Ploso, Punung, Pacitan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Bot: Merapikan artikel
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
}}
 
'''Ploso''' adalah sebuah [[desa]] di [[Punung, Pacitan|Kecamatan Punung]], [[Kabupaten Pacitan]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]sedikit informasi saja ploso adalah sebuah desa di utara punung yang merupakan salah satu perbatasan dengan jawa tengah (Wonogiri) . Pada sekitar abad-16 masa megah dan jayanya Mangkunegaran, Desa Ploso yang saat itu masih hutan dan keramat, tetapi sudah dikenal oleh para bangsawan dari Mangkunegaran.
 
Pada saat itu ada seorang bangsawan dari Mangkunegaran yang mencari tempat keramat untuk menguji mental (bertapa) di Gunung Gede yang terletak di perbatasan Ploso – Jawa Tengah. Bangsawan tersebut bernama KENDIL WESI.
Baris 22:
Setelah Demang KARTOJO wafat, diganti oleh Demang ATMOREJO yang memimpin pada tahun 1802 – 1957 (Demang III) . Pada saat kepemimpinan Demang ATMOREJO, mengingat penduduknya yang semakin banyak, maka pada saat itu mulai terjadi pemekaran wilayah atau pedukuhan. Yang semula 1(satu) dukuh menjadi 6 (enam) dukuh. Yaitu: Ploso, Mrayun, Kepuh, Pundung, Bubakan, dan Sulang.
 
Setelah Demang ATMOREJO wafat, digantikan oleh Demang KARTODIKROMO yang memimpin pada tahun 1858 – 1913 (Demang IV). Terkait perkembangan penduduk semakin banyak, maka pada masa kepemimpinan Demang KARTODIKROMO mengalami pemekaran pedukuhan. Yang semula 6 (enam) dukuh menjadi 12 (dua belas) dukuh. Yaitu :
 
DUSUN" di PLOSO
Baris 39:
 
{{Punung, Pacitan}}
{{Authority control}}
{{kelurahan-stub}}
 
 
{{kelurahanKelurahan-stub}}