Sendaur, Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 5 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 4281103 oleh Wagino 20100516
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Sejarah: Bot: Merapikan artikel
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Kepulauan Meranti
|kecamatan =Rangsang BaratPesisir
|kode pos =28755
|Dasar Hukum = Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 07 Tahun 2004
|luas =... km<sup>2</sup>
|pendudukluas =... jiwa13700 km²
|kepadatanpenduduk =... 1213 jiwa/km<sup>2</sup>
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Sendaur''' merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan [[Rangsang BaratPesisir, Kepulauan Meranti|Rangsang BaratPesisir]], Kabupaten [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], provinsi [[Riau]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah ==
'''Sendaur''' merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan [[Rangsang Barat, Kepulauan Meranti|Rangsang Barat]], Kabupaten [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], provinsi [[Riau]], [[Indonesia]].
Asal muasal kata Sendaur menurut bahasa melayu berasal dari kata sendawe yang berarti kenyang, sendaur bisa juga berasal kata sendau yang berarti air yang banyak. Sedangkan menurut istilah sendaur berarti daerah subur yang memiliki simpanan air yang banyak, ini karena masih adanya hutan dan derasnya aliran air yang berasal dari hulu sungai Sendau. Dahulu kala, Desa Sendaur masih berupa hutan lebat, dari tebing sungai Sendau sampai ketebing sungai Melai tumbuh pepohonan seperti nibung, kayu berbagai jenis dan pohon-pohon rumbia. Sekitar akhir tahun 1920an datanglah Kakek Ulik (Haji Imaran) dan kawan-kawannya dari Malaysia. Mereka datang karena di Malaysia dalam kondisi tidak aman. Oleh sebab itulah mereka datang ke daerah yang di kenal dengan nama Hulu Mudik Sungai Sendau untuk membuat perkampungan, persawahan dan perkebunan kelapa. Mereka mendapatkan izin dari Penghulu Selatpanjang dan atas restu Sultan Siak Sri Inderapura. Dengan kawasan dari tebing sungai Sendau sampai ke tebing sungai Melai. Awalnya dari beberapa keluarga, kampong ini akhirnya menjadi ramai di datangi para pengungsi perang dari Malaysia. Saat itu, kampong ini masih bernama Hulu Mudik Sungai Sendau. Selanjutnya, karena dalam pembukaan lahan banyak di jumpai pohon-pohon nibung, maka atas kesepakatan bersama kampong Hulu Mudik Sungai Sendau di rubah namanya menjadi Kampong Parit Nibung.
 
{{Rangsang BaratPesisir, Kepulauan Meranti}}
 
{{Authority control}}
{{desa-stub}}
 
 
{{desaDesa-stub}}