|2000|p=230}}.}} Pada tahun 1945, ketika mantan Nazi harus mendaftar, terdapat sekitar enam ratus ribu yang tercatat; bersama dengan keluarga mereka, mereka mencakup sekitar sepertiga populasi Austria.{{sfn|Bukey|2000|p=228}} Meskipun populasi Austria hanya mencakup 8% populasi Jerman Raya, orang Austria meliputi 14% anggota [[Schutzstaffel]] dan 40% personil yang terkait dengan pelaksanaan [[Aksi T4]] (program pembunuhan penderita kelainan genetika) dan [[Holocaust]].{{sfn|Bukey|2000|p=43}}
 
Nazifikasi khususnya berlangsung di [[Universitas Wina]]. Dekan Fakultas Kedokteran yang juga merupakan seorang Nazi, [[Eduard Pernkopf]], meminta semua pegawai universitas untuk membuktikan apakah mereka [[ras Arya|orang Arya]] atau bukan. Semua profesor juga diwajibkan bersumpah setia kepada Hitler, dan pada awal Mei 1938, Pernkopf melaporkan kepada atasannya daftar rekan-rekannya yang tidak melakukan sumpah tersebut. Dalam kurun waktu beberapa minggu, Fakultas Kedokteran Universitas Wina telah "dibersihkan" dari orang Yahudi, sementara 153 dari 197 (atau sekitar 78%) anggota Fakultas Kedokteran pada akhirnya dipecat. Fakultas lain juga terkena dampaknya walaupun tidak separah Fakultas Kedokteran: dari 770 profesor dan 221 asisten profesor, 322 (atau sekitar 45%) dipaksa untuk meninggalkan universitas dalam kurun waktu beberapa minggu setelah ''Anschluss''.{{Sfn|Ernst|1995|p=790}}
 
=== Tindakan-tindakan antisemit ===
[[Berkas:03741Vienna1938.jpg|jmpl|kanan|Foto yang menunjukkan orang-orang Yahudi yang dipaksa menggosok trotoar sembari ditonton oleh kelompok Nazi Austria dan warga setempat]]
Peristiwa ''Anschluss'' diikuti oleh penindasan terhadap orang Yahudi Austria. Tindakan-tindakan antisemit sudah dimulai dari sore hari tanggal 11 Maret 1938 (sebelum kedatangan pasukan Jerman){{sfn|Bukey|2000|p=30-32}} dan berlanjut selama beberapa hari. Kekerasan yang terjadi melebihi segala peristiwa antisemit lainnya di Jerman pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan Kepala Gestapo [[Reinhard Heydrich]] sampai mengusulkan pada 17 Maret 1938 agar orang Nazi Austria yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasan ini ditangkap.{{sfn|Evans|2009|p=741}} Kekerasan baru mereda pada 29 April 1938 setelah pejabat [[Sturmabteilung]] Austria diancam akan dipecat jika luapan kekerasan tetap berlanjut.{{sfn|Evans|2009|p=741}}
 
Salah satu orang terkenal yang harus mengungsi setelah ''Anschluss'' adalah psikoanalis [[Sigmund Freud]]. Setelah Gestapo merazia rumahnya sebanyak dua kali dan menginterogasi putrinya [[Anna Freud|Anna]] selama sehari, Freud diizinkan meninggalkan kota Wina asalkan ia membayar "pajak pelarian" dan juga setelah sebagian harta bendanya disita.{{sfn|Friedländer|2008|p=305}} Aryanisasi harta benda Yahudi sendiri telah dilaksanakan besar-besaran dari pertengahan Mei 1938.{{sfn|Friedländer|2008|p=307}}{{efn|Contoh properti yang diaryanisasi adalah ''[[Riesenrad]]'' (kincir raksasa) di kawasan [[Prater]], Wina; wahana permainan ini disita dari pemilik Yahudinya, dan sang pemilik tewas di [[kamp konsentrasi Auschwitz]] pada tahun 1944 {{harv|Beller|2006|pp=251}}.}} Pada 20 Agustus 1938, [[Kantor Pusat Emigrasi Yahudi di Wina|Kantor Pusat Emigrasi Yahudi]] (''Zentralstelle für Jüdische Auswanderung'') dibentuk di bawah kepemimpinan ''[[de facto]]'' [[Adolf Eichmann]] dengan tujuan untuk mempercepat [[emigrasi]] paksa orang Yahudi Austria.{{sfn|Friedländer|2008|p=309}} Dari Maret hingga November 1938, hanya lima ribu orang Yahudi yang berhasil meninggalkan Austria.{{sfn|Friedländer|2008|p=310}}
 
