Seliling, Alian, Kebumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
per BPA : ejaan : samudra meledakkan di atas | t=3'102 su=487 in=502 at=487 -- only 383 edits left of totally 871 possible edits | edr=000-0010(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0010
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|kepadatan =-
}}
'''Seliling''' adalah sebuah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Alian, Kebumen|Alian]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Desa Seliling berjarak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan [[Kabupaten Kebumen]], dan 7 km dari [[kecamatan]] [[Alian, Kebumen|Alian]]. Luas wilayah Desa Seliling adalah 2,41  km². Jumlah penduduk Desa Seliling adalah 5.887 Jiwa dengan rincian 2.895 Laki-laki dan 2.992 Perempuan. Desa Seliling memiliki 4 [[Pedukuhan]]/[[Dusun]], 10 [[Rukun Warga]], dan 21 [[Rukun Tetangga]].
 
== Batas-batas Wilayah ==
Baris 219:
 
1. '''Batik Seliling'''
: Batik Seliling merupakan salah satu koleksi batik khas [[Kabupaten Kebumen]]. Sentra pembuatan Batik Seliling berada di Dukuh Beji. Di tempat tersebut mempunyai jenis batik kontemporer dan klasik. Motif batiknya antara lain Kembang Kantilan dengan latar kancingan, Jagatan Kebumen, Bang-bangan, Sirkit, Gringsing, Burung lawet dan lainnya. Sama seperti batik Kebumen pada umumnya, Batik Seliling merupakan bawaan model dari kerajaan di Solo dan Yogyakarta. Umumnya pembatik sejak dahulu memang hanya membatik secara tradisional dan umumnya untuk jarit atau sinjang sebagai busana pelengkap kebaya.<ref>{{Cite web news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/17/ked15.htm |title=Batik Kebumen: Pembeli Asing Mulai Pesan, Modal Cupet |access-date=2016-09-29 |archive-date=2016-10-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161002114709/http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/17/ked15.htm |dead-url=yes |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref>
 
2. '''Wisata Alam Kedungdawa'''
: Wisata ini berada di Dusun Dukuh. Objek Wisata Alam Kedungdawa ini sempat populer pada era 1990-an kemudian redup puluhan tahun hingga pada awal 2015 mulai dikunjungi wisatawan kembali.<ref>[{{Cite web |url=http://www.beritakebumen.info/2015/05/kedungdawa-diserbu-wisatawan.html |title=Kedungdawa Diserbu Wisatawan] |access-date=2016-09-29 |archive-date=2016-10-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161001193027/http://www.beritakebumen.info/2015/05/kedungdawa-diserbu-wisatawan.html |dead-url=yes }}</ref> Wisata Alam Kedungdawa merupakan [[sungai]] kecil di tengah hutan dan di lereng [[bukit]] yang memilki keunikan tersendiri. Ya, Selain karena masih begitu alami dan di kelilingi hutan, terdapat keunikan akan adanya lubang-lubang bebatuan. Dimana setiap lubang [[batu]] memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Kedalaman di setiap lubang batu tersebut ada yang mencapai kedalaman 3 meter. Bahkan dahulunya ada sebuah lubang batu dengan kedalaman hingga 5 meter lebih, itupun karena lubang-lubang batu tersebut sudah tertimbun bebatuan dan sedimentasi. Wisata Alam Kedungdawa memiliki banyak [[air terjun]] atau curug ‘mini’ yang menghiasi sepanjang sungai. [[Air terjun]] yang tidak terlalu tinggi itu mengucur deras jika musim penghujan tiba dan akan kering jika musim [[kemarau]]. Salah satu air terjun memiliki empat undakan dengan tinggi sekira 10 meter.<ref>[https://lintaskebumen.wordpress.com/2015/02/05/kedungdawa-sungai-unik-di-kaki-bukit-pagergeong/ Kedungdawa, Sungai Unik di Kaki Bukit Pagergeong]</ref>
 
== Pranala luar ==
Baris 234:
{{Alian, Kebumen}}
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}