Prayungan, Sumberejo, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k seha
Tag: VisualEditor karakter berulang [ * ]
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Prayungan''' merupakan salah satu [[desa]] yang ada di [[kecamatan]] [[Sumberejo, Bojonegoro|Sumberejo]], [[kabupaten]] [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]], [[daftar provinsi Indonesia|provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
<b>SEJARAH DESA PRAYUNGAN</b></div>
 
<div style="text-align: center;">
Desa ini kira-kira memiliki jumlah penduduk sebesar 2900 jiwa dan penduduknya sebagian besar bermata pencaharian petani. Sejarah Singkat Desa Prayungan:
<br></div>
 
<div style="text-align: center;">
Terjadinya Desa Prayungan, hampir bersamaan dengan jaman kerajaan majapahit, Jalan ceritanya adalah sebagaimana berikut :
<b><img alt="https://4.bp.blogspot.com/-AHJzcdmrHeg/WHm7c7Yc-dI/AAAAAAAABNs/d4zRyxlmQuUNgXY3HS3NCb-fPtJrDrtxQCLcB/s1600/text-cerita-sejarah.jpg" src="https://4.bp.blogspot.com/-AHJzcdmrHeg/WHm7c7Yc-dI/AAAAAAAABNs/d4zRyxlmQuUNgXY3HS3NCb-fPtJrDrtxQCLcB/s1600/text-cerita-sejarah.jpg"> </b></div>
 
<div style="text-align: center;">
Kyai Tjok Brosot begitulah orang tua terdahulu di Desa Menyebutkan, hidup dengan seorang istri bernama Nyai Tani. Kehidupan keluarga ini bahagia dan sejahtera, disamping saling mengasihi mereka pun rajin bertani, mereka memiliki seorang pembantu yang sangat sakti dan bijaksana bernama Sungging Purbongkoro.
<br></div>
 
<div style="text-align: justify;">
Menurut Dongeng Sesepuh Desa, bahwa rumah Kyai Tjok Brosot terletak di suatu tempat yang dinamakan Desa Juma, Pendoponya (tempat untuk menerima tamu) di dayohan (prayungan), dapurnya di mejuwet, sawahnya di Desa Pratun yang di sebut sawah lembak. Istri Tjok Brosot (Nyai Tani) terkenal dengan kecantikannya, sehingga banyak orang-orang yang ingin merebutnya dari Tjok Brosot.
<br></div>
 
<div style="text-align: justify;">
Pada suatu hari datanglah seorang tamu/dayoh, yaitu Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu. Kedatangnya bermaksud untuk mengadu kesaktiannya dengan Tjok Brosot, disamping itu tamu tersebut juga ingin merebut Nyai Tani dari tangan Tjok Brosot. Kyai Tjok Brosot sangat termashur dengan kesaktiannya baik dalam ilmu bela diri maupun ilmu pertanian.
&nbsp;&nbsp; Terjadinya Desa Prayungan, hampir bersamaan dengan jaman mojopahit, Jalan ceritanya adalah sebagaimana berikut :</div>
 
<div style="text-align: justify;">
Dalam hikayatnya diceritakan kesaktian Kyai Tjok Brosot di bidang pertanian adalah setiap beliau menanam padi pasti hasilnya melimpah ruah dan ulen padinya panjangnya satu lengan lebih, sehingga tiada yang mampu menyaingi hasil panen dari Kyai Tjok Brosot. Mengetahui demikian Putro Kyai Sendang pun tidak kehilangan akal, dia menantang Kyai Tjok Brosot adu kesaktian dengannya, barang siapa yang mampu menanam padi meskipun tumbuhan padinya pendek tetapi hasilnya melimpah dan ulen padinya panjang, Kyai Tjok Brosot menganggap itu hal yang mudah dan menyanggupinya, beliau berkata : (''Tak ladeni apa sing dadi kekarepanmu lan menawa aku kalah Nyai Tani dak pasrahke Sliramu, ananging yen ora gelem karo sliramu Nyai Tani ojo dipekso'') Maka dimulailah pertandingan menanam padi tersebut.
<br></div>
 