Saat terjadinya ''[[Kristallnacht]]'' (kekerasankerusuhan besar-besaran terhadapyang menyasar orang Yahudi di Jerman Nazi) pada malam 9 November 1938, kerusuhan antisemit terparah berlangsung di kota Wina. Terdapat empat puluh dua [[sinagoge]] yang dibakar, dua puluh tujuh orang Yahudi dibunuh, dan delapan puluh delapan terluka parah.{{sfn|Beller|2006|pp=235}}{{sfn|Botz|1989|pp=216-217}} Bahkan penyiar radio pada malam tersebut menceritakan pembakaran [[Leopoldstädter Tempel|Sinagoge Leopoldstadt]] sebagaiseolah-olah seperti suatu beritakabar baikgembira.{{sfn|Beller|2006|pp=235}} Pada periode kekuasaan Nazi secara keseluruhan, terdapat sekitar 128.000 orang Yahudi Austria yang terpaksa meninggalkan Austria, sementara 65.459 lainnya menjadi korban Holocaust.{{sfn|Bukey|2000|p=227}}
 
=== Dampak jangka menengah ===
[[Berkas:Greater German Reich (1942).svg|jmpl|kanan|Wilayah Jerman Nazi (termasuk Austria) pada akhir tahun 1942]]
Di Jerman, keberhasilan ''Anschluss'' melejitkan kepopuleran Hitler.{{sfn|Evans|2009|p=746}} Hitler sendiri juga dibuat semakin percaya diri oleh keberhasilan ini. Bahkan menurut sejarawan Richard J. Evans, Hitler menjadi yakin bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan, dan bahwa ia tidak dapat melakukan kesalahan.{{sfn|Evans|2009|p=747}} Lunaknya reaksi dari negara-negara lain juga mendorong Hitler untuk menyimpulkan bahwa ia dapat menggunakan cara yang lebih agresif demi memperluas wilayah Jerman Nazi. Kelak ia akan menggunakan pendekatan yang agresif untuk memperoleh [[Sudetenland]] dari Cekoslowakia.{{sfn|Evans|2009|p=747}}
 
Peristiwa ''Anschluss'' telah menunjukkan bahwa Britania Raya menerapkan kebijakan penenanganpemuasan untuk berurusan dengan Hitler, dan bahwa Prancis tidak dapat melakukan campur tangan. Akibatnya, ''Anschluss'' bisa dikatakan telah membuka jalan bagi [[Persetujuan München]] pada September 1938 yang menyerahkan Sudetenland kepada Jerman Nazi serta pendudukan wilayah [[Cekoslowakia]] lainnya pada tahun 1939.{{sfn|Shirer|1990|p=383-384}}
 
== Perang Dunia II dan ''Anschluss'' "batal demi hukum" ==
[[Berkas:Sir_Winston_Churchill_-_19086236948.jpg|jmpl|kiri|Churchill menyatakan pada Februari 1942 bahwa Austria adalah "[[Austria — korban pertama Nazi|korban pertama agresi Nazi]]"]]
Setelah meletusnya [[Perang Dunia II]], Austria yang berada di bawah Jerman Nazi bertarung di pihak [[Blok Poros]] melawan [[Sekutu Perang Dunia II|negara-negara Sekutu]].{{sfn|Beller|2006|pp=241-243}} Pihak Sekutu pun harus mempertimbangkan pendekatan yang tepat untuk masalah Austria.{{sfn|Beller|2006|pp=245}} Winston Churchill yang telah menjadi Perdana Menteri Britania Raya berjanji untuk berjuang demi "pembebasan Austria" dalam pidatonya di [[Mansion House, London]], pada November 1940.{{sfn|Beller|2006|pp=245}}{{sfn|Keyserlingk|1990|p=19}} Pada Desember 1941, setelah Amerika Serikat dan [[Uni Soviet]] bergabung dengan Sekutu, pengembalian kedaulatan Austria menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai setelah perang. Churchill juga mengatakan pada Februari 1942 bahwa Austria adalah "[[Austria — korban pertama Nazi|korban pertama agresi Nazi]]".{{sfn|Beller|2006|pp=245}}
Baris 200 ⟶ 202:
 
Paragraf terakhir dimaksudkan untuk memicu perlawanan di Austria. Awalnya, Britania Raya mengusulkan agar paragraf terakhir ini menggunakan kata "bangsa Austria", tetapi Uni Soviet bersikeras agar istilah "Austria" yang dipakai supaya bisa menjadi landasan hukum untuk meminta pertanggungjawaban negara Austria suatu saat nanti.{{sfn|Beller|2006|pp=245-246}}
[[Berkas:Karl Renner 1905.jpg|jmpl|kanan|Karl Renner, mantan Kanselir Demokrat Sosial Austria yang awalnya mendukung ''Anschluss'', menjadi kepala pemerintahan sementara Austria pada 27 April 1945]]
 
Pada musim semi tahun 1945, Jerman Nazi telah mengalami kekalahan. Hitler bunuh diri di [[Führerbunker|bunkernya di Berlin]] pada 30 April 1945, dan penggantinya, Laksamana [[Karl Donitz]], menandatangani penyerahan tanpa syarat Jerman pada 7 Mei 1945.{{sfn|Beller|2006|pp=244}} Kota Wina sendiri [[penyerangan Wina|jatuh ke tangan]] Uni Soviet pada 13 April 1945,{{sfn|Beller|2006|pp=244}} dan wilayah Austria dan Kota Wina dibagi menjadi empat zona pendudukan oleh Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, dan Prancis.{{sfn|Beller|2006|pp=249}} Pemerintahan sementara Austria dibentuk di bawah kepemimpinan Karl Renner yang dahulu sempat mendukung ''Anschluss''.{{sfn|Beller|2006|pp=247}} Pemerintahan sementara ini mengeluarkan Proklamasi Republik Austria Kedua pada 27 April 1945. Menurut Pasal 2 Proklamasi, "''Anschluss'' yang dipaksakan terhadap bangsa Austria pada tahun 1938 batal demi hukum." Pasal 4 juga menjabarkan bahwa "Dari tanggal pengumuman Proklamasi Kemerdekaan ini, semua sumpah militer, kepegawaian, atau pribadi yang pernah dinyatakan oleh orang Austria terhadap Reich Jerman dianggap batal demi hukum."{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=89}} Namun, Renner tetap mempertahankan dukungan yang pernah ia berikan kepada ''Anschluss''. Ia bahkan mengatakan "bagi kami tidak ada yang tersisa selain melepaskan gagasan ''Anschluss'', [walaupun] bagi banyak orang itu mungkin sulit."{{sfn|Bukey|2000|p=227}}
 