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa bulan menunggu tanaman Padi yang tumbuh ternyata yang menang adalah Putro Kyai Sendang Drajat, dan dengan berat hati Kyai Tjok Brosot pun menepati janjinya untuk menyerahkan Nyai Tani ke tangan Putro Kyai Sendang Drajat. Akan tetapi Nyai Tani tidak bersedia dibawa oleh Putro Kyai Sendang Drajat, sehingga diapun dipaksa akan dibawa pergi. Mendengar hal tersebut Kyai Tjok Brosot pun marah dan mengadu kesaktian bela dirinya dengan Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu, Perang pun berlangsung dengan sengit dan lama secara Uyang uyungan, dan tempat berlangsungnya perang tersebut ahkirnya diberi nama Prayungan sampai sekarang ini.
&nbsp;&nbsp; Kyai Tjok Brosot begitulah orang tua terdahulu di Desa Menyebutkan, hidup dengan seorang istri bernama Kyai Tani. Kehidupan keluarga ini bahagia dan sejahtera, disamping saling mengasihi mereka pun rajin bertani, mereka memiliki seorang pembantu yang sangat sakti dan bijaksana bernama Sungging Purbongkoro.</div>
 
<div style="text-align: justify;">
Jadi Asal-Usul Nama Prayungan berasal dari nama “Perang Uyang-Uyungan”.
<br></div>
 
<div style="text-align: center;">
== Pranala luar ==
<br></div>
* [http://www.wilayahindonesia.com/kelurahan/kode-wilayah-desa-prayungan-kecamatan-sumberejo-kabupaten-bojonegoro-propinsi-jawa-timur Wilayahindonesia.com]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
<div style="text-align: justify;">
 
<br></div>
{{Sumberejo, Bojonegoro}}
<div style="text-align: justify;">
{{Authority control}}
&nbsp;&nbsp; Menurut Dongeng Sesepuh Desa, bahwa rumahnya terletak di suatu tempat yang dinamakan Desa Juma, Pendoponya (tempat untuk menerima tamu) di dayohan (prayungan), dapurnya di mejuwet, sawahnya di Desa Pratun yang di sebut sawah lembak. Istri Tjok Brosot (Kyai Tani) terkenal dengan kecantikannya, sehingga banyak orang-orang yang ingin merebutnya dari Tjok Brosot.&nbsp;</div>
 