Wilayah Austria diduduki oleh Sekutu hingga ditandatanganinya [[Perjanjian Negara Austria]] pada 15 Mei 1955 di [[Belvedere, Wina|Istana Belvedere]], Wina.{{sfn|Beller|2006|pp=261}} Perjanjian ini mengembalikan Austria sebagai sebuah negara yang merdeka, demokratis, dan berdaulat, dengan batas wilayah yang sama seperti pada tanggal 1 Januari 1938.{{sfn|Kunz|1955|p=536}} Pasal 4 Perjanjian Negara Austria juga mengandung pelarangan ''Anschluss'' dengan Jerman.{{sfn|Kunz|1955|p=537}} Walaupun Deklarasi Moskwa awalnya menyebut soal tanggung jawab Austria, pasal mengenai hal ini pada akhirnya dihapus dari rancangan perjanjian.{{sfn|Beller|2006|pp=261}} Tiga bulan sesudah perjanjian ini ditandatangani, semua pasukan Sekutu sudah meninggalkan Austria. Kemudian, pada 26 Oktober 1955, [[Parlemen Austria]] mengeluarkan [[Deklarasi Kenetralan]] (''Neutralitätserklärung'') yang menyatakan bahwa Austria akan selalu menjadi negara yang netral.{{sfn|Beller|2006|pp=260}}
 
== Dampak terhadap identitas Austria dan mitos "korban pertama Nazi" ==
Baris 210 ⟶ 212:
Setelah Austria dilepaskan dari kendali Jerman, berkembang narasi di Austria bahwa Austria merupakan "korban pertama agresi Nazi". Pemerintah Austria menyebarluaskan mitos ini dengan menerbitkan ''[[Buku Merah-Putih-Merah]]'' (''Rot-Weiß-Rot-Buch'') pada tahun 1946.{{sfn|Bischof|2004|p=19}} Buku ini merupakan koleksi dokumen yang dimaksudkan untuk meyakinkan Sekutu bahwa orang Austria memusuhi rezim Jerman Nazi. Narasi yang dikembangkan buku ini adalah bahwa Jerman telah menjajah wilayah Austria, dan bahwa rakyat Austria telah mengobarkan perlawanan besar-besaran.{{sfn|Bukey|2000|p=26}} Namun, upaya untuk menerbitkan volume kedua tidak berhasil; walaupun sudah mencari ke seluruh negeri, [[Kementerian Luar Negeri Austria]] tidak dapat menemukan cukup bahan untuk membuktikan bahwa Austria telah melakukan perlawanan besar-besaran.{{sfn|Bischof|2004|p=19}}
 
Republik Austria Kedua sendiri didasarkan pada mitos pendirian bahwa Austria telah "dibebaskan" pada tahun 1945, sementara periode tahun 1945 hingga 1955 dianggap sebagai "periode pendudukan", dan 1955 adalah tahun ketika Austria menjadi "bebasmerdeka". Menurut sejarawan [[Steven Beller]], "Sekutu-Sekutu Barat bisa diyakinkan atas kebenaran mitos ini, karena merekalah yang menciptakannya, untuk membujuk orang Austria agar menjauhi Jerman dan mendapatkan dukungan mereka dalam [[Perang Dingin]] yang tengah berkembang." Mitos ini juga bermanfaat bagi Austria; selain membantu Austria menghindari tanggung jawabnya sebagai pendukung Nazi, mitos "korban pertama Nazi" juga merupakan sebuah ''Lebenslüge'' (kebohongan hidup), yaitu kebohongan yang vitalgenting bagi jati diri negara Austria.{{sfn|Beller|2006|pp=250}} Menurut sejarawan Ernst Bruchmüller, "peran korban (''Opferrolle'') menjadi suatu prasyarat untuk pembentukan identitas nasional kontemporer."{{sfn|Bruchmüller|1998|p=89}}
 