<div style="text-align: justify;">
 
<br></div>
{{desa-stub}}
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pada suatu hari datanglah seorang tamu/dayoh, yaitu Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu. Kedatangnya bermaksud untuk mengadu kesaktiannya dengan Tjok Brosot, disamping itu tamu tersebut juga ingin merebut Kyai Tani dari tangan Tjok Brosot. Kyai Tjok Brosot sanat termashur dengan kesaktiannya baik dalam ilmu bela diri maupun ilmu pertanian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dalam hikayatnya diceritakan kesaktian Kyai Tjok Brosot di bidang pertanian adalah setiap beliau menanam padi pasti hasilnya melimpah ruah dan ulen padinya, panjang tanamannya hampir setengah depa lebih, sehingga tiada yang mampu menyaingi hasil panen dari Kyai Tjok Brosot. Mengetahui demikian Putro Kyai Sendang pun tidak kehilangan akal, dia menantang Kyai Tjok Brosot dengan barang siapa yang mampu menanam padi meskipun tumbuhan padinya pendek tetapi hasilnya melimpah dan ulen, Kyai Tjok Brosot menganggap itu hal yang mudah dan menyanggupinya, beliau berkata : ( Tak ladeni apa sing dadi kekarepanmu lan menawa aku kalah Nyai Tani dak pasrahke Sliramu, anangin yen ora gelem karo sliramu Nyai Tani ojo dipekso) Maka dimulailah pertandingan menanam padi tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Setelah beberapa bulan menunggu tanaman Padi yang tumbuh ternyata yang menang adalah Putro Kyai Sendang Drajat, dan dengan berat hati Kyai Tjok Brosot pun menepati janjinya untuk menyerahkan Nyai Tani ke tangan Putro Kyai Sendang Drajat. Akan tetapi Nyai tani tidak bersedia dibawa oleh Putro Kyai Sendang Drajat, sehingga diapun dipaksa akan dibawa pergi, mendengar hal tersebut Kyai Tjok Brosot pun marah dan mengadu kesaktian bela dirinya dengan Putro Kyai Sendang Drajat Sedayu, Perang pun berlangsung dengan sengit dan lama secara Uyang uyungan, dan tempat berlangsungnya perang tersebut ahkirnya diberi nama Prayungan sampai sekarang ini. Jadi Asal-Usul Nama Prayungan berasal dari nama<b> "Perang Uyang-Uyungan".</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<b>"Terbentuknya Desa Prayungan" </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </b>Sejarah terbentuknya Desa Prayungan tidak dibukukan akan tetapi disini dapat diketengahkan bahwa sebelum tahun 1898 sudah terdapat kepala desa hasil tunjukan dari Kanjeng Bupati Bojonegoro yang namanya masih belum bisa diketahui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Untuk lebih jelasnya berikut adalah nama-nama Kepala Desa Prayungan yang pernah menjabat sampai sekarang ini :&nbsp;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Mbah Lurah Upas (ditunjuk oleh Kanjeng Bupati Bojonegero)&nbsp; (Tahun 18…. – 1898)</b></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s1600/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-ms2SXKZ1sVY/XR1gjNEv5mI/AAAAAAAAAs0/gj8CUMcMlsUJDblT71swEdiPvZFNy08FgCEwYBhgL/s320/lurah%2B1%2BMbah%2BKanjeng%2BUpas.jpg" width="226" height="320" border="0"></a>&nbsp;</div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: left;">
2. Prawiroredjo Kasidin (Tahun 1898 – 1923)</div>
<div class="entry-content mh-clearfix">
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-031QKcOMqr4/XR1glFMUSJI/AAAAAAAAAs8/3XkMvqdISdMYMu0fjVZll4bzYZUQxiF0QCEwYBhgL/s320/Lurah%2B2%2BPrawiroredjo%2BKasidin.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br></div>
<br><div style="text-align: center;">
<br></div>
3. Kasbi (1923 – 1965)<br>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-E9TCxPAO7rg/XR1r-0nX12I/AAAAAAAAAtg/dhnZmSLmIKw3CT6q8ach4OKkdm1IT9JEACLcBGAs/s1600/lurah%2B3%2BMbah%2BKASBI.jpg"><img data-original-height="1600" data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-E9TCxPAO7rg/XR1r-0nX12I/AAAAAAAAAtg/dhnZmSLmIKw3CT6q8ach4OKkdm1IT9JEACLcBGAs/s320/lurah%2B3%2BMbah%2BKASBI.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
4. S. Sungkono (1965 – 1967)<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-231EtCp7cAQ/XR1gmm2mJDI/AAAAAAAAAtA/x7pYi7S6uRo86WOfsaT0WocFGJPBbU-HwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B4%2BSoengkono.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
5. H. M. Roesman (1968 – 1989)<br>
<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-I6mdOl7HGQc/XR1g0nVqbFI/AAAAAAAAAtE/M5KL0XptssQPsKyUirUU-9S7axYvv6DJwCEwYBhgL/s320/Lurah%2B5%2BRoesman.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
6. Supranti, MS (1990 – 2003)<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s1600/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img data-blogger-escaped-data-original-height="1600" data-blogger-escaped-data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-9wMXQgi7qak/XR1hcSoD8GI/AAAAAAAAAtI/OQjFZNK_nOMjWvvZThl44iv2PVsS2LhmQCEwYBhgL/s320/Lurah%2B6%2BBu%2BPranti.jpg" width="226" height="320" border="0"></a></div>
7. Drs. H. Imam Rofi’i (2004 – sekarang)<br>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ocf_E5xEkkU/XR1xHxu41DI/AAAAAAAAAt4/r71ITchsb1I_yiORrfBYMIPc0f_DJvNyACLcBGAs/s1600/Lurah%2B7%2BBapak%2BRofi%2527i.jpg"><img class="alignleft" data-original-height="1600" data-original-width="1132" src="https://1.bp.blogspot.com/-ocf_E5xEkkU/XR1xHxu41DI/AAAAAAAAAt4/r71ITchsb1I_yiORrfBYMIPc0f_DJvNyACLcBGAs/s320/Lurah%2B7%2BBapak%2BRofi%2527i.jpg" width="226" height="320" border="0">&nbsp;</a></div>
<div style="text-align: center;">
&nbsp;Images By : Admin Website Desa </div>