[[Berkas:Kurt Waldheim UN.jpg|jmpl|kiri|[[Kurt Waldheim]], mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mencalonkan diri sebagai Presiden Austria pada tahun 1986. Kemunculan informasi mengenai keterlibatannya dalam Angkatan Bersenjata Jerman Nazi memicu skandal internasional yang memaksa Austria untuk mempertimbangkan ulang mitos "korban pertama Nazi"]]
Mitos Austria sebagai "korban pertama Nazi" masih tetap populer hingga tahun 1980-an, ketika Austria dipaksa untuk menghadapi masa lalunya.{{sfn|Bischof|2004|p=21-22}} Peristiwa yang benar-benar mendorong Austria untuk mempertimbangkan ulang masa lalunya (yang dikenal dengan sebutan ''[[Vergangenheitsbewältigung]]'') adalah skandal [[Kurt Waldheim]] pada tahun 1986.{{sfn|Bischof|2004|p=22-23}} Ketika mantan [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]] ini menjadi calon [[Presiden Austria]], muncul informasi bahwa ia pernah menjadi ''[[aide-de-camp]]'' (pembantu pribadi) Jenderal [[Alexander Löhr]] di [[Wehrmacht]]; Löhr sendiri telah dieksekusi sebagai seorang [[penjahat perang]].{{sfn|Beller|2006|pp=287}} Waldheim membela diri dan mengatakan bahwa "Apa yang akusaya lakukan selama perang tidak lebih dari yang dilakukan ratusan ribu orang Austria lainnya, yaitu memenuhi kewajibankukewajiban saya sebagai tentara."{{sfn|Beller|2006|pp=7}} Pada akhirnya Waldheim [[pemilihan umum Presiden Austria 1986|terpilih sebagai presiden]], tetapi negara-negara Barat menolak pertemuan dengan Waldheim, dan pada masa kepresidennya, ia hanya pernah mengunjungi [[Vatikan]], [[Siprus]], dan beberapa negara Arab.{{sfn|Beller|2006|pp=290-291}}
 
[[Skandal Waldheim]] menimbulkan keraguan terhadap narasi "korban pertama Nazi", mengingat Austria saat itu seharusnya "ditaklukan" oleh Jerman Nazi, tetapi Waldheim "memenuhi kewajibannya" bukan kepada Austria, tetapi kepada Jerman Nazi. Kewajiban hanya dapat "dipenuhi" kepada pemegang wewenang yang sah.{{sfn|Beller|2006|pp=7-8}} Pemerintah Austria akhirnya tidak lagi menganut mitos ini pada tahun 1990-an. Pemerintah Austria tidak lagi menampik keterlibatan Austria dalam kejahatan Nazi, dan keterlibatan ini turut diajarkan di sekolah.{{sfn|Bischof|2004|p=26}} Selain itu, pemerintah Austria bersedia memberikan ganti rugi kepada korban-korban periode Nazi, termasuk orang Yahudi dan ''[[Ostarbeiter]]'' (pekerja budak dari Eropa Tengah dan Timur).{{sfn|Karn|2015|pp=100–101}} Hasil penelitian [[Komisi Sejarah Austria]] (''Österreichische Historikerkommission'') yang dibentuk oleh pemerintah Austria pada November 1998{{sfn|Karn|2015|p=90}} juga berujung pada temuan bahwa "aryanisasi" ekonomi yang dilaksanakan di Austria pada periode Nazi terkait dengan Holocaust.{{sfn|Karn|2015|p=94}}
Baris 267 ⟶ 269:
== Pranala luar ==
{{Commons category|Anschluss of Austria 1938}}
* [https://www.youtube.com/watch?v=kXhmDnjn5Ms Video liputan peristiwa ''Anschluss'']
* [http://www.thirdreichruins.com/vienna.htm Foto-foto Adolf Hitler di Wina]
* [http://xroads.virginia.edu/~MA04/wood/mot/html/austria.htm Liputan ''Anschluss'' oleh majalah ''Time'']
* [https://web.archive.org/web/20150411074848/http://maps.omniatlas.com/europe/19380313/ Peta Eropa pada saat ''Anschluss'']
* [https://web.archive.org/web/20060421052556/http://www.historikerkommission.gv.at/ Situs resmi Komisi Sejarah Austria]
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Sejarah Austria]